Anda di halaman 1dari 6

Cari Apapun di SehatQ

Penyakit Lainnya

Lupus

28 Jan 2019 | Lenny Tan

Gejala sakit lupus pada umumnya adalah pusing, demam, nyeri sendi, nyeri dada, mata kering dan
rambut rontok.

Penyakit lupus lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki.

Pengertian Lupus

Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun. Penyakit ini muncul ketika sistem kekebalan dalam
tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Lupus dapat menyebabkan radang pada berbagai bagian
tubuh seperti sendi, jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, bahkan otak. Terdapat beberapa tipe
lupus, antara lain:

Systemic Lupus Erythematous (SLE)

SLE merupakan jenis lupus yang paling sering ditemukan dan dapat dibedakan menjadi ringan dan berat.
Lupus jenis ini banyak menyerang bagian dalam tubuh.

Neonatal Lupus

Neonatal Lupus merupakan jenis lupus yang terjadi pada bayi baru lahir, akibat lupus yang diderita sang
ibu. Meski demikian, lupus jenis ini jarang ditemukan.

Cutaneous Lupus Erythematosus (CLE)

Ini merupakan jenis lupus penyebab ruam merah yang sulit hilang.

Drug-Induced Lupus atau Lupus akibat Efek Obat

Drug-Induced Lupus terjadi akibat konsumsi jenis obat-obatan tertentu, seperti beberapa jenis obat
darah tinggi (hipertensi), antibiotik, maupun obat antikejang. Oleh karena itu, biasanya gejala lupus jenis
ini akan menghilang dengan sendirinya, jika pemakaian obat tersebut dihentikan.

Jumlah penderita lupus di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, ada 2.166 pasien rawat inap dengan lupus di 858 rumah sakit di Indonesia
tahun 2016. Penyakit ini harus tetap diwaspadai. Sebab, lupus bisa menyebabkan kerusakan pada
berbagai bagian tubuh, sehingga memerlukan penanganan yang rumit.
Gejala

Lupus memiliki banyak gejala yang seringkali menyerupai penyakit lain, seperti pusing, demam, dan
nyeri sendi. Penderita lupus pun akan menunjukkan tanda-tanda berupa rasa kaku dan bengkak, nyeri
dada, mata kering, rambut rontok, jari yang pucat atau kebiruan saat dingin (fenomena Raynaud), sesak
napas, dan sariawan.

Selain itu, gejala khas dari lupus adalah munculnya ruam (rash) di pipi dan hidung. Bentuknya
menyerupai kupu-kupu, sehingga disebut butterfly-shaped rash. Komplikasi pada lupus yang dapat
timbul seperti gagal ginjal, radang paru, maupun penyakit kardiovaskular (pada jantung dan pembuluh
darah), seperti serangan jantung.

Penyebab

Penyebab lupus belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, ada beberapa faktor yang diduga
berkaitan dengan penyakit ini, yaitu:

Genetik

Lupus dapat diturunkan apabila ada orangtua atau keluarga dekat yang sebelumnya menderita lupus.

Hormon

Belum ada penelitian yang spesifik membahas peran hormon dalam penyakit lupus. Meski demikian,
penelitian lain telah mengungkap adanya kaitan hormon estrogen (hormon seks pada perempuan)
dengan penyakit lupus. Sehingga, lupus lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki.

Faktor-faktor lingkungan yang lain

Faktor-faktor lain yang diduga bisa menyebabkan atau memicu gejala penyakit lupus adalah obat-
obatan, stres, kebiasaan merokok, infeksi, dan paparan sinar matahari. Perempuan berusia 15-45 tahun
memiliki risiko lebih tinggi terhadap lupus.

Diagnosis

Pemeriksaan untuk penyakit lupus tidak bisa berdiri sendiri. Sebab, gejala yang dialami akan berbeda
pada setiap orang. Selain itu, lupus dapat menyerang berbagai bagian dalam tubuh.
Lupus sering menimbulkan gejala serupa penyakit lain. Oleh karena itu, selain melihat gejalanya, penting
untuk menjalani beberapa pemeriksaan. Misalnya, pemeriksaan darah dan urine, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang lain yang bisa menjadi acuan untuk memastikan adanya penyakit lupus
pada seorang pasien.

Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, serta hemoglobin (protein dalam sel darah merah).

Pemeriksaan urine

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel urine untuk melihat peningkatan protein maupun
jumlah sel darah merah dalam urine, yang menandakan kerusakan ginjal. Adanya kerusakan ginjal
merupakan salah satu tanda penyakit lupus. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan ginjal, bisa
mendukung tes urine.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik bertujuan menemukan ruam khas penderita lupus, yang juga dikenal sebagai butterfly-
shaped rash, maupun ruam di bagian tubuh lain. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk
menemukan tanda lain seperti sariawan pada rongga mulut.

X-ray

X-ray pada dada dilakukan untuk melihat kelainan di paru-paru. Sebab, lupus juga bisa menyebabkan
kerusakan paru-paru.

Biopsi

Pemeriksaan dilakukan melalui pengambilan jaringan pada organ tertentu. Untuk pasien yang diduga
menderita lupus, pemeriksaan dijalankan dengan mengambil sampel jaringan dari kulit yang terkena
ruam.

Antinuclear antibody test (ANA)

Ini merupakan tes darah yang dilakukan laboratorium untuk mendeteksi adanya antibodi hasil produksi
sistem imun (ketahanan tubuh). Mayoritas penderita lupus menunjukkan hasil tes ANA yang positif.
Namun, tes ini bukan satu-satunya jaminan dalam diagnosis lupus. Apabila tes ANA menunjukkan hasil
positif, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan antibodi lanjutan untuk memastikan diagnosis.

Perawatan

Belum ada pengobatan yang efektif untuk lupus. Sebab, penyebab dari penyakit ini pun sebenarnya
belum terungkap sampai sekarang. Meski demikian, pemberian obat-obatan sesuai gejala yang timbul,
dapat membantu. Oleh karena itu, penderita lupus biasanya perlu berkonsultasi dengan beberapa
dokter dari berbagai spesialisasi, sesuai dengan gejala yang dialami. Sebab pada prinsipnya, pengobatan
lupus dilakukan untuk mencegah meluasnya penyakit ini, meredakan rasa sakit, dan mempertahankan
bagian tubuh yang masih sehat.

lupus autoimun penyakit autoimun ruam kulit

Referensi

Bagikan

Share Facebook Share FacebookShare Twitter Share TwitterShare Whatsapp Share WhatsappShare
EmailShare Email

Dokter Terkait

Dokter Penyakit Dalam

Prof. dr. Zuljasri Albar, Sp.PD-KR

Prof. dr. Zuljasri Albar, Sp.PD-KR

Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Sp.PD-KGEH, Ph.D

Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Sp.PD-KGEH, Ph.D

Prof. dr. Lukman Hakim Makmun, Sp.PD-KKV, K-Ger

Prof. dr. Lukman Hakim Makmun, Sp.PD-KKV, K-Ger

Artikel Terkait

Kulit & Kecantikan

Terapi Kulit untuk Lupus Tidak Hanya Berupa Anti Inflamasi

01 Jul 2019 | Anita Djie

Baca selengkapnya

Penderita lupus biasanya mengalami gangguan kulit seperti ruam-ruam di kulit wajah

Hidup Sehat

Multiple Sclerosis Picu Hilang Ingatan, Ketahui Penanganannya


09 Aug 2019 | Anita Djie

Baca selengkapnya

Orang yang lanjut usia sering mengalami penurunan fungsi daya ingat

Kulit & Kecantikan

Penyakit Lupus, Butterfly Rash, dan Beragam Gejala Lainnya

03 Jul 2019 | Armita Rahardini

Baca selengkapnya

Butterfly rash merupakan salah satu gejala dari penyakit lupus.

Kumpulan Artikel berdasarkan bulan

Artikel Februari 2020

Artikel Januari 2020

Artikel Desember 2019

Artikel November 2019

Artikel Oktober 2019

Artikel September 2019

Artikel Agustus 2019

Artikel Juli 2019

Artikel Juni 2019

Artikel Mei 2019

Artikel April 2019

Artikel Maret 2019

Artikel Februari 2019

Kumpulan forum berdasarkan bulan

Forum Februari 2020


Forum Januari 2020

Forum Desember 2019

Forum November 2019

Forum Oktober 2019

Forum September 2019

Forum Agustus 2019

Forum Juli 2019

Forum Juni 2019

Forum Mei 2019

Forum April 2019

Forum Maret 2019

Forum Februari 2019

Forum Januari 2019

Forum Desember 2018

Forum November 2018

Tentang Kami

Syarat dan Ketentuan

Karir

Kontak Kami

Privacy Policy

Kebijakan Editorial

© SehatQ, 2018. All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai