Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Tentang Kedudukan

Akal Pikiran Dalam Islam


‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬ َّ
ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوله‬ َ ‫اَل‬ َّ َ َّ
َ ‫ أشهَد أن ال إِلهَ إِال هللا َوحْ َدهُ ش ِر ْي‬،ُ‫ي له‬َ ُ ْ َ َ ‫اَل‬َ
َ ‫يُضْ لِلْ ف هَا ِد‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ ،‫وقال تعالى‬
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬
ُ
ِ ‫ َو َش َّر األ ُم‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬،‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا‬ َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ي هَ ْد‬ ِ ‫ َوأَحْ َسنَ ْالهَ ْد‬،ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬ َ ‫ص َد‬َ َ‫ـ فإ ِ َّن أ‬،‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
َّ
ِ ‫ضاللَ ٍة فِي الن‬
‫ار‬ ُ
َ ‫ َوك َّل‬، ‫ضاللَة‬ٌ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬،ٌ‫بِ ْد َعة‬

Ummatal Islam,

Allah memuliakan manusia dengan diberikan oleh Allah akal. Dengan akal itu adalah merupakan
tempat ia menuntut ilmu, dengan akal itu ia memahami ilmu yang Allah turunkan, dengan akal
itu ia memahami Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dengan akal itu
ia berpikir dan berpikir tentang hakikat tujuan kehidupan.

Allah memuji orang-orang yang menggunakan akal pikirannya untuk memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi. Allah berfirman:

‫﴾ الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ اللَّـهَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى‬١٩٠﴿ ‫ب‬ ِ ‫ت أِّل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫إِ َّن فِي خَ ْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
١٩١﴿ ‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬
َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬ َ َ‫اطاًل ُس ْب َحان‬ ْ
ِ َ‫ض َربَّنَا َما َخلَقتَ هَ ٰـ َذا ب‬ ِ ْ‫ت َوا ر‬َ ‫أْل‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ْ
ِ ‫﴾ ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خَ ل‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal pikiran. Yaitu orang-
orang yang senantiasa mengingat Allah ketika ia berdiri, ketika ia duduk dan ketika ia
berbaring. Dan Ia menggunakan akal pikirannya, ia memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi. Kemudian ia berkata, ‘Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab api neraka.‘” (QS. Ali-Imran[3]: 190-
191)

Di sini Allah memuji orang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya, melihat penciptaan
langit dan bumi, membaca ayat-ayat Allah yang sifatnya kauniyah maupun yang sifatnya
naqliyah yang kemudian hasilnya adalah bertambah keimanan dia kepada Allah. Dia
mengatakan:

ِ َ‫َربَّنَا َما خَ لَ ْقتَ هَ ٰـ َذا ب‬


‫اط ًل‬

“Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau”

Maka ia sucikan Allah dari kesia-siaan setelah ia memikirkan betapa semua yang Allah ciptakan
tidak ada yang sia-sia. Semua yang Allah ciptakan semuanya bermanfaat dalam kehidupan
manusia. Maka ia pun mengatakan, “Maha Suci Engkau ya Allah”. Lalu ia berlindung dari adzab
neraka karena dengan seperti itu dia tahu bahwa janji Allah semuanya benar. Maka ia pun
berlindung dari adzab api neraka.

Allah pun memuji orang-orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Dan Allah
menyebutkan bahwa tidak mungkin kita bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai pelajaran, tidak
mungkin kita mengambil pelajaran terhadap ummat-ummat yang telah lalu yang telah Allah
ceritakan dalam Al-Qur’anul Karim, tidak mungkin kita mengambil pelajaran kecuali kalau kita
menggunakan akal pikiran kita. Allah berfirman:

َ ِ‫﴾إِ َّن فِي ٰ َذل‬


٣٧﴿ ‫ك لَ ِذ ْك َر ٰى لِ َمن َكانَ لَهُ قَ ْلبٌ أَوْ أَ ْلقَى ال َّس ْم َع َوه َُو َش ِهي ٌد‬

“Sesungguhnya yang demikian itu peringatan bagi orang yang memiliki akal pikirannya, atau ia
betul-betul menggunakan pendengarannya dalam keadaan ia menyaksikan dengan
keilmuannya.” (QS. Qaf[50]: 37)

Ummatal Islam,

Allah menyuruh kita untuk memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan manfaat dunia dan
akhirat kita. Sementara orang-orang yang tidak menggunakan akal pikirannya hanya sebatas
memikirkan perut dan kemaluan saja, mereka itulah hakikatnya sifat daripada penduduk api
neraka. Allah berfirman mensifati penduduk api neraka:

َ‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَا ۚ أُولَ ٰـئِك‬ ِ ‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَهُونَ بِهَا َولَهُ ْم أَ ْعي ٌُن اَّل يُب‬ ْ
ٌ ‫ْصرُونَ بِهَا َولَهُ ْم آ َذ‬ ِ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرأنَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّمنَ ْال ِجنِّ َواإْل‬
ُ ْ
١٧٩﴿ َ‫ضلُّ ۚ أولَ ٰـئِكَ هُ ُم الغَافِلون‬ ُ َ َ ‫أْل‬
َ ‫﴾ َكا ْن َع ِام بَلْ هُ ْم أ‬

“Sungguh Kami telah menciptakan untuk neraka jahanam itu penduduk-penduduknya. Mereka
memiliki hati tapi mereka tidak menggunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mereka
mempunyai mata tapi tidak digunakan untuk melihat ayat-ayat Allah, mereka memiliki telinga
tapi tidak digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mereka bagaikan binatang ternak
(karena binatang ternak itu tidak memiliki akal dan tidak diberikan oleh akal pikiran). Bahkan
mereka lebih sesat dari binatang ternak.” (QS. Al-A’raf[7]: 179)

Kenapa mereka lebih sesat dari binatang ternak?

Karena walaupun binatang ternak tidak mempunyai akal pikiran, tapi mereka punya insting yang
dengan instingnya mereka bisa memilah dan membedakan mana makanan yang bermanfaat
untuk tubuhnya dan mana yang tidak. Sementara manusia yang diberikan oleh Allah akal pikiran
ternyata tidak bisa membedakan.

Subhanallah.. Betapa rendah dan hinanya seseorang yang pikirannya hanya tentang syahwat dan
kemaluan saja. Betapa rendahnya orang-orang yang kemudian meninggalkan ayat-ayat Allah,
tidak menggunakan akal pikirannya untuk memahami ayat-ayat Allah. Ia lebih memikirkan
tentang dunianya, tentang harta, tentang wanita, tentang syahwat, sehingga akhirnya ia lebih
memilih mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya. Demi Allah, orang seperti ini tidak akan lagi
bermanfaat ilmu untuknya. Sebagaimana Allah menceritakan dalam surat Al-A’raf ayat 175:
‫﴾ َولَوْ ِش ْئنَا لَ َرفَ ْعنَاهُ بِهَا َولَ ٰـ ِكنَّهُ أَ ْخلَ َد إِلَى‬١٧٥﴿ َ‫َاوين‬
ِ ‫َوا ْت ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبَأ َ الَّ ِذي آتَ ْينَاهُ آيَاتِنَا فَان َسلَ َخ ِم ْنهَا فَأ َ ْتبَ َعهُ ال َّش ْيطَانُ فَ َكانَ ِمنَ ْالغ‬
َّ
ُ‫ض َواتبَ َع هَ َواه‬ ِ ْ‫ۚ ا ر‬ َ ‫أْل‬

“Bacakan kepada mereka tentang kisah orang yang telah Kami ajarkan ayat-ayat Kami
kepadanya. Lalu ia lepas dari ayat Kami, lalu setan mengikutinya, dan merekapun termasuk
orang-orang yang sesat. Kalaulah Kami kehendaki, Kami muliakan mereka dengan ayat-ayat
Kami itu. Akan tetapi ia lebih condong kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya” (QS. Al-
A’raf[7]: 175-176)

Lalu Allah memberikan perumpamaan yang hina terhadap orang seperti itu:

ِ ‫فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل ْال َك ْل‬


‫ب‬

“Perumpamaan dia bagaikan anjing.” (QS. Al-A’raf[7]: 176)

Subhanallah saudaraku sekalian, orang yang lebih memikirkan syahwat dan hawa nafsunya,
tidak pernah berusaha untuk memahami dan menggunakan akal pikirannya untuk memahami
ayat-ayat Allah, Allah turunkan Al-Qur’an bukan hanya sebatas hiasan dinding, Allah turunkan
Al-Qur’an untuk kita pelajari, untuk kita pahami, untuk kita berusaha amalkan dan aplikasikan
dalam kehidupan kita.

Rasulullah pun telah menyampaikan petuah-petuahnya yang agung, bimbingan-bimbingan yang


sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Sungguh celaka mereka yang tidak mau
menggunakan akal pikirannya untuk memahami itu semuanya.

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Tentang Kedudukan Akal Pikiran Dalam Islam

،‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
ُ‫أن مح ّمداً عبده ورسوله‬
َّ ‫وأشهد‬

Ummatal Islam,

Allah melebihkan Nabi Adam diatas para Malaikat bukan dengan keistimewaan tubuh, bukan
dengan kecantikan paras, akan tetapi Allah istimewakan Nabi Adam di atas malaikat dengan
ilmu dan akal. Maka Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam karena Allah
berikan kepada Nabi Adam ilmu yang tidak Allah berikan kepada para Malaikat.

‫ضهُ ْم َعلَى ْال َماَل ئِ َك ِة‬


َ ‫َو َعلَّ َم آ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَا ثُ َّم ع ََر‬

“Maka Allah mengajarkan Nabi Adam seluruh nama, maka dengan ilmu tersebut Allah
muliakan Nabi Adam di atas seluruh Malaikat-Malaikat.” (QS. Al-Baqarah[2]: 31)
‫‪Akan tetapi ketika seorang hamba tidak menggunakan akal pikirannya, maka ia lebih rendah‬‬
‫‪daripada binatang ternak. Na’udzubillah Nas’alullah as salamah wal ‘afiah.‬‬

‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬


‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌـد َم ِج ْي ٌد‬

‫ت‪ ،‬فَيَا قَا ِ‬


‫ض َي ‪ ‬‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ت ِإنَّ َ‬ ‫المؤ ِمنِ ْينَ َو ْ‬
‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َو ْ‬
‫اجات‬ ‫الح َ‬ ‫َ‬

‫اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين‪ ،‬اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم‪ ،‬اللهم اصلح والة أمورنا يا رب العالمين‪ ،‬واجعلنا‬
‫من التوابين واجعلنا من المتطهرين‬

‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬

‫‪:‬عباد هللا‬

‫إِ َّن اللَّـهَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل ِ حْ َسا ِن َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ‬
‫فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذك ُر هللا أكبَر‬

Anda mungkin juga menyukai