Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MINI RISET
“Perkembangan Moral Siswa SMA Negeri 9 Medan”

DISUSUN OLEH :

1. AKNES DIANTI LINGGA (4181131001)


2.CESSYA NOVIANDRA BR.TARIGAN (4182131002)
3.DEBORA DWI PRIHATINI SIMANJUNTAK
(4181131002)

KIMIA DIK A 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Rahmat dan KaruniaNya penulis bisa menyusun Mini Riset yang berjudul
“Perkembangan Moral Siswa SMA Negeri 9 Medan” ini dengan tepat waktu,
guna memenuhi tugas Mini Riset mata kuliah Perkembangan Peserta Didik,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam pembuatan Mini Riset ini, penulis banyak mendapat hambatan dan
tantangan namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak
yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Mini Riset ini terkhusus kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Septian
Prawijaya,S.Pd.,M.Pd.

Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang telah memberikan bantuannya. Semoga kontribusinya mendapat balasan dari
Tuhan Yang Maha Esa.Penulis sadar bahwa Mini Riset ini jauh dari
kesempurnaan baik segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari
pembaca sangat saya harapkan untuk kesempurnaan Mini Riset selanjutnya. Akhir
kata, harapan penulis Mini Riset ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca dan
kita sekalian.

Medan, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................... 2
1.3 Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN............................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8
LAMPIRAN BIODATA...................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengantarkan anak didik


menuju kepada proses kedewasaandalam berbagai aspek. Furhmann (1990)
menyatakan bahwa sekolah memiliki dua fungsi pokok yaitu tempat pendidikan
dan lembaga sosialisasi. Berdasarkan kedua fungsi tersebut, maka pengaruh
sekolah pada siswa tidak hanya sebatas pada pengalihan ilmu pengetahuan saja,
tetapi suasana lingkungan sekolah dan sistem pendidikan yang diterapkan juga
akan dapat mempengaruhi pengembangan fungsi kepribadian siswa. Strategi
pembelajaran moral sangat diperlukan karena banyaknya perilaku moral
dikalangan siswa seperti membolos, mencontek ketika ujian atau ulangan harian,
berkelahi antar teman. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk
mengantarkan anak didik menuju kepada proses kedewasaan dalam berbagai
aspek. Furhmann (1990) menyatakan bahwa sekolah memiliki dua fungsi pokok
yaitu tempat pendidikan dan lembaga sosialisasi. Berdasarkan kedua fungsi
tersebut, maka pengaruh sekolah pada siswa tidak hanya sebatas pada pengalihan
ilmu pengetahuan saja, tetapi suasana lingkungan sekolah dan sistem pendidikan
yang diterapkan juga akan dapat mempengaruhi pengembangan fungsi
kepribadian siswa. Strategi pembelajaran moral sangat diperlukan karena
banyaknya perilaku moral dikalangan siswa seperti membolos, mencontek ketika
ujian atau ulangan harian, berkelahi antar teman.
Pada era globalisasi dewasa ini di mana perkembangan informasi tersebar luas
yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan berbagai nilainilai
atau anasir dari luar yang negatif tidak lagi dapat disaring sehingga dengan mudah
mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi (generasi masa kini). sehingga
menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jatidiri yang terkait merosotnya
penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan
perkembangan moralitas individu. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga
memerlukan satu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jatidiri
generasi muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa. Di negara-negara
maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen penting dalam proses
pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang baik dan menyaring segala
bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi tingkahlaku kalangan anak-anak
dan tidak terkecuali kalangan remaja. Setidaknya, ada banyak faktor yang
berkontribusi mempengaruhi kualitas moral di kalangan siswa. Salah satu faktor
tersebut; adalah keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Keteladanan ini

1
dalam alam Indonesia dianggap langka.Terjadinya berbagai perilaku negatif yang
dilakukan oleh anak bangsa, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di
kalangan pemimpin bangsa. Kondisi ini menjadikan anak tidak lagi peduli dengan
nasihat guru karena contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik
yang diperoleh anak di luar kelas melalui media massa jauh lebih berpengaruh
terhadap pembentukan pribadinya. Akibatnya, sekolah, khususnya guru, tidak
mampu lagi membendung budaya negatif itu (Agus Zaenul F, 2012). Di sekolah
siswa memerlukan institusi dan sesi formal untuk mendapatkan pengetahuan
moral (moral knowing), untuk menghargai nilai-nilai murni(moral feeling) dan
untuk melaksanakan moral (moral action) yang baik. Sebab perilaku dan
moralitas tidak terbentuk begitu saja atau membiarkan seorang anak berkembang
apa adanya (Hambali,2015.b). Oleh karena itu sesi formal haruslah dimuat dalam
kurikulum sekolah, di sini kurikulum berperan penting sebagai pemandu yang
dapat mengarahkan pendidikan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui etika dan moral bisa memberikan prilaku yang baik

2. Untuk mengetahui cara mengatasi moral yang buruk pada remaja

3. Untuk mengetahui dampak dari moral yang buruk pada remaja

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui etika dan moral bisa memberikan prilaku yang baik

2. Untuk mengetahui cara mengatasi moral yang buruk pada remaja

3. Untuk mengetahui dampak dari moral yang buruk pada remaja

2
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Istilah Moral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mos
yang sepadan dengan kata adat kebiasaan. Bilamana perkataan moral dibicarakan,
selalu ada perkataan atau istilah lain seperti; nilai, norma, etika, kesusilaan, budi
pekerti, akhlak, dan adat istiadat, istilah-istilah tersebut juga hampir memiliki
makna konsep yang sama. Dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang patut dan wajar. Pada bagian
ini penulis lebih mengarahkan tinjauan konsepsi moral daripada konsep yang lain
yaitu nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat.
Bahkan konsepsi di atas terkait erat dalam konsepsi karakter dalam Pendidikan
Karakter di Indonesia. Budi pekerti, nilai, norma, dan moral dalam istilah lain
dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai,
norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani
bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat
pada alam pikiran (BP-7,1993:25). Apabila kita membicarakan pengertian moral,
etika dan nilai, tiada satu definisi universal yang diterima oleh semua pihak.
Terdapat banyak pengetahuan yang berbeda tentang moral, etika dan nilai
menurut ahli yang berbeda pula makna kegunaan (berharga), sedangkan moral
berasal dari bahasa Latin yaitu „mores‟. Etika atau „ethics‟ berasal dari bahasa
Yunani yaitu „ethos‟ yang memiliki arti hampir sama dengan etika. Moral
merujuk nilai yang dianggap oleh individu dan masyarakat sebagai nilai sesuatu
yang baik dan patut. (Wong Naikung dkk, 2011; Muthualagan Thangavelu dkk,
2009; dan Abdul Rahman Md Arof, 2011).
Menurut Kilpatrick (1992) pembentukan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui proses pengetahuan (knowing) kepada tindakan kebiasaan
(habits). Hal ini bermakna, pengetahuan yang diperoleh diaplikasikan dalam
bentuk tindakan melalui latihan dan pendidikan yang berterusan untuk
membedakan mana-mana pengaruh yang baik dan keburukan. Untuk tujuan ini,

3
seorang siswa hendaklah dididik secara sadar akan pengetahuan moral (moral
knowing), menghargai nilai-nilai yang baik (moral feeling) dan melakukan
kebiasaan moral yang baik (moral habits). Menurut Fatchul Mu‟in (2011:211)
terdapat enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat
digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan prilaku dalam hal-hal khusus.
Keenam karakter ini dapat dikatakan sebagai pilar-pilar karakter manusia, di
antaranya: (1) Respect (Penghormatan); (2)
Responsibility (Tanggung Jawab); (3) Citizenship-Civic Duty (Kesadaran
Berwarga Negara); (4) Fairness (Keadilan dan Kejujuran); (5) Caring
(Kepedulian dan Kemauan Berbagi); dan (6) Trustworthiness (Keparcayaan).

4
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Saat memulai penelitian, peneliti menyebarkan angket untuk


mendapatkan data sampel dari moral anak remaja. Kemudian, peneliti akan
memilih beberapa orang untuk diwawancarai seputar moral remaja.

B. Rancangan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di SMA Negeri 9 Medan pada hari


kamis tanggal 8 November 2018. Peneliti datang pada sekolah tersebut pada
jam 9 pagi. Setelah itu, peneliti masuk ke kelas dan menyebarkan angket serta
melakukan wawancara.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dengan menggunakan observasi lapangan dengan menyebar angket dan


melakukan wawancara.

D. Teknik Pengolahan data

Data berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau


berupa kata. Pertanyaan terdapat dalam angket sehingga siswa harus
menjawabnya melalui pertanyaan di dalam angket. Setelah itu, jawaban siswa
dikumpul untuk mengetahui seberapa baik dan buruk moral yang dimiliki
remaja. Wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa berguna untuk
sebagai bukti yang kuat mengenai moral yang mereka miliki.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

Tabel hasil pengamatan

No A B C D
. Soal (sering) (kadang- (selalu) (Tidak
kadang) Pernah)
1. Apakah orang tuamu pernah memberikan 4 Orang 1 orang 23 orang 0
nasehat ?
2. Apakah anda sering membantah atau 3 orang 20 orang 0 5 orang
melawan ketika orang tua anda memberikan
nasehat ?
3. Apakah linkungan sekitar mempengaruhi 4 orang 9 orang 2 orang 9 orang
sikap anda ?
4. Apakah orang tuamu selalu memberikan 8 orang 2 orang 18 orang 0
contoh yang baik terhadap anak-anaknya ?
5. Apakah kamu pernah melanggar aturan yang 1 orang 24 orang 1 orang 2 orang
sudah ditetapkan di rumah ataupun di
sekolah ?
6. Apa bila dimarahi orang tua saya diam saja ? 4 orang 14 orang 10 orang 0
7. Apakah teman sebaya mu mempengaruhi 6 orang 15 orang 0 6 orang
perilaku dalam kepribadianmu ?
8. Apakah kamu pernah melakukan kesalahan 5 orang 23 orang 0 0
kepada temanmu dalam pergaulan sehari-
hari ?
9. Dalam menghadapi masalah apakah kamu 3 orang 22 orang 0 3 orang
melakukannya dengan perasaan emosi ?
10. Apakah kamu selalu memberikan contoh 6 orang 13 orang 8 orang 1 orang
yang baik kepada temanmu ?
11. Jika kamu salah, pernahkah kamu langsung 8 orang 10 orang 9 orang 1 orang
meminta maaf ?
12. Jika ada tawaran dari temanmu apa kamu 4 orang 19 orang 0 4 orang
ikut dengannya ?
13. Apakah orangtuamu dirumah sering 11 orang 10 orang 7 orang 0
menanyakan waktu kamu di sekolah ?
14. Apakah bila kebutuhan kamu terpenuhi, 8 orang 3 orang 17 orang 0
kamu merasakan kenyamanan ?
15. Apakah kamu pernah melakukan perbuatan 2 orang 1 orang 0 24 orang
anarkis (merusak atau menganiaya) ?
16. Saya bersikap sopan santun kepada orang 8 orang 2 orang 18 orang 0
yang usianya lebih tua dari saya ?
17. Saya tidak pernah menghiraukan, apabila 5 orang 18 orang 2 orang 3 orang
ada orang yang menegur sikap dan perilaku
saya ?
18. Saya menyapa apabila bertemu dengan 10 orang 10 orang 8 orang 0
bapak dan ibu guru di sekolah ?
19. Apakah kamu suka bersosialisasi di rumah, 11 orang 13 orang 4 orang 0
sekolah, ataupun di masyarakat ?
20. Ada masalah, saya pergi dari rumah tanpa 0 6 orang 0 22 orang
pamit ?

Berdasarkan hasil analisis data, yang telah dilakukan peneliti maka dapat
diperoleh beberapa hal mengenai pengaruh keluarga dalam perkembangan moral
remaja SMA Negeri 9 Medan adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi orang tua dengan anak sangat berperan banyak bahkan


mengarahkan anak keperkembangan moral yang signifikan baik hal ini dapat
diamati dengan peranan orang tua memberikan nasehat.

2. Respon anak yang cenderung menolak nasehat orang tua, berpengaruh terhadap
perkembangan moralnya.

3. Kedekatan antar anggota keluarga berpengaruh terhadap perkembangan


moralnya, sehingga jika ada masalah anak tidak akan pergi tanpa pamit.

6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perkembangan moral didasarkan pada penalaran moral dan berkembang


secara bertahap. Perkembangan moral berkaitan dengan aturan moral dan
konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain. Perkembangan moral melibatkan perubahan seiring usia pada
pikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan prinsip dan nilai yang mengarahkan
bagaimana seseorang seharusnya bertindak. Dalam proses pembentukan
kepribadian seorang remaja sangat dipengaruhi oleh orang tua karena orang tualah
yang paling dekat dengan remaja.

B. Saran

Peneliti lebih meningkatkan penelitiannya dan lebih banyak menggunakan


sampel yang akan diuji.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hudi, I.,2017. Pengaruh Pengetahuan Moral Terhadap Perilaku Moral


Pada Siswa SMP Negeri Kota Pekan Baru Berdasarkan Pendidikan Orangtua.
Jurnal Moral Kemasyarakatan. 2(1):30-44.

Azizah,N.,2014. Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang


Pendidikan Umum dan Agama.Jurnal Psikologi.33(2):1-16.

Mukino.,Purnomo,E.,Suntoro,I.,2016. Penerapan Model Moral Reasoning Untuk


Membentuk Moralita dan Karakter Siswa Pada PKn.Jurnal Studi
Sosial.4(1):42-52.

Anda mungkin juga menyukai