Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam satu dekade terakhir , pemerintah diseluruh dunia mulai menganjurkan


pendekatan baru yang bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi , guna mendorong
agar individu lebih bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan pribadi mereka.
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 dan resesi yang mengikutinya telah
menghantam setiap individu dan pelaku ekonomi di seluruh dunia yang terdampak
dengan keras serta telah mengubah kebijakan pemerintahan dari yang mulanya
mempromosikan pembiyaaan murah untuk digunakan dalam meningkatkan belanja
konsumen , kini beraubah menjadi peningkatan kesadaran individu akan kebutuhan dan
sumber daya keuangan dalam jangka panjang. Pergerseran politik dunia ini juga turut
meningkatkan pentingnya kemampuan individu untuk mengelola tanggung jawabnya
dalam keuangan pribadi mereka.

Pengelolaan keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam upaya


mencapai kesejahteraaan . Masalah dalam pengelolaan keuangan dikenal dengan istilah
manajemen keuangan personal (Personal financial management). Manajemen keuangan
personal ini dapat didefinisikan sebagai sebuah proses kegiatan mengelola uang untuk
mencapai kepuasan ekonomi ataupun kesejahteraan personal (Kapoor,Dlabay & Hughes,
2012).Jumpstart Coalition for Personal Financia lLiteracy (2007) menjelaskan bahwa
keuangan pribadi menggambarkan prinsip-prinsip serta metode-metode yang digunakan
oleh individu untuk mendapatkan dan mengelola pendapatan serta kekayaan.

Pada kenyataannya manusia senantiasa dihadapkan pada masalah kesulitan


keuangan. Banyak orang berpendapat bahwa penyebab munculnya masalah kesulitan
keuangan semata-mata dipicu karena rendahnya tingkat pendapatan. Padahal tidak
demikian, kesulitan keuangan bukan hanya semata-mata bersumber dari pendapatan
(rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan ini juga dapat muncul jika terjadi kesalahan
dalam pengelolaan keuangan (financial management) seperti kesalahan dalam
pengelolaan kredit dan tidak adanya perencanaan keuangan (Ayu dkk, 2010). Parrotta&
Johnson (1996) mendefinisikan bahwa pengelolaan keuangan (financial managenment)
sebagai bentuk perilaku yang menyangkut perencanaan, implementasi dan evaluasi
tentang kas, kredit, investasi,asuransi, dan perencanaan tingkat hidup serta perencanaan
masa pensiun. Banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam
melakukan pengelolaan keuangan pribadinya.

Saat ini begitu penting untuk setiap orang memiliki pengetahuan mengenai tata
cara pengelolaan keuangan yang baik sebab permasalahan dasar keuangan sering menjadi
masalah utama dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang mengelola keuangan pribadi
sangat sulit dikarenakan kurangnya perencanaan dan pengeturan keuangan yang benar
dan di tambah perkembangan perekonomian yang saat ini sangat berkembang pesat, salah
satunya di bagian keuangan. Dalam keadaan seperti saat ini masyarakat di negara
berkembang salah satunya Indonesia diharuskan memiliki pengetahuan tentang keuangan
serta cara pengelolaannya yang benar.

Nyamute dalam risetanya pada 2010 menyatakan bahwa terdapat beberapa


perbedaan yang cukup signifikan dan tajam antara manajemen keuangan pribadi
responden yang memiliki literasi keuangan dengan yang tidak. Responden yang memilki
literasi keuangan mempunyai apresiasi dan aplikasi yang lebih baik dalam manajemen
keuangan pribadi sehingga dapat dikatakan bahwa literasi keuangan mempengaruhi
manajemen keuangan personal.

Katona pada tahun 1975 mengungkapkan mengapa niat orang menabung sering
tidak terwujud dalam keputusan sehari – hari mereka. Salah satu faktor yang telah
diidentifikasi sebagai penentu penting dari gagalnya individu untuk menabung adalah
kemampuan untuk menunda kepuasan serta melakukan pengendalian diri. Hal ini juga
berpengaruh pada buruknya sistem keuangan pribadi mereka. Ketidaktahuan individu
terhadap sistem management keuangan menyebabkan banyak orang mengalami kerugian
seperti konsumsi dan pengeluaran yang boros, serta penggunaan kartu kredit yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan.

Danafix sebagai perusahaan platform P2P lending mengadakan survey "Perilaku


Orang Indonesia terhadap Uang" dengan bekerjasama dengan Jakpat, lembaga riset
online dengan melakukan survey terhadap 500 orang temuan pada responden dengan
kelompok usia 18-27 tahun, terdapat 21% yang menyebutkan mereka menabung sekitar
20%-30% dari pemasukan bulanan. Selain itu, terdapat 28% yang menabung lebih dari
30% setiap bulannya.
Dari kacamata hutang, studi empiris menyatakan bahwa kurang nya literasi
keuangan mengakibatkan pinjaman yang berbiaya tinggi dan beban utang yang tinggi
pula (Lusardi dan Tufano (2009). Beck dkk pada 2009 menunjukkan bahwa pengalaman
dalam kegiatan keuangan (financial sophistication) berhubungan erat dengan
perkembangan ekonomi serta pengaruhnya melalui tiga hal :meningkatkan partisipasi
pasarmodal, menghasilkan perilaku menabung yang lebih efisien sehingga meningkatkan
pendapatan serta menarik lebih banyak investasi kedalam perekonomian.

Literasi keuangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan individu dalam membaca,


menganalisis, mengeloladan serta mengkomunikasikan kondisi keuangan pribadi
(Personalfinancial) yang mempengaruhi kesejahteraan. Literasi keuangan ini mencakup
kemampuan membedakan pilihan pembiayaan, mendiskusikan isu- isu terkait keuangan
tanpa kekhawatiran , merencanakan masa depan serta merespon secara kompeten
kejadian hidup yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, yang meliputi
kejadian dalam perekonomian secara umum.

Atkinson dan Messy (2012)dari OECD menyatakan bahwa literasi keuangan


adalah sebuah perpaduan dari pengetahuan keuangan (financial knowledge),sikap
keuangan (financial attitude),dan perilaku keuangan (financialbehavior). Pengetahuan
keuangan (Financial knowledge) adalah pemahaman istilah dan konsep keuangan yang
diperlukan untuk digunakan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat (Bowen,2003).
Sikap keuangan adalah aplikasi prinsip-prinsip keuangan untuk menciptakan dan
memelihara nilai melalui pembuatan keputusan serta pengelolaan sumber daya dengan
sebaik-baiknya.

Pada 2013 OJK telah melakukankan survey secara nasional terhadap 8.000
responden yang tersebar di 40 daerah pada 20 provinsi di Indonesia. Indeks literasi
keuangan mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 29,66% sedangkan indeks
inklusi keuangan naik menjadi 67,82% (OJK, 2016). Survei nasional yang dilakukan oleh
OJK memperhitungkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, strata wilayah, tingkat pendidikan
dan pengeluaran.Sedangkan untuk keuangan syaiah hasil menunjukkan bahwa pada
indeks literasi keuangan syariah penduduk Indonesia sebesar 8,11% dan 11,06% untuk
inklusi keuangan syariah (OJK, 2016).

Hasil survey mengenai literasi keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan
pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 97 orang dari setiap 100 penduduk Indonesia
memiliki tujuan keuangan dalam hidupnya. Dengan pengelolaan keuangan yang efektif
dan efisien merupakan cara untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang.
Hasil survei OJK tersebut, diketahui bahwa sebesar 27.5% menyatakan menyusun
anggaran bulanan secara rinci dan sebesar 72.5% hanya menyusun secara besarannya
saja. Sedangkan masyarakat yang melakukan penyusunan anggaran keuangan hanya
sebesar 30.7% yang memiliki komitmen untuk melaksanakan perencanaan keuangan
setiap bulan.

Indeks literasi keuangan , provinsi Jawa Timur menempati urutan pertama dengan
indeks literasi keuangan sebesar 29,35% (OJK, 2016). Berdasarkan produk dan jasa
keuangan, perbankan menempati urutan pertama dengan indeks literasi keuangan
(sektoral) sebesar 6,63% dan indeks inklusi keuangan sebesar 9,61%(OJK, 2016).

Octarany dalam Risetnya terhadap pegawai Bank Mandiri kantor pusat


menyatakan bahwa karyawan Bank Mandiri mengetahui produk investasi keuangan.

No Dimensi Skor
1. Pengetahuan Financial 73,55 %
2. Perilaku Financial 72,10 %
3. Efikasi Financial 73,64 %

Berdasarkan penelitian tersebut hasil capaian indeks tiap dimensi pada survey
yang dilakukan terhadap karyawan Bank Mandiri menunjukkan bahwa minimum
theshould berada pada rentang >50 % dengan nilai tertinggi berada pada dimensi efikasi
financial dengan skor sebesar 73, 64 % . Hal ini menunjukkan bahwa cukup baiknya
pengetahuan mengenai literasi keuangan dalam studi pada karyawan Bank Mandiri
tersebut.

B. FOKUS PENELITIAN
Dari batasan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan
permasalahan yang terjadi pada penelitian ini dapat diajukan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perilaku keuangan karyawan BNI Syariah Situbondo ?


2. Bagaimana pengelolaan keuangan pribadi ( Personal Financial ) karyawan Bank BNI
Syariah Situbondo ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui sejauh apa pengetahuan pengelolaan keuangan ( Financial Knowledge )
karyawan Bank BNI Syariah Situbondo.
2. Mengetahui bagaimana perilaku keuangan ( Financial Behavior ) karyawan Bank
BNI Syairiah Situbondo
3. Menganalisis bagaimana management keuangan pribadi ( Personal Financial )
karyawan Bank BNI Syariah Situbondo.

D. MANFAAT PENELITIAN

E. DEFINISI ISTILAH
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam bagian ini peneliti menampilakan beberapa hasil penelitian terdahulu


terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasan, baik
penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Dengan langkah ini
maka dapat dilihat sejauh mana keaslian dan perbedaan penelitian yang hendak
dilakukan.

a) Herma Wiharmo “PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, FINANCIAL


BEHAVIOR DAN FINANCIAL ATTITUDE TERHADAP PERSONAL FINANCIAL
MANAGEMENT (Survei Pada masyarakat di Kabupaten Kuningan)” Universitas
Kuningan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang


digunakan dalam penelitian ini merupakan bentuk metode verifikatif. Objek penlitian
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di Kabupaten Kuningan dengan unit
analisisnya adalah pegawai negeri sipil. Berdasarkan unit analisisnya, yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil Daerah yang masih
aktif di Kabupaten Kuningan yang berjumlah 14.538 pegawai.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini Variabel financial knowledge, financial


behaviour dan financial attitude secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
manajemen keuangan personal, artinya bahwa variasi dalam manajemen keuangan
personal ditentukan oleh variasi interaksi diantara variable financial knowledge, financial
behaviour dan financial attitude. Variabel financial knowledge, financial behaviour dan
financial attitude secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen
keuangan personal, artinya peningkatan secara parsial variabel financial knowledge,
financial behaviour dan financial attitude akan menyebabkan peningkatan pada variable
manajemen keuangan personal.

b) Octarany Pratiwi “PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, FINANCIAL


BEHAVIOR, FINANCIAL EFFICACY & RISK TOLERANCE TERHADAP
FINANCIAL SATISFACTION PADA PEGAWAI PT. BANK MANDIRI (PERSERO)
KANTOR PUSAT “ Universitas Negeri Jakarta

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan di Menara


Mandiri yang berlokasi di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta Selatan. Subjek
penelitian ini adalah pegawai Bank Mandiri yang bekerja di kantor pusat Bank Mandiri.

Populasi dari penelitian ini ialah seluruh pegawai Bank Mandiri yang bekerja di
kantor pusat berjumlah 11,487 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Data primer
dihasilkan dengan wawancara langsung dan dibantu dengan kuesioner yang diberikan
kepada responden. Data primer tersebut meliputi; (i) karakterisitik respoden yangdiwakili
oleh tujuh pertanyaan. Pertanyaan tersebut meliputi jenis kelamin, level jabatan,
pendidikan, usia, status perkawinan, penghasilan per bulan, pengeluaran per bulan, (ii)
indikator yang menyatakan pengetahuan keuangan dari responden, (iii) indikator yang
menyatakan perilaku keuangan (financial behavior) dari responden,(4) indikator yang
menyatakan keyakinan keuangan (financial efficacy) dari responden, (5) indikator yang
menyatakan toleransi terhadap resiko (risk tolerance) dari responden, (6) indikator yang
menyatakan kepuasan keuangan (financial satisfaction) dari responden.

Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut . Hasil capaian indeks tiap
dimensi, menunjukan minimum threshold berada pada rentang >50%, dengan nilai
tertinggi berada pada dimensi efikasi finansial, dengan skor indeks mencapai 73,64%.
Adapun kepuasan finansial memiliki skor indeks terendah dan berada di bawah
persentase 70% Secara deskriptif usia responden 74,1% berada pada rentang usia 23-32
tahun diikuti dengan usia 33,42 tahun sebesar 19,7%. Analisa Regresi dan Uji Hipotesis
Lebih lanjut, berdasarkan hasil regresi diketahui persamaan sebagai berikut: Y = 0,362 +
0,009X1 + 0,263X2 + 0,249X3 + 0,206X4 + e T-test = [0,160; 4,563; 3,875; 3,89] [R2 = .
515] [ Ftest = 85,5] Nilai konstanta dan variable bebas menunjukan nilai positif, adapun
hasil uji-T menunjukan terdapat 1 variabel yakni financial knowledge yang pengaruhnya
tidak signifikan. Demikian berdasarkan hasil uji-F secara serempak variable bebas
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan finansial. Variabel bebas mampu menjelaskan
variansi variable terikat sebesar 51,5%.

Analisis Financial Knowledge


Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh financial knowledge terhadap financial
satisfaction, nilai koefisien beta untuk variabel financial knowledge adalah 0,009 yang
berarti berpengaruh positif terhadap financial satisfaction.

Analisis Financial Behavior


Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh financial behavior terhadap financial
satisfaction, nilai koefisien beta untuk variabel financial behavior adalah 0,249 yang
berarti berpengaruh positif terhadap financial satisfaction. Memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka financial behavior memiliki pengaruh signifikan
terhadap financial satisfaction.

Analisis Financial Efficacy


Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh financial efficacy terhadap financial satisfaction,
nilai koefisien beta untuk variabel financial efficacy adalah 0,206 yang 6 berarti financial
efficacy berpengaruh positif terhadap financial satisfaction. Nilai signifikansinya 0,000
lebih kecil dari 0,05, maka variabel financial efficacy berpengaruh signifikan terhadap
financial satisfaction.

Analisis Risk Tolerance


Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh dari risk tolerance terhadap financial
satisfaction, nilai koefisien beta untuk variabel risk tolerance adalah 0,410 yang berarti
berpengaruh positif terhadap financial satisfaction. Memiliki nilai signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05, maka variabel risk tolerance berpengaruh signifikan terhadap
financial satisfaction. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel risk tolerance memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel financial satisfaction.

Tabel 1
Mapping Persamaan dan Perbedaan
Dari beberapa penelititan diatas, peneliti simpulkan dalam tabel persamaan dan perbedaan
sebagai berikut:
NO Penulis Judul Persamaan Perbedaan

1. Herma PENGARUH FINANCIAL Tema penelitian Subjek


Wiharmo KNOWLEDGE, FINANCIAL yang membahas Penelitian ,
BEHAVIOR DAN FINANCIAL mengenai Motode
Literasi
ATTITUDE TERHADAP Penelitian ,
keuangan dan
PERSONAL FINANCIAL Lokasi
managemnet
MANAGEMENT (Survei Pada Penelitian ,
pengelolaan
Masyarakat Di Kabupaten serta Fokus
keuangan
Kuningan) pribadi.
Penelitian.

2. Octarany Pengaruh Financial Knowledge, Tema penelitian Subjek


Pratiwy Financial Behavior, Financial yang membahas Penelitian ,
Efficacy & Risk Tolerance mengenai Motode
Literasi
Terhadap Financial Satisfaction Penelitian ,
keuangan dan
Pada Pegawai Pt. Bank Mandiri Lokasi
managemnet
(Persero) Kantor Pusat. Penelitian ,
pengelolaan
serta Fokus
keuangan
pribadi.
Penelitian.

B. Kajian Teori
Kajian teori berisi seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah disusun
rapi dan sistematis mengenai teori – teori yang terdapat dalam sebuah penelitian.

A. Perilaku Keuangan

Menurut Ricciardi (2000), financial behavior merupakan sebuah displin ilmu yang di
dalamnya melekat interaksi berbagai displin ilmu dan secara terus menerus berintegrasi
sehingga pembahasannya tidak dilakukan isolasi. Seseorang yang ingin mempelajari perilaku
keuangan harus memiliki pengertian mengenai aspek psikologi, sosiologi, dan keuangan.

Menurut Hilgert, Holgart dan Baverly (2003) menyatakan bahwa perilaku keuangan
individu akan tampak dari seberapa baik individu tersebut dalam mengatur tabungan serta
pengeluaran pengeluaran lainnya. Sedangkan tabungan berkaitan dengan individu tersebut
memiliki tabungan regular atau tidak, memiliki dana darurat atau tidak dan masih yang
lainnya. Pengeluaran akan tampak seperti mampu membeli rumah, kendaraan bermotor ,
memiliki tujuan dan lain-lainnya. Nababan (2012) mengemukakan indikator financial
behaviour atau perilaku keuangan adalah sebagai berikut a) membayar tagihan tepat waktu.,
b) membuat anggaran pengeluaran dan belanja , c) mencatat pengeluaran dan belanja (harian,
bulanan, dan lain-lain), d) Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga, e) Menabung

Shefrin (2005) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara Perilaku Keuangan dan
Keuangan Tradisional yang ditunjukkan oleh dua persoalan untuk harga aset yaitu: yang
pertama adalah sentimen , yang dimaksud sentiment ini merupakan faktor yang dominan
dalam terjadinya harga di pasar untuk Perilaku Konsumen. Sementara Keuangan Tradisional
menyatakan harga aset selalu dikaitkan dengan risiko fundamental atau time varying risk
aversion. Kedua, ekspektasi utilitas, melakukan maksimumisasi ekspektasi utilitas untuk
keuangan tradisional. Sementara, perilaku keuangan menyatakan bahwa investor tidak sesuai
dengan teori ekspektasi utlitas.

B. Keuangan Pribadi ( Personal Financial )

Keuangan pribadi merupakan aplikasi dari prinsip- prinsip keuangan dalam


pengambilan keputusan keuangan individu. Keuangan pribadi menunjukkkan cara untuk
individu memperoleh , menganggarkan , menyimpan , dan membelanjakan sumber – sumber
penghasilan keuangannnya sepanjang waktu , mevcatat berbagai risiko keuangan dan
kejadian – kejadian yang akan terjadi. Keuangan pribdi merupakan istilah untuk mengelola
uang guna mencapai kepuasan ekonomi ataupun kesejahteraan personal ( Kapoor dan Dlabay
: 2012 ). Jumpstart Coalition For Personal Financial Literacy ( 2007 ) menjelaskan bahwa
keuangan pribadi mendeskripsikan megenai prinsip – prinsip serta metode yang digunakan
untuk mendapatkan serta mengelola pendapatan dan kekayaan.

Keuangan pribadi meliputi pengeloaaan uang , pembiyaaan kredit , tabungan , serta


investasi. Aktivitas pengelolaan keuangan mencakup arus kas , tabungan , managemnet kredit
, dan investasi. Keberhasilan ataupun kegagalan individu dalam kegiatan pengelolaan
keuangannnya dipengaruhi oleh literasi keuangan yang dimilikinya1. Semakin tinggi literasin
keuangan yang dimiliki maka akan semakin baik timgkat pengeloaaan keuangannya , dan
sebaliknya semakin rendah pengetahuan literasi keuangannya maka akan semakin buruk pula
kemampuan individu tersebuit dalam mengelola keuangannya. Literasi keuangan meliputi
pengetahuan keuangan yang merupakan pemahaman istitlah dan konsep keuangan yang
meliputi pembagian , nilai waktu dan uang , bunga pinjaman yang dibayarkan , perhitungan
bunga plus saldo pinjaman , risiko dan pengembalian , definisi inflasi , diversifikasi , dan
bunga majemuk .

1
Jacqueline Botterill Consumer Culture And Personal Finance PalGrave MacMilan Inggris 2010.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif.2 Pendekatan kualitatif


dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai
bagaimana perilaku keuangan serta management pengelolaan keuangan karyawan
perbankan yang dalam ini khususnya karyawan Bank BNI Syariah Situbondo.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan sebuah data yang


ditampilkan secara deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang atau
perilaku yang dapat diamati. Definisi tersebut menekankan pada jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian yakni data deskriptif kualitatif. Dengan kata lain
penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan
berupaya menggali makna terdalam dari suatu fenomena berdasarkan fakta-fakta
yang ditemui dilapangan.3 Penelitian kualitatif dimaksudkan guna mengetahui
fenomena yang terjadi dan dialami secara langsung oleh subjek subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya secara
menyeluruh dan dideskripsikan malului kata-kata dan bahasa yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.4

Pada penelitian dengan metode pendekatan kualitatif peneliti ingin


mengetahui secara langsung kondisi keuangan karyawan Bank BNI Syariah Cabang
Situbondo , kemudian peneliti akan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggambarkan dan mendeskripsikannya.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian


deskriptif. Jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 9.
3
M.Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 9
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 6
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia
juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Ia juga bersifat
komperatif dan korelatif. Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam
penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klinis.5

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kantor Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu
Situbondo yang berlokasi di Jl. Achmad Yani, Parse, Dawuhan, Kec. Situbondo,
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur 68311.

C. Subjek Penelitian
Seluruh Karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Situbondo yang terdiri dari :
1. Customer Service
2. Teller
3. Brach Manager
4. Supervisior
5. Divisi Operasional
6. Divisi Marketing

5
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2003), 41.

Anda mungkin juga menyukai