MATA KULIAH
BIOLOGI UMUM - Fakultas Pertanian
(wajib)
Oleh :
Peristiwa penting saat fotosintesis adalah pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia,
yang pada akhirnya disimpan dalam molekul gula. Bahan baku fotosintesis adalah karbon
dioksida dan air. Persamaan kimia total fotosintesis adalah sebagai berikut:
Reduksi adalah penambahan sebuah elektron (e) ke sebuah molekul penerima. Oksidasi
adalah pembuangan sebuah elektrin dari sebuah molekul. Penambahan elektron (reduksi)
Kapanpun suatu zat mengalami reduksi, zat lainnya akan mengalami oksidasi.
Dalam sistem biologi, pembuangan atau penambahan elektron yang diturunkan dari hidrogen
adalah mekanisme reaksi reduksi oksidasi yang paling sering. Reaksi redoks berperan penting
dalam fotosintesis. Sebagai contoh, sintesis gula dari karbon dioksida adalah reduksi karbon
dioksisa. Hidrogen yang diperoleh dengan membelah molekul air, ditambahkan pada karbon
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas (gambar 1), struktur selaput didalam sel mesofil daun.
disebut tilakoid. Di selaput tilakoid, klorofil dan pigmen aksesoris disusun menjadi kelompok-
300 molekul pigmen yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam proses fotosintesis.
Masing-masing fotosistem ini memiliki pusat reaksi atau penjebak cahaya dimana molekul
klorofil a yang spesial menjebak energi cahaya. Ada dua jenis fotosistem:Fotosistem I dan
Fotosistem II. Di Fotosistem I, molekul klorofil a nya dinamakan P700 karena ia menyerap
energi cahaya dari panjang gelombang 700 nanometer. Molekul klorofil di Fotosistem II diberi
nama P680 karena molekul pigmen ini (klorofil a) menyerap cahaya pada panjang gelombang
680 nanometer.
kemiosmosis dan fiksasi karbon. Reaksi fotokimia dan transpor elektron terjadi di selaput
tilakoid. Selaput oval tilakoid mengelilingi sebuah vakuola atau wadah penyimpan dimana ion
hidrogen disimpan hingga diperlukan dalam siklus Calvin, atau fiksasi karbon. Masing-masing
tilakoid bertumpu di stroma atau zat lantai di kloroplas. Stroma adalah lokasi terjadinya fiksasi
karbon.
Peristiwa Fotosistem I
Energi cahaya menghantam sebuah fotosistem. Molekul pigmennya menyerap energi ini dan
meneruskannya ke molekul pusat reaksi. Tingkat energi sebuah elektron di P700 naik ke
tingkat yang lebih tinggi. Energi elektron yang bertambah ini menyebabkannya lepas dari
molekul P700 (klorofil a) dan menempel sementara di sebuah molekul penerima yang disebut
penerima lainnya dan mengalami oksidasi dalam proses ini. Terjadi sederetan peristiwa reaksi
redoks, dimana elektron diteruskan dari satu molekul penerima ke molekul penerima lainnya.
Pada akhirnya ia kembali ke P700. Tiap langkah reaksi reduksi-oksidasi ini dipercepat (katalis)
Energi yang dilepaskan saat elektron melewati rantai transpor ini dipakai untuk mensintesis
ATP (Adenosin Tri Posfat). Ion hidrogen berlebih dilepaskan saat ATP terbentuk. Ion ini
disimpan di wadah penyimpan di tilakoid. Fosfat inorganik dari cairan stroma disertakan dalam
molekul ATP saat fosforilasi sintetik. Fotosintesis memerlukan energi dari ATP untuk
mensintesis karbohidrat.
Pada peristiwa Fotosistem I, elektron yang terangsang dapat melewati jalur yang berbeda dari
yang menyusun ATP. Klorofil bertindak sebagai donor elektron dan kemudian menjadi
penerima (akseptor) elektron. Ia menyumbangkan elektron terangsang yang kaya energi dan
Fosforilasi Nonsiklik
Energi cahaya kembali menghantam sebuah molekul klorofil a. Sebuah elektron di molekul
pusat reaksinya, P700, menjadi terangkat ke tingkat energi tinggi. Elektron ini lepas dari P700
dan diterima X. Dari molekul penerima X, elektron di lewatkan ke ferridoksin (Fd), sebuah
senyawa yang mengandung besi. Fd melewatkan elektron ke senyawa transisi dan kemudian
ke Nikotamida Adenin Dinukleotida Phosfat (NADP). Sesungguhnya ada dua molekul P700
yang melepaskan elektron saat peristiwa ini secara serempak. NADP menerima kedua
elektron (2e) tersebut dan menjadi NADPH2. NADPH2 menyimpan kedua elektron dan tidak
meneruskannya lagi. Energi dari NADPH2 akan menjadi sumber energi saat karbon dioksida
tereduksi untuk membentuk gula. Dengan mendapatkan dua elektron tambahan, NADPH2
juga menarik sebuah proton H. Karenanya ia berubah nama menjadi NADPre, dimana re
berarti tereduksi.
Tinjauan : Fotosistem I
4.Jalur yang diikuti oleh elektron ini ada dua kemungkinan, yaitu jalur siklis atau nonsiklis.
Jalur siklis : e dari P700 ke X ke akseptor ke ATP. Jalur nonsiklis: 2e dari P700 ke X ke Fd
Peristiwa Fotosistem II
Fotosistem II melibatkan sekitar 200 molekul di pusat reaksi klorofil a, pigmen penjebak
cahaya tanaman hijau. Pada ganggang hijau biru dan pada lumut (bryofita), pigmen penjebak
cahayanya adalah klorofil b; pada ganggang coklat klorofil c, dan ganggang merah klorofil d.
Saat cahaya menyerang klorofil di Fotosistem II, sebuah elektron di pusat reaksi, P680,
tereksitasi. Elektron energi tinggi ini lewat menuju sebuah molekul penerima elektron yang
yang melewatkan elektron terus menuju ke lubang di Fotosistem I yang terbentuk saat sintesis
nonsiklis NADPre. Saat elektron bergerak sepanjang rantai transpor, mereka kehilangan
energi perlahan-lahan. Sebagian energi membentuk ATP. Diyakini kalau P680 menarik
elektron pengganti dari air, menyisakan elektron bebas dan molekul oksigen:
Gambar 2. Jalur fotosintesis melibatkan banyak langkah dan banyak produk serta katalis perantara,
termasuk flavoprotein dan sitokrom (cyt)
Siklus Calvin
Siklus Calvin adalah sederetan peristiwa fotosintesis dimana fiksasi karbon dioksida terjadi di
stroma kloroplas. NADPre dan ATP yang dihasilkan saat peristiwa Photosistem I dan
Photosistem II sekarang dipakai untuk menempelkan karbon dioksida ke sebuah molekul
Gambar 3. Siklus Calvin, menunjukkan langkah rumit yang membawa dari ribulosa difosfat
(bifosfat) menuju glukosa, sebuah gula karbon-6.
Karbon dioksida bergabung dengan gula karbon-5 ribulosa bifosfat (RuBp), membentuk
sebuah senyawa karbon-6 yang tidak stabil. Senyawa ini pecah menjadi dua molekul senyawa
karbon-3, asam fosfogliserik (PGA). Kedua molekul PGA mengalami reduksi menjadi dua
molekul fosfogliseraldehida (PGAL) dalam dua langkah berurutan. Ikatan energi tinggi putus
dan fosfat dilepaskan, diganti dengan sebuah atom hidrogen dari NADPH. Lalu, kedua
molekul PGAL menyatu menghasilkan pembentukan gula karbon-6. Sebagian PGAL ini
dipakai untuk memperbaiki penyimpanan ribulosa bifosfat, titik awal siklus Calvin (Gambar 3).
Fotorespirasi
Fotorespirasi adalah sederetan peristiwa aneh yang terjadi di sel tanaman hijau saat ada sinar
matahari. Dalam peristiwa biasa, enzim karboksilase ribulosa bifosfat (RuBP) menyatu dengan
sebuah kelompok karboksil menuju ribulosa bifosfat. Aktivitas biokimia yang mengikutinya
karboksilase RuBP. Saat karboksilase RuBP mendapatkan oksigen, oksidasi ribulosa bifosfat
terjadi. Satu molekul PGA dan sebuah molekul karbon-2 dilepaskan. PGA tetap berada dalam
siklus C3, namun molekul karbon-2 meninggalkan kloroplas dan memasuki reaksi kimia di
peroksisom dan metokondrion. Sebagian karbon dioksida yang dihasilkan dalam reaksi ini
pembuangan karbon dioksida. Proses ini tidak menggunakan sistem transpor elektron dan
karenanya tidak menghasilkan energi. Namun, ia justru memakai energi, karenanya tampak
tidak berguna. Hingga kini ilmuan belum tahu apa manfaat dari fotorespirasi bagi sel saat
fotosintesis.
Di akhir tahun 1960an, tiga ahli botani (Kortschak, Hatch dan Slack) menemukan jalur
fotosintesis baru, yang disebut C4 atau jalur fotosintesis Hatch-Slack. Pada dasarnya inilah
yang terjadi. Karbon dioksida menyatu dengan sebuah senyawa yang disebut PEP
lapisan buntalan di daun. Senyawa karbon-4 ini memberikan karbon dioksida, yang memasuki
Susunan khusus ini disebut anatomi Kranz. Sel-sel lapisan buntalan diposisikan dalam
bentuk lingkaran mengelilingi buntalan pembuluh (terdiri dari tabung-tabung xilem dan floem).
Sel mesofil menyusun bagian interior daun lainnya. Ruang udaranya sangat kecil (Gambar 4).
Tanaman di daerah tropis dan gurun dengan tingkat fotosintesis sangat tinggi adalah tanaman
C4; diantaranya rumput kepiting, tebu, millet dan sorgum. Menariknya, jagung, sebuah
Daftar Isi
1. Pendahuluan
2. khemosinthesis
3. Bakteri yang menggunakan proses khemosintesis untuk fiksasi N
4. Beberapa organisme khemosinthetik sebagai extremophiles
5. Mikroorganisme untuk proses Oksidasi
6. Mikroorganisme kemosinthetik
7. Komunitas Biologi khemosinthetik dalam lautan
8. Tipe-tipe khusus telah ditemukan
9. Bakteria hidrotermal
10. Tipe komunitas kemosinthetik yang lain
11. Asosiasi cold seeps dengan kenampakan geologi
12. Mikrobia kemosinthetik yang hidup di permukaan laut
13. Mikrobia kemosinthesis bawah tanah
14. Mikrobia kemosinthetik yang hidup di tulang
15. Mikrobia bawah laut memperoleh energi
1. Pendahuluan
2. Khemosinthesis
Kemosinthesis, adalah proses yang terjadi pada beberapa tipe mikro organism yang
menggunakan energi hasil dari reaksi kimia untuk memproduksi komponen organik
pada tumbuhan dan mikroorganisme tertentu menggunakan energy cahaya dari sinar
matahari untuk memproduksi karbohidrat sebagai makanan dari karbon dioxida (CO 2)
dan air. Organisme yang mampu membuat makanannya sendiri disebut sebagai
sebagai kemoautotrophs d and incln termasuk anggota dari keduanya yaitu bakteria dan
archaea.
Bakteria yang menggunakan kemosinthesis adalah penting dalam fiksasi nitrogen untuk
membuat element tersedia dalam bentuk kimia yang tumbuhan dapat menggunakannya
sebagai bagian dari siklus nitrogen. Para ilmuwan telah menemukan komunitas
kehidupan bawah samodra yang tidak biasa karena hidupnya tergantung pada
Mikroorganisme kemosinthetik yang lain telah juga ditemukan dibawah gua-gua did
Other ln am chemosynthetic microbial life has been found in caves and deep inside alam
hydrogen sulfida (H2S), atau methan (CH4) sebagai sumber energy kimia.
pada lingkungan yang sangat ekstrem, misalnya temperature, tekanan, atau dalam
5. Microorganisme Oksidasi
Meskipun demikian tidak semua extremophilus adalah kemosinthetik (beberapa masih
6. Mikroorganisme Kemosinthetik
Mikroorganisme kemosinthetik yang menggunakan oksigen mempunyai peran penting
dalam siklus nitrogen proses yang lain. Maka dengan demikian disebut bakteria
nitrifikasi yang hidup dalam tanah merubah ammonia menjadi nitrit, yang oleh bakteria
lain dioksidasi menjadi nitrat sebagai bagian dari proses yang disebut nitrifikasi.
Sebagian dari bacteria oksidasi ini dapat menyebabkan korosi pada besi yang digunakan
Para ilmuwan juga telah menemukan beberapa tipe komunitas yang berbeda dari
organism pada dasar lautan yang bergantung pada mikrobia kemosinthetik sebagai dasar
dari rantai makanan. Dalam komunitas biologis yang demikian, mikrobia yang
matahari mungkin langsung dimakan atau memproduksi bahan samping dulu yang oleh
hewan digunakan sebagai makanan, ser In such biological communities, the microbes
sering berassosiasi dengan komunitas yang demikian. Cacing silindris dan clams dapat
sebagai inang mikrobia kemosinthetik pada jaringannya untuk mendapatkan
makanannya.
9. Bakteria hidrotermal
Komunitas biologis yang paling banyak diketahui orang adalah mikroorganisme yang
hidup di lingkungan hidrotermal (kawah gunung) yang bertahan hidup pada air panas
yang kaya mineral di dasar laut. like Struktur yang seperti Chimney, yang disebut asap
hitam telah ditemukan dalam daerah geologi aktif dalam bawah laut di berbagai tempat
di dunia. Komunitas yang serupa juga dapat terbentuk dari air yang dipanaskan oleh
bahan kimia yang keluar dari dasar samodra dalam keadaan temperature dingin. Lokasi-
lokasi tersebut sering disebut cold seeps untuk membedakan hal ini dari kawah gunung
berapi. Larutan ini dapat diproduksi oleh adanya dekomposisi dari material organik dan
mungkin dalam bentuk hidrokarbon misalnya minyak petroleum atau gas alam
(methan). Sebagian dari larutan pada temperature dan tekanan tinggi. Komunitas yang
Lahar gunung berapi bawah laut seperti stuktur cone dari lahar atau lempung saat terjadi
erupsi dengan membawa gas methan. Lingkungan air dasar laut dengan tekanan tinggi di
dasar mengandung kadar garam yang sangat tinggi sekitar 4 kali lebih dari biasanya dan
mensuplai bakteri methan sebagai bahan makanan dari siput atau kerang dan hewan lain
yang hidup di dasar laut. Deposit methan hidrat yang membeku telah ditemukan
terkubur di banyak tempat dalam dasar laut. Temperatur yang dingin dan tekanan tinggi
menyebabkan gas methan terperangkap dengan air dalam lapisan es. Di beberapa daerah
methan hidrat diekspos pada permukaan dasar laut dan dapat mendukung komunitas
kemosinthetik.
gas hidrogen sulfide (H2S). Tipe mikroorganisme ini kemudian dapat menggunakan
Mikrobia kemosinthesis juga telah ditemukan dalam lapisan bawah bumi. Pada tahun
1995 para ahli geologi telah menemukan bakteria yang hidup 1,500 m (5,000 ft) di bawah
permukaan di sungai bawah tanah di Columbia yang dibentuk oleh adanya erupsi gunung
purba. Lapisan besi-mineral dalam batuan telah bereaksi dengan air yang miskin oksigen
hidrogen dan melarutkan karbon dioxide (CO2) memproduksi methan dan hidrokarbon
termasuk bakteria mungkin terjadi di dalam dasar laut dan di lokasi yang lainnya.
dapat pula hidup di kayu yang terbawa banjir atau dahan yang terbenam di dasar laut.
Para ilmuwan berpikir seperti oases yang menyebar dari komunitas kemosinthetik yang
bawh laut dapat memperoleh energy dari hidrogen sulfida (H 2S) yang ditemukan di gua-
gua dalam laut (palung). Hidrogen sulfida ini mungkin diproduksi oleh mikroorganisme
lain yang makan dari deposit minyak jauh di bawah dasar palung. Organisme ini
membentuk asam sulfat (H2SO4) dalam kombinasinya dengan oksigen dan air. Asulfuric
sam sulfat ini kemudian berubah dan terlarut dalam mineral dan dapat berubah bentuk
menjadi gipsum.
References
1. Edwards, G.L. Biology: The Easy Way. 2000
2. Http://www. mediahex.com/Chemosynthesis