Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hemmia Florenta Br Tarigan

Kelas : 3.2

Nim : 180204088

A. Pendahuluan

Para ahli mendefenisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai sudut pandang, WHO (1974)
mendefenisikan sebagai kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota
masyarakat yang satu dengan yang lainnya, sedangkan Spradley (1985) mendefenisikan
komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Saunders (1991) juga mendefenisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau
sistem sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan minta relatif
sama serta ada interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang bertujuan
mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu
mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat/komunitas tersebut
dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pelaksanaannya Asuhan Keperawatan komunitas diupayakan dekat dengan komunitas,


sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan.
Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya essensial atau sangat
dibutuhkan komunitas secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikiaan di
dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada balita di
wilayah binaannya, seyogyanya ia bisa memilih alat permainan edukatif sederhana yang tersedia
di wilayah tersebut.

Apabila daerah tersebut wilayah pengrajin kayu, bekas potongan kayu tersebut diciptakan
sebagai balok atau kubus dan lain-lain sebagainya untuk menstimulus balita, dengan melibatkan
orangtua balita menyiapkan peralatan tersebut, tidak hanya menggunakan permainan yang
modern seperti ”LEGO” yang belum terjangkau oleh komunikasi.

Peran serta komunitas yersebut diartikan sebagai suatu proses dimana individu,keluarg dan
komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dengan peran sebagai pelaku kegiatan
upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.

Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan dengan


menggunakan potensi lingkungan untuk mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan
wilayah setempat (Locality Development) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat
digunakan.

Dalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan
dan Evaluasi.

Intervensi keperawatan dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri,
maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas program atau lintas
sektoral.

Pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan komunitas memberikan pelayanan sesuai
konsep, hal ini antara lain karena pemahaman yang belum sama tentang konsep dasar
keperawatan komunitas dan perannya dalam keperawatan komunitas, dengan materi ini
diharapkan para sejawat perawat dapat mendesiminasikan ilmunya baik kepada peserta didik
maupun kepada sejawat perawat lain yang bekerja di komunitas, selanjutnya akan diuraikan
asumsi keyakinan dan falsafah komunitas.

B. ASUMSI, KEYAKINAN DAN FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asumsi Dasar

Menurut American Nurses Association (ANA, 1980) asumsi dasar keperawatan komunitas
didasarkan asumsi berikut :

a. Sistem kesehatan bersifat kompleks

b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan
kesehatan

c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan


penelitian melandasi praktek

d. Fokus utama adalah keperawatan primer,sehingga keperawatan komunitas perlu


dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama.

Dengan demikian perawatan komunitas dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan yang


melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.

Keyakinan

Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas, yaitu :

a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini komunitas.

c. Perawatan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik

d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat mendukung maupun


menghambat, untuk itu harus diantisipasi.

e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Dari asumsi dan keyainan yang mendasar tersebut dikembangkan falsafah keperawatan
komunitas yang akan menjadi landasan keperawatan komunitas.

Falsafah Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh


lingkungan (bio, psiko, sisio, cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu keoada falsafah atau paradigma keperawatan
secara umum yaitu manusia atau kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari
pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunita yang terdiri dari 4
komponen dasar, seperti yang diuraikan di bawah ini :

a. Manusia

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas
geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud
termasuk kelompok beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

b. Kesehatan

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.

c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien, yang bersifat biologis,
psikologis, sosial cultural dan spiritual.

d. Keperawatan

Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan


klien/komunitas menghadapi stressor melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi
intervensi keperawatan komunitas.

C. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN


KOMUNITAS

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan


pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan dan
Dawkin, 1987).

Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan melalui


fisik, biologis, psikologis, sosial dan cultural dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan
memberi prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam
upaya mencapai tujuan.

2. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat
melalui :

a. Pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam
kontes komunitas

b. perhatian lagsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana


masalah/issue kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
3. Sasaran Keperawatan Komunitas

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi (kelompok
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil).

4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Adapun strategi intervensi keperawatan komunitas yaitu proses kelompok pendidikan kesehatan
dan kerjasama (Friendship).

D. LINGKUNGAN BIDANG KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB

Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus kepada


kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat
yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan
eksternal.

Intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup: pendidikan kesehatan/keperawatan (Health


Education), mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas,
melakukan intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat, misalnya konseling
remaja, pasangan yang akan menikah dan sebagainya, melakukan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral untuk mengatasi masalah komunitas serta melakukan rujukan keperawatan dan
non keperawatan apabila diperlukan.

1. Intervensi keperawatan tersebut difokuskan pada 3 level pencegahan sbb :

a. Prevensi Primer.

Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsian dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer mencakup peningkatan
kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh; Kegiatan di
bidang prevensi primer anatara lain:

1) Stimulasi dan bimbingan dini/awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan anak/balita.
2) Imunisasi

3) Penyuluhan tentang gizi balita

4) Penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan

5) Asuhan prenatal.

6) Pelayanan Keluarga Berencana

7) Perlindungan gigi (dental prophylaxis)

8) Penyuluhan untuk pencegahan keracunan

b. Prevensi sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat
proses psikologik sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan/keseriusan
penyakit. Contoh: Kegiatan di bidang prevensi sekunder antara lain:

1) Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/balita

2) Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala termasuk gigi
dan mata terhadap balita.

c. Prevensi Tersier

Pencegahan tersier mulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai stabil/menetap
atau dapat diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari
upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu : mengembalikan individu keopada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya. Contoh : Kegiatan dibidang Prevensi tersier
antara lain :

1) perawat mengajar kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di
rumah.

2) Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan
secara teratur di rumah.
2. Pada praktek keperawatan komunitas, prinsip-prinsip kesehatan komunitas haruslah menjadi
pertimbangan yaitu :

a. Pemanfaatan, Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya


bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dengan kerugian.

b. Autonomi, Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik
yang disediakan untuk komunitas.

c. Keadilan, Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan kapasitas komunitas.

Dengan demikian keperawatan komunitas dan keperawatan di Rumah Sakit memiliki perbedaan
sebagai berikut :

Keperawatan di RS.

Keperawatan di Komunitas

A. Fokus : Pasien di RS

B. Pelayanan keperawatan yang bersifat kejadian kasus (Episodic)

C. Bekerja pada unit tertentu dengan pasien

D. Bekerja pada satu RS/Institusi

E. Koordinasi keperawatan dengan institusi lain pada tatanan RS dari perencanaan pulang.

F. Menerima instruksi untuk pengobatan

G. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan yang bersifat individu

H. Batasi otonomi pasien di lingkungan RS

I. Observasi terbatas pada interaksi keluarga dan indikator kesehatan.

J. Hubungan terbatas yaitu hanya dengan profesi lain di RS

A. Fokus : Keluarga komunitas (keluarga resiko tinggi)

B. Pelayanan berkelanjutan (terdistribusi)

C. Bekerjasama dengan semua kondisi sehat sakit dan diberbagai tatanan


D. Bekerjasama dengan semua institusi terkait.

E. Koordinasi pelayanan dengan berbagai tatanan di komunitas.

F. Lebih banyak tindakan yang bersifat mandiri.

G. Merencanakan dan melaksanakan keperawatan melalui keluarga.

H. Mendorong otonomi dan kontrol keluarga kecuali kasus menular.

I. Mengobservasi berbagai faktor untuk kesehatan.

J. memfasilitasi hubungan yang professional dengan profesi lain.

E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS

Memberikan Pelayanan Kesehatan

Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader
kesehatan dan lain-lain.

Pengelolah

Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengevaluasi) pelayanan


keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif
masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.

Konselor Memerikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga dan masyarakat


tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas. Pembelaan Klien

Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan komunitas
Peneliti. Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan komunitas

Anda mungkin juga menyukai