Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PTB DAN KOROSI

“BAHAN TEKNIK 1 : BAJA”

DISUSUN OLEH :

Anatasya Putri Sufandi (1931410086)

Dana Tahtiar Hastiafin Rizaldi (1931410077)

Harvina Agustin Putri Oktavian (1931410040)

Lailatul Restuning Putri Istiqomah (1931410007)

Muhamad Ragil Zandiansyah (1931410132)

Ruqayah Ira Yulina (1931410016)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Bahan Teknik 1
(Baja)” tepat pada waktunya. Tak lupa pula, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini, baik berupa saran maupun
materi.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Teknologi Bahan dan Korosi yang diampu oleh Dosen kami Bu Rosita. Dalam pembahasannya
menyangkut pengertian dan pemahaman tentang pokok bahasan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dikarenakan
kurangnya pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan
semua pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membaca khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Malang, 19 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................2
2.1 Pengertian Baja...............................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi Baja................................................................................................................................2
2.3 Pengujian Baja.................................................................................................................................5
2.4 Proses Pembuatan Baja...................................................................................................................7
2.5 Aplikasi Baja..................................................................................................................................11
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................13
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Uji Tarik pada Baja........................................................................................................6


Gambar 2. Kekuatan Regangan pada Baja......................................................................................6
Gambar 3. Proses Konverter Bessemer...........................................................................................7
Gambar 4. Periode membersihkan/ memurnikan (refining)............................................................9
Gambar 5. Proses Basix Oxygen Furnace.....................................................................................10
Gambar 6. Baja Karbon Rendah....................................................................................................11
Gambar 7. Baja karbon tinggi........................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan
manusia.Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada zaman dahulu orang membuat
jalan hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tetapi kini semuanya telah
berubah, manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas
yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.Pembangunan
dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung,
jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari
dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai macam
mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam
kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui
pengertian baja, klasifikasi dari baja, proses pengujian dari baja, dan pengaplikasian baja.
Berpacu dari latar belakang masalah diatas, timbulah suatu permasalahan dalam
diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa
tentang pengertian baja, klasifikasi dari baja, proses pengujian dari baja, dan
pengaplikasian baja.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah yang dimaksud dengan baja?
2. Bagaimana klasifikasi baja?
3. Bagaimana proses pengujian baja?
4. Bagaimana cara pembuatan baja ?
5. Bagaimana pengaplikasian dari baja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari baja
2. Untuk memahami pengklasifikasian dari baja
3. Untuk memahami proses pengujian dari baja
4. Untuk memahami cara pembuatan baja
5. Untuk memahami pengaplikasian dari baja
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk
menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic
(FCC), tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada
atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi
pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan
elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas
yang ada pada diri mereka.Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya.

Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang
biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),
vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan
lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon
pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility). Pengaruh utama dari kandungan karbon dalam baja adalah pada
kekuatan, kekerasan, dan sifat mudah dibentuk. Kandungan karbon yang besar dalam
baja mengakibatkan meningkatnya kekerasan tetapi baja tersebut akan rapuh dan tidak
mudah dibentuk (Davis, 1982).

2.2 Klasifikasi Baja


Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada 2 jenis
baja, yaitu :

a. Baja Karbon
- Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C)
Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya
adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas
(martensit) hanya bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan
memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability)
dan mampu las nya (weldability) baik cocok untuk bahan bangunan konstruksi
gedung, jembatan, rantai, body mobil.
- Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)
Baja karbon sedang memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat).
Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa
austenit dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau
sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit. Baja ini
terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras. Kandungan
karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya. Namun tidak cocok
untuk di las, dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan penambahan unsur lain
seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini lebih kuat dari
baja karbon rendah dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi
(gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan
tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.
- Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja
perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat
dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa
dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W, dan
Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi
senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Kadar karbon yang
terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan keuletan baja.
Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan bajasemakin
meningkat tetapi keuletannya cenderung turun. Baja karbon disebut juga plain karbon
steel, mengandung terutama unsur karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau
baja profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu
baja karbon juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90
%. Pada bidang teknik sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari baja itu
sendiri.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur fosfor dan mangan. Baja paduan
semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan,
yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
- Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari
2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lainlain. Biasanya digunakan untuk
membuat perkakas potong, gergaji, cetakan penarikan, pahat kayu, mata pisau,
pemotong kikir, gurdi batu.
- Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5% -
10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain. Biasanya digunakan untuk
membuat alat pengukur, cetakan penarikan, rol derat, mata gunting untuk plat tebal.
- Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari
10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain (Amanto, 1999). Banyak
digunakan untuk cetakan penarikan kawat, cetakan pengetrim, pengukur, rol derat.

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) &high speed steel.
- Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium,
manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam
tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut   akan merubah sifat-sifat mekanik
dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap
baja karbon (carbon steel).
- High Speed Steel (HSS)
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong
seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High
Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat
dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga
dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Menurut (Amstead, 1993) secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang
unggul daripada baja karbon biasa, diantaranya:

1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.


2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisiknya tidak banyak
berubah.
4. Memiliki butiran halus dan homogen.

Selain baja karbon dan baja paduan, ada juga beberapa jenis baja lainnya.
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
 Baja tahan garam (acid-resisting steel)
 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi
kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
 Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
 Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
 Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
 Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
 Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel).
2.3 Pengujian Baja
- Uji Tarik
Pengujian untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan cara memberi
beban gaya yang sesumbu, setelah diuji akan mendapatkan data yang dapat
menjadi acuan untuk kepentingan pada kontruksi bangunan atau pada industri
pabrik.
Gambar di bawah ini merupakan pengujian tarik pada baja, pengujian tarik
memang lah sangat sederhana namun mempunyai manfaat yang besar untuk
kepentingan umum, pengujian tarik.

Gambar 1. Uji Tarik pada Baja


Gambar berikut ini merupakan gambar dari kekuatan regangan yang
terjadi pada baja, untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik harus
memperhatikan bentuk, dimensi, dimensi specimen uji dan grip pada pengujian.
Pada pengujian tarik perlakuan panas, deformasi, laju regangan dapat
mempengaruhi pada pengujian tersebut.

Gambar 2. Kekuatan Regangan pada Baja


- Uji Kekerasan
Uji kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji
kekerasan dari suatu material, karena dengan pengujian ini kita dapat dengan
mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun
pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai
kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan
melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai material
ulet atau getas.Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?Di dalam aplikasi
manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan yaitu
untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk
memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
2.4 Proses Pembuatan Baja
- Proses Pengolahan Baja Cara Konverter Bessemer

Gambar 3. Proses Konverter Bessemer


Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau
oksidasi asam, sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah
dalam konvertor ini adalah besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan
rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak dapat direduksi dari
dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor
dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar
kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.
Cara kerja proses Bessemer:
Konventer untuk proses oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton. Besi kasar
dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas
melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Penyemburan oksigen
berlangsung antara 10 - 20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan
mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si. Reaksi yang terjadi:

2Mn + O2 → 2MnO

Si + O2 → SiO2

2C + O2 → 2CO

Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat
penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal
atau vertikal konvertor.

Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer)


sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan
untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung
dari sifat baja yang diinginkan.

Secara umum proses kerja konverter adalah:

a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 1500oC.


b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume
konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
- Proses Pembuatan Baja Cara Open Hearth Furnace
- Tanur berupa piringan datar yang besar dan kuat. Wadah ini dapat
menampung baja cair lebih dari 100 ton dengan proses mencapai temperatur
1600 oC. Proses pembuatan dengan cara ini adalah proses oksidasi kotoran
yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi kerak yang mengapung pada
permukaan baja cair. Pada dasar kolom telah ditempatkan oksida basa seperti
CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat.

Proses pembuatan baja cara Open Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :

1. Periode memasukan dan mencairkan bahan isian

2. Periode mendidihkan cairan logam isian

3. Periode membersihkan/ memurnikan (refining)

Gambar 4. Periode membersihkan/ memurnikan (refining)


Ke dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur.
Campuran gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi
besi cair ini. Bahan bakar dan udara sebelum dimasukan ke dalam wadah ini
terlebih dahulu dipanaskan dalam Cheekerwork dalam renegarator. Fungsi dari
renegarator adalah memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dalam
wadah ini. Sementara diaduk maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida
pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak. Kelebihan proses ini adalah
kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara terus menerus
selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam) sedangkan Proses Bassemer
berlangsung cepat (15 menit).

- Proses Pembuatan Baja Cara Basic Oxygen Process (BOP)


Proses tanur oksigen basa (Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan
besi kasar (65 – 85 %) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar
utama dicampur dengan besi bekas dan batu kapur. Panas ditimbulkan oleh reaksi
dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

Gambar 5. Proses Basix Oxygen Furnace


Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi
batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Oksigen
ditiupkan lewat Oxygen Lance (suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan
dengan air ) ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi, 1 sampai 3 m diatas
permukaan logam cair. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kN/m2. Unsur-unsur karbon, mangan dan silicon akan teroksidasi. Batu
kapur (CaO) dan kalsium fluor (CaF2) ditambahkan untuk mengikat kotoran-
kotoran seperti fosfor (P) dan belerang (S) dan membentuk terak. Jenis Baja yang
dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %.

Keuntungan dari BOF adalah:

 BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

 Proses hanya lebih-kurang 50 menit.


 Tidak perlu tuyer di bagian bawah

 Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

 Biaya operasi murah

2.5 Aplikasi Baja


Baja Karbon Rendah

Gambar 6. Baja Karbon Rendah


Baja karbon rendah ini memiliki ketangguhan dan keuletan tinggi akan
tetapi memiliki sifat kekerasan dan ketahanan aus yang rendah. Pada umumnya
baja jenis ini digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen struktur
bangunan atau konstruksi, pipa gedung, jembatan, bodi mobil, dan lain-lain.
Baja Karbon Sedang
Baja karbon ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan baja karbon
rendah, baja karbon sedang memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan tingkat
kekerasan yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Besarnya kandungan
karbon yang terdapat dalam besi memungkinkan baja untuk dapat dikeraskan
dengan memberikan perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon
sedang biasanya digunakan untuk pembuatan poros, rel kereta api, roda gigi, baut,
pegas, dan komponen mesin lainnya.

Baja Karbon Tinggi


Baja karbon tinggi memiliki sifat tahan panas, kekerasan serta kekuatan
tarikan yang sangat tinggi akan tetapi memiliki keuletan lebih rendah sehingga
baja karbon ini menjadi lebih getas. Baja karbon tinggi ini sulit diberi perlakuan
panas untuk meningkatkan sifat kekerasannya, hal ini dikarenakan bahja karbon
tinggi memiliki jumlah martensit yang cukup tinggi sehingga tidak akan
memberikan hasil yang optimal pada saat dilakukan proses pengerasan
permukaan. Dalam pengaplikasiannya baja karbon tinggi banyak digunakan
dalam pembuatan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji, pembuatan kikir, pisau
cukur, dan sebagainya

.
Gambar 7. Baja karbon tinggi
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang baja yang telah kami paparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
a. Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon.
b. Dalam pengklasifikasian baja, baja dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Baja karbon ( Baja karbon rendsh, baja karbon menengah, baja karbon tinggi)
- Baja paduan (baja paduan rendah, baja paduan menengah, baja paduan tinggi). Baja
paduan juga dibagi menjadi 2 yaitu, baja paduan khusus dan High speed Steel (HSS).
c. Pengujian baja ada 2 macam yaitu, uji tarik dan uji kekrasan.
d. Proses pembuatan baja antara lain :
- Cara converter Bessemer
- Cara open hearth furnace
- Cara basic oxygen process (BOP)
e. Aplikasi baja
- Baja karbon rendah sebagai bahan baku pembuatan komponen struktur bangunan /
konstruksi, pipa gedung, jembatan, dll.
- Baja karbon sedang, untuk pembuatan poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, dan
komponen lainnya.
- Baja karbon tinggi banyak digunakan dalam pembuatan alat- alat perkakas seperti
palu, gergaji, pisau cukur, bds.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Wahyu. "KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA


PENGUJIAN MATERIAL." (2019)
Nasional, D. P. (2003). Proses Pembuatan Besi dan Baja. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim,2020. Pengujian Struktur Baja Dengan Menggunakan Uji Tarik.
https://www.alatuji.com/article/detail/927/pengujian-struktur-baja-dengan-menggunakan-
uji-tari. Diakses pada tanggal 19 September 2020

Anda mungkin juga menyukai