Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SURVEY

DINAMIKA DAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Oleh:

Indah Oktaviani
521417002

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
STABILITAS GARDU DISTRIBUSI

1.1 Tujuan Praktikum


• Memahami konsep dan mampu melakukan pengukuran tegangan.
• Mengetahui stabilitas tegangan pada gardu distribusi .
• Memahami persentasi pembebanan pada gardu distribusi pada luar
waktu beban puncak dan pada waktu beban puncak.

1.2 Peralatan yang diperlukan


• Alat pengukur tegangan (Multimeter)
• Alat tulis

1.3 Dasar Teori


Gardu distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan menengah
dari jaringan listrik PLN menjadi tegangan rendah yang kemudian
mendistribusikan tenaga listrik tersebut ke tempat yang telah ditentukan.
Jaringan tegangan menengah dari jala-jala PLN masuk kedalam ruang kubikel
yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan menengah kedalam trafo. Trafo
ynag digunakan pada sistem ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
tegangan menengah menjadi tegangan rendah. Keluaran dari trafo kemudian
diteruskan oleh MCB untuk mendistribusikan tegangan rendah ke setiap
rumah.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar
dengan tegangan dari 11 KV sampai 24 KV dinaikan tegangannya oleh gardu
induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV, 154 KV, 20KV
atau 500 KV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan
menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada
saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding
dengn kuadrat arus yang mengalir. Dengan daya yang sama tegangannya
diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya
juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi
20KV dengan transformator penurun teganganpada gardu induk distribusi,
kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer.
Sistem distribusi merupakan sistem dalam tenaga listrik yang
mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai
energi listrik, terutama konsumen listrik tegangan rendah. Kebutuhan
masyarakat akan energi listrik semakin meningkat dari tahun ketahun, seiring
meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, akan mengarah pada
pembangunan pemukiman, pembangunan pusat-pusat perdagangan dan
pembangunan industri sehingga tingkat perekonomian masyarakat akan
mengalami perubahan, dengan demikian akan mempengaruhi penyediaan
energi listrik yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara. Secara umum,
konsumen mengharapkan sistem penyaluran tenaga listrik adalah kualitas
tegangan yang stabil.
Meskipun kontinuitas suplai energi listrik terjamin, namun belum
tentu dapat mempertahankan tegangan agar tetap stabil. Gardu distribusi
merupakan sarana penyaluran tenaga listrik dari PLN ke pelanggan. Dengan
tegangan primer 20KV lalu diubah oleh trafo menjadi tegangan sekunder
220V (fasa-netral). Pelanggan yang menggunakan tegangan 220 V adalah
pelanggan TR, seperti beban rumah tangga. Slah satu permasalahan yang
dihadapi pada distribusi tenaga listrik jaringan tegangan rendah adalah drop
tegangan. Drop tegangan merupakan selisih tegangan pada sisi kirim dengan
tegangan pada sisi terima. Menurut SPLN 1:1995, toleransi tegangan ujung
Saluran Pelayanan (SP) adalah +5%,-10%.

1.4 Langkah Percobaan


1. siapkan alat pengukur tegangan atau multimeter
2. ukur tegangan pada R-netral, S-netral, T- netral
3. cukur tegangan pada RS, RT, ST
4. catat hasil tegangan yang diukur
5. carilah rumah terakhir yang dialiri listrik dari gardu distribusi, dan ukurlah
tegangannya
6. lakuakan lah percobaan diatas pada saat pagi hari dan pada malam hari
saat beban puncak.
1.5 Hasil Percobaan

Nama garduk : GTK 155


Alamat : jl. Makam Nani Wartabone, Desa Boludawa, Kec.
Suwawa, Kab. Bone Bolango
Rumah yang dialiri : kurang lebih 125 rumah

1. Data luar waktu beban puncak


Data hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul
14.00 WITA yaitu:
Tegangan Pengirim (VS)
Rata-Rata
RN SN TN
234,8 V 234 V 232 V 233,6 V

Tegangan ujung penerimaan (Vr) = 229,1 V


Jadi,
• Drop tegangan pada fasa R dengan V = 234,8 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234,8−229,1
= x 100%
229,1

= 2,49 %
• Drop tegangan pada fasa S dengan V = 234 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234−229,1
= x 100%
225

= 2,13 %
• Drop tegangan pada fasa T dengan V = 232 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
232−229,1
= x 100%
229,1

= 1,26%

Analisis :
Hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul 14.00 WITA
yaitu tegangan pengirim (Vs) RN = 234,8 V, SN = 234 V, dan TN = 232 V.Pada saat
dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari gardu
distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 229, 1 V. maka persentasi
drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak pada fasa R adalah
2,49 %, pada fasa S = 2,13 %, dan pada fasa T = 1,26 %.

2. Data waktu beban puncak


Data hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul
19.00 WITA yaitu:
Tegangan Pengirim (VS)
RN SN TN
234,8 V 234 V 232 V

Tegangan ujung penerimaan (Vr) = 225 V


Jadi,
• Drop tegangan pada fasa R dengan V = 234,8 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234,8−225
= x 100%
225

= 4,35 %
• Drop tegangan pada fasa S dengan V = 234 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234−225
= x 100%
225

=4%
• Drop tegangan pada fasa T dengan V = 232 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
232−225
= x 100%
225

= 3,11 %

Analisis :
Hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul 14.00 WITA
yaitu tegangan pengirim (Vs) RN = 234,8 V, SN = 234 V, dan TN = 232 V.Pada saat
dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari gardu
distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 225 V. maka persentasi
drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak pada fasa R adalah
4,35 %, pada fasa S adalah 4 %, dan pada fasa T adalah 3,11 %.

1.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Persentasi drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak
pada fasa R adalah 2,49 %, pada fasa S = 2,13 %, dan pada fasa T = 1,26%
dan persentasi drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban
puncak pada fasa R adalah 4,35 %, pada fasa S adalah 4 %, dan pada fasa
T adalah 3,11 %.
2. Drop tegangan pada fase R, S, dan T tersebut masih sesuai dengan
ketentuan yang diperbolehkana. Variasi tegangan yang diperbolehkan
yaitu +5% dan minimum -10% terhadap tegangan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai