Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN SISTEM KOORDINASI PADA TUMBUHAN

A. Sistem Koordinasi Pada Tumbuhan


Sistem koordinasi adalah sistem yang mengatur seluruh aktivitas biologis pada
tubuh makhluk hidup terutama terhadap seluruh perubahan yang terjadi di
lingkungannya, baik secara internal maupun eksternal sehingga tubuh makhluk hidup
tetap dalam keadaan normal.
Sistem koordinasi tebagi menjadi dua, yakni sistem syaraf dan sistem endokrin
atau hormon. Sistem syaraf umumnya hanya terdapat pada hewan dan manusia
sedangkan pada tumbuhan yang terdapat hanyalah sistem endokrin.
B. Gerakan Pertumbuhan
Gerak pada tumbuhan dipicu adanya rangsangan yang berasal dari cahaya,
sentuhan, air, gravitasi dan juga suhu. Dan arah gerak tumbuhan tersebut ada yang
mendekati ada pula yang menjauhi rangsangan. Gerak pada tumbuhan dibagi menjadi
dua, yakni gerak endonom dan gerak etionom.
1) Gerak Endonom
Gerak endonom merupakan gerak yang tidak dipengaruhi oleh rangsangan luar.
Contoh gerakannya gerak nutasi yang merupakan gerak ujung batang atau organ lain
seperti daun, stolon dan akar yang gerakannya membentuk lintasan diudara serta
gerak higroskopis yang merupakan gerak pada tumbuhan karena perubahan kadar air
dalam tumbuhan.
2) Gerak Etionom
Gerak Etionom adalah gerak yang di pengaruhi oleh rangsangan dan luar,
rangsangan ini dapat berupa rangsangan fisik, kimia ataupun mekanik. Rangsangan
fisik, misalnya oleh suhu, cahaya, air dan gravitasi, rangsangan kimia berupa
pengaruh racun atau pupuk serta rangsangan mekanik berupa sentuhan atau tiupan
angin.
Gerak etionom dapat dibedakan menjadi tiga Bagian yakni Tropisme, Nasti dan
Taktis.
 Tropisme
Gerak ini merupakan gerak tumbuhan yang arah geraknya sangat
di pengaruhi oleh arah datangnya Rangsangan, Tropisme positif
merupakan gerak yang arahnya menghampiri atau pula mendekati
rangsangan Sementara itu tropisme negatif adalah gerak yang arahnya
menjauhi rangsangan.
Tropisme di bedakan menjadi beberapa macam bagian, yakni
geotropisme (gravitasi), fototropisme (cahaya), tigmotropisme (sentuhan),
kemotropisme (kimia), termotropisme (temperatur), dan hidrotropisme
(air).
 Geotropisme, adalah gerak yang disebabkan oleh adanya pengaruh
rangsangan gravitasi bumi, Organ pada umbuhan pada umumnya
menunjukan pertumbuhan geotropisme, baik itu positif maupun
negatif. Geotropisme positif adalah gerak searah gravitasi bumi,
seperti akar tumbuhan, sedangkan geotropisme negatif adalah gerak
berlawanan arah gravitasi bumi, misalnya gerak tumbuh batang
tumbuhan.
 Fototropisme,  adalah pertumbuhan organisme sebagai respon
terhadap cahaya. Pertumbuhan menuju sumber cahaya disebut
fototropisme positif, sedangkan pertumbuhan jauh dari cahaya
disebut fototropisme negatif. Kebanyakan tanaman tunas
menunjukkan fototropisme positif untuk mengatur ulang kloroplas
dalam daun demi memaksimalkan energi fotosintesis dan
meningkatkan pertumbuhan. Akar biasanya menunjukkan
fototropisme negatif.
 Tigmotropisme, adalah gerakan atau respon yang dihasilkan ketika
organisme dirangsang oleh sentuhan. Dalam tanaman merambat, ini
membantu untuk mengarahkan pola pertumbuhan sekitar obyek yang
berada dalam kontak dengan tanaman. Ini melibatkan penggunaan
hormon, seperti auksin dan etilena untuk memfasilitasi proses
pertumbuhan. Tanaman lain, seperti Venus penangkap lalat, dapat
menggunakan tanggapan tigmotropik untuk menangkap makanan.
 Kemotropisme,  adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan
zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu
disebut kemotropisme positif, seperti gerak akar menuju zat di dalam
tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu
disebut kemotropisme negatif, seperti gerak akar menjauhi racun.
 Hidrotropisme, adalah gerak tumbuhan dikarenakan adanya
rangsangan air. Contohnya seperti akar yang bergerak mendekati
Air.
 Nasti
Gerak nasti merupakan gerak dari bagian tumbuhan yang arahnya
tidak bergantung pada arah datangnya rangsangan. Arah geraknya terjadi
akibat perbedaan tekanan turgor, yang man tekanan turgor menyebabkan
tumbuhan mengembung.  Nasti dibedakan menjadi Fotonasti (cahaya),
Seismonasti (sentuhan), Niktinasti (gelap) dan Termonassti (suhu).
 Fotonasti, adalah gerakan nasti yang terjadi pada tumbuhan yang
disebabkan oleh karena adanya pengaruh dari rangsangan cahaya
yang ada, misalnya ketika bunga mekar pada pukul 4 pagi ataupun
pada pukul 6 pagi.
 Seismonasti, adalah gerakan yang dipengaruhi oleh sentuhan,
misalnya gerak menutupnya daun putri malu.
 Niktinasti, adalah gerakan nasti yang terjadi pada tumbuhan yang
disebabkan oleh adanya pengaruh dari kondisi kegelapan, misalnya
merunduknya daun-daun anggota famili Leguminoceae di sore hari.
Gerak ini di sebabkan oleh adanya perubahan tekanan turgor pada
sel-sel penggerak tumbuhan tersebut.
 Termonasti, adalah gerakan yang terjadi yang disebabkan oleh
adanya rangsangan suhu yang diterima misalnya, mekarnya bunga
tulip pada musim semi.
 Nasti kompleks, adalah suatu gerakan yang terjadi karena adanya
gabungan rangsangan, misalnya, gerakan membuka dan menutupnya
stomata karena pengaruh kadar air, cahaya, suhu, dan zat kimia
(protein dan gula).
 Taksis
Taksis adalah gerak yang terjadi akibat rangsangan luar. Seluruh
tubuh tumbuhan akan bergerak, dan arah geraknya ditentukan oleh arah
rangsangan.
 Fototaksis, adalah gerak taksis karena adanya rangsangan dari
cahaya. Contohnya seperti Euglena yang bergerak dengan bulu
cambuk menuju cahaya.
 Kemotaksis, adalah gerakan dari sel tubuh, bakteri atau organisme
sebagai respon akibat terpapar zat kimiawi tertentu dalam
lingkungannya misalnya, gerak spermatozoid menuju sel telur pada
arkegonium tumbuhan lumut dan tumbuhan paku yang bergerak
karena tertarik oleh zat gula atau protein yang dihasilkan oleh
arkegonium.
 Galvanotaksis, adalah gerak taksis karena pengaruh arus listrik.
Contohnya adalah gerakan bakteri ke arah kutub positif atau negatif.
C. Mekanisme Fototropisme dan Hormon Fototropisme
Fototropisme berkaitan dengan zat tumbuh yang terdapat pada ujung tanaman
yang disebut auksin. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung
batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel
dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan
penting dalam pertumbuhan tumbuhan.
Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga ketika cahaya berada di atas
tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari pucuk ke daerah pemanjangan secara
vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari salah satu sisi batang, menyebabkan
distribusi auksin secara lateral (asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang
gelap. Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih
tinggi, Hal ini menyebabkan sisi batang yang pada daerah gelap akan mengalami
pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang seperti berbelok ke arah datangnya cahaya. 
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Semua
organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon beredar di
dalam sirkulasi darah dan cairan sel untuk mencari sel target. Hormon pada tumbuhan
dikenal dengan fitohormon.
Fitohormon dibagi kedalam beberapa jenis, yakni Auksin, Giberelin, Sitokinin,
Etilena, Asam absisat, Asam traumalin dan Kalin.
 Auksin, adalah fitohormon yang berperan dalam pertumbuhan ujung
tanaman. Auksin dapat ditemukan pada ujung tanaman, ujung akar, dan
bunga. Auksin dapat rusak jika terkena sinar matahari. Hal inilah yang
menyebabkan tanaman cenderung mengarah ke matahari. Karena sisi
tanaman yang terkena matahari akan mengalami denaturasi auksin.
Sehingga pemanjangan selnya tidak sepanjang sel pada bagian yang tidak
terkena matahari.
 Giberelin, merupakan fitohormon yang berperan sebagai perangsang
pertumbuhan akar, batang, dan daun, perkecambahan biji, menghentikan
dormansi biji, merangsang pertumbuhan kuncup dan pematangan serbuk
sari, dan perkembangan bunga pada spesies tertentu.
 Sitokinin, merupakan fitohormon yang berperan dalam pembelahan sel
bersama dengan auksin. Fungsi lain dari sitokinin, seperti mengatur
pembentukan bunga dan buah, memperkecil dominansi apikal dan
menyebabkan perbesaran pada daun muda serta menunda pengguguran
daun, bunga dan buah dengan cara meningkatkan transpor zat makanan ke
organ tersebut.
 Giberelin, merupakan fitohormon yang berperan mempengaruhi
perkembangan embrio kecambah, mempengaruhi pemanjangan batang,
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, batang dan daun
serta menghambat pertumbuhan biji.
 Etilena, merupakan fitohormon yang berperan dalam mempercepat
pematangan buah, merangsang terjadinya pemekaran bunga, mengakhiri
masa dormansi dan membentuk akar adventif.
 Asam Absisat, merupakan fitohormon yang berperan menghambat
pertumbuhan tanaman dengan cara mengurangi kecepatan pembelahan sel
ataupun pembesaran sel.
 Asam Traumalin, merupakan fitohormon yang berperan dalam
meregenerasi sel tumbuhan yang luka atau rusak.
 Kalin, merupakan fitohormon yang merangsang pembentukan organ
tubuh tumbuhan. Kalin dibagi menjadi empat jenis, yakni Kaulokalin yang
berfungsi merangsang pembentukan batang, Rhizokalin yang berfungsi
merangsang pembentukan akar, Filokalin yang berfungsi merangsang
pertumbuhan daun dan Antokalin yang berfungsi merangsang
pembentukan bunga.
D. Proses Pembungaan dan Faktor yang Mempengaruhi Pembungaan
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus
berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji.  Tahapan pembungaan
meliputi:
1) Induksi bunga (evokasi) adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu
tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi  meristem
reproduktif yang terjadi di dalam sel dan dapat dideteksi secara kimiawi dari
peningkatan sintesis asam nukleat dan protein yang dibutuhkan dalam pembelahan dan
diferensiasi sel.
2)  Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup
reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi
dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan
bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai
membentuk organ-organ reproduktif.
3) Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)d itandai dengan
terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses
megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan
organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4) Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi
bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam
kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan
maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis atau bahkan jauh setelah terjadinya
anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif
jantan dan be tinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5) Penyerbukan dan pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda.
6)  Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji. Tahap ini diawali
dengan pembesaran bakal buah (ovarium) yang diikuti oleh perkembangan cadangan
makanan (endosperm) dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio.
Adapun faktor yang mempengaruhi pembungaan terbagi menjadi dua, yakni
faktor internal yang meliputi fitohormon dan genetik serta faktor eksternal yang meliputi
suhu, cahaya, kelembapan dan unsur hara.

Anda mungkin juga menyukai