Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Lansia Dengan Gangguan Kognitif Berat Di Ruang Panti
NIM : 2014901065
A. PENGKAJIAN
1. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
a. IDENTITAS
1) Klien
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jatiuwung
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jatiuwung
3) Care Giver
Nama : Tn.A
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jatiuwung
c. Aktivitas Rekreasi
d. Riwayat keluarga
1) Saudara kandung
1.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit saat
a. Nutrisi
b. Eliminasi
1) BAK
BAK sembarangan
2) BAB
Konsistensi : Lunak
BAB sembarangan
c. Personal Hygiene
1) Mandi
2) Oral Hygiene
3) Cuci rambut
Penggunaan shampoo(ya/tidak) : ya
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : setiap hari saat sebelum dan
sesudah makan
Lain lain....
Merokok(ya/tidak) : Tidak
3. Status kesehatan
1) Keluhan utama : Klien telihat tidak dapat merespon informasi dengan tepat,
tahu mau kemana, Klien telihat tidak dapat merespon informasi dengan
tepat.
6) Upaya mengatasi
Lain lain...
2) Riwayat alergi (obat/ makanan/ binatang/ debu/ dan lain lain) :Tidak ada
1) Keadaan umum : Baik. tingkat kesadaran compos mentis, GCS 15, hasil
Kg, TB 160cm.
2) Integument
O:
3) Kepala
O:
I: Bentuk kepala simetris, kulit kepala terlihat kotor dan tercium bau
4) Mata
5) Telinga
O:
O:
baik
O:
I: bibir terlihat simetris, mulut terlihat cukup kotor, tidak ada sinusitis
dan karotis
8) Leher
O:
9) Payudara
O:
10) Pernapasan
O:
P: suara paru normal sonor tidak ada kelainan seperti penumpukan cairan
11) Kardiovaskuler
O:
kardiomegali
12) Gastrointestinal
O:
13) Perkemihan
O:
14) Muskuloskletal
O : tidak ada kelainan tulang (skoliosis, lordosis, kiposis) tidak ada nyeri
S:-
O:-
16) Reproduksi
Tidak ada
4. Hasil Pengkajian Khusus
fungsi fungsi
A Fungsi penglihatan X
1. penglihatan kabur
2. mata berair X
B Fungsi pendengaran X
4. pendengaran berkurang
5. telinga berdenging X
malam
7. sesak nafas X
8. berdahak/sputum X
D Fungsi Jantung X
E Fungsi Pencernaan X
12. mual/ muntah
(berlebihan)
(diare/konstipasi)
G Fungsi Pergerakan X
belakang
H Fungsi Persyarafan X
19. lumpuh/kelemahan
tengkuk
Jumlah 0
Total 0
Interpretasi Hasil
Skor :
Pertanyaan tahap 1
jawaban “ya”
Pertanyaan tahap 2
▪ Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak
mau membersihkan diri dan penurunan kognitif
3) Spiritual
d. Fungsi kognitif
questioner (SPMSQ)
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat
pertanyaan.
4 Alamat anda? X
Jumlah 6
Interpretasi hasil :
• Musim : Hujan
• Tanggal.......
• Hari.......
• Bulan.......
• Provinsi : Banten
• Kota...............
• Panti wreda.....
• Wisma.......
3 REGISTR 3 0 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
disebutkan)
• Obyek.................
• Obyek.................
• Obyek.................
SI • 93
(5) • 86
misal: uyahw=2)
masing obyek
6 BAHASA 2 2 Tunjukkan pada klien 2 buah benda
tetapi”
• ambil kertas
• lipat dua
• taruh di lantai
menyalin gambar
• menyalin gambar
Total nilai 14
Interpretasi hasil :
e. Status fungsional
1) INDEKS KATZ
Keterangan :
BANTUAN
Jumlah : 1 porsi
lauk-pauk
kursi roda
ketempat
tidur/sebaliknya
menyisir rambut,
menggosok gigi)
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15
datar
9 Menggunakan 5 10
pakaian
Konsistensi :lunak
(BAK) sehari
Pilihlah jawaban yang sesuai sebagaimana yang Anda rasakan dalam seminggu
terakhir
depan?
terbantukan? *
resah? *
ingat anda ? *
saat ini?
putus asa? *
anda? *
tanpa harapan? *
alasan sepele? *
menyenangkan?
acara/sosialisasi? *
suatu keputusan?
biasanya?
TOTAL 6
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 point
Interpretasi hasil :
Umur : 62 Tahun
jatuh Ya 25
satu penyakit?
lemari, meja)
terpasang infus? Ya 20
dapat
bergerak sendiri)
diseret)
ingat
Total 15
Nilai
Keterangan:
tinggi
b. Penerangan: cukup
d. Keadaan kamar mandi dan WC: bersih dan terdapat alat bantu untuk
berpegangan
B. RENCANA KEPERAWATAN
Usia : 62 th
Judul jurnal : Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada
Home Care
Pembahasan :
A. Strategi komunikasi:
1. Dekati klien dari depan, jangan dari belakang untuk mencegah respons
terkejut.
klien.
6. Perinci setiap perintah menjadi langkah-langkah sederhana yang dapat
dicapai.
bahasa
antara lain:
trauma/cedera.
Intervensi:
Kriteria hasil :
Intervensi:
berjalan-jalan.
memungkinkan.
Jika klien merokok, awasi secara ketat dan larang klien untuk
atau minuman.
kemampuan.
tingkat kemampuan.
kemampuan.
Intervensi:
penurunan kognitif.
Intervensi:
melaksanakan aktivitas.
harian.
Beri kesempatan pada klien untuk ikut serta dalam aktivitas sosial
keluarga.
Intervensi :
menurun.
pelayanan kesehatan.
Intervensi:
rekreasi.
C. Terapi:
tingkat fungsi tertinggi yang mungkin dapat dicapai klien. Tujuan utama terapi
adalah perawatan diri dan hubungan dengan lingkungan sosial dan keluarga.
1. Terapi medis:
agitasi.
meningkatkan kognisi.
2. Terapi kelompok:
b. Diskusikan keadaan di sini dan saat ini untuk periode waktu yang
singkat.
sudah dikenal dan bermakna untuk meberi penguatan pada realita dan
mereka hadapi.
terdapat salah satu diagnose yang sama yaitu deficit perawatan diri
Judul : Mild Cognitive Impairment (MCI) pada Aspek Kognitif dan
Pembahasan :
kualitas hidup. Pada lansia sering terjadi ketergantungan parsial atau total pada
kajian tentang Mild Cognitive Impairment (MCI) pada Aspek Kognitif dan
(MMSE) adalah salah satu instrumen paling umum untuk mengetahui gangguan
penyakit pada lansia adakah yang mengalami gangguan neuropsikiatri atau tidak,
juga digunakan selama follow-up pasien yang menderita gangguan kognitif untuk
tempat, registrasi, atensi, dan kalkulasi, recall dan bahasa yang terdiri dari
dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar. Total skor pada MMSE jika semua
jawaban benar adalah 30. Interpretasi MMSE didasarkan pada skor yang
perawatan diri dan mobilitas juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai
a. 0-20 : Ketergantungan
e. 100 : Mandiri
Kritera Objektif :
Keperawatan
Pembahasan :
hilirnya adalah risiko demensia pada populasi lansia. Mini-Cog merupakan instrumen yang
berdasarkan temuan Borson pertama kali pada tahun 2003 dinyatakan lebih cepat dalam
Borson pertama kali pada tahun 2003 dinyatakan lebih cepat dalam menskrining risiko
Alzheimer's, Instrumen Mini-Cog terdiri atas 2 komponen pengkajian yaitu memori padanan
kata dan kemampuan menggambarkan orientasi waktu melalui clock drawing test secara
sederhana yang meliputi menggambar visual jarum jam sesuai instruksi yang diberikan
Instrumen MMSE terdiri atas 11 perintah yang harus dijawab dan dilakukan responden/ objek
yang meliputi aspek orientasi, registrasi, bahasa, atensi dan kalkulasi, serta memori mengingat
kembali.
Instrumen Mini-Cog lebih banyak menemukan pasien dengan risiko demensia pada
dimensi usia yaitu hingga 61,7% pasien lansia lakilaki berada pada level positif kerusakan
kognitif. Sementara skoring dari instrumen MMSE menemukan 56,7 % pasien lansia laki-laki
mengalami gangguan kognitif. Prosedur pemeriksaan dengan instrument Mini-Cog dirasa lebih
mudah dan cepat dalam implementasi skrining penemuan kerusakan kognitif dibanding MMSE.
Pada instrumen ini tidak melibatkan menulis, bahasa, menghitung dan membaca, sehingga lebih
mudah diaplikasikan pada kelompok lansia dengan kondisi tuna aksara atau buta huruf
(illiterate). Rerata nilai kognitif partisipan berdasar skoring MMSE adalah 21,88±11,309 yang
berarti berada pada level risiko tinggi mengalami gangguan fungsi kognitif. Instrumen Mini-Cog
sama efektif mengukur kemampuan kognitif lansia dalam 3 menit sedangkan MMSE efektif
dalam waktu 7 menit. Instrumen Mini-Cog merupakan instrument yang lebih mudah bagi
perawat dalam membantu menemukan risiko demensia tanpa terhalang oleh substanti Bahasa
maupun etnis. Lansia pada usia lebih dari 60 tahun merupakan kelompok yang lebih tinggi
mengalami kerusakan kognitif ringan hingga sangat berat yang berisiko pada kejadian demensia.
Penulis berasumsi bahwa Mini-Cog dan MMSE merupakan intrumen dengan tujuan yang
sama yaitu penilaian fungsi kognitif, namun dalam peneliatian ini terlihat perbedaan yang
signifikan dari kedua instrument diantaranya waktu penggunaan instrumen dan tingkat
kefektifitasannya.
Pembahasan :
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil kesehatan dan peningkatan kualitas hidup lansia
misalnya promosi perawatan daya ingat (stimulasi memori) dengan mengaplikasikan gabungan
model teori hubungan terapeutik perawat-pasien dan teori konsekuensi fungsional. Perawat
meningkatkan kesehatan lansia dengan memberi harapan untuk dilibatkan dalam aktivitas yang
Manfaat tehnik peningkatan fungsi kognitif (memori) terhadap lansia secara signifikan
mempengaruhi hasil terhadap kesehatan dan status mental Tehnik promosi perawatan daya ingat
meliputi: fase orientasi (salam terapeutik, evaluasi pertemuan, kontrak topik, waktu, tempat),
fase kerja: ingatan sensori (menggunakan isyarat indera penglihatan, mengamati dengan aktif,
mengenali nama benda yang dilihat), ingatan jangka pendek (menentukan waktu dan tempat,
menghitung angka, menggambar, mengikuti perintah, menggabung huruf, mengatur kata yang
cocok, menggabung kalimat dan mengulanginya, menggabung nama dan kata), ingatan jangka
panjang (bercerita dan mengingatnya), fase resolusi (evaluasi, tindak lanjut, kontrak akan datang
(stimulasi memori) berpengaruh terhadap tingkat kemampuan orientasi lansia. Hal ini
disebabkan karena kemampuan lansia menerima pembelajaran promosi perawatan daya ingat dan
melatihnya di dalam aktivitas kegiatan hidup harian seperti menentukan waktu (jam, hari,
tanggal, bulan, tahun) dan menentukan tempat (alamat, desa atau kelurahan, kecamatan,