1105315100-2-Bab I PDF
1105315100-2-Bab I PDF
PENDAHULUAN
Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk
ke dalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama
Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,
blue star, takii ace, jumbo sweet, green horn, skipper, colombo, marengo, dan
lain-lain.
al., 2006 dalam Suma, 2014) dan banyak memiliki manfaat yang sangat baik bagi
jumlah yang sangat tinggi di dalam buah paprika. Kandungan Vitamin C yang
terdapat pada paprika berkisar antara 76-243 mg per 100 g. Selain mengandung
Jika dilihat dari warnanya, paprika terdiri dari warna merah, kuning, ungu,
orange dan hijau. Untuk paprika yang berwarna hijau, panen dilakukan sebelum
buah paprika berwarna tua (siap panen), sedangkan untuk buah paprika dengan
warna merah, ungu,orange dan kuning panen dilakukan saat buah berusia tua atau
1
2
termasuk dalam jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu
Volume dan nilai ekspor paprika ke Singapura pada tahun 2004-2005 dapat
Tabel 1.1
Volume dan Nilai Ekspor Paprika Indonesia ke Singapura pada tahun 2004-2005
Bulan 2004 2005
Volume (kg) Nilai (Rp) Volume (kg) Nilai (Rp)
Januari * * 2185 21.293.000
Februari * * 2.205 24.763.000
Maret * * 1.390 15.164.000
April * * 1.965 21.184.500
Mei * * 2.700 25.328.000
Juni * * 6.285 75.166.500
Juli 2.050 19.470.000 1.500 17.516.500
Agustus 3.105 29.761.000 4.175 48.231.500
September 1.869 18.625.500 3.405 38.771.500
Oktober 2.165 21.807.500 6.670 82.150.000
November 3.920 34.645.000 7.420 90.637.550
Desember 3.235 28.997.500 10.485 44.438.550
Total 16.344 153.306.000 50.365 505.274.750
Sumber: Assosiasi Pengusaha Paprika, 2005 dalam Kartikasari,2006
Keterangan : * menunjukkan tidak ada data.
peluang pasar dan permintaan pasar yang semakin meningkat, tak heran jika
Indonesia yang berkembang masih di tiga pulau, yaitu di Sumatera, Jawa dan
Tabel 1.2
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Paprika Indonesia Tahun 2011
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pulau Jawa merupakan sentra
95,78% dari total produksi paprika nasional atau sekitar 4.661 ton dengan luas
panen 106 ha. Sehingga dapat disimpulkan Provinsi Jawa Barat merupakan sentra
utama penghasil paprika terbesar di Indonesia, kemudian diikuti oleh Jawa Timur,
meskipun lahan paprika di Bali tidak seluas lahan paprika di Jawa Barat,
pada tahun 2011, lahan paprika di Bali hanya seluas 2 hektar saja, maka pada
4
tahun 2013 Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura Bali mencatat luas lahan
paprika di Bali sudah mencapai 6 hektar dengan total produksi 3.091 kuintal.
Salah satu sentra produksi paprika di Bali adalah Desa Candi Kuning, Kecamatan
terletak pada ketinggian ±1240 m dari permukaan laut. Daerah ini sangat sejuk
dengan temperatur rata rata 18⁰C pada malam hari dan 24⁰C pada siang hari.
permintaan yang terus menerus meningkat hingga ke pasar ekspor. Hal ini
merupakan peluang yang sangat baik untuk petani paprika di Bali. Namun seiring
khususnya di Bali beralih fungsi menjadi lahan non pertanian. Oleh karena itu
satu usaha penerapan teknologi tepat guna untuk mencapai peningkatan produksi
pertanian khususnya paprika dengan kualitas dan kontinuitas yang baik adalah
bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki
pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan
memerlukan modal biaya yang cukup besar dalam pembuatan green house(rumah
pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan
lengkap. Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahan bahan
organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu
atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan
tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu
diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik
maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar
tanaman. Selain itu panen dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat
dibandingkan dengan cara konvensional, karena para petani tidak perlu waktu
Bali pada tahun 2014, terdapat40 petani yang mempunyai lahan paprika di Bali,
paprika hidroponik dalam green housedi Desa Candi Kuning, sedangkan yang
hidroponik dalam green house rata-rata memiliki2 green house dengan luas lahan
disebabkan lebih tingginya modal awal yang dikeluarkan untuk membangun green
finansial?
praktisi paprika selaku obyek penelitian. Jika diuraikan maka manfaat dari
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang profil dan
dalam green housedi desa Candi Kuning, karena itu analisis yang digunakan
kriteria investasi. Alat ukur yang dilakukan dapat melalui pendekatan payback
8
period (PP), Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal
Rate of Return (IRR), dan Sensitivity Analysis (Analisis Sensitivitas). Selain itu
hidroponik ini
9