Oleh:
Nasrun Ishak
521417004
Jadi,
Drop tegangan pada fasa R dengan V = 231,3 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
231,3−22 5 , 4
= x 100%
22 5 , 4
= 2,41%
Drop tegangan pada fasa S dengan V = 241,3 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
2 4 1,3−22 5 , 4
= x 100%
225 , 4
= 7,05 %
Drop tegangan pada fasa T dengan V = 235,3 V
Vs−Vr
ΔV = x 100%
Vr
235 , 3−225 , 4
= x 100%
22 5 , 4
= 4,39 %
Analisis :
Hasil pengukuran pada saat luar waktu beban puncak pada pukul 12.00 WITA
yaitu tegangan pengirim (Vs) RN = 231,3 V, SN = 241,3 V, dan TN = 235,3 V. Pada
saat dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari
gardu distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 225,4 V. maka
persentasi drop tegangan gardu GTK 163 pada luar waktu beban puncak pada fasa
R adalah 2,41 %, pada fasa S = 7,05 %, dan pada fasa T = 4,39 %.
Analisis :
Hasil pengukuran pada saat waktu beban puncak pada pukul 19.00 WITA yaitu
tegangan pengirim (Vs) RN = 231,3 V, SN = 241,3 V, dan TN = 235,3 V. Pada saat
dilakukan pengukuran dirumah terakhir yang menerima aliran listrik dari gardu
distribusi tersebut didapatkan tegangan ujungnya (Vr) = 218,5 V. maka persentasi
drop tegangan gardu GTK 163 pada waktu beban puncak pada fasa R adalah
5,85%, pada fasa S adalah 10,43 %, dan pada fasa T adalah 7,68 %.
1.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. persentasi drop tegangan gardu GTK 163 pada luar waktu beban puncak
pada fasa R adalah 2,41 %, pada fasa S = 7,05 %, dan pada fasa T = 4,39
%.
dan persentasi drop tegangan gardu GTK 163 pada waktu beban puncak
pada fasa R adalah 5,85%, pada fasa S adalah 10,43 %, dan pada fasa T
adalah 7,68 %.
2. Drop tegangan pada fase R, S, dan T tersebut masih sesuai dengan
ketentuan yang diperbolehkan. Variasi tegangan yang diperbolehkan yaitu
+5% dan minimum -10% terhadap tegangan.
LAMPIRAN