Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA

LINGKUP PEKERJAAN

PEKERJAAN
PEKERJAAN
PONDASI DINDING,
BALOK, KOLOM
LANTAI

PEKERJAAN PEKERJAAN
ATAP TANGGA

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni:

1. PEKERJAAN PEMANCANGAN
2. PEKERJAAN PILE CAP
3. PEKERJAAN KOLOM
4. PEKERJAAN BALOK
5. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING
6. PEKERJAAN PLAT, PENGECORAN DAN PEMASANGAN LANTAI
7. PEKERJAAN TANGGA
8. PEKERJAAN ATAP

PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Persiapan Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus


telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
3. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya harus memperhatikan penempatan bahan / material
dan lalu lintas.
4. Situasi dan Ukuran-ukuran
 Situasi volume pekerjaan merupakan batasan minimal yang harus dipenuhi dan
dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.
 Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan
pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor.
Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, yaitu membersihkan lapangan/Lokasi


pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak
merusak struktur tanah
PEKERJAAN TANAH & PASIR

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbunan (Fill).


Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai bangunan,
penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar rencana.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Galian Tanah
 Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Pengawas lapangan.
 Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui pengawas lapangan.
 Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapatakar-akar
kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan
pasir urug.
 Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
2. Urugan
Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali
eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

PEKERJAAN PONDASI

PEMANCANGAN
Pemancangan dengan kedalaman 6meter dibeberapa titik pancang dimulai ketika tanah sudah siap, adapun tahapan-
tahapannya sebagai berikut :

1. Pengangakatan tiang pancang


Tiang pancang di angkat menggunakan mobil crane menggunakan tali besi dengan dibantu
minimal 2 orang pekerja untuk mengikat tiang pada tali dan memasukkan bantalan kayu sebagai
peredam, kemudian berlahan-lahan dimasukkan kebawah hammer oleh operator.

2. Penyesuaian dengan titik yang akan di pancangkan


Mobil crane kemudian membawa tiang ke titik yang akan dipancang yang dibantu minimal 2
orang pekerja, dan 2 orang lagi untuk mengatur tegak lurus tiang menggunakan tali masing-masing
membentuk sudut 90o .

3. Pemancangan pada titik


Operator tugasnya mengontrol hammer untuk pemancangan pada mobil crane, satu orang
bertugas mengikat tali hammer pada mobil untuk menjatuhkan hammer, satu orang bertugas
mengatur suspensi hammer, dan satu orang menghitung jumlah pukulan.

4. Melakukan kalendering pada tiang pancang


Saat tiang pancang hampir mendekati top pile yang disyaratkan maka dilaksanakanlah proses kalendering.

5. Penyelesaian pemancangan
Setelah dilakukan kalendering, kemudian pemancangan dihentikan.
PILE CAP

Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap, yaitu :

1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap yang

diinginkan.

2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah direncanakan.

3. Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang

kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan

hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.

4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile. Penggunaan batako ini

dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah

untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.

5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.

6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan

bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek

pile cap sebagai penghubung menuju kolom.

7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan

beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.

8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.

Metode Pelaksanaan Pembuatan Pile Cap :

 Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk daerah
stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.

 Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan debu.

 Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada
pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement. Bonding
agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru.

 Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk pelat
basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang dicampur dengan
waterproofing intergral (Conplast X421M)
PEKERJAAN BALOK, KOLOM, DINDING, LANTAI

1. Pekerjaan Konstruksi Kolom


1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti:
theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
 Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark ) Jakarta.
 Buat as kolom dari garis pinjaman
 Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang
lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih
dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3) Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai
dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4) Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran
agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi
dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3 . Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower
crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
5) Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan tower crane ke
lokasi pabrikasi awal.
6) Perawatan Beton Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan disiram 3
kali sehari selama 3 hari.
 Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu.
Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok.
1. Tahap Persiapan
 Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
 Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan
secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau
balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
 Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada
yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas
bekisting yang sudah jadi.

2. Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
 Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan
di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas
girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok .
 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas
suri-suri.
b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
 Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat
lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan
diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan
ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack nya
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas
girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
 Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan
dijepit menggunakan siku..Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat
rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
 Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton
tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan
pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan

Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi
level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok
dan pelat sudah siap.
d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
 Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi
balok dimasukkan ke kolom.
 Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya. Perubahan
yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada
kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu
dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala
pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat
yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk
digunakan.
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
 Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan
diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran
tulangan D10-200.
 selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
 Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan
kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan

Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan
utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat
lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar kemudian
dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

3. Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


 Administrasi pengecoran
1. Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan
dicor
2. Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
3. Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
4. Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut.
5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
 Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja,
papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai
berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih.
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume.
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang
dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak
pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan.
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang
keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC.
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di
setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga
udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan
batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar
10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam.

 Pengecoran Balok

Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm)
sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat dengan
menggunakn concrete pump dengan menggunakan betonreadymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting meliputi:
Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus
lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran,
bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
 Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan
pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
 Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan menggunakan
vibrator.
 Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan menggunakan
alat-alat manual.
 Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.

 Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar
– benar mengeras.

 Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu

PEKERJAAN TANGGA

Teknik Sipil - Bahan


• Pipa Galvanis
• Kayu 5/7 x 4m
• Plywood 12 mm
• Minyak Bekisting
• Paku 5, 7, 10

Alat-alat
• Gergaji
• Meteran
• Palu
• Scaffolding set
• Pipe Support
• Lot/ Water pas
• Benang

Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan bahan & alat
tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan :
Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan
langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa galvanis
(panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai kemiringan badan tangga.

Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.

Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian diberi
rangka

Penyetelan
Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai
dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan pipe support.

Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti
balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini
berfungsi sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10,
lalu diikuti pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes.

Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara bordes dengan
lantai di atasnya.

Dinding Tangga dan Bordes


Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga kanan-kiri dan
dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.

Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan kayu 5/7 (jarak
maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan dinding tangga sehingga
benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.

Trape/ Dinding Anak Tangga


Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes, kemiringan badan
tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding badan tangga dan pembesian.

Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan
uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka
harus dibetulkan tterlebih dahulu.

Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah
digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang, kemudian
antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-
kiri dan dipaku. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah
dipabrikasi sebelumnya.

Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam,
sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari
pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa. Untuk
pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran jack base dan U-head, kemudian
diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir
adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada
tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

PEKERJAAN ATAP

Konstruksi Baja Ringan atau Besi Siku

Apabila hendak menggunakan Konstruksi Atap menggunakan bahan dari Baja Ringan atau Besi Siku,
agar dikonsultasikan dengan pihak Supplier atau perusahaan yang sudah biasa menangani pekerjaan
atap dari bahan Logam, karena pembuatan dan pemasangannya dilakukan oleh pihak supplier.

Berikan foto copy Gambar Denah lantai dan Potongan serta Denah Atap kepada Supplier agar bisa
dibuatkan perhitungan Biayanya.

Sebagai bahan pertimbangan memilih supliier jangan hanya karena tergiur oleh "harga murah", akan
tetapi perhatikan referensi yang dimiliki Supplier tersebut dan kwalitas pekerjaannya.

Tahapan Pengerjaan

Proses pekerjaan Rangka Atap bisa dimulai pembuatan atau pemesanannya pada saat pemasangan
dinding dan kolom beton sebagian besar sudah terpasang (kalau bangunan dua lantai dinding dan
kolom dibagian lantai atas).
Pembuatan Rangka Atap dari bahan kayu adalah membuat kuda-kuda dan menyiapkan teknik
sambungan diujung balok Gording yang akan disambungkan dengan Gording disebelahnya.

Letakkan Kuda-kuda yang sudah dibuat diatas balok beton keliling (ring Balok), kemudian dipasang
Balok Gording sebagai pengikat antara kuda-kuda.

Setelah kuda-kuda terikat kuat dengan Gording, kemudian dipasang balok "Ikatan Angin" dengan
ukuran 5cm x 10 cm secara silang (diagonal) diantara kuda-kuda.

Apabila Balok Gording sudah terpasang, dapat dilakukan pemasangan balok Kaso.

Jarak pemasangan Reng disesuaikan dengan Type dan jenis Genteng yang akan digunakan, karena
setiap type dan jenis genteng mempunyai ukuran yang berbeda, Reng dapat mulai dipasang setelah
balok kaso sudah terpasang diatas gording.

Sebaiknya pemasangan Genteng dilakukan setelah balok Kaso terpasang semua dan sebagian besar
Reng sudah terpasang pula, karena dikhawatirkan kuda-kuda belum terikat kuat oleh balok Gording
dan balok Kaso dengan kuat.

Tahap berikutnya bisa dimulai pembuatan talang dari bahan seng atau karpet karet dan pemasangan
Genteng nok di wuwungan (paling atas) atau dibagian jurai.

Anda mungkin juga menyukai