SEKOLAH VOKASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum mata kuliah analisis organoleptik kali ini akan melakukan Uji
Pengenalan Sifat-sifat Organoleptik dengan melakukan Uji Tekstur Agar-
agar, Uji Kerenyahan Keripik dan Uji Kekentalan Minuman Susu.
1.2. Tujuan
METODOLOGI
Contoh uji diletakan pada 1 piring melamin yang berisi produk agar
dari 4 merk berbeda, kemudian diberi kode. Keempat agar tersebut
disajikan bersamaan secara acak
Dua contoh uji terdiri atas satu piring kecil berisi keripik renyah dan
satu piring lain berisi keripik melempem, masing-masing piring diberi
kode berbeda, kemudian kedua contoh uji disajikan secara bersamaan
secara acak.
621 408
C. Uji Kekentalan
Tiga contoh uji terdiri atas 3 gelas sloki masing-masing berisi minuman
susu dengan kekentalan berbeda, masing-masing gelas diberi kode
berbeda, kemudian ketiga contoh uji disajikan bersamaan secara acak.
3.1 Hasil
1. Format uji
A. Contoh format uji tekstur produk agar-agar
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
745
039
326
157
B. Contoh format uji kerenyahan
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Kerenyahan
Kode Contoh
0 1
621
408
C. Contoh format uji kekentalan
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
a. Uji Tekstur
Uji tekstur dilakukan dengan menekan-nekan produk agar dengan
ujung jari yang menurut panelis merupakan jari yang memiliki sensitifitas
tinggi. Bahan uji kemudian diurutkan dari yang memiliki kekenyalan
paling tinggi hingga paling rendah. Uji ini dilakukan oleh 25 panelis
dengan 4 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Dari 25 panelis telah
didapatkan hasil bahwa jelly paling kenyal yaitu yulie (kode 157) dengan
rata-rata 2,08. Jelly kenyal yaitu My Jelly (kode 039) dengan rata-rata
2,24. Jelly kurang kenyal yaitu Inaco (kode 745) denga rata-rata 2,40. Dan
jelly paling kurang kenyal yaitu Joe jelly (kode 326) dengan rata-rata 3,16.
Sedangkan, berdasarkan tingkat kekerasan jelly paling keras yaitu Inaco
(kode 745) dengan rata-rata 3,88, Jelly keras yaitu Joe jelly (kode 326)
dengan rata-rata 2,92, jelly kurang keras yaitu My Jelly (kode 039) dengan
rata-rata 2,12, jelly paling tidak keras yaitu yulie (kode 157) dengan rat-
rata1,20.
b. Uji Kerenyahan
Pada uji kerenyahan ini dilakukan dengan menggigit, mengunyah,
dan mendengarkan untuk mengetahui kerenyahan dari keripik singkong
yang digunakan sebagai bahan uji. Pada uji kerenyahan dengan keripik
singkong kurang renyah atau melempem (kode 621) didapatkan jumlah
benar sebanyak 18 panelis, jumlah salah sebanyak 7 panelis. Lalu untuk
uji kerenyahan pada keripik singkong renyah (kode 408) didapatkan
jumlah benar sebanyak 19 panelis dan untuk jumlah salah sebanyak 6
panelis, untuk persentase panelis berkompeten sebesar 72%.
c. Uji Kekentalan dan Aroma
Uji kekentalan dilakukan dengan mencicipi dan membandingkan
dengan cara menyiduk larutan dengan sendok dari produk “Dancow”,
sedangkan untuk uji aroma dilakukan dengan mencium aroma dari
masing-masing contoh uji. Uji kekentalan dilakukan untuk mengetahui
susu yang berkonsentrasi tinggi dan susu yang berkonsentrasi rendah. Dari
uji susu yang paling kental (kode 316) mendapatkan jumlah benar
sebanyak 24 panelis, jumlah salah sebanyak 1 panelis, sedangkan untuk
uji aromanya didapatkan jumlah benar sebanyak 20 panelis, untuk jumlah
salah sebanyak 5 panelis. Untuk uji susu dengan kode 590 memiliki
kekentalan sedang dengan jumlah benar sebanyak 24 panelis dan jumlah
salah sebanyak 1 paneli, sedangkan untuk uji aromanya mendapatkan
jumlah benar sebanyak 21 panelis dan jumlah salah sebanyak 4 panelis.
Terakhir untuk uji dengan kekentalan encer dengan kode 284 didapatkan
jumlah benar sebanyak 25 panelis, dan tidak ada panelis yang melakukan
kesalahan dan untuk uji aromanya didapatkan jumlah benar sebanyak 22
panelis, jumlah salah sebanyak 3 panelis, sehingga didapatkan persentase
panelis berkompeten sebesar 80%.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, semua jenis indera digunakan untuk menilai bahan
yang disajikan. Kondisi indera yang kurang baik dan sehat mempengaruhi
panelis dalam memberikan penilaian. Keripik yang renyah mempunyai suara
yang nyaring saat dimakan serta mudah untuk dikunyah. Perbedaan
konsentrasi susu mempengaruhi penilaian panelis dalam menentukan tingkat
kekentalan dan aroma. Susu dengan kekentalan yang tinggi memiliki warna
yang lebih pekat, aroma yang lebih menyengat, dan tidak encer. Agar-agar
dengan kekerasan dan kekenyalan yang baik mempunyai tekstur yang padat
dan kokoh (tidak mudah hancur). (Muhammad, 2016)
4.2 Saran