Oleh:
Indah Oktaviani
521417002
= 2,49 %
• Drop tegangan pada fasa S dengan V = 234 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234−229,1
= x 100%
225
= 2,13 %
• Drop tegangan pada fasa T dengan V = 232 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
232−229,1
= x 100%
229,1
= 1,26%
Analisis :
Hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul 14.00 WITA
yaitu tegangan pengirim (Vs) RN = 234,8 V, SN = 234 V, dan TN = 232 V.Pada saat
dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari gardu
distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 229, 1 V. maka persentasi
drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak pada fasa R adalah
2,49 %, pada fasa S = 2,13 %, dan pada fasa T = 1,26 %.
= 4,35 %
• Drop tegangan pada fasa S dengan V = 234 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
234−225
= x 100%
225
=4%
• Drop tegangan pada fasa T dengan V = 232 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
232−225
= x 100%
225
= 3,11 %
Analisis :
Hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul 14.00 WITA
yaitu tegangan pengirim (Vs) RN = 234,8 V, SN = 234 V, dan TN = 232 V.Pada saat
dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari gardu
distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 225 V. maka persentasi
drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak pada fasa R adalah
4,35 %, pada fasa S adalah 4 %, dan pada fasa T adalah 3,11 %.
1.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Persentasi drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban puncak
pada fasa R adalah 2,49 %, pada fasa S = 2,13 %, dan pada fasa T = 1,26%
dan persentasi drop tegangan gardu GTK 155 pada luar waktu beban
puncak pada fasa R adalah 4,35 %, pada fasa S adalah 4 %, dan pada fasa
T adalah 3,11 %.
2. Drop tegangan pada fase R, S, dan T tersebut masih sesuai dengan
ketentuan yang diperbolehkana. Variasi tegangan yang diperbolehkan
yaitu +5% dan minimum -10% terhadap tegangan.
LAMPIRAN