Penyakit Lainnya
Lupus
Gejala sakit lupus pada umumnya adalah pusing, demam, nyeri sendi, nyeri dada, mata kering dan
rambut rontok.
Pengertian Lupus
Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun. Penyakit ini muncul ketika sistem kekebalan dalam
tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Lupus dapat menyebabkan radang pada berbagai bagian
tubuh seperti sendi, jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, bahkan otak. Terdapat beberapa tipe
lupus, antara lain:
SLE merupakan jenis lupus yang paling sering ditemukan dan dapat dibedakan menjadi ringan dan berat.
Lupus jenis ini banyak menyerang bagian dalam tubuh.
Neonatal Lupus
Neonatal Lupus merupakan jenis lupus yang terjadi pada bayi baru lahir, akibat lupus yang diderita sang
ibu. Meski demikian, lupus jenis ini jarang ditemukan.
Ini merupakan jenis lupus penyebab ruam merah yang sulit hilang.
Drug-Induced Lupus terjadi akibat konsumsi jenis obat-obatan tertentu, seperti beberapa jenis obat
darah tinggi (hipertensi), antibiotik, maupun obat antikejang. Oleh karena itu, biasanya gejala lupus jenis
ini akan menghilang dengan sendirinya, jika pemakaian obat tersebut dihentikan.
Jumlah penderita lupus di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, ada 2.166 pasien rawat inap dengan lupus di 858 rumah sakit di Indonesia
tahun 2016. Penyakit ini harus tetap diwaspadai. Sebab, lupus bisa menyebabkan kerusakan pada
berbagai bagian tubuh, sehingga memerlukan penanganan yang rumit.
Gejala
Lupus memiliki banyak gejala yang seringkali menyerupai penyakit lain, seperti pusing, demam, dan
nyeri sendi. Penderita lupus pun akan menunjukkan tanda-tanda berupa rasa kaku dan bengkak, nyeri
dada, mata kering, rambut rontok, jari yang pucat atau kebiruan saat dingin (fenomena Raynaud), sesak
napas, dan sariawan.
Selain itu, gejala khas dari lupus adalah munculnya ruam (rash) di pipi dan hidung. Bentuknya
menyerupai kupu-kupu, sehingga disebut butterfly-shaped rash. Komplikasi pada lupus yang dapat
timbul seperti gagal ginjal, radang paru, maupun penyakit kardiovaskular (pada jantung dan pembuluh
darah), seperti serangan jantung.
Penyebab
Penyebab lupus belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, ada beberapa faktor yang diduga
berkaitan dengan penyakit ini, yaitu:
Genetik
Lupus dapat diturunkan apabila ada orangtua atau keluarga dekat yang sebelumnya menderita lupus.
Hormon
Belum ada penelitian yang spesifik membahas peran hormon dalam penyakit lupus. Meski demikian,
penelitian lain telah mengungkap adanya kaitan hormon estrogen (hormon seks pada perempuan)
dengan penyakit lupus. Sehingga, lupus lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki.
Faktor-faktor lain yang diduga bisa menyebabkan atau memicu gejala penyakit lupus adalah obat-
obatan, stres, kebiasaan merokok, infeksi, dan paparan sinar matahari. Perempuan berusia 15-45 tahun
memiliki risiko lebih tinggi terhadap lupus.
Diagnosis
Pemeriksaan untuk penyakit lupus tidak bisa berdiri sendiri. Sebab, gejala yang dialami akan berbeda
pada setiap orang. Selain itu, lupus dapat menyerang berbagai bagian dalam tubuh.
Lupus sering menimbulkan gejala serupa penyakit lain. Oleh karena itu, selain melihat gejalanya, penting
untuk menjalani beberapa pemeriksaan. Misalnya, pemeriksaan darah dan urine, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang lain yang bisa menjadi acuan untuk memastikan adanya penyakit lupus
pada seorang pasien.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, serta hemoglobin (protein dalam sel darah merah).
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel urine untuk melihat peningkatan protein maupun
jumlah sel darah merah dalam urine, yang menandakan kerusakan ginjal. Adanya kerusakan ginjal
merupakan salah satu tanda penyakit lupus. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan ginjal, bisa
mendukung tes urine.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan menemukan ruam khas penderita lupus, yang juga dikenal sebagai butterfly-
shaped rash, maupun ruam di bagian tubuh lain. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk
menemukan tanda lain seperti sariawan pada rongga mulut.
X-ray
X-ray pada dada dilakukan untuk melihat kelainan di paru-paru. Sebab, lupus juga bisa menyebabkan
kerusakan paru-paru.
Biopsi
Pemeriksaan dilakukan melalui pengambilan jaringan pada organ tertentu. Untuk pasien yang diduga
menderita lupus, pemeriksaan dijalankan dengan mengambil sampel jaringan dari kulit yang terkena
ruam.
Ini merupakan tes darah yang dilakukan laboratorium untuk mendeteksi adanya antibodi hasil produksi
sistem imun (ketahanan tubuh). Mayoritas penderita lupus menunjukkan hasil tes ANA yang positif.
Namun, tes ini bukan satu-satunya jaminan dalam diagnosis lupus. Apabila tes ANA menunjukkan hasil
positif, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan antibodi lanjutan untuk memastikan diagnosis.
Perawatan
Belum ada pengobatan yang efektif untuk lupus. Sebab, penyebab dari penyakit ini pun sebenarnya
belum terungkap sampai sekarang. Meski demikian, pemberian obat-obatan sesuai gejala yang timbul,
dapat membantu. Oleh karena itu, penderita lupus biasanya perlu berkonsultasi dengan beberapa
dokter dari berbagai spesialisasi, sesuai dengan gejala yang dialami. Sebab pada prinsipnya, pengobatan
lupus dilakukan untuk mencegah meluasnya penyakit ini, meredakan rasa sakit, dan mempertahankan
bagian tubuh yang masih sehat.
Referensi
Bagikan
Share Facebook Share FacebookShare Twitter Share TwitterShare Whatsapp Share WhatsappShare
EmailShare Email
Dokter Terkait
Artikel Terkait
Baca selengkapnya
Penderita lupus biasanya mengalami gangguan kulit seperti ruam-ruam di kulit wajah
Hidup Sehat
Baca selengkapnya
Orang yang lanjut usia sering mengalami penurunan fungsi daya ingat
Baca selengkapnya
Tentang Kami
Karir
Kontak Kami
Privacy Policy
Kebijakan Editorial