Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN DI


INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING:
PARJUANGAN PARDOSI, S.E., M.Si

oleh :

LELY KINANTI (1905082004)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan kesempatan yang telah diberikan kepada saya yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Sejarah Pengembangan
Manajemen di Indonesia.

Sekaligus pula, Saya menyampaikan rasa terimakasih sebanyak-banyaknya untuk


Bapak Parjuangan Pardosi,S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada Saya guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Saya juga berharap dengan adanya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan sejarah
pengembangan dasar-dasar manajemen yakni kita dapat mengetahui sejarah dan
perkembangan manajemen di Indonesia.

Sebagai manusia biasa, Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saya siap menerima kritik dan saran untuk
kemudian hari sehingga dapat merevisi dan tulis kembali serta saya juga berharap hal
tersebut mampu dijadikan cambuk supaya saya lebih mengutamakan kualitas makalah
dimasa selanjutnya .

Medan, 14 Oktober 2019

Penyusun

Lely Kinanti
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh beda dengan perkembangan manusia,
karena manajemen itu sudah ada bersamaan dengan adanya manusia. Bisa dikatakan
manajemen itu ada saat manusia tercipta. Oleh karena itu, manajemen dan manusia sangat
berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Memang hakikatnya manusia tidak bisa terlepas
dari manajamen, dari prinsip-prinsip manajemen, baik secara langsung ataupun tidak
langsung, baik yang didasari ataupun yang tidak didasari.Seiring perkembangan dan
tuntutan hidup manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manajemen pun
berkembang sesuai keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu
sendiri.

Mempelajari sejarah perkembangan manajemen sangat penting bagi kita, sebagai


makhkuk yang menjadi poros perkembangan dibumi ini. Kita, manusia memperoleh
gambaran, bagaiamana manajemen itu berlangsung dan berkembang dari mempelajari
sejarah perkembangan manajemen. Serta mengetahui prinsip-prisip apa yang harus
dikembangkan pada zaman ini. Kita bisa mendapatkan prinsip-prinsip itu dari mempelajari
tentang sejarah perkembangan pada masa sebelum kita.

B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud manajemen?
2. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen di Indonesia?
3. Apa saja teori-teori manajemen?

C. Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen
2 Untuk mengetahui tentang sejarah dan perkembangan manajemen yang terjadi di
Indonesia
3 Untuk mengetahui tentang teori-teori manajemen

BAB II
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan waktu manajemen mengalami perkembangan. Telah
banyak sejarah yang telah dialami oleh manajemen. Sebelum kita mempelajari lebih lanjut
kita harus tahu dahulu apa itu pengertian dari sejarah dan apa itu manajemen.

Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian yang


terjadi pada masa lampau. Dengan adanya sejarah kita dapat mempelajari kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada masa lampau. Oleh karena itu, adanya manajemen sangat
berkaitan dengan sejarah.

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) yaitu “Menaggiare” yang berarti
“mengendalikan”,terutamanya “mengendalikan kuda” atau berasal dari bahasa Perancis
Kuno yaitu “ Menagement” yang mempunyai arti “seni melaksanakan dan mengatur” atau
atau juga dari bahasa Latin “Manus” yang memeiliiki arti “tangan” kata ini mendapat
pengaruh dari bahasa Perancis manege yang berarti “kepemilikan kuda” ( yang berasal
bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda ), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia. Kemudian bahasa Perancis mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi menagement yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Seiring dengan perkembangannya banyak para ilmuwan dan professor memberikan


pendapat mereka mengenai apa itu manajemen. Seperti pada beberapa tokoh terkenal
berikut ini.

1. Ensiclopedia of The Social Sciences Dalam Ensiclopedia of The Social Sciences,


manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang
diselenggarakan dan diawasi .

2. Ricky W. Griffin, Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
3. Prof. Drs. Oei Liang Lie, Manajeman adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian , pengerahan, pengkoordinasian, dan pengawasan sumber daya
manusia dan alam , terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

4. Mary Parker Follet, Mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

5. G.R. Terry Menurut pendapat beliau manajemen diartiakan sebagai suatu proses
yang khas yang teerdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran-
sasaran dengan memanfaatkan sumber daaya manusia dan sumberdaya lainnya.

Sebagai mana yang telah kita baca dari definisi-definsi para ilmuwan kita dapat menarik
beberapa pokok pikiran penting, sebagai berikut.

 Menyelenggarakan
 Mengawasi
 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Pengontrolan
 Pengkoordinasian

B. SEJARAH MANAJEMEN

Keberadaan manajemen telah ada dari ribuan tahun yang lalu hanya saja sangat
sulit untuk menemukan dan melacak sejarah manajemen tersebut apalagi di negara
indonesia yang masih belum terbentuk ketika awal mula manajemen. Manajemen sendiri
telah dipelajari dan diajarkan sejak awalabad 20.

Berikut beberapa contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak
dahulu:

1. Bangunan Piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang yang memperdulikan apa sebutan untuk manajer atau leader ketika itu.
Dialah orang yang merencanakan apa saja yang harus dilakukan, mengorganisir
manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengkoordinasikan para pekerja.

2. Pada jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen. Ini terlihat pada waktu
perjalanan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana jaraknya
kurang lebih 380 mil. Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama dengan ribuan
pengikutnya. Semula persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi Musa sendiri,
sehingga selama 39 tahun perjalanan tersebut hanya mencapai 240 mil saja.
Kemudian Jethro ( Mertua Nabi Musa) memberikan nasihat agar perjalanan lebih
cepat dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa disuruh
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang kepercayaanya dengan
kelompok-kelompok: 10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang tiap kelompok. Dengan
tugas dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa perjalanan dengan jarak 140 mil
dapat diselesaikan dengan waktu cuma 9 bulan saja.

3. Pada jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai
pemikiran manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah
membagi lembaga – lembaga pemerintah seperti council

4. ( Dewan-dewan), courts ( Pengadilan – pengadilan ), pejabat administrasi, Board of


General. Dengan demikian lembaga-lembaga ini menunjukkan pentingnya
manajemen pada waktu itu.

5. Tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia.


Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa tersebut mencetuskan pemikiran-
pemikiran baru tentang adanya manajemen. Beberapa kejadian-kejadian penting yang
terjadi, sebagai berikut.

1. Ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nation pada tahuun 1776 M. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh. Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus dari perusahaan
peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari.Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas
diantaranya yaitu :
1. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
2. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

2. Penggunaan mesin yang menggantikan tenaga dari manusia pada masa revolusi
industri menciptakan perpindahan dari produksi rumah tangga ke dalam bentuk
pabrik. Perpindahan itu menyebabkan makin menjamurnya manajer-manajer yang
mengarahkan pekerjaan didalam pabrik sehingga pekerjaan tersebut menjadi lebih
efektif dan efisien.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN DI INDONESIA

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak
akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru
muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra
sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9
merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.
Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu
1)      Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2)      Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3)      Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.

Indonesia punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu kala, sebagai
warisan akar budaya bangsa oleh Raja-Raja Nusantara yang dapat kita sebut dengan sistem
manajemen partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong royong. Ada juga yang
mengatakan bahwa sistem manajemen Indonesia sangat dipengaruhi oleh negara-negara
yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang. sistem pemerintahan dengan DPR dalam
perumusan kebijakan publik adalah salah satu contoh dari birokrasi top-down yang dianut
oleh VOC. Jepang sejak menduduki Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan
sistem manejemen bottom-up contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari
tingkat bawah hingga tingkat atas.

Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di


Indonesia, belum ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style)
manajemen yang asli dan khas Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau
Amerika dan negara-negara Eropa yang tampaknyasudah menemukan bentuk sistem
manajemen yang dijalankannya.

Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan


bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan
administrasi negaradan pimpinan perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen.
Apalagi kalau kita mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977: 7),manajemen
menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan darimasyarakat atau bagian
dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang
disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Kulturitu bahkan tampil sebagai bagian
terpadu dalam keseluruhan manajemen tersebut.
Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa
Indonesia punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar manajemen.
Sehingga menjadi sangat mendesak (urgent) untukmengembangkan kekuatan imbangan
yang ada pada nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu pengembangan manajemen yang
berciri khas Indonesia. Karena bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak masalah
akibat ‘salah urus’ (mis-management)dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai
oleh merajalelanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat
yang sama, Indonesia juga harus berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya
menghadapi peradaban atau tuntutan global.

Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa
Indonesia hampir dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan negara-
negara yang telah melaksanakannya seperti; Jepang, Cina, Eropa, dan amerika. Berhasinya
manajemen Indonesia, sangattergantung dari cara penyaringan berbagai budaya
(suku/etnis) yang ada dimasyarakat Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan
organisasi.

Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak
ada satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan beberapa
sistem manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen situasional”. Dalam
implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal dengan “situational
leadership” atau kepemimpinan situasional.

Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem


kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut:
1) Seberapa kompeten karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya?.
2) Seberapa mandiri karyawan anda melakukan tugas-tugasnya sendiri?.

Keefektifan dari seorang manajer tidak ditentukan oleh sistem apa yang cocok bagi
dirinya, melainkan apakah sistem manajemen tersebut cocok bagi karyawannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992), “tampaknya
akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui situasi dimana
kita dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi situasi untuk
menyesuaikan sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler tertarik untuk
mengembangkan falsafah perekayasaan organisasi (organizational engineering) didalam
manajemen, dengan prinsip “lebih mudah mengubah lingkungan kerja seseorang
ketimbang mengubah kepribadian atau sistem seseorang dalam berhubungan dengan orang
lain”.

Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan


situasional terdiri dari empat macam sistem:
(1) Directing atau pengarahan,
(2) Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan,
(3) Supporting/dukungan, dan
(4) Delegating/ delegasi.

Khusus dalam bidang bisnis,sejak sebelum perang dunia II praktis diluasi oleh asing.
Sedikit dikuasi oleh kaum pribumi yang mampu bersaing dengan mereka. Pada tanggal
27 Desember 1957, kemampuan manajemen indonesia di uji dengan pengambilan
alihan(nasionalisasi), perusahaan perkebunan, perusahaan minyak, industri dan niaga
terutama yang dimiliki oleh Belanda. Karena kurang siapnya sumber daya manusia
indonesia maka banyak diantara perusahaan-perusahaan tersebut kurang berhasil
bahkan gagal sama sekali. Pada saat inilah betapa pentingnya pendidikan manajemen.
Sampai tahun 1967, negara indonesia selalu mengalami masalah politik yang serius dan
puncaknya pada tahun 1965 terjadi pemberontakan PKI dan sangat menghambat
ekonomi dn bisnis. Baru pada tahun 1968, setelah pemerintah memberikan perioritas
terhadap pembangunan ekonomi, perkembangan manajemenlaju dengan pesat.
Dari penelitian Cresep, McCormick and Paget Inc, jumlah manajer d indonesia
pada tahun 1971 adalah sebagai berikut:
 Manajer Senior : .4.800 orang
 Manajer Madya : 68.200 orang
 Pemilik :100.000 orang
Jumlah pelaku usha : 173.000 orang
Jumlah pelaku usaha di atas tentu sangat kurang apabila dibandingkan dengan
jumlahpenduduk Indonesia waktu itu, apalagi jumlah tersebut adalah jumlah termasuk
PNS dan Militer yang menduduki jabatan manajerial. Untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi rata-rata 5% setahun, maka dibutuhkan tenaga manajerial paling sedikit 21.500
orang pertahun (Marbun:1985,xi)
Tantangan perkembangan manajemen di Indonesia terjadi karena beberapa faktor
antara lain:
 Tantangan mutu pendidikan: mutu pendidikan indonesia saat ini belum begitu
menggembirakan,apalagi kalau dibandingkan Singapura, Malaysia dan Thailand.
Perguruan tingggi sebagai pengahasil tenaga-tenaga manajerial handal ternyata
tidak termasuk dalam 50 besar Perguruan Tinggi yang paling baik di Asia. Hal ini
sungguh memprihatinkan.
 Tantangan segi kebudayaan: perasaan rendah diri bangsa merupakan tantangan
terutama yang harus segera dihilan
D. TEORI-TEORI MANAJEMEN
1. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :

 Robert Owen
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga
kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan,
tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak
Manajemen Personalia.

 Charles Babbage (1792-1871)


Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan
biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan
agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1.      Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2.      Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk
itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.      Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja
terus menerus dalam tugasnya.
4.      Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada itu-itu saja.

2. Teori Manajeman Ilmiah

 Frederick Winslow Taylor

Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu


pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal
sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Hasil penelitian dan
analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-
coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution,
karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan
ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1.      Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2.      Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3.      Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4.      Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan
pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh
taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion study).

 Henry Laurance Gantt (1861-1919)


Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan,
dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya.
Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1.      Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga
kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3.      Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4.      Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

3. Teori Administrasi Umum


Teori ini lebih menitik beratkan apa yang dikerjakan seseorang manajer dan
praktikpraktik manajemen yang baik,. Beberapa figure yang paling menonjol dibalik
perkembangan teori ini yaitu :
 Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan
manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan
atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau
menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan
yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan
keahliannya sebagai manajer.

 Oliver Sheldon (1894 -1951)


Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923,
yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga
etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan
barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga
harusmemperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilainilai
efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan
masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang
diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum
dan konsep keadilan sosial.

 Max Weber Max Webber


Adalah seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang mendalami bidang organisasi. Ia
menulis gagasan – gagasannya pada awal 1990an, dan mengembangkan ssebuah teori
mengenai struktur otoritas dan hubungan-hubungan kewenangan berdasarkan sebuah
model organisasi yang ideal, yang dinamakan birokrasi atau sebuah organisasi yang
dicirikanoleh adanya pembagian kerja yang jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas,
arahan-arahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar individu yang tidak
bersifat pribadi ( alias professional ).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal


abad 19 Masehi.Memilih sistem yang tepat bukan hal yang mudah. Bila anda
menggunakan sistem yang keliru anda akan menciptakan masalah produktivitas dan moral.
Ada baiknya menjadi perhatian 3 (tiga) hal berikut:

1. Teruslah mengubah sistem manajemen anda seiring dengan perkembangan


kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, atau anda akan membuat
karyawan anda tetap terkungkung dalam tingkat pengembangan diri yang
terlalu rendah.

2. Bersiap-siaplah untuk menggunakan sistem yang berbeda pada orang yang


sama karena mungkin ia memiliki kecapakan pada suatu tugas, tetapi pada
tugas-tugas baru ia membutuhkan sistem yang lain.
3.    Anda harus senantiasa bertujuan meningkatkan kemampuan dan
kepercayaan diri karyawan, meski tidak semua karyawan anda akan berhasil
mendapatkan sistem “delegating” anda.

Menjadi saran penulis bahwa apabila kita tidak menemukan sistem manajemen dari
akar budaya dan karakter dasar bangsa Indonesia yang lebih efektif dan efisien untuk
organisasi kita, maka sistem manajemen situasional dengan pendekatan kepemimpinan
situasional dapat menjadi pilihan karena sistem ini mengakui perbedaan masing-masing
orang serta menunjukkan jalan untuk menggerakkan karyawan dari tingkat yang rendah
menuju tingkat lebih tinggi, baik di bidang kompetensi dan kemandiriannya
   Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan
pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo.
Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan
tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada
kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan
dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif .
perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik
disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen
yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku
organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang
mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang
mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya yaitu
dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-
bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan
manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah
dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang
dihadapai.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sabardi, Agus, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, STIE, 1992.

2. Julitriarsa, Djati, Drs. Dan Suprihanto, John, Drs., M.I.M., Manajemen


Umum, Edisi Pertama,Yogyakarta, BPFE,1988

3. Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT.


Bina Aksara.

4. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar


Manajemen,Jakarta:MediaGroup.

5. Robbins, Stephen P dan Coulter, Mery, Manajemen, Edisi Kesepuluh,


Jakarta, Penerbit Erlangga,2010.

6. Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro. Pengantar Manajemen


Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.1995

Anda mungkin juga menyukai