Anda di halaman 1dari 4

Kelebihan Metode Kuantitatif:

• Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.


Prediksi nilai-nilai sebuah peubah berdasarkan kepada nilai yang diketahui dari
variabel tersebut atau variabel yang berhubungan. Meramal juga dapat didasarkan
pada keahlian keputusan ( judgement), yang pada gilirannya didasarkan pada data
historis dan pengalaman.
Oleh karena itu, ketepatan dari ramalan tersebut merupakan hal yang sangat
penting. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap
ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting
diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahannya
tersebut. Akhirnya, baik tidaknya suatu ramalan yang disusun sangat tergantung
pada orang yang melakukannya, langkah-langkah peramalan yang dilakukannya,
dan metode yang dipergunakan.
Contoh:
1. Diduga bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasaan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
2. Diduga tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
3. Diduga fitur produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi.

• Hasil analisis dapat diperoleh dengan pasti dan akurat apabila digunakan
sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur. Dengan melalui banyak analisis yang digunakan pada
metode kuantitatif maka hasil yang akan diberikan pun akan akurat bila data yang
diambil benar adanya, analisi dilakukan sesuai dengan urutan dan kegunaannya
masing-masing. Pendekatannya berlandaskan pada apa yang disebut
fungsionalisme struktural, positivisme, realisme, empirisme, dan behaviorisme
yang pada intinnya menekankan pada perkara yang sifatnya konkrit, uji empiris
serta fakta-fakta nyata.
Contoh:
1. Nilai pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna Tabungan Bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik nilai pelanggan
yang di rasakan oleh nasabah maka semakin meningkat kepuasan nasabah
dalam menggunakan produk Tabungan Bisnis. Hasil t hitung 3,360 dan koefisien
regresi variable nilai pelanggan yang menunjukkan angka positif yaitu sebesar
0,343 dan mempunyai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
2. Suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna Tabungan Bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga
yang diberikan maka akan meningkatkan kepuasa nasabah dalam
menggunakan produk Tabungan Bisnis. Hasil t hitung 5,456 dan koefisien
regresi variabel nilai pelanggan yang menunjukkan angka positif yaitu sebesar
0,450 dan mempunyai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
3. Fitur Produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna Tabungan Bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik fitur produk yang
dimiliki oleh Bank Mandiri Cabang Slamet Riyadi dalam benak nasabah, maka
semakin meningkatkan kepuasan nasabah dalam menggunakan produk
Tabungan Bisnis. Hasil t hitung 2,290 dan koefisien regresi variable nilai
pelanggan yang menunjukkan angka positif yaitu sebesar 0,184 dan mempunyai
signifikan sebesar 0,024 < 0,05.

• Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua/lebih


variabel (peubah)
Penelitian dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar variabel (hipotesis
asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel antar kelompok (hipotesis komparatif).
Dimana dapat dilhat keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Contoh:
1. Apakah nilai pelanggan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah pengguna
Tabungan Bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Slamet Riyadi ?
2. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Tabungan Bisnis
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Slamet Riyadi ?
3. Apakah fitur produk berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Tabungan Bisnis
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Slamet Riyadi?

• Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit


dalam sebuah model
Metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang luas dan rumit. Dimana disini metode kuantitatif menyederhanakan
suatu permasalahan dengan berbagai komponen-komponen yang begitu rumit
dengan kerangka pikir yang secara rasional.
Contoh:
Judul Penelitian “Pengaruh Nilai Pelanggan, Suku Bunga, Dan Fitur Produk
Terhadap Kepuasaan Nasabah Pengguna Tabungan Bisnis PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Cabang Slamet Riyadi”.
Maka yang menjadi acuan disini hanya pada nilai pelanggan, suku bunga dan fitur
produk terhadap kepuasan nasabah.
Kekurangan Metode Kuantitatif:

• Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)


Asumsi adalah kenyataan penting yang dianggap benar, tapi belum terbukti
kebenaran. Suatu kejadian atau situasi yang dianggap benar, sehingga
kebenarannya tidak diragukan. Ini tidak sama dengan hipotesis, karena asumsi
tidak memerlukan pengujian atau pembuktian. Dimana pada penelitian kuantitatif
menyebabkan banyaknya asumsi-asumsi didalamnya.
Contoh:
1. Diduga bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasaan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
2. Diduga tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
3. Diduga fitur produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi.

• Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
Dimana disini hanya berupa anggapan atau asumsi apabila tidak disertai dengan
teori-teori yang akurat maka asumsi tersebut belum terjamin kebenaranya yang
dapat menyebabkan penelitian tersesat.
Contoh:
1. Diduga bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasaan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
2. Diduga tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Slamet Riyadi.
3. Diduga fitur produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah pengguna tabungan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Slamet Riyadi.

• Data harus terdistribusi normal dengan skala pengukuran data yang harus
digunakan adalah interval dan rasio.
Data yang berdistribusi normal adalah data yang pola distribusinya berbentuk
lonceng dan simetris, artinya pola data tersebut tidak menceng ke kiri atau pun ke
kanan. Jika kita mengasumsikan bahwa data kita mengikuti distribusi normal, maka
kita diharuskan melakukan pengujian apakah sebaran dari data yang kita gunakan
tersebut mengikuti distribusi normal atau tidak.Banyak peneliti yang
mengasumsikan bahwa jika banyaknya data sampel sudah lebih dari 30, maka data
tersebut sudah berdistribusi normal. Kenyataannya tidak selalu demikian, kadang
walaupun banyaknya sampel telah mencapai ratusan pun, tetap saja sebarannya
tidak berdistribusi normal. Hal ini karena Sampel tersebut memang tidak berasal
dari Populasi yang berdistribusi normal.
Contoh:

Menunjukkan grafik normal probability plot diatas, dapat disimpulkan bahwa model
regresi telah memenuhi asumsi normalitas, dimana pola titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang mengindikasikan
bahwa data berdistribusi normal.

• Dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi/sampelnya sama.


Dimana semua populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut dijadikan
sebagai sampel atau yang disebut sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik
penentuan dengan mengambil semua populasi yang ada.
Contoh:
Misalnya akan diteliti sebuah kinerja karyawan di salah satu perusahaan swasta.
Karena jumlah karyawan hanya ada 32 maka seluruh karyawan dijadikan sample.

• Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel)


yang jumlahnya sedikit (>30)
Seperti dalam pembahasan data harus terdistribusi normal, banyak peneliti yang
menyatakan bahwa jika banyaknya sampel lebih dari 30, maka data tersebut dapat
dikatakan berdistribusi normal. Jika data kurang dari 30 maka akan jauh dari dari
namanya berdsitribusi normal.
Contoh:
Misalnya di sebuah perusahaan hanya terdapat karyawan sebanyak 20 orang
maka tidak dapat digunakan sebagai penelitian karena datanya kurang dari 30.

Anda mungkin juga menyukai