Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
“Praktikum pewaktu 555”

Dosen Pengajar:
Isa Mahfudi, S.S.T

Oleh :

Nama : Budi Setiawan


ISA MAHFUDI
Nim : 1731130003
NIM. 1141160018
Kelompok :3
Kelas : TT-2E

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
PEWAKTU 555

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Menghubungkan pewaktu 555 sebagai multivibrator astabil.
 Mengukur frekuensi dan duty cycle dari rangkaian multivibrator astabil.
 Menghubungkan pewaktu 555 sebagai multivibrator monostabil.
 Mengetahui penggunaan lain dari pewaktu 555.

II. TEORI DASAR

IC timer telah dikenal sejak tahun 1972. Sejak saat itu IC timer menjadi salah satu IC
yang luas penggunaannya. IC ini dapat digunakandalam tiga model: monostabil, atau one
shot; astabil , atau osilator; dan time delay (penundaan waktu). IC NE555 dapat digunakan
dalam berbagai macam rangkaian.

Operasi 555 Monostabil

Gambar 7.5 menunjukkan gambar monostabil untuk 555. Input trigger dipengaruhi
tegangan di sekitar Vcc. Jika timer monostabil dibuat untuk mengubah ke bentuk astabilnya,
Vcc
input trigger harus dibuat untuk dapat berkurang nilainya sampai sedikitnya . Saat input
3
Vcc
trigger memiliki nilai di bawah , flip-flop akan reset, Q1 mencapai cu off , dan C akan
3
2
memulai pengisian . Saat pengisian C terus meningkat sampai menuju 3Vcc, flip flop diatur

untuk diset oleh komparator treshold. Dengan demikian Q1 akan aktif dan C1 akan dikosongkan.
Timer akan berada pada kondisi stabil ini, dan tidak akan ada yang terjadi sampai input trigger
Vcc
berada pada nilai kembali. Waktu dimana output berada pada keadaan stabil ditentukan oleh
3

konstanta waktu RC. Nilai R atau C yang besar akan menghasilkan output pulsa yang lbar.
Persamaan untuk lebar pulsa adalah:

𝑊 = 1,1𝑅𝐶

Jadi, jika 𝑅 = 10𝑘Ω dan 𝐶 = 0,01 µF, pulsa output monostabil adalah:

𝑊 = 1,1 × 10 × 103 × 0,01 × 10−6

𝑊 = 0,01 𝑚𝑠

Pada gambar 7.5 ditunjukkan bahwa pin 5 di-bypass terhadap ground dengan nilai
kapasitor yang kecil. Nilai tipikal kapasitor tersebutadlah padakisaran 0,01µF, dan ini
ditunjukkan untuk menghasilkan filter noise untuk tegangan kontrol. Pin 4 dikondisikan bernilai
tinggi kembali. Jika pin 4 dikondiskan bernilai rendah, IC 555 tidak akan bekerja dan berada
pada kondisi reset. Dengan mengatur pin 4 bernilai tinggi, tidak akan terjadi kondisi di-ground-
kan dan tidak beroprasi.

Diagram skematik IC 555 dan pin-pinnya ditunjukkan pada Gambar 7.6.


Penggunaan IC 555 Lainnya

IC 555 sangat luas pemakaiannya pada industri elektronik. Gambar 7.7 memperlihatkan
pemakaian IC 555 sebagai peralatan delay waktu. Pada mose delay, out akan mengubah keadaan
pada waktu set setelah pulsa trigger input diterima. Pada rangkaian ini pulsa trigger input
dihubungkan ke transistor Q1, dan Q1 akan di-off-kan oleh sinyal input negatif. Untuk hal ini,
Q1 telah diaktifkan (on), grounding pin 2 dan menjaga C dari pengisian. Diatas batas cutoff Q1,
2
C akan mulai mencapai 3Vcc, dimana output 555 dibuat untuk mengubah keadaan. Delay waktu

berkaitan dengan konstanta waktu RC. Setiap rangkaian dapat digunakan bila diperlukan delay
waktu yang singkat. Contohnya adalah disk drive pada beberapa komputer. Pemakai sering
diperingatkan untuk tidak memasukkan floppy disk pada drive saat komputer dinyalakan.
Gelombang dari power dapat menyebabkan kerusakan pada file atau disk tersebut. Tetapi tidak
ada masalah apabila elektronik disk dinyalakan pada selang waktu beberapa detik setelah power
dinyalakan.

Penggunaan lain IC 555 ditunjukkan pada gambar 7.8. VCO (Voltage controlles
oscillator) menghasilkan perbahan pada frekuensi output multivibrator astabil dalam kaitannya
den gan tegangan input pada pin 5. Pin 5 adalah input pengontrol komparator treshold, dan ini
merupakan inverting input op amp. Tegangan pada pin 5
2
adalah 3Vcc disebabkan adanya pembagi tegangan resistif

internal dengan menghubungkan komponen eksternal atau


tegangan sumber seperti gambar 7.8, tegangan pada pin 5
dapat diubah. Perubahan pada pin 5 harus diikuti pengisian
Vcc
kapasitor untuk memperoleh nilai yang lebih lama diperlukan untuk pengosongan sampai .
3

Sebagian rangkaian dipakai dalam rangkaian digital dimana terjadi konversi data dari dana je
bentuk transmisi pada saluran telepon. Ranggkaian akan mengurangi nada dari 2400 Hz apabila
level rendah yang diterapkan dan menghasilkan nada dari 1299 Hz. Jika level tinggi yang
dterapkann.

Rangkaian lain IC 555 adalah “ramp generator”. Arus yang menghasilkan tegangan yang
bertambah secara linear melalui kapasitor. Pada Gambar 7.9 menunjukkan Q1 menghasilkan arus
konstan saat pengisian C dengan persamaan:

𝑉𝑐𝑐 − 𝑉𝑅
𝐼𝑐 =
𝑅

𝑅2
𝑉𝐸= 𝑉𝐵𝐸 +
𝑅1 + 𝑅2

Dengan menghubungkan transistor pengosongan ke output kapasitor, nilai Vout akan mendekati
2
Vcc sampai input trigger melebihi Vcc, yang kemudian disalurkan ke pin2. Saat input
3

mengakibatkan flip-flop internal diset , proses pengosongan transistor akan kembali aktif.
Selanjutnya akan terjadi pengosongan C melalui pengosongan transistor. Saat level input pin 2
Vcc
turun hingga dibawah , flip-flop akan reset, mengakhiri pengosongan transistor, dan C akan
3

diisi dengan arus konstan dari Q1. Kenaikan tegangan melewati C adalah linear dengan
kemiringan yang dirumuskan sebagai perbandingan kenaikan tegangan terhadap kenaikan waktu:

𝑉
𝑆 = 𝑇 Level kemiringan juga dapat ditentukan dari perbandingkan arus pengisian terhadap

kapasitansi.

𝐼
𝑆=
𝐶
III. SKEMA RANGKAIAN

IV. LANGKAH PERCOBAAN


Langkah kerja 1 :
1. Hubungankan seperti di bawah ini
2. Hubungkan input ke function generator lalu hubungkan juga chanel 1 oscilloscope ke
function generator dengan T
3. Atur function generator dengan vin = 10Vpp dan atur frekuensi sesuai tabel
4. Jumper input dengan capasitor dan resistor yang seri
5. Lalu hubungkan Vout ke oscilloscope chanel 2

Langkah kerja 2 :
1. Hubungkan rangkaian seperti di bawah ini
2. Atur power supply 15V menggunakan multimeter
3. Jumper kaki op amp no 3 dengan resistor 1K sebelahnya
4. Hubungkan kaki no 7 ke power supply positif
5. Hubungkan kaki no 4 ke power supply negatif
6. Lalu hubungkan ground ke power supply bagian COM
7. Hubungkan Vout ke oscilloscope chanel 1
8. Dan putar potensiometer maksimum

V. HASIL & ANALISA


Langkah ke Gambar Gelombang
1 10:100 Vpp = 13.6 V
F = 67.93 Hz

100:10 Vpp = 12.2 V


F = 121.1 Hz

10:10 Vpp = 12.2 V


F = 491,2 Hz

2 10:100 100:10 Gabungan


Channel 1 Channel 2

10:100 10:10 Gabungan


Channel 1 Channel 2
100:10 10:10 Gabungan
Channel 1 Channel 2

3 10:100 Gelombang Vmax = 6


Vmin = - 7.8
Vpp = 13.8
F =66.31

100:10 Gelombang Vmax = 3


Vmin = -11
Vpp = 14
F = 107

10:10 Gelombang Vmax = 4.2


Vmin = -8
Vpp = 12.2
F = 487.3
Tabel 2
Fh Fu Dh Du
10:100 68.571 67.93 58.38% 52.2%
100:10 120 121.1 91.6% 91.8%
10:10 480 491.2 60% 66.6%

Analisa :
Nilai F terbesar terletak pada saat Ra = Rb

Tabel 3
Bentuk
Gelombang
10:100 Channel 1 Channel 2
Vpp= 13.6
F= 68.03
Vmax= 6.6
Vmin= -7
100:10 Channel 1 Channel 2
Vpp= 21.4
F= 491.2
Vmax= 13.4
Vmin= -8

10:10 Channel 1 Channel 2


Vpp= 12.2
F= 121.1
Vmax= 1.20
Vmin= -11.0
Analisa

Pada tabel 2 nilai perhitungan frekuensi saat Ra<Rb merupakan nilai terkecil, dan nilai
frekuensi terbersar terletak pada saan Ra=Rb

Perhitungan frekuensi :

1,44 𝑥 105 1,44 𝑥 105


a) 10:100 = f = 𝑅𝐴+𝑅𝐵
= 10𝐾+2 𝑥 100𝐾 = 68,571 Hz

1,44 𝑥 105 1,44 𝑥 105


b) 100:10 = f = 𝑅𝐴+𝑅𝐵
= 100𝐾+2 𝑥 10𝐾 = 120 Hz

1,44 𝑥 105 1,44 𝑥 105


c) 10:10 = f = 𝑅𝐴+𝑅𝐵
= 10𝐾+2 𝑥 10𝐾 = 480 Hz

Perhitungan Duty Cycle :

𝑅𝐴+𝑅𝐵 10𝐾+100𝐾
a) 10:100 = D = 𝑅𝐴+2𝑅𝐵 𝑥 100% = 10𝐾+2 𝑥 100𝐾 𝑥 100% = 52,38 %

𝑅𝐴+𝑅𝐵 100𝐾+10𝐾
b) 100:10 = D = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 91,6 %
𝑅𝐴+2𝑅𝐵 100𝐾+2 𝑥 10𝐾

𝑅𝐴+𝑅𝐵 10𝐾+10𝐾
c) 10:10 = D = 𝑅𝐴+2𝑅𝐵 𝑥 100% = 10𝐾+2 𝑥 10𝐾 𝑥 100% = 60%

VI. KESIMPULAN
Gelombang frekuensi yang dihasilkan akan membentuk seperti bentuk
gergaji.Gelombang tersebut dipengaruhi oleh nilai resistansi R1 dan R2 sangat penting
untuk pengoperasian monostable multivibrator.

Anda mungkin juga menyukai