Anda di halaman 1dari 37

L/O/G/O

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN DIABETES JUVENILE

by: Ns. Yanti Riyantini, MKep., Sp.Kep.An.


ANATOMI PANKREAS
Klasifikasi

• Diklasifikasikan menurut tipe pengobatan yang


diperlukan.
• DM Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM)  kerusakan sel  pankreas yang
memproduksi insulin sehingga dapat
mengakibatkan defisiensi insulin yang absolut.
• DM Tipe 2: Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM)  penyebab resistensi insulin
dimana tubuh gagal menggunakan insulin
dengan baik, sering terjadi pada anak dengan
overweight.
Etiologi

• Faktor genetik
• Mekanisme autoimmune
• Diet
• Virus
• DM tipe 1  penyakit autoimmune yang
meningkat pada anak dengan yang mempunyai
faktor predisposisi genetik yang terpapar
presipitasi (infeksi virus).
• DM tipe 2  faktor genetik
Patofisiologi

 Insulin diperlukan utk metabolisme karbohidrat,


lemak dan protein yang memfasilitasi zat-zat
tersebut masuk ke dalam sel.
 Insulin diperlukan utk memasukan glukosa
kedalam otot & sel lemak, mencegah mobilisasi
lemak dari sel lemak & menyimpan glukosa
sebagai glikogen dalam sel hati dan otot.
 Defisiensi insulin  glukosa tidak dapat masuk
sel shg konsentrasi glukosa dalam darah akan
meningkat.
• Peningkatan glukosa dlm darah akan
mengakibatkan tekanan osmotik yang
menyebabkan berpindahnya air intra sel ke
instertitial kemudian ke ekstra sel.
 Hiperglikemia → glukosuria
 Diuresis meningkat → poliuria → dehidrasi
 Protein dan lemak dioksidasi cepat →
pemecahan lemak → keton meningkat →
ketonuria dan asidosis → coma diabetikum
→ meninggal
L/O/G/O
Pemeriksaan diagnostik

• Gula darah puasa  126 mg/dl


• OGGT  200 mg/dl
• Glukosa urin
• Keton dalam urin
• Kolesterol/Profil lipid
• Fungsi tyroid
• Albumin
Komplikasi

1. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia
2) Koma Ketoasidosis Diabetik

2. Komplikasi kronis
1) Penyakit jantung koroner
2) Stroke
3) Kebutaan
4) Luka
Tatalaksana terapi
1. Terapi insulin
• 2 x sehari kombinasi short- and
intermediate-acting insulin.
• Multiple injection regimens using once-daily
or twice-daily injections of long-acting or
intermediate-acting insulin and short-acting
insulins given at each meal
• A combination of the above 2 regimens,
with a morning injection of mixed insulin, an
afternoon premeal injection of short-acting
insulin and an evening injection of
intermediate- or long-acting insulin
• Continuous subcutaneous insulin infusion
(CSII) using an insulin pump
2. Diet
3. Exercise/olah raga
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
dibuktikan dengan kurang terpapar informasi
tentang manajemen diabetes.

Luaran utama: Kestabilan Kadar Glukosa


Darah Meningkat

Kriteria hasil:
 Koordinasi meningkat
 Tingkat kesadaran meningkat
 Mengantuk menurun
 Pusing menurun
 Lelah/lesu menurun
 Rasa lapar menurun
 Gemetar menurun
 Berkeringat menurun
 Mulut kering menurun
 Rasa haus menurun
 Kadar glukosa dalam darah membaik
 Kadar glukosa dalam urin membaik
 Palpitasi membaik
 Perilaku membaik
 Jumlah urine membaik
Intervensi:
1) Manajemen Hiperglikemia
Observasi:
 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat
 Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
 Monitor tanda & gejala hiperglikemia (misal poliuria,
polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala
 Monitor intake & output cairan
 Monitor keton urin, AGD, elektrolit, TD & frekuensi
nadi
Terapeutik:
 Berikan asupan cairan oral
 Konsultasi dgn medis jika tanda & gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk.
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
 Anjurkan monitor glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet &
aktivitas/olah raga.

Edukasi:
 Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan &
penggantian karbohidrat.
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian insulin jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan intra vena
 Kolaborasi pemberian potasium/kalium jika
perlu
Intervensi:
2) Manajemen Hipoglikemia
Observasi:
 Identifikasi tanda & gejala hipoglikemia
 Identifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemia

Terapeutik:
 Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
 Berikan glukagon, jika perlu
 Berikan karbohidrat kompleks, jika perlu
 Pertahankan akses IV & kepatenan jalan napas
jika perlu
 Lindungi dari cidera
 Anjurkan monitor glukosa darah

Edukasi:
 Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (misal tanda
& gejala, faktor risiko & pengobatan
hipoglikemia
 Diskusikan interaksi antara diet, insulin/agen
oral & olah raga.
 Anjurkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia (mengurangi insulin/agen oral &
atau meningkatkan asupan makanan dan
berolahraga).
Intervensi:
3) Edukasi Diet
Observasi
 Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
 Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini &
masa lalu
 Identifikasi persepsi pasien/keluarga tentang
diet yang diprogramkan

Terapeutik
 Sediakan rencana makan tertulis; jika perlu
Edukasi
 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan.
 Informasikan makanan yang diperbolehkan &
dilarang.
 Informasikan kemungkinan interaksi obat &
makanan, jika diperlukan
 Anjurkan posisi semi fowler (30-40) 20-30 menit
setelah makan
 Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang diprogramkan
 Anjurkan cara membaca tabel & memilih
makanan yang sesuai
 Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi
 Anjurkan cara merencanakan makanan yang
sesuai program
 Rekomendasikan resep makanan yang
sesuai dengan diet, jika perlu

Kolaborasi
 Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika
perlu.
Intervensi:

4) Manajemen Obat
Observasi:
 Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
 Identifikasi masa kadaluarsa obat
 Identifikasi pengetahuan & kemampuan
menjalani program pengobatan
 Monitor keefektifan & efek samping obat
 Monitor tanda & gejala keracunan obat
 Monitor darah serum (elektrolit, gula darah)
jika perlu
 Monitor kepatuhan menjalani program
pengobatan

Terapeutik:
 Ajarkan pasien & keluarga cara mengelola
obat (dosis, penyimpanan, rute & waktu
pemberian, efek samping), jika perlu

Edukasi:
 Anjurkan menghubungi petugas kesehatan
jika terjadi efek samping obat.
Intervensi:

5) Pemberian Obat Subkutan


Observasi:
 Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi
dan kontraindikasi obat
 Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
 Periksa tanggal kadaluarsa obat
 Monitor efek terapeutik obat
 Monitor efek samping, toksisitas dan
interaksi obat
Terapeutik:
 Lakukan prinsip enam benar (pasien,
obat, dosis, waktu, rute,
dokumentasi)
 Lakukan teknik aseptik
 Pilih jarum suntik yang sesuai
 Rotasikan lokasi injeksi secara
sistematis
 Hindari daerah penyuntikan yang
mengalami edema, massa, luka,
memar, abrasi atau infeksi
 Gunakan daerah perut saat
memberikan insulin secara subkutan
 Hindari memijat area suntikan
Edukasi
 Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan dan efek samping
sebelum pemberian
 Ajarkan pasien/keluarga tentang cara injeksi
obat secara mandiri.
2. Risiko Hipovolemia dibuktikan dengan
kehilangan cairan secara aktif (Poliuria)
Luaran utama: Status cairan membaik
Kriteria hasil:
 Kekuatan nadi meningkat
 Output urine meningkat
 Membran mukosa lembab meningkat
 Pengisian vena meningkat
 Orthopnea menurun
 Dispnea menurun
 Edema anasarka menurun
 Edema perifer menurun
 Berat badan menurun
 Perasaan haus menurun
 Konsentrasi urin menurun
 Frekuensi nadi membaik
 Tekanan darah membaik
 Tekanan nadi membaik
 Turgor kulit membaik
 Hemoglobin membaik
 Hematokrit membaik
Intervensi

1) Manajemen Hipovolemia
Observasi:
 Periksan tanda & gejala hipovolemia
 Monitor intake & output cairan

Terapeutik:
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi:
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
 Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
 Kolaborasi pemberian cairan IV koloid
 Kolaborasi pemberian produk darah
Intervensi

2) Pemantauan Cairan
Observasi:
 Monitor frekuensi & kekuatan nadi
 Monitor frekuensi napas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor pengisian waktu kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, warna & BJ urin
 Monitor kadar albumin dan protein total
 Identifikasi tanda-tanda hipovemia
 Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
 Identifikasi faktor ketidakseimbangan cairan

Terapeutik:
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien.
 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi:
 Jelaskan tujuan & prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai