Anda di halaman 1dari 11

B.

Dignosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,
malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pengeluaran yang berlebihan ( muntah
dan diare berat ).
3. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi, kejang
abdomen dan infeksi.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan HIV dan AIDS
(perjalanan, penyebaran penyakit, efek jangka panjang pada
wanita dan janin.

C. Perencanaan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
iteria hasil : Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi
resiko infeksi, tidak demam dan bebas dari
pengeluaran/sekresi purulen dan tanda-tanda lain dari
kondisi infeksi.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Mengurangi resiko kontaminasi silang.
1. pasien dan orang terdekat sebelum dan sesudah
seluruh kontak perawatan dilakukan.
2. Berikan lingkungan bersih dan Mengurangi
patogen pada system imun. berventilasi.
3. Pantau TTV, terutama suhu. Peningkatan
suhu secara berulang-ulang dari demam yang
terjadi untuk
menunju
kkan
bahwa
tubuh
bereaksi
pada
proses
infeksi.
4. Selidiki keluhan sakit kepala, kaku leher,
Ketidak normalan neurologis umum dan
perubahan penglihatan. mungkin di
hubungkan dengan HIV ataupun infeksi sekunder.
5. Bersihkan kuku setiap hari. Dikikir lebih
Mengurangi resiko tranmisi bakteri baik daripada
dipotong dan hindari pathogen melalui kulit.

memotong kutikula.
6. Periksa adanya luka/lokasi alat invasif,
Identifikasi/perawatan awal dari infeksi
perhatikan tanda-tanda inflamasi/infeksi
sekunder dapat mencegah terjadinya sepsis. local.

7. Bersihkan percikan cairan tubuh/darah


Mengontrol mikroorganisme pada dengan larutan
pemutih. permukaan kertas.
Kolaborasi
Dilakukan untuk mengidentifikasi demam.
8. Patau studi laboratorium. Mis. Periksa darah, urin,
sputum dan lain-lain.
9. Berikan antibiotik, antijamur dan anti
Mengahambat proses infeksi.
mikroba. Seperti pentamidin atau
AZT/retrovir.

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan pengeluaran yang berlebihan ( muntah dan diare berat ).
Tujuan : Mempertahankan massa otot yang adekuat dan
mempertahankan berat antara 0,9-1,35 kg dari berat sebelum
sakit.

riteria hasil : Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan


berat badan dan mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen
positif, bebas dari malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat
energy.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Kaji kemampuan mengunyah, lesi mulut,
tenggorokan, dan esophagus merasakan, dan
menelan. dapat menyebabkan disfagia
( penurunan kemampuan mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk makan).
2. Aukultasi bising usus. Hipermotilitas saluran
intestinal umum
terjadi
dan di
hubun
gkan
denga
n
munta
h dan
diare,
yang
memp
engaru
hi
pilihan
diet.
3. Timbanng berat badan sesuai kebutuhan. Indicator
kebutuhan nutrisi/pemasukan yang adekuat.
4. Berikan perawatan mulut yang terus Mengurangi
ketidaknyamanan yang menerus, awasi tindakan
pencegahan berhubungan dengan mual/mual, lesi
oral, sekresi. Hindari obat kumur yang
penegeringan mukosa, dan halitosis. Mulut
mengandung alcohol. yang bersih akan
meningkatkan napsu makan.
5. Kaji obat-obatan tehadap efek samping profilaktik
dan obat-obatan terapeutik nutrisi. mungkin
memiliki efeksamping, misalnya

AZT (pengubah rasa, mual/muntah).


6. Dorong aktivitas fisik sebanyak Dapat
meningkatkan napsu makan dan rasa mungkin.
sehat.
7. Dorong pasien duduk pada saat makan.
Mempermudah proses menelan dan mengurangi
resiko aspirasi. Kolaborasi
8. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium.
Mengindikasikan status nutrisi dan fungsi
Misalnya glukosa, protein dan albumin. organ, dan
mengidentifik
asi kebutuhan
pengganti.
9. Pasang/pertahankan selang NGT sesuai Mungkin
diperlukan unntuk mengurangi petunjuk.
mual/muntah atau untuk pemberian makan per
selang.
10. Konsultasikan dengan tim pendukung Menyediakan
diet berdasarkan kebutuhan ahli diet/gizi. individu
dengan rute yang tepat.
11. Berikan obat-obatan sesuai petujuk, misal:
Suplemen makanan.
Keku
rangan vitamin terjadi akibat Antiemetik
(metoklopramid) penurunan pemasukan
makanan. Menguraningi insiden
muntah, meningkatkan fungi gaster.

3. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi, kejang


abdomen dan infeksi.
Tujuan : Nyeri dapat diatasi dan hilang.
Kriteria hasil : Hilangnya/terkontrolnya rasa sakit, menunjukkan posisi/ekspresi
wajah rileks.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Mengindikasikan kebutuhan untuk
1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
intervensi dan juga
tanda-tanda intensitas nyeri (skala 0-10),
frekuensi dan perkembangan komplikasi.
waktu.
2. Berikan aktivitas hiburan, misalnya
Memfokuskan kembali perhatian, mungkin
membaca, menonton TV dan berkunjung.
dapat meingkatkan kemampuan untuk
mennanggulangi.
3. Lakukan tindakan paliatif, misalnya
Meningkatkan relaksasi/menurunkan
pengubahan posisi, masase, rentang gerak
tegangan otot. pada sendi yang sakit.
4. Berikan kompres hangat/lembab pada sisi
injeksi ini diketahui sebagai penyebab rasa
injeksi pentamidin IV selama 20 menit
sakit dan abses steril.

setelah pemberian.
5. Instruksikan melakukan relaksasi
Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.
progresif dan teknik napas dalam. Dapat
menurunka
n kebutuhan
narkotik
analgesic.
6. Berikan perawatan oral. Ulserasi/lesi
mungkin menyebabkan
ketidaknyamanan yang sangat.
Kolaborasi
Memberikan penurunan nyeri/tidak
7. Berikan analgesic/antipiretik narkotik.
nyaman dan mengurangi demam.
Gunakan
ADP
untuk
memberik
an
analgasik
24 jam.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan HIV dan AIDS


(perjalanan, penyebaran penyakit, efek jangka panjang pada
wanita dan janin.
Tujuan : Pasien mengetahui pengertian, penyebab, akibat dan penatalaksanaan
penyakit HIV dan AIDS.
teria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit
dan tindakan, melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai
dan berpartisipasi dalam aturan perawatan.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pasien perlu waspada terhadap resiko bagi
1. Berikan informasi mengenai dirinya
sendiri sama seperti resiko bagi system/respon imun normal
dan bayi dan orang lain disekitarnya. bagaimana efek dari HIV,
penyebaran
virus, factor yang diyakini dapat meningkatkan kemungkinan progresifitas
penyakit.
2. Berikan informasi yang realistis optimis selama kontak dengan
pasien.
Perlu untuk memberikan harapan yang realistis, untuk mengurangi resiko bunuh
diri.
3. Tinjau tanda-tanda/gejala yang mungkin Pasien mungkin
mengalami penyakit akut menjadi konsekuensi dari infeksi
HIV. 2-6 minggu selama terinfeksi.
4. Tekankan perlunya memperhatikan seks Membatasi
penyebaran virus. Mengerangi yang lebih aman dan juga
perlunya pemajanan pada agen infeksi/sters menghindari
penggunaan obat-obatan IV tamabahan pada system imun.
terlarang.
5. Berikan informasi mengenai perubahan Bukti
menunjukkan bahwa diet yang gaya hidup yang sesuai
dengan factor khusus dan factor gaya hidup dapat yang
membantu mempertahankan berpengaruh pada
perkembangan infeksi kesehatan. HIV sampai AIDS.
6. Diskusikan strategi penatalaksanaan Keterlibatan pasien
dalam perawatan terhadap gejala-gejala dan tanda-tanda
meningkatkan kerja sama dan kepuasan yang terus
menerus. dalam perawatan.
7. Dorong kontak dengan orang terdekat, Banyak yang
merasa takut mengungkapkan keluarga, dan teman. pada
orang terdekat, keluarga dan teman karena takut ditolak.

D. Evaluasi
Evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat di lihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat di lihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya. Setelah dilakukann tindakan keperawatan di harapakan pasien :
1. Dx 1 : Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi resiko
infeksi, tidak demam dan bebas dari pengeluaran/sekresi purulen dan tanda-
tanda lain dari kondisi infeksi.
2. Dx 2 : Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat
badan dan mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari
malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energi.
3. Dx 3 : Hilangnya/terkontrolnya rasa sakit, menunjukkan posisi/ekspresi wajah
rileks.
4. Dx 4 : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan
tindakan, melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai dan berpartisipasi
dalam aturan perawatan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita,
namun kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin
terutama pada kehamilan trimester pertama. Wanita hamil trimester pertama
pada umumnya mengalami mua, muntah, nafsu makan berkurang dan
kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi
klinis wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS.
HIV/AIDS adalah topic yang sangat sensitive dan lebih banyak
sehingga banyak penelitian melibatka anak-anak yang rentan untuk terjangkit
HIV. Setiap usaha dilakukan untuk memastikan bahwa keluarga akan merasa
baik.
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) , yaitu kondisi
hilangnya kekebalan tubuh sehingga member kesempatan berkembangnya
berbegai bentuk infeksi dan keganasan, kemunduran kemampuan intelektual,
dan penyakit lainnya. Dengan hilangnya semua kekebalan tubuh manusia pada
AIDS, tubuh seolah-olah menjadi tempat pembenihan bakteri, protozoa, jamur
serta terjadi degenerasi ganas.

Anda mungkin juga menyukai