Npm : 1811060264 Kelas : 5A Mata Kuliah : Bioteknologi
1. Jelaskan bagaimana cara mendeteksi korban kecelakaan pesawat dengan
menggunakan teknik PCR? Jawab : Polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk membuat jutaan kopi DNA dari sampel biologis. Amplifikasi DNA dengan menggunakan PCR menyebabkan analisis DNA pada sampel biologis hanya membutuhkan sedikit sampel dan dapat diperoleh dari sampel yang halus seperti rambut. Kemampuan PCR untuk mengamplifikasi sejumlah kecil DNA memungkinkan untuk menganalisa sampel yang sudah terdegradasi sekalipun. Namun, tetap saja harus dicegah kontaminasi dengan materi biologis yang lain selama melakukan identifikasi, koleksi dan menyiapkan sampelnya. Tes DNA dilakukan dengan cara mengambil DNA dari kromosom sel tubuh (autosom) yang mengandung area STR (short tandem repeats), suatu area ini tidak memberi kode untuk melakukan sesuatu. STR inilah yang bersifat unik karena berbeda pada setiap orang. Perbedaannya terletak pada urutan pasang basa yang dihasilkan dan urutan pengulangan STR. Pola STR ini diwariskan dari orang tua. Cara memeriksa tes DNA dilakukan dengan cara mengambil STR dari anak. Selanjutnya, di laboratorium akan dianalisa urutan untaian STR ini apakah urutannya sama dengan seseorang yang dijadikan pola dari seorang anak. Urutan tidak hanya satu-satunya karena pemeriksaan dilanjutkan dengan melihat nomor kromosom. Misalnya, hasil pemeriksaan seorang anak ditemukan bahwa pada kromosom nomor 3 memiliki urutan kode AGACT dengan pengulangan 2 kali. Bila ayah atau ibu yang mengaku orang tua kandungnya juga memiliki pengulangan sama pada nomor kromosom yang sama, maka dapat disimpulkan antara 2 orang itu memiliki hubungan keluarga. Seseorang dapat dikatakan memiliki hubungan darah jika memiliki urutan dan pengulangan setidaknya pada 16 STR yang sama dengan kelurga kandungnya, maka kedua orang yang dicek memiliki ikatan saudara kandung atau hubungan darah yang dekat. 2. Akibat pergaulan bebas saat ini kasus penderita HIV semakin banyak. Jelaskan bagimana mendeteksi penderita HIV dengan teknik PCR? Jawab : Dengan mengambil sampel darah dari orang yang berinteraksi kemudian darah di sentrifugasi dan diambil partikel HIV dari serum darah dari orang yang terinfeksi. Lalu, genom RNA virus diekstrak. RNA yang sudah di ekstrak diuji dengan amplifikasi PCR. Hasil PCR tidak dapat dilihat secara langsung, namun , harus diproses lagi dengan elektroforesis dan dilihat dengan alat gel documentation untuk melihat hasilnya. 3. Jelaksan kelebihan dan kelemahan teknik PCR tersebut? Jawab : Teknik PCR memiliki kelebihan yaitu PCR digunakan secara luas untuk diagnosis berbasis molekuler, misalnya deteksi virus, bakteri, protozoa dan cacing parasit. PCR juga dapat digunakan sebagai alternatif gold standard apabila parasit yang hidup tidak ditemukan dalam tubuh. 12 DNA hospes dan parasit memiliki urutan yang berbeda, sehingga PCR dapat mendeteksi keberadaan parasit dalam tubuh secara spesifik. PCR dapat mendeteksi DNA parasit sampel yang berjumlah sedikit. PCR dapat membedakan spesies parasit tunggal dengan adanya primer spesifik untuk DNA target. Primer yang digunakan di PCR relatif lebih sederhana dibandigkan dengan LAMP, karena hanya satu pasang primer forward dan reverse untuk menempel pada gen terget. Kelemahan teknik PCR diantaranya pada proses PCR harus diawali dengan preparasi sampel yang cukup rumit dan reagen yang mahal. Proses PCR memerlukan mesin pengatur suhu (thermal cycler) dan waktu relatif lebih lama dari LAMP, yaitu sekitar 2-4 jam untuk 35 siklus. Hasil PCR tidak dapat dilihat secara langsung, harus diproses lagi dengan elektroforesis dan dilihat dengan alat gel documentation. Pemerikasaan dengan PCR tidak dapat membedakan apakah parasit dalam tubuh masih hidup atau sudah mati.