Jiwa SAP
Jiwa SAP
Jiwa SAP
BERDUKA DISFUNGSIONAL
Dosen Pembimbing:
DR. Byba Melda Suhita S.Kep.Ns.M.Kes.
Disusun Kelompok 6 :
1. Ahmad khalilurrahman
2. Anggela Virda Mirantika
3. Elya farahnas
4. Dimas yulio pratama
G. Materi :
A. Pengertian Berduka Disfungsional
Berduka merupakan respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan
yang dimanifestasikan dengan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur, dan lain-lain. Secara umum pengertian berduka merupakan reaksi
terhadap suatu kehilangan atau kematian.
Berduka disfungsional adalah suat status yang merupakan pengalan individu
yang responnya di besar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan objek dan ketidakmampuan fungsional.
B. Fase-fase Berduka
1. Fase awal
Pada fase awal seseorang menunjukkan raksi syok, tidak yakin, tidak percaya, perasaan
dingin, perasaan kebal dan bingung. Perasaan tersebut berlangsung selama beberapa
hari, kemudian individu kembali pada perasaan berduka berlebihan. Selanjutnya,
individu merasakan konflik dan mengekspresikan dengan menangis dan ketakutan. Fase
ini akan berlangsung selama beberapa minggu.
2. Fase pertengahan
Fase kedua dimulai minggu ketiga dan di tandai dengan adanya perilaku obsesif. Sebuah
perilaku yang terus mengulang-ngulang peristiwa kehilangan yang terjadi.
3. Fase pemulihan
Fase terakhir ini dialami setelah setahun pertama kehilangan. Individu memutuskan
untuk tidak mengenang masa lalu dan memilih untuk melanjutkan kehidupan. Pada fase
ini individu sudah mulai berpartisipasi kembali dalam kegiatan sosial.
C. Jenis-jenis Berduka
1. Berduka normal, terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal
terhadap kehilangan. Misalnya, kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian,
dan menarik diri dari aktivitas untuk sementara.
2. Berduka antisipatif, yaitu proses melepaskan diri yang muncul sebelum
kehilanganatau kematian yang sesungguhnya terjadi. Misalnya, ketika
menerima diagnosis terminal, seseorang akan memulai proses perpisahan dan
menyelesaikan urusannya sebelum ajalnya tiba.
3. Berduka yang rumit dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap
berikutnya, yaitu tahap kedukaan normal. Masa berkabung seolah-olah tidak
kunjung berakhir dan dapat mengancam hubungan orang yang bersangkutan
dengan orang lain.
4. Berduka tertutup, yaitu kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui
secara terbuka. Contohnya, kehilangan pasangan karena AIDS, anak yang
mengalami kematian orang tua tiri, atau ibu yang kehilangan anaknya di
kandungan atau ketika bersalin.
5. Tahap-tahap Berduka
1. Danial (penolakan)
Seseorang yang baru saja mengalami kejadian menyedihkan akan berpikir ini
mungkin terjadi. Reaksi penolakan ini adalah sebuah reaksi yang normal
dilakukan banyak orang yang sedang dipemuhi dengan emosi. Penolakan atau
denial merupakan salah satu mekanisme pertambahan yang bisa dilakukan
orang untuk melindungi hal yang ia percayai.
2. Anger (marah)
Memudarnya efek penyangkalan dan isolasi akan diiringi dengan rasa sakit
yang belim bisa diterima seseorang. Seseorang dengan rasa sakit rentan
terpicu emosi untuk melampiaskan rasa sakitnya melaui kemarahan. Rasa
marah kadang dikaitkan deengan rasa marah yang berkaitan dengan peristiwa
yang dialami seseorang. Seperti membenci orang yang sudah meninggal.
3. Bergaining (penawaran)
Pada tahap ini seseorang diam-diam akan membuat kesepakatan dengan tuhan
sebagai upaya melindungi diri dari rasa sakit.fase ini adalah fase pertahanan
yang paling lemah dan melindungi seseorang dari kenyataan yang
menyakitkan.
4. Depression (depresi)
Depresi ini berisi kesedihan, kekhawatiran, dan kegelisahan. Fase ini dapat
berakhir ketika seseorang mendapat klarifikasi dan jaminan yang dapat
meyakinkan bahwa hidup mereka akan baik-baik saja.
5. Acceptance (penerimaan)
Penerimaan tidak sealu menjadi tahap yang membahagiakan atau
membangkitkan semangat. Tahap ini tidak berarti seseorang telah melewati
kesedihan. Seseorang mungkin akan merasa perubahan besar dalam hidupnya.
7. Kegiatan
Tugas :
2.Elya Farahnas
Tugas :
Membuka dan mengucapkan salam
Menjelaskan prosedur penyampaian materi
Menyampaikan materi penyuluhan
2. Evaluasi Proses :
a. 100% peserta antusias
b. 100% peserta mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta mampu materi
yang diberikan
d. 80% peserta memperhatikan materi yang diberikan
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh melalui google form.
Referensi
(NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2018-2020)
Repository.unj.ac.id
https://www.academia.edu/8324741/ASUHAN_KEPERAWATAN_KEHILANGAN_DAN_BE
RDUKA_Diposkan_oleh_Rizki_Kurniadi