Anda di halaman 1dari 10

Nama : Lisa Mulyani

NIM : 200210172
Kelas : Administrasi Publik 1D
MK : Antropologi

Antropologi

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa
yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda.
Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti
manusia dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan
sebagai suatu keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta
kebudayaannya.
Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek
antropologi dengan kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tujuan
dari antropologi adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari perilaku,
bagaimana manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya manusia.
Antropologi memadukan secara integratif tujuan biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan.

Pengertian Antropologi Menurut Ahli


 Ralf dan Harry: Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan semua yang
dikerjakan oleh manusia.
 David Hunter: Antropologi sebagai  keilmuan yang lahir dari keingintahuan mengenai
manusia yang tidak terbatas.
 Zerhun Dodda: Antropologi sebagai suatu studi ilmu yang mempelajari tentang
manusia.
 William A. Haviland: Antropologi sebagai studi mengenai umat manusia, dimana
antropologi berusaha menyusun generalisasi tentang manusia dari perilakunya untuk
mendapatkan pengetahuan keanekaragaman manusia itu sendiri.
 Koentjaraningrat: Antropologi merupakan suatu studi mengenai umat manusia dengan
mempelajari berbagai bentuk fisik, warna dan budaya yang dihasilkan masyarakat.
Teori Antropologi
Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-teori yang bermunculan dan
berkembang. Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut:
Teori Evolusionisme Deterministik
Teori Evolusionisme Deterministik dapat dikatakan sebagai teori tertua di deretan
teori antropologi. Teori ini dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet
Tylor. Teori ini muncul dari anggapan adanya hukum universal yang mengendalikan
perkembangan semua kebudayaan manusia. Berdasarkan teori ini setiap kebudayaan
mengalami fase-fase atau evolusi.
Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi masyarakat dan
kebudayaan dengan delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam karyanya dengan
judul Ancient Society. Delapan tingkat evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya,
zaman liar muda, zaman barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman
peradaban purba dan zaman peradaban masa kini.

Teori Partikularisme
Teori partikularisme muncul setelah berakhirnya masa teori evolusionisme. Pemikiran
baru ini dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang menentang teori evolusionisme. Teori
ini disebut juga sebagai partikularisme historic. Boas tidak setuju dengan teori evolusi
tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan. Boas berpendapat meskipun
hanya satu unsur, kebudayaan tetap harus dipelajari dalam konteks masyarakat di mana unsur
tersebut berada. Teori partikularisme berpandangan bahwa perkembangan tiap kebudayaan
mempunyai kekhasan sendiri-sendiri dan tidak dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau
hukum yang universal.

Teori Fungsionalisme
Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942). Teori
ini beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut berada. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa
setiap pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat, memiliki peran mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.
Jenis – jenis Antropologi
Antropologi dibagi menjadi beberapa cabang secara khusus yaitu antropologi fisik
dan antropologi budaya. Cabang antropologi tersebut masih dibagi lagi menjadi sub bidang,
seperti dibawah ini:
1. Antropologi Fisik
Menurut Haviland, antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme
biologis. Antropologi fisik membahas manusia berdasarkan evolusinya serta menyelidiki
manusia dari variasi biologis dalam berbagai jenis (spesies). Analisis antropologi fisik
diperoleh dari fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup.
Para ahli antropologi fisik berusaha mencari tahu nenek moyang manusia untuk mengetahui
kapan, bagaimana, dan mengapa manusia menjadi mahluk seperti sekarang ini.
Antropologi fisik dibagi menjadi sub bagian :
 Paleontologi
Paleontologi berasal kata dari bahasa Yunani yaitu paleon, ontos dan logos. Gabungan kata
ini dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan di masa lalu.
Paleontologi merupakan keilmuan mempelajari asal usul serta perkembangan manusia secara
biologis.
 Somatologi
Somatologi adalah salah satu sub bagian antropologi fisik yang mempelajari jenis ras
manusia dengan didasarkan pada ciri-ciri fisik. Ciri fisik manusia baik fenotip dan genotip
dipelajari dalam somatologi. Somatologi juga mempelajari sejarah terjadinya aneka warna
manusia yang dipandang dari ciri-ciri tubuh.
2. Antropologi Budaya
Burke menjelaskan bahwa antropologi budaya berfokus pada kebudayaan manusia
atau cara hidup manusia dalam masyarakat. Antropologi budaya merupakan studi mengenai
praktek-praktek sosial, bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa.
Antropologi budaya memiliki tiga sub bidang yang berdekatan, yaitu :
 Prehistori
Prehistori merupakan salah satu sub bidang antropologi budaya mempelajari sejarah
perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka kebudayaan manusia sebelum mengenal
tulisan.
 Etnolinguistik
Etnolinguistik membahas mengenai sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka
bahasa yang diucapkan manusia.
 Etnologi
Sub bidang etnologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam
kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di dunia. Etnologi
dibagi lagi menjadi dua kajian yaitu antropologi diakronik dan antropologi sinkronik.
Antropologi diakronik meneliti seperangkat pola budaya suku bangsa yang telah menyebar di
dunia. Antropologi sinkronik mempelajari tingkah laku sosial dalam suatu lembaga seperti
keluarga, kultur kebudayaan, sistem kekerabatan, tata hukum dan organisasi politik.

3. Antropologi Psikologi
Antropologi psikologi merupakan bidang yang mengkaji tentang hubungan antara
individu dengan nilai kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Ruang lingkup
antropologi psikologi sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan untuk masalah yang
muncul dalam interaksi antara nilai, pemikiran dan kebiasaan sosial. Fokus kajian antropologi
psikologi adalah kedekatan individu dalam masyarakat yang dihubungkan dengan psikologi.
Bisa kita bilang ini adalah sangat besar kaitannya dengan cabang cabang psikologi lainnya
seperti psikologi organisasi.

4. Antropologi Spesialisasi
Antropologi spesialisasi dibagi menjadi banyak keilmuan, antara lain:
a. Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan keilmuan yang membahas pengaruh unsur-unsur
budaya terhadap penghayatan masyarakat mengenai penyakit dan kesehatan.
b. Antropologi Ekonomi
Antropologi Ekonomi adalah bidang kajian antropologi yang mempelajari gejala
ekonomi dalam kehidupan masyarakat dengan melihat gaya hidup manusia dan sistem
pencarian makanan secara subtantif.
c. Antropologi Perkotaan
Antropologi Perkotaan menggunakan pendekatan antropologi  untuk membahas
masalah perkotaan. Masalah perkotaan muncul dan berkembang  menjadi ciri dari hakekat
kota itu sendiri. 
d. Antropologi Kependudukan
Antropologi Kependudukan mempelajari cara mengatasi masalah-masalah
kependudukan. Beberapa kendala yang menghambat kelancaran program kependudukan
antara lain, latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakat. 
e. Antropologi Pendidikan
Antropologi Pendidikan bermanfaat untuk mengasah kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik,  dalam menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi topik-topik di sekitar
antropologi.
f. Antropologi Hukum
Antropologi Hukum berkaitan dengan suatu norma sosial adalah hukum. Jika terjadi
pelanggaran atau tindakan yang bertentangan dengan norma sosial maka pelanggar akan
diberikan sanksi.
g. Antropologi Sosial
Salah satu studi ilmu antropologi yang mempelajari kebudayaan masyarakat dalam
suatu etnis. Ilmu ini mempelajari manusia dari sisi keragaman fisik seperti perilaku, tradisi,
serta nilai – nilai budaya yang berbeda. Sehingga, dapat dikatakan bahwa antropologi sosial
mempelajari tentang apa saja yang terjadi dalam kehidupan manusia.
h. Antropologi Forensik
Antropologi forensik merupakan antropologi terapan yang menggabungkan ilmu
antropologi fisik atau yang biasa disebut biologi, dengan ilmu Osteologi dan Ondotologi.
Kedua ilmu tersebut mempelajari tentang kondisi tulang dan gigi. Kemudian, antropologi
forensik berkaitan dengan pengguaan osteologi dan odontologi dalam identifikasi mayat.
i. Antropologi Pembangunan
Dalam kajian antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan.
Pembangunan sendiri menandai eksistensi dari beberapa tindakan manusia. Sedangkan
kebudayaan adalah sebuah pedoman untuk manusia bertindak. Dengan demikian,
berdasarkan prespektif antropologi, pembangunan dinilai memiliki tujuan untuk membangun
masyarakat serta peradaban manusia
j. Antropologi Terapan
Antropologi Terapan merupakan tempat keterampilan, pengetahuan dan sudut
pandang ilmu antropologi. Antropologi Terapan digunakan untuk mencari solusi dari
masalah-masalah praktis kemanusiaan serta menfasilitasi pembangunan manusia.
Antropologi Terapan berkaitan dengan masalah nyata dan berbagai kebutuhan kelompok
sosial di masa kini seperti masalah pengangguran konflik kelompok etnis, bencana alam,
kemiskinan struktural, ethnic cleancing dan sebagaimnya. Antropologi terapan diketahui,
dipelajari dan diaplikasikan dengan menyesuaikan situasi kajian.
Konsep Antropologi
 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan konsep yang paling esensial dari antropologi. Kebudayaan
menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya
milik manusia yang digunakan dalan kehidupan masyarakat, dimana hal tersebut dijadikan
miliknya melalui belajar. Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan merupakan keseluruhan
pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial berisi model-model pengetahuan
yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan
yang dihadapi, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan yang diperlukan.
Kebudayaan memiliki karakteristik tertentu, yaitu kebudayaan manusia sangat
beragam, kebudayaan didapat dan diteruskan secara pembelajaran dan tidak tergantung dari
transmisi biologis, kebudayaan bersifat dinamis, nilai dalam kebudayaan bersifat relatif,
kebudayaan adalah milik bersama dan kebudayaan adalah suatu integrasi.
Terdapat  tiga wujud dari kebudayaan, menurut Koentjaraningrat yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia atau disebut juga sistem budaya.
Sistem budaya memiliki wujud yang abstrak.
2. Kompleks aktivitas  atau tindakan atau disebut juga sebagai sistem sosial. Wujud
kebudayaan ini lebih konkrit dari sistem budaya. Sistem sosial masyarakat dapat
diamati.
3. Hasil karya  atau benda yang disebut juga kebudayaan fisik. Ini merupakan
perwujudan paling konkrit dari kebudayaan.
Unsur kebudayaan merupakan satuan terkecil dari suatu kebudayaan. Kebudayaan mungkin
berasal dari gabungan unsur-unsur dari masyarakat lain atau dapat juga unsur yang ditemukan
oleh masyarakat yang bersangkutan tersebut.

Unsur-unsur yang saling terkait dan memiliki fungsi disebut sebagai kompleks
kebudayaan. Salah satu contoh kompleks kebudayaan masyarakat adalah sistem perkawinan.
Suatu wilayah geografis dimana penduduk didalamnya saling berbagai unsur dan kompleks
kebudayaan tertentu disebut sebagai daerah kebudayaan atau culture area.  Proses tersebarnya
unsur kebudayaan dari suatu daerah ke daerah lain atau kebudayaan lain disebut sebagai
difusi kebudayaan.
 Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses individu belajar memiliki peran dalam kebudayaan
masyarakatnya sendiri. Individu mempelajari dan menyesuaikan pemikiran dan sikapnya
sesuai dengan sistem adat, norma serta berbagai peraturan yang terdapat dalam
kebudayaannya. Enkulturasi dapat berlangsung sejak individu masih kecil seperti mulai dari
lingkungan keluarga ke lingkungan masyarakat.
 Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran unsur kebudayaan, dimana dua kebudayaan yang
berbeda terus menerus berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang. Akulturasi juga
didefinisikan sebagai perpaduan budaya yang menghasilkan suatu budaya baru tanpa
menghilangkan unsur asli budaya terkait. Ada dua syarat proses akulturasi yaitu affinity atau
penerimaan budaya dan homogenity atau kesamaan corak budaya yang membuat nilai baru
diterima.
 Etnosentrisme
Etnosentris merupakan sikap dari suatu kelompok masyarakat yang cenderung
menggangap budayanya sendiri lebih unggul dibandingkan kebudayaan lainnya.
Etnosentrisme dapat disertai dengan sikap memandang rendah masyarakat atau kebudayaan
lain.
 Tradisi
Setiap masyarakat pasti memiliki sejumlah kepercayaan ataupun tingkah laku yang
menjadi bagian dari kebudayaan yang bersangkutan. Kepercayaan dan tingkah laku telah ada
dalam jangka waktu yang sangat lama. Bagian dari kebudayaan yang terdiri dari perilaku dan
kepercayaan ini disebut sebagai tradisi.
 Ras dan Etnik
Ras dan etnik sebenarnya merupakan dua konsep yang berbeda. Ras digunakan untuk
sekelompok manusia yang memiliki kesamaan tertentu terutama dalam unsur biologis.
Kelompok ras merupakan sebuah populasi dengan kesamaan unsur fisik yang khas yang
dipengaruhi faktor generit. Etnik merupakan kumpulan manusia yang merasa sebagai satu
kelompok karena adanya kesamaan nilai-nilai sosial yang dianut bersama, kesamaan
identitas, kesamaan pola perilaku dan unsur budaya lain yang berbeda dari kelompok lain.
 Relativitas Budaya
Relativitas budaya digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi dimana tingkah laku
dikatakan normal dalam suatu budaya namun dipandang abnormal dalam budaya lainnya. Hal
ini terjadi disebabkan setiap budaya memiliki ciri unik yang tidak muncul pada kebudayaan
lain.
Metode Antropologi
Antropologi menggunakan beberapa metode tertentu dalam melakukan penelitian.
Metode tersebut digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori dan generalisasi
namun hanya beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku sedangkan yang lain
masih bersifat tradisi.
Metode-metode tersebut dapat digunakan bersama atau salah satu metode dapat juga
lebih dominan dari metode lain. Berikut ini merupakan metode dalam antropologi:
1. Kelangkaan metode yang baku
Antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih baru sehingga belum
mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini dapat dilihat dari tulisan
etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada metode penelitian.
2. Observasi Partisipan
Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan pengamatan
terhadap obyek yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan oleh ahli antropologi
dengan cara hidup bersama dalam suatu kebudayaan yang tengah diteliti. Ahli antropologi
bukan hanya berinteraksi dengan orang didalam budaya tersebut namun juga mempelajari
bahasa dan aktif dalam kegiatan masyarakat tersebut.
3. Indepth Interview
Wawancara merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam
penelitian ilmu sosial. Indepth interview biasanya dikombinasi dengan observasi untuk
mendapatkan hasil secara lengkap. Wawancara dapat dilakukan dengan non sistematik dan
informal. Ahli antropologi biasanya memilih narasumber yang telah dikenal dan
mempercayainya atau memilih narasumber yang dipandang bisa memberi informasi secara
rinci dan akurat mengenai berbagai aspek budaya yang sedang diteliti.
4. Memperkecil Kesalahan
Seringkali dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan perbedaan informasi
yang didapatkan. Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda dapat bertentangan
sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan tersebut. Mengulang observasi
atau wawancara dan melakukan cross-check dengan informan lain akan sangat berguna
dalam memperkecil kesalahan.
5. Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional
Peneliti antropologi jarang menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal ini
dilakukan untuk menjembatani subyek yang sebagian buta aksara. Peneliti antropologi
cenderung menggunakan metode antropologi tradisional meski saat ini mereka banyak
mempelajari kelompok masyarakat modern.
Hubungan Manusia dan Kebudayaan Ditinjau dari Antropologi
Manusia memiliki akal budi yang menjadi kelebihannya. Akal merupakan
kemampuan manusia untuk berpikir dan budi menjadi panduan akal dan perasaan manusia
yang bisa membantunya dalam membedakan baik dan buruk. Melalui akal budi tersebut
manusia dapat menciptakan, mengkreasikan, memperlakukan, memperbaharui,
mengembangkan serta meningkatkan sesuatu.
Ditinjau dari antropologi, manusia memiliki kaitan yang sangat erat dengan
kebudayaan. Manusia melalui akal budi yang dimilikinya dapat membuat kebudayaan, dan
hampir setiap tingkah lakunya adalah kebudayaan. Manusia memiliki empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu penganut kebudayaan, manipulator kebudayaan, pembawa
kebudayaan dan pencipta kebudayaan.
Kebudayaan juga dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Kita bisa perhatikan orang
dengan kebudayaan berbeda-beda dapat memiliki kepribadian yang berbeda. Hubungan
antara kebudayaan dengan kepribadian dijelaskan dalam beberapa teori, yaitu:
 Teori Empirisme atau Environmentalisme
Teori ini dikemukakan oleh John Locke. Teori Emprisme dikenal juga sebagai Teori Tabula
Rasa yang juga disebut beraliran optimisme atau positivisme. Teori ini menjelaskan bahwa
pembentukan kepribadian manusia lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
 Teori Nativisme atau Naturalisme
Teori ini dikemukakan oleh Arthur Schopenhaur. Teori nativisme disebut aliran negativisme
atau pesimisme. Teori ini menjelaskan bahwa manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan
asli atau bakat yang bersifat naturalisme dan berkembang dengan sewajarnya. Teori ini
percaya kepribadian manusia banyak ditentukan oleh berbagai faktor yang dibawa sejak lahir.
 Teori Konvergensi
Teori konvergensi dikemukakan oleh Wilhelm Stern. Teori ini memadukan faktor bawaan
sejak lahir dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian
manusia.
Ruth Bennedict menjelaskan mengenai patern of culture dimana kebudayaan akan
menghasilkan kepribadian unik bagi orang didalamnya. Setiap kebudayaan memiliki beragam
tipa temperamen yang ditentukan faktor keturunan dan biologis, namun ada batas jumlah
temperamen yang akan berkembang dalam budaya tersebut dimana temperamen tersebut
hanya yang cocok dengan konfigurasi dominan.
Manfaat Mempelajari Antropologi
Keilmuan antropologi sangat bermanfaat untuk dipelajari baik bagi kebudayaan, individu
maupun untuk mengembangkan keilmuan itu sendiri. Manfaat mempelajari antropologi,
antara lain:
1. Mengetahui pola perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kebudayaan
2. Menjelaskan peran manusia dalam suatu masyarakat sehingga sesuai dengan harapan
masyarakat terhadap dirinya
3. Meningkatkan toleransi karena adanya karakteristik yang berbeda dari tiap budaya.
4. Memperluas pengetahuan mengenai karakteristik suku bangsa yang berbeda
5. Mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan dalam masyarakat sehingga tercipta
solusi untuk menyelesaikannya.

Anda mungkin juga menyukai