Anda di halaman 1dari 17

KATARAK

OLEH

KELOMPOK

NUNING MEYSA (P201801125)

ASRI NEDILA (P201801124)

HELDA NATASYA JUNIAR HERMAN (P201801049)

FEBRIANTI PUTRI J.S (P201801043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA KENDARI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini. Laporan asuhan
keperawatan ini berjudul “Katarak” yang di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II Tahun Akademik 2020/2021.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini banyak
mengalami hambatan dan kesulitan. Namun atas bantuan, bimbingan, masukan dan kerjasama
dari berbagai pihak, sehingga hambatan dan kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu dengan
segala hormat kerendahan hati, penulis haturkan terimakasi kepada Bapak firman selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Medical Bedah II yang telah membimbing dalam kegiatan belajar
mengajar.

Baubau, 29 Oktober 2020

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan ..................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Katarak.......................................................................................................3
B. Klasifikasi Katarak...................................................................................................3
C. Etiologi ....................................................................................................................3
D. Tanda dan Gejala......................................................................................................6
E. Patifisiologi .............................................................................................................8
F. Penatalaksanaan …………………………………………………………………...8

BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia
menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Namun
gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan
yang berat yang dapat mengakibatkan kebutaan.

Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah kesehatan
global yang harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas
sumber daya manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya yang cukup besar
untuk pengobatannya. Katarak dapat terjadi pada semua umur (Ilyas, 2014).

Katarak merupakan penyebab sedikitnya 50% kasus kebutaan di seluruh dunia. Seiring
dengan peningkatan usia harapan hidup, jumlah orang yang terkena semakin bertambah. Di
berbagai bagian dunia yang sedang berkembang, fasilitas yang bersedia untuk mengobati katarak
jauh dari mencukupi, sulit untuk mengatasi kasuskasus baru yang muncul dan benar-benar tidak
mampu menangani kasus-kasus lama semakin menumpuk, yang dalam hitungan konservatif
diperkirakan berjumlah 10 juta diseluruh dunia

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Katarak?


2. Apa sajakah klasifikasi dari Katarak?
3. Apa sajakah etiologi dari Katarak?
4. Apa sajakah tanda dan gejala katarak?
5. Bagaimana penatalaksaan pada Katarak?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang konsep penyakit katarak
D. Manfaat

Sebagai materi belajar yang dapat digunakan untuk memperdalam ilmu yang relah
didapatkan dari dosen
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Katarak ditandai dengan adanya lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kebutaan total. Penyakit katarak terutama disebabkan oleh proses
degenerasi yang berkaitan dengan usia

Katarak adalah keadaan kekeruhan lensa mata yang dapat di sebabkan oleh berbagai
perubahan keadaan misalnya proses penuaan, paparan sinar ultra violet. Mata adalah salah satu
indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap informasi visual yang
digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang dapat
mengakibatkan kebutaan.

Katarak menurut Who adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi
sinar masuk kedalam mata. Katarak terjadi karena factor usia, namun juga dapat terjadi pada
anak anak yang lahir dengan kondisi tersebut, katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflasi
atau penyakit yang lainya

B. Klasifikasi katarak
berdasarkan usiah katarak dapat diklasifikasikan dalam :
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usiah dibawah 1 tahun
Katarak adalah penyakit mata di mana terjadi kekeruhan pada lensa mata. Lensa yang
seharusnya jernih menjadi keruh. Jika katarak didiagnosis saat bayi lahir disebut katarak
bawaan (kongenital). Jika katarak baru muncul dalam kurun waktu 12 bulan setelah lahir,
maka disebut katarak pada bayi atau katarak infantil. 0,4% bayi memiliki kemungkinan untuk
mengalami katarak, dan katarak merupakan penyebab dari 10% kebutaan pada anak-anak.
Secara umum, katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi.Pada beberapa kasus, katarak
sangat kecil atau berada di tepi lensa sehingga tidak berpengaruh pada penglihatan.
Sedangkan beberapa lainnya besar atau berada di daerah penglihatan mata, sehingga
menyebabkan penglihatan kabur sampai dengan kehilangan penglihatan.
 Berdasarkan jumlah mata yang terkena

a. Katarak unilateral: hanya salah satu mata yang terkena.


b. Katarak bilateral: kedua mata terkena. Satu mata bisa lebih parah daripada mata
lainnya.

 Berdasarkan lokasi katarak

a. Katarak polar anterior: pada bagian depan lensa, berbatas tegas, dan kecil.
Katarak tipe ini dihubungkan dengan penyakit keturunan.
b. Katarak polar posterior: pada bagian belakang lensa dan berbatas tegas.
c. Katarak nuklear: pada bagian tengah lensa. Katarak ini merupakan tipe yang
sering ditemukan pada katarak kongenital.
d. Katarak serulean: biasanya terdapat pada kedua mata, ditandai dengan titik
kebiruan kecil di lensa. Karena titik tersebut kecil maka biasanya tidak
menyebabkan gangguan penglihatan. Katarak tipe ini dihubungkan dengan
penyakit keturunan. 

2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usiah 1 tahun


Katarak Juvenil merupakan katarak lembek yang terdapat pada orang muda dan
mulai terbentuknya pada usia 3 bulan sampai 9 tahun. Katarak kongenital dan infantile
secara umum terjadi dalam 1 dalam setiap 2000 kelahiran hidup, yang terjadi akibat
gangguan pada perkembangan normal lensa. Prevalensi pada negara berkembang sekitar
2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup.
Gejalanya berupa pandangan kabur, silau, halo dan penurunan tajam, bayangan
gandadapat juga awal dari katarak. Selain itu kadang dapat ditemukan gejala awal seperti
silau dan diplopia monokular yang tidak dapat dikoreksi. Pada penderita yang tidak dapat
melihat baik dengan kacamata, dapat dilakukan operasi Intracapsular Cataract Extraction
( ICCE) atau Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) berupa Small Incision Cataract
Surgery (SICS) dan teknik terbaru Phacoemulsification.
3. Katarak senilis, katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun

Katarak Senilis umumnya dapat terjadi sejak usia 40 tahun. Namun bila terdapat
faktor lain, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi katarak pada mereka yang umurnya
lebih muda dari itu.
Selain karena faktor trauma/cidera terhadap mata dan “bawaan lahir”, katarak dapat terjadi
karena:

a. Penggunaan obat-obatan jangka panjang (seringnya adalah kortikosteroid)


b. Pernah menjalani operasi mata
c. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus
d. Memiliki keluarga dengan riwayat katarak lebih muda
e. Pola makan yang tidak sehat dan kurang gizi
f. Berbagai penyakit mata lainnya

Khusus untuk Katarak Kongenital (bawaan lahir), biasanya penyebabnya dikaitkan


dengan ibu yang terinfeksi campak dan rubella saat mengandung. Namun, dapat juga
disebabkan oleh keturunan, infeksi, masalah metabolik, diabetes, reaksi obat, dan lainnya.

C. Etiologi

Terjadinya katarak dikarenakan oleh beberapa faktor. Sebagian besar katarak, yang
disebut senilis, terjadi akibat perubahan-perubahan degeneratif yang berhubungan dengan
pertambahan usia. Pajanan terhadap sinar matahari selama hidup dan berperan dalam
munculnya katarak atau senilis.

Faktor penyebab katarak termasuk katarak senilis dapat berasal dari beberapa faktor yaitu

1. seperti jenis kelamin


2. usia
3. riwayat keluarga katarak
4. kondisi medis seperti diabetes, dehidrasi akut, gangguan atopik, hipertensi, asam urat
(lebih dari 10 tahun),
5. trauma mata,
6. penyakit mata lainnya,
7. konsumsi obat seperti kortikosteroid, statin, agen topikal yang digunakan dalam
pengobatan glukoma,
8. gaya hidup seperti kebiasaan merokok, paparan sinar matahari, konsumsi alkohol,
status gizi (Nash, 2013).

D. Patofisiologi

Patofisiologi katarak utamanya adalah terjadi perubahan pada kejernihan lensa


(opasitas lensa) sehingga jumlah cahaya yang masuk melalui media refraksi berkurang dan
sulit difokuskan ke retina. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti proses
degeneratif, trauma, ataupun kelainan kongenital.

Pada awalnya lensa bersifat transparan dan berfungsi memfokuskan cahaya ke retina.
Pada katarak, terdapat agregasi protein yang memecah cahaya yang masuk, serta terjadi
perubahan struktur protein yang menghasilkan diskolorasi kuning atau kecoklatan. Faktor
yang berkontribusi untuk terbentuknya katarak adalah stres oksidatif dari reaksi radikal
bebas, kerusakan dari sinar ultraviolet, dan malnutris

E. Tanda dana gejala

Tanda dan gejala dari katarak yaitu :

1. Penglihatan/pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau
asap
2. Ada lingkaran putih saat memandang sinar
3. Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktivitas
4. Sulit untuk melihat pada malam hari
5. Penglihatan semakin blur, walaupun sudah berganti-ganti ukuran kacamata
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan
7. Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
8. Penglihatan ganda
9. Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat pandangan ganda jika
melihat dengan satu mata
F. Penatalaksanaan

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu
dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian
rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti
uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3
struktur:
1.   Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.
2.   Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata
bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus
pada objek jauh
3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke
saraf optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas
pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan
katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya

Indikasi dilakukannya operasi katarak :


1.Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan.
2.Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma.
3.Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60.
BAB III
TNJAUAN KASUS

Ny. S berumur 65 tahun, mengeluh penglihatannya kabur seperti berawan padahal Ny. S telah
menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 ketajaman penglihatan berkurang dan silau. Sudah
2 tahun Ny. S dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan secara
teratur. Oleh dokter spesialis mata Ny. S di nyatakan katarak. Ny. S di persiapkan untuk di
lakukan operasi katarak 2 hari lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. Ny. S mengatakan
tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang di derita. Klien juga tampak cemas memikirkan
biaya operasi dan tingkat keberhasilan operasi. TTV saat ini, TD :140/90 mmHg, nadi : 84x/
menit, suhu : 37,4°C, RR : 24x/menit.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 65 tahun
Diagnose Medik : Katarak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan: Menikah
2. Keluhan Utama
Ny. S mengeluh penglihatannya kabur seperti berawan padahal Ny. S telah
menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 ketajaman penglihatan berkurang dan
silau.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh pandangan kabur, penurunan ketajaman penglihatan dan silau. Klien
juga mengeluh merasakan nyeri pasca operasi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengalami penyakit diabetes mellitus.

B. Analisa Data

Symtomp Etiologi Problem


DS : Gangguan penerimaan Gangguan persepsi sensori-
- Klien mengatakan sensori/status organ indra di perseptual penglihatan
penglihatan kabur atndai dengan menurunnya
seperti berawan, ketajaman penglihatan.
pada Ny. S sudah
memakai kaca mata
plus 1 dan minus 2.5
pda orbita dextra dan
sinistra.
- Klien mengatakan
penglihatannya tidak
jelas jika terkena
sinar/ paparan mata
hari menyilaukan
mata
- Klien mengatakan
jika melihat sesuatu
berbayang-bayang
DO :
- Hasil pemeriksaan
fisik bagian kornea
ada selaput putih
- Klien tampak sulit
melakukan aktifitas

DS : Perubahan pada status Ansietas


- Klien mengatakan kesehatan
cemas memikirkan
biaya operasinya.
- Klien mengatakan
cemas terhadap
penyakit yang di
derita.
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
dan tampak takut

PASCA OPERASI Luka pasca operasi Nyeri

DS :
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
mata pasca operasi.
- Klien mengatakan
tidak tahan pada
nyerinya
DO :
- TD : 140/90 mmHg
- N : 84x/menit
- T : 37,4°C
- RR :24x/menit
- Skala nyeri 6
- Klien terlihat
menahan rasa
sakit.klien terlihat
merintih kesakitan
(nyeri)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/status organ indra di tandai denganmenurunnya ketajaman.
2. Ansietas berdasarkan status kesehatan.
3. Nyeri berdasarkan luka pasca operasi.

D. Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC

Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ketajaman


sensori-perseptual keperawatan selama 1x24 jam, penglihatan, catat
penglihatan b.d diharapkan masalah persepsi apakah satu atau dua
gangguan sensori teratasi dengan KH : mata terlibat.
penerimaan 2. Orientasikan klien
sensori/status Kriteria Awal Akhir terhadap lingkungan.
organ indra di 3. Ingatkan klien
tandai dengan Mengenal 1 3 menggunakan kaca
menurunnya gangguan mata yang tujuannya
ketajaman. sensori. memperbesar kurang
lebih 25% penglihatan
Memperbaiki 1 3 pperifer hilang
potensi 4. Letakkan barang yang
bahaya dalam di butuhkan dalam
lingkungan jangkauan /posisi yang
sehat.
Ansietas Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan
berdasarkan keperawatan selama 1x24 jam di pasien dan catat adanya
perubbahan pada harapkan ansietas berkurang tnda-tanda verbal dan
status kesehatan. dengan KH : non verbal.
2. Beri kesempatan klien
Kriteria Awal Akhir untuk mengungkapkan
isi pikiran dan perasaan
Tidak terjadi 1 4 takutnya.
kecemasan 3. Observasi tanda vital
pada klien dan peningkatan respon
fisik klien.
Tidak ada 1 4 4. Beri penjelasan pasien
perubahan tentang prosedur
status tindakan operasi,
kesehatan harapan dan akibatnya.
5. Beri penjelasan dan
support pada pasien
pada setiap melakukan
prosedur tindakan

Nyeri berdasarkan Setelah di lakukan tindakan 1. Dorong pasien untuk


luka pasca operasi keperawatan 1x24 jam di melaporkan tipe, lokasi
harapkan nyeri berkurang dengan dan intensitas nyeri,
KH : rentang skali.
2. Pantau TTV.
Kriteria Awal Akhir 3. Berikan tindakan
kenyamanan.
Nyeri 1 5 4. Beritahu pasoen wajar
berkurang saja meskipun lebih
baik meminta analgesic
segera setelah
ketidaknyamanan
menjadi di laporkan.
5. Berikan obat sesuai
indikasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya
menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan
lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur
pada retina.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti
kacamata. Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat bertambahnya usia sehingga
tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang paling sering terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Hamidi Syarif M.Nizar, Ahmad Royad. April 2017,faktor faktor yang

Berhubungan dengan terjadinya katarak senilis pada

Pasien di poli mata rsud bangkinang . Vol 1, No 1.


Lukitasari Arti, April 2011, Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Volume 11 Nomor 1
Mo’otapuAstria, Sefti Rompas, Jeavery Bawotong. September 2015, Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Katarak Di Poli


Mata Rsup Prof. Dr. R.D Kandou Manado, volume 3 Nomor 2
N.AAini, Yunita D.P.S, 2018, Kejadian Katarak Senilis Di Rsud Tugurejo,

Anda mungkin juga menyukai