Anda di halaman 1dari 47

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Lansia Dengan Gangguan Kognitif Berat Di Ruang Panti

Wreda Tanggal 19 Juli 2021

Nama Mahasiswa : Wahyu Luqito

NIM : 2014901065

Ruang : Panti Wreda

Tanggal Pengkajian : 19 Juli 2021

Tanggal Praktik : 20 Juli 2021

A. PENGKAJIAN

1. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

a. IDENTITAS

1) Klien

Nama Klien : Tn.T

No. Rekam Medis : 12345

Tempat/tanggal lahir : Tangerang 14 Agustus 1959

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Jatiuwung

Tanggal masuk ke RS/panti werdha*: 21Febuari 2021

Diagnosa Medis : Demensia


2) Penanggung Jawab

Nama Penanggung Jawab : Tn.D

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 25 tahun

Pendidikan terakhir : SMK

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jatiuwung

3) Care Giver

Nama : Tn.A

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 23 tahun

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jatiuwung

b. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

 Pekerjaan saaat ini : Tidak bekerja

 Pekerjaan sebelumnya : tidak terkaji

 Sumber pendapatan : Tidak terkaji

 Kecukupan : Tidak terkaji

 pendapatan : Tidak terkaji

c. Aktivitas Rekreasi

 Hobi : Tidak terkaji

 Bepergian/wisata : Tidak terkaji

 Keanggotaan organisasi : Tidak terkaji

 Lain-lain : Tidak ada

d. Riwayat keluarga
1) Saudara kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan

1.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit saat

ini dan tidak ada penyakit keturunan.

3) Genogram : Tidak terkaji

4) Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

 Nama : Tidak terkaji

 Umur : Tidak terkaji

 Penyebab kematian : Tidak terkaji

2. Pola kebiasaan sehari hari

a. Nutrisi

 Frekuensi makan : 3x sehari

 Nafsu makan : Normal habis 1 porsi

 Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan dan buah-buahan

 Kebiasaan sebelum makan : berdoa

 Makanan yang tidak disukai : tidak terkaji

 Alergi terhadap makanan : tidak terkaji

 Pantangan makan : tidak terkaji

 Keluhan yang berhubungan dengan makan : tidak terkaji

b. Eliminasi

1) BAK

 Frekuensi dan waktu : 4-5 kali sehari

 Kebiasaan BAK pada malam hari : Tidak ada


 Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada, namun klien

BAK sembarangan

2) BAB

 Frekuensi dan waktu : 1xsehari

 Konsistensi : Lunak

 Keluhan yang behubungan dengan BAB : Tidak ada, Namun klien

BAB sembarangan

 Pengalaman memakai laksatif/ pencahar : Tidak ada

c. Personal Hygiene

1) Mandi

 Frekuensi dan waktu mandi : 5 hari sekali

 Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya

2) Oral Hygiene

 Frekuensi dan waktu gosok gigi : 5 Hari sekali

 Menggunakan pasta gigi : ya

3) Cuci rambut

 Frekuensi : 5 hari sekali

 Penggunaan shampoo(ya/tidak) : ya

4) Kuku dan tangan

 Frekuensi gunting kuku : 1 bulan sekali

 Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : setiap hari saat sebelum dan

sesudah makan

d. Istirahat dan tidur

 Lama tidur malam : 7 jam

 Tidur siang : 2 jam


 Keluhan yang berhubungan dengan tidur : tidak ada keluhan saat tidur,

namun Tn.T tidak pernah tidur di kasurnya

e. Kebiasaan mengisi waktu luang

 Olahraga : Tidak terkaji

 Nonton TV : Tidak terkaji

 Berkebun/memasak : Tidak terkaji

 Lain lain....

f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan(jenis/ frekuensi/jumlah/ lama pakai)

 Merokok(ya/tidak) : Tidak

 Minuman keras(ya/tidak) : Tidak

 Ketergantungan terhadap obat(ya/tidak) : Tidak

3. Status kesehatan

a. Status kesehatan saat ini

1) Keluhan utama : Klien telihat tidak dapat merespon informasi dengan tepat,

Nilai MMSE Gangguan kognitif berat

2) Gejala yang dirasakan : Klien terlihat disorientasi tempat, berkeliaran tanpa

tahu mau kemana, Klien telihat tidak dapat merespon informasi dengan

tepat.

3) Faktor pencetus : Demensia

4) Timbulnya keluhan : ( ) mendadak (X) bertahap

5) Waktu mulai timbulnya keluhan : 5 Bulan yang lalu

6) Upaya mengatasi

 Pergi ke RS/ klinik pengobatan/ Dokter praktik : Tidak terkaji

 Pergi ke bidan/ perawat : Tidak terkaji

 Mengonsumsi obat obatan sendiri : Tidak terkaji


 Mengonsumsi obat obatan tradisional : Tidak terkaji

 Lain lain...

b. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada

2) Riwayat alergi (obat/ makanan/ binatang/ debu/ dan lain lain) :Tidak ada

3) Riwayat kecelakaan : Tidak ada

4) Riwayat dirawat di RS : Tidak ada

5) Riwayat pemakai obat : Tidak ada

c. Pengkajian / Pemeriksaan Fisik (jelaskan system-sistem di bawah ini yang

terdapat pada klien)

1) Keadaan umum : Baik. tingkat kesadaran compos mentis, GCS 15, hasil

TTV : TD: 120/80mmHg, N: 62x/menit, RR : 18x/menit, S: 36,40C, BB 52

Kg, TB 160cm.

2) Integument

S : Klien mengatakan jarang membersihkan dirinya

O:

I : Warna kulit coklat, kulit terlihat kotor, tercium bau badan

P : Turgor kulit elastis

3) Kepala

S : Klien mengatakan jarang membersihkan kepalanya

O:

I: Bentuk kepala simetris, kulit kepala terlihat kotor dan tercium bau

P : Tidak ada nyeri tekan

4) Mata

S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada matanya

O : I: Mata terlihat simetris, tidak ada katarak, konjungtiva ananemis,


seklera anikterik, fungsi penglihatan baik

P : Tidak ada nyeri pada kelopak mata

5) Telinga

S : Klien mengatakan tidak ada gangguan pada telinganya

O:

I : Telinga terlihat simetris, fungsi pendengaran baik, telinga terlihat cukup

bersih, tidak ada infeksi telinga

P : tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid

6) Hidung dan sinus

S : Klien mengatakan tidak adagangguan pada hidungnya

O:

I: hidung terlihat simetris, hidung terlihat cukup bersih, fungsi penciuman

baik

P : tidak ada nyeri tekan pada sinus

7) Mulut dan tenggorokan

S : Klien mengatakan jarang menggosok gigi

O:

I: bibir terlihat simetris, mulut terlihat cukup kotor, tidak ada sinusitis

maupun tonsillitis, pengecapan baik, tidak ada pembesaran vena jugularis

dan karotis

P: reflek menelan baik, tidak ada nyeri menelan

8) Leher

S : Klien mengatakan tidak ada gangguan pada lehernya

O:

I : tidak ada pembesaran vena jugularis dan karotis


P: reflek menelan baik, tidak ada nyeri menelan

9) Payudara

S : Klien mengatakan tidak ada keluhan pada payudaranya

O:

I: payudara terlihat simetris, tidak ada genikomastia

P : Tidak ada nyeri tekan

10) Pernapasan

S : Klien mengatakan tidak ada keluhan pada pernapasan

O:

I: Dada terlihat simetris,RR : 18x/menit

P : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris

P: suara paru normal sonor tidak ada kelainan seperti penumpukan cairan

A: Suara paru vesikuler

11) Kardiovaskuler

S : Klien mengatakan tidak ada gangguan pada jantungnya

O:

I: Tidak ada tonjolan tulang intrakosta yang mengindikasikanadanya

kardiomegali

P : Tidak ada nyeri tekan

P : suara jantung dulnes

A : Suara jantung lup dup, tidak ada suara jantung tambahan

12) Gastrointestinal

S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada perutnya

O:

I: Bentuk perut datar, tidak ada acites, tidak ada hernia

A: Bising usus 18x/menit


P: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada penumpukan cairan

P: Suara perut tympani

13) Perkemihan

S : Klien mengatakan fungsi berkemihnya baik

O:

P :Tidak ada distensi pada bleder

14) Muskuloskletal

S : klien mengatakan tidak ada keluhan pada muskuloskeletal

O : tidak ada kelainan tulang (skoliosis, lordosis, kiposis) tidak ada nyeri

tekan, reflek dalam batas normal

15) System saraf pusat

S:-

O:-

16) Reproduksi

S : kllien mengatakan tidak ada gangguan pada sistem reproduksinya

O : tidak terdapat hernia skrotalis, tidak ada nyeri tekan

17) Pemeriksaan Penunjang lainnya

Tidak ada
4. Hasil Pengkajian Khusus

a. Masalah Kesehatan Kronis

No Keluhan kesehatan atau Selalu Sering Jarang T. Pernah

gejala yang dirasakan klien (3) (1) (0)


(2)
dalam waktu 3 bulan

terakhir berkaitan dengan

fungsi fungsi

A Fungsi penglihatan X

1. penglihatan kabur

2. mata berair X

3. nyeri pada mata X

B Fungsi pendengaran X

4. pendengaran berkurang

5. telinga berdenging X

C Fungsi Paru (Pernafasan) X

6. batuk lama disertai keringat

malam

7. sesak nafas X

8. berdahak/sputum X

D Fungsi Jantung X

9. jantung berdebar debar

10. cepatpada kaki/tangan lelah X

11. nyeri dada X

E Fungsi Pencernaan X
12. mual/ muntah

F 13. nyeri ulu hati X

14. makan dan minum banyak X

(berlebihan)

15. perubahan kebiasaan BAB X

(diare/konstipasi)

G Fungsi Pergerakan X

16. nyeri kaki saat berjalan

17. nyeri pinggang atau tulang X

belakang

18. nyeri persendian/ bengkak X

H Fungsi Persyarafan X

19. lumpuh/kelemahan

20. kehilangan rasa X

21. gemetar / tremor X

22. nyeri/ pegal pada daerah X

tengkuk

I Fungsi Saluran Perkemihan X

23. BAK banyak

24. sering BAK pada malam hari X

25. tidak mampu mengontrol X

pengeluaran air kemih


(ngompol)

Jumlah 0

Total 0

Interpretasi Hasil

Skor :

≤ 25 = masalah kesehatan kronis ringan

b. Deskripsi Hari Khusus : tidak terkaji

c. Pengkajian Psikososial Dan Spiritual

1) Psikososial : Teman lansia di sekitar klien merasa terganggu dengan

prilaku klien yang sering bolak-balik, beberapa kali secara paksa

mengambil makanan milik orang lain

2) Identifikasi masalah emosional

Pertanyaan tahap 1

▪ Apakah klien mengalami kesulitan tidur? tidak

▪ Apakah klien sering merasa gelisah? ya

▪ Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? tidak

▪ Apakah klien sering was-was atau kuatir? tidak

Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1

jawaban “ya”

Pertanyaan tahap 2

▪ Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak
mau membersihkan diri dan penurunan kognitif

▪ Ada atau banyak pikiran? tidak

▪ Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? tidak

▪ Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak

▪ Cenderung mengurung diri? tidak

Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”

Interpretasi : MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)

3) Spiritual

Klien beragama islam, kegiatan yang biasa di lakukan sholat.

d. Fungsi kognitif

1) Identifikasi tingkat intelektual dengan short portable mental status

questioner (SPMSQ)

Instruksi:

Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat

jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10

pertanyaan.

NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini X

2 Hari apa sekarang X

3 Apa nama tempat ini X

4 Alamat anda? X

5 Berapa umur anda? X

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir) X

7 Siapa presiden indonesia sekarang? X


8 Siapa presiden ndonesia sebelumnya? X

9 Siapa nama ibu anda? X

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari X

setiap angka baru, semua secara menurun

Jumlah 6
Interpretasi hasil :

1. Salah 6-8 : fungsi intelektual sedang

2) Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan

menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No ASPEK NILAI NILAI KRITERIA

KOGNITIF MAKS KLIEN ( Jelaskan jawaban klien)

1 ORIENTASI 5 2 Menyebutkan dengan benar :

(5) • Tahun : 2021

• Musim : Hujan

• Tanggal.......

• Hari.......

• Bulan.......

2 ORIENTASI 5 2 Dimana kita sekarang?

(5) • Negara : indonesia

• Provinsi : Banten

• Kota...............

• Panti wreda.....

• Wisma.......
3 REGISTR 3 0 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa) 1

ASI (3) detik untuk mengatakan masing

masing obyek, kemudian tanyakan

kepada klien ketiga obyek tadi (untuk

disebutkan)

• Obyek.................

• Obyek.................

• Obyek.................

4 PERHATI 5 2 Minta klien untuk memulai dari

AN DAN angka 100 kemudian dikurangi 7

KALKULA sampai 5 kali

SI • 93

(5) • 86

Atau diminta untuk mengeja terbalik

kata ”WAHYU” (nilai diberi pada

huruf yang benar sebelum kesalahan,

misal: uyahw=2)

5 MENGIN 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga

GAT (3) obyek pada nomer 2 (registrasi) tadi,

bila benar 1 point untuk masing

masing obyek
6 BAHASA 2 2 Tunjukkan pada klien 2 buah benda

(9) dan tanyakan namanya pada klien

(misal jam tangan atau pensil)

Minta kepada klien untuk mengulang


1 0
kata berikut ”tak ada, Jika, dan, atau,

tetapi”

3 3 Minta klien untuk mengikuti perintah

berikut yang terdiri dari 3 langkah:

”ambil kertas di tangan anda, lipat dua

dan taruh di lantai”

• ambil kertas

• lipat dua

• taruh di lantai

perintahkan pada klien untuk hal


1 1
berikut (bila aktivitas sesuai

perintah nilai 1 point)

• tutup mata anda

perintahkan pada klien untuk


2 0
menulis satu kalimat dan

menyalin gambar

• tulis satu kalimat

• menyalin gambar
Total nilai 14

Interpretasi hasil :

≤ 17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

e. Status fungsional

1) INDEKS KATZ

Termasuk kategori manakah klien?

D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas

Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari

orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi

dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu

2) MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS

Termasuk yang manakah klien?

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN

BANTUAN

1 Makan 5 10 Frekuensi : 3x sehari

Jumlah : 1 porsi

Jenis : nasi, sayur,

lauk-pauk

2 Minum 5 10 Frekuensi : 3xsehari

Jumlah :1,6 Liter


Jenis : air mineral

3 Berpindah dari 5-10 15

kursi roda

ketempat

tidur/sebaliknya

4 Personal toilet 0 5 Frekuensi : 2 hari

(cuci muka, sekali

menyisir rambut,

menggosok gigi)

5 Keluar masuk toilet 5 10

(mencuci pakaian,

menyeka tubuh,

menyiram)

6 Mandi 5 15

7 Jalan di permukaan 0 5 Frekuensi : 3xsehari

datar

8 Naik turun tangga 5 10

9 Menggunakan 5 10

pakaian

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1xsehari

Konsistensi :lunak

11 Kontrol Bladder 5 10 Frekuensi :4-5kali

(BAK) sehari

Warna :kuning jernih

Interpretasi Hasil : 95 skor


91-99 : ketergantungan ringan

f. Status psikologis (skala depresi pada lansia)

Pilihlah jawaban yang sesuai sebagaimana yang Anda rasakan dalam seminggu

terakhir

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR

1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup YA TIDAK* 1

anda saat ini?

2 Apakah anda membatalkan banyak dari YA TIDAK 0

rencana kegiatan/minat anda? *

3 Apakan anda merasa hidup anda ini hampa? YA TIDAK 1

4 Seringkah anda merasakan kebosanan? YA TIDAK 1

5 Apakah anda memiliki suatu harapan di masa YA TIDAK* 0

depan?

6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan YA TIDAK 0

kesulitan anda tanpa jalan keluar? *

7 Apakah anda seringkali merasa bersemangat? YA TIDAK* 0

8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal YA TIDAK 0

buruk bakal menimpa anda? *

9 Apakah anda seringkali merasa gembira? YA TIDAK* 0

10 Apakah anda seringkali merasa tak YA TIDAK 0

terbantukan? *

11 Apakah anda seringkali merasa gelisah dan YA TIDAK 1

resah? *

12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah YA TIDAK 0


daripada keluar rumah dan melakukan *

sesuatu hal baru?

13 Apakah anda seringkali mengkhawatirkan YA TIDAK 0

masa depan anda? *

14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya YA TIDAK 1

ingat anda ? *

15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup YA TIDAK* 0

saat ini?

16 Apakah anda seringkali merasa sedih dan YA TIDAK 0

putus asa? *

17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA TIDAK 0

18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu YA TIDAK 0

anda? *

19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh YA TIDAK* 0

tantangan yang menyenangkan?

20 Apakah anda merasa kesulitan untuk YA TIDAK 0

mengawali suatu kegiatan tertentu? *

21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK* 0

22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi YA TIDAK 0

tanpa harapan? *

23 Apakah menurut anda keadaan orang lain YA TIDAK 0

lebih baik dari anda? *

24 Apakah anda sering kali marah hanya karena YA TIDAK 0

alasan sepele? *

25 Apakah anda sering merasa bagaikan YA TIDAK 0


menangis? *

26 Apakah anda sulit berkonsentrasi? YA TIDAK 0

27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan YA TIDAK* 0

menyenangkan?

28 Apakah anda lebih suka menghindari YA TIDAK 1

acara/sosialisasi? *

29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil YA TIDAK* 0

suatu keputusan?

30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana YA TIDAK* 0

biasanya?

TOTAL 6
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 point

Interpretasi hasil :

• 5-14 : depresi tidak terjadi

g. Sumber/Sistem Pendukung yang Digunakan : Tidak terkaji

h. Risiko Jatuh : Tidak terkaji

MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE

Nama Lansia : Tn.T

Umur : 62 Tahun

Tanggal : 21 Juni 2021

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.

1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah Tidak 0 0 Tidak

jatuh Ya 25

dalam 3 bulan terakhir?


2. Diagnosa sekunder: apakah Tidak 0 0 Tidak

lansia memiliki lebih dari Ya 15

satu penyakit?

3. Alat Bantu jalan: 0 0

- Tidak, bed rest/ dibantu perawat

- Kruk/ tongkat/ walker 15

- Berpegangan pada benda- 30

benda di sekitar (kursi,

lemari, meja)

4. Terapi Intravena: apakah saat ini lansia Tidak 0

terpasang infus? Ya 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0 0

- Normal/ bed rest/ immobile (tidak

dapat

bergerak sendiri)

- Lemah (tidak bertenaga) 10

- Gangguan/ tidak normal (pincang/ 20

diseret)

6. Status Mental 0 15 Ganggua

- Lansia menyadari kondisi dirinya n kognitif

- Lansia mengalami keterbatasan daya 15 berat

ingat

Total 15

Nilai
Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan

Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar

Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko

tinggi

THE TIME UP AND GO (TUG) TEST

1 Posisi klien duduk di kursi

2 Minta klien berdiri dari kursi, berjalan

10 langkah (3meter), kembali ke kursi,

ukur waktu dalam detik


Interpretasi:

<= 14 detik : risiko jatuh rendah

5. Lingkungan tempat tinggal

a. Kebersihan dan kerapihan ruangan : Ruangan rapih

b. Penerangan: cukup

c. Sirkulasi udara: cukup

d. Keadaan kamar mandi dan WC: bersih dan terdapat alat bantu untuk

berpegangan

e. Pembuangan air kotor: terdapat pembuangan air kotor


f. Sumber air minum : air isi ulang

g. Pembuangan sampah: terdapat tempat sampah di luar ruangan

h. Sumber pencemaran: limbah rumah tangga

i. Penataan halaman (kalau ada) :-

j. Privasi : kurang privasi karena tinggal bersama temannya

k. Resiko injury : tidak ada


A. FORMAT ANALISA DATA

Nama Klien : Tn.T


Usia : 62 th
Ruang : Panti Wreda
Tangggal : 21 Juni 2021
No Tanggal/Ja Data Fokus Masalah Penyebab
. m
1. 21/06/2021 DS : Konfusi akut Demensia
07.00 - Klien mengatakan tidak
mau melakukan aktivitas
ataupun perilaku yang
sesuai
- Klien hanya ingin bebas
dan tidak ada hambatan
untuk berprilaku
- Klien mengatakan tidak
tahu alamat rumahnya
DO :
- Klien tampak mengalami
gangguan kognitif berat
dari hasil test Mini Mental
State Exam (MMSE)
- Hasil MMSE 14 skor
dengan Interpretasi hasil ≤
17 = terdapat kerusakan
aspek fungsi mental berat
- Klien terlihat disorientasi
- Klien terlihat gelisah
- perilaku klien sering bolak-
balik berkeliaran di jalan
tanpa tahu mau kemana
2. 21/06/2021 - Klien mengatakan tidak Defisit Gangguan
07.00 mau saat dilakukan perawatan diri psikologis
perawatan teradap dirinya
DO :
- Tampak kotor, tercium bau
badan
- Buang air sembarangan
- Hasil indeks katz D.
Mandiri kecuali mandi,
berpakaian dan salah satu
fungsi diatas
- Hasil barthel indeks
Interpretasi Hasil : 95 skor.
91-99 : ketergantungan
ringan
- Hasil skala depresi skor 6
dengan Interpretasi hasil :
5-14 : Suspect depresi
3. 21/06/2021 DS : Gangguan Impulsif
- Klien mengatakan tidak interaksi sosial
nyaman di panti
- Klien mengatakan susah
mengungkapkan perasaan
DO :
- Klien beberapa kali
berusaha keluar dari panti
- Klien terlihat agresi
- Teman lansia di sekitarnya
merasa terganggu dengan
perilaku klien yang sering
bolak-balik
- Klien beberapa kali secara
paksa mengambil makanan
milik orang lain
- Klien tidak pernah tidur
dikasurnya
- Klien berperilaku tidak
sesuai dengan usianya
4. 21/06/2021 Ds : Gangguan Hambatan
07.00 - Klien mengatakan tidak komunikasi psikologis
tahu alamat tempat verbal
tinggalnya
Do :
- Klien terlihat berespon tidak
sesuai
- Klien terlihat sulit
memahami komunikasi
- Klien terliat disorientasi
- Klien terlihat sulit
mempertahankan
komunikasi
5. 21/06/2021 Ds: - Risiko perilaku Demenesia
07.00 Do: kekerasan
- Klien beberapakali
mengambil secara paksa
makanan milik orang lain
- Adanya kerusakan kognitif
di tandai dengan hasil
MMSE 14 atau gangguan
kognitif berat
- Adanya riwayat kekerasan
terhadap orang lain
- klien terlihat agresif
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Konfulsi akut berhubungan dengan demensia
2. Defisit perawatan diri berhubugan dengan gangguan psikologis
3. Gangguan interaksi sosial berhubugan dengan sikap impulsive
4. Gangguan komunikasi verbal berhubugan dengan hambatan psikologis
5. Risiko perilaku kekerasan berhubugan dengan demensia

B. RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. A

Usia : 62 th

Tanggal : 21 Juni 2021


No Diagnosa SLKI SIKI
1. Konfulsi akut Setelah dilakukan tindakan Stimulasi kognitif
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 (I.062208)
demensia jam diharapkan massalah Observasi :
konfusi akut dapat - Identifikasi
memmbaik dengan kriteria keterbatasan
hasil : kemampuan kognitif
1. Tingkat Konfusi Terapeutik :
menurun - Dukung lingkungan
- Fungsi kognitif dalam menstimulasi
meningkat melalui kontak yang
- Aktivitas bervariasi
psikomotor - Orientasikan waktu,
meningkat tempat dan orang
- Memulai - Libatkan dalam
berperilaku terarah menstimulasi untuk
meningkat meningkatkan
- Memori jangka kemampuan kognitif
pendek meningkat (misalnya bernyanyi,
- Memori jangka mendengarkan
panjang meningkat musik, kegiatan
- Gelish menurun kreatif, interaksi
sosial)
- Berikan waktu
istirahat
Edukasi :
- Anjurkan sering
berinteraksi dengan
orang lain
- Anjurkan
mengungkapkan
kembali pikiran
untuk menstimulasi
memori
- Anjurkan
menggunakan alat
bantu memori
(misalnya datar
tugas, jadwal
kegiatan)
2. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri
berhubugan dengan keperawatan selama 1x8 (I.11348)
gangguan psikologis jam diharapkan defisit Observasi :
perawatan diri meningkat - Identifikasi
dengan kriteria hasil : kebiasaan aktivitas
1. Defisit perawatan diri perawatan diri sesuai
- Kemampuan mandi dengan usia
meningkat - Monitor tingkat
- Kemampuan ke kemandirian
toilet meningkat - Identifikasi
- Kemampuan makan kebutuhan alat bantu
meningkat kebersihan diri,
- Verbalisasi berpakaian, berhias,
keinginan dan makan
melakukan Terapeutik :
perawatan diri - Sediakan lingkungan
meningkat yang terapeutik
- Minat melakukan - Siapkan keperluan
perawatan diri pribadi (mis. sikat
meningkat gigi, sabun dll)
- Dampingi perawatan
diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk
menerima kedaan
ketergantungan
- Fasilitasi
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

3. Gangguan interaksi sosial Setelah dilakukan tindakan Promosi sosialisasi


berhubugan dengan sikap keperawatan selama 1x8 (I.13498)
impulsif jam diharapkan masalah Observasi :
gangguan interaksi sosial - Identifikasi
dapat membaik dengan kemampuan
kriteria hasil : melakukan interaksi
1. Interaksi sosial dengan orang lain
meningkat - Identifikasi
- Perasaan mudah hambatan melakukan
meneriima atau interaksi dengan
mengkomunikasika orang lain
n perasaan Terapeutik :
meningkat - Motivasi
- Responsive pada meningkatkan
orang lain keterlibatan dalam
meningkat suatu hubungan
- Kooperati dalam - Motivas kesbaran
berbaur dengan dalam
teman sebaya mengembangkan
meningkat suatu hubungan
- Perilaku sesuai usia - Moivasi berinteraksi
meningkat di lur lingkungan
- Diskusikan kekuatan
dan
keterbatasandalam
berkomunikasi
dengan orang lain
- Diskusikan
perencanaan
kegiatandi masa
depan
- Berikan umpan balik
positi dalam
perawatan diri
- Berikan umpan balik
positif pada setiap
peningkatan
kemampuan
Edukasi :
- Anjurkan interaksi
dengan orang lain
secara bertahap
- Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
4. Gangguan komunikasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Demensia
verbal keperawatan selama 1x8 (I.29286)
jam diharapkan masalah Observasi :
gangguan interaksi sosial
 Identifikasi riwayat
dapat membaik dengan
kriteria hasil : fisik, sosial,
1. Komunikasi verbal psikologis, dan
(L.13118) kebiasaan
- Kemampuan  identifikasi pola
berbicara meningkat aktivitas
- Respon perilaku Terapeutik :
membaik  Sediakan lingkungan
- Pemahaman yang nyaman, aman,
komunikasi
konsisten dan rendah
membaik
stimulasi
 Orientasikan tempat,
waktu dan orang
 Gunakan distraksi
untuk menangani
masalah perilaku
 Libatkan keluarga
dalam
merencanakan,
menyediakan, dan
mengevaluasi
perawatan
 Fasilitasi orientasi
dengan symbol-
simbol
 Libatkan kegiatan
individu atau
kelompok sesuai
kemampuan kognitif
dan minat
Edukasi :
 Anjurkan
memperbanyak
istirahat
 Ajarkan keluarga
perawatan demensia
5. Risiko perilaku Setelah dilakukan tindakan Pecegahan perilaku
kekerasan
keperawatan selama 1x8 kekerasan (I.14544)
jam diharapkan resiko Observasi :
perilaku kekerasan  Monitor adanya
menurun dengan kriteria benda yang
hasil : berpotensi
Kontrol diri (L.09076) membahayakan (mis.
 Perilaku menyerang Benda tajam, tali)
menurun  Monitor keamanan
 Perilaku melukai diri barang yang dibawa
sendiri atau orang lain oleh pengujung
menurun  Monitor selama
 Perilaku agresif penggunaan barang
menurun yang dibawa oleh
pengunjung
 Monitor selama
penggunaan barang
yang dapat
membahayakan (mis.
Pisau cukur)
Trapeutik :
 Pertahankan
lingkungan bebas
dari bahaya secara
rutin
 Libatkan keluarga
dalam perawatan
Edukasi :
 Anjurkan
pengunjung dan
keluarga untuk
mendukung
keselamatan pasien
 Latih cara
mengungkapkan
perasaan asesif
 Latihan mengurangi
kemarahan secara
verbal dan nonverbal
(mis.Relaksasi,bercer
ita)
ANALISIS ARTIKEL

Judul jurnal : Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada

Home Care

Publikasi : ISSN: 2086-3071

Pembahasan :

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada lansia berupa home care

untuk mempertahankan individualitas dan pemberdayaan dengan menggunakan

proses keperawatan (pengkajian, diagnose keperawatan, rencana, tindakan, dan

evaluasi) yang dikonsentrasikan untuk mengukur efek kerusakan dalam

kemampuan untuk berkomunikasi, mobilisasi, dan terlibat dalam aktivitas sosial.

Tindakan keperawatan selanjutnya berfokus pada memfasilitasi adaptasi individu

guna mengembalikan kesejahteraan dan kemandirian

Metode asuhan keperawatan :

A. Strategi komunikasi:

1. Dekati klien dari depan, jangan dari belakang untuk mencegah respons

terkejut.

2. Orientasi dan perkenalkan diri kepada klien dengan tepat.

3. Berbicara dengan perlahan, tenang, dan tidak terburu-buru.

4. Bantah klien secara perlahan tentang kesalahan persepsinya setelah terjalin

hubungan saling percaya.

5. Gunakan sentuhan yang bijaksana, dan minta ijin sebelum menyentuh

klien.
6. Perinci setiap perintah menjadi langkah-langkah sederhana yang dapat

dicapai.

7. Perhatikan saat klien menggunakan konfabulasi (suka mengarang hal-hal

yang tak bisa diingatnya/membual).

8. Buat pernyataan yang spesifik dan terfokus (misal: "Anda perlu

menggunakan jaket Anda"), jangan diberikan secara abstrak.

9. Berkomunikasi secara nonverbal jika klien sudah kehilangan penggunaan

bahasa

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia dengan demensia

antara lain:

1. Risiko terhadap trauma/cedera

a Tujuan khusus 1: klien dan anggota keluarga akan mengamankan

segala bentuk bahaya yang mungkin terjadi di dalam lingkungan

rumah. Kriteria hasil :

 Dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi risiko

trauma/cedera.

 Tidak mengalami trauma/cedera.

Intervensi:

 Ciptakan agar lingkungan aman dengan cara menyimpan semua

benda yang berpotensi berbahaya.

 Identifikasi tempat yang aman bagi klien di dalam rumah, dan

pertahankan supaya tempat tersebut tetap aman bebas dari bahaya.


 Simpan semua benda yang berbahaya ke dalam tempat yang aman,

terkunci dan diberi label.

 Simpan semua obat-obatan yang tidak diresepkan

 Beri label pada ruangan dan pintu, dengan menggunakan nama

atau sebuah gambar benda.

 Pasang pagar pengaman, dan perlengkapan pengaman lain, di

tempat tidur, kursi dan pintu.

b Tujuan khusus 2: klien berpartisipasi dalam aktivitas kegiatan sehari-

hari (ADL) yang menyenangkan dengan pengawasan yang ketat.

Kriteria hasil :

 Meningkatkan tingkat aktivitas.

 Keluarga mengenali potensial di lingkungan dan mengidentifikasi

tahap-tahap untuk memperbaikinya.

Intervensi:

 Dampingi klien selama ambulasi, dan bawa klien ke luar ruangan

untuk olah raga jika memungkinkan.

 Beritahu tempat lain (kantor polisi, rumah sakit, lingkungan rumah

sekitar) yang tepat yang mungkin akan klien datangi ketika

berjalan-jalan.

 Minta klien untuk mengenakan tanda pengenal medis, jika

memungkinkan.

 Jika klien merokok, awasi secara ketat dan larang klien untuk

memiliki korek api.


 Minimalkan dan awasi secara ketat setiap pengolahan makanan

atau minuman.

2. Defisit perawatan diri.

a Tujuan khusus 1: klien memaksimalkan partisipasi dalam aktivitas

personal hygiene, ke toilet, dan aktivitas perawatan diri Kriteria hasil :

 Mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat

kemampuan.

 Mampu melakukan aktivitas personal hygiene sesuai dengan

tingkat kemampuan.

 Mampu melakukan aktivitas ke toilet sesuai dengan tingkat

kemampuan.

Intervensi:

 Identifikasi kesulitan dalam melakukan aktivitas perawatan diri

(perawatan rambut/kuku/kulit, berpakaian, berdandan), personal

hygiene (mandi dan menggosok gigi), dan toileting (eliminasi urin

dan alvi), seperti keterbatasan gerak fisik, apatis/ depresi, dan

penurunan kognitif.

 Identifikasi kebutuhan perawatan diri (perawatan

rambut/kuku/kulit, berpakaian, berdandan), personal hygiene

(mandi dan menggosok gigi), dan toileting (eliminasi urin dan

alvi), dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.

 Dorong klien untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri

(perawatan rambut/kuku/kulit, berpakaian, berdandan) dan


personal hygiene (mandi dan menggosok gigi), dan toileting

(eliminasi urin dan alvi) yang dapat dilakukan dengan aman,

mandiri dan tanpa mengeluarkan banyak energi.

 Miliki perlengkapan khusus, seperti tempat duduk toilet yang dapat

ditinggikan atau pagar pengaman.

 Dorong klien untuk mengenakan pakaian yang rapi dan nyaman.

 Bantu klien mengenakan pakaian yang rapi dan indah.

 Sediakan pakaian yang mudah digunakan, misalnya pakaian

dengan karet pinggang dan perekat (velkro).

 Gabungkan kegiatan harian ke dalam jadual aktivitas. Ubah waktu

untuk berpakaian atau kebersihan klien jika masalah meningkat.

b Tujuan khusus 2: klien mempertahankan jadual tidur, istirahat dan

aktivitas yang cukup. Kriteria hasil :

 Memahami faktor penyebab gangguan tidur.

 Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat.

 Tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup.

Intervensi:

 Buat jadual aktivitas yang mencakup periode istirahat setelah

melaksanakan aktivitas.

 Jangan menganjurkan klien tidur siang apabila berakibat efek

negative terhadap tidur pada malam hari.

 Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan

kebiasaan klien (misalnya dengan memberi susu hangat).


 Memberikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur,

seperti mematikan lampu, ventilasi ruang adekuat, suhu yang

sesuai, dan menghindari kebisingan.

 Pantau toleransi aktivitas klien dengan memberikan

 kegiatan sesuai kemampuan, jika mungkin buat program olahraga

harian.

 Beri kesempatan pada klien untuk ikut serta dalam aktivitas sosial

yang sederhana dan sudah dikenal serta aktivitas yang berorientasi

pada tugas, seperti saling membantu dalam melakukan tugas dalam

keluarga.

 Tentukan bagaimana pengaruh olahraga, jam istirahat, dan

aktivitas terhadap kemampuan tidur klien.

 Buat jadual tidur secara teratur.

3. Ketegangan Pemberi Asuhan.

a Tujuan khusus 1: anggota keluarga mendiskusikan perasaan konflik

dan perasaan ambivalen tentang klien. Kriteria hasil :

 Mampu mengungkapkan perasaan konflik tentang klien.

 Mampu menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

Intervensi :

 Bantu anggota keluarga untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan

perasaan mereka mengenai situasi.


 Diskusikan situasi yang secara khusus membuat stres orang yang

merawat klien, misalnya mengatasi sikap kecurigaan, kecemasan,

dan perilaku bermusuhan dari klien.

 Didik anggota keluarga tentang cara mengatasi penurunan

kemampuan pada klien.

 Atur pelaksanaan terapi keluarga untuk menghindari situasi stres

yang akan berkembang menjadi sebuah krisis.

 Diskusikan dengan keluarga tentang kebutuhan untuk memperoleh

konsultasi pelayanan kesehatan jika kondisi klien semakin

menurun.

b Tujuan khusus 2: keluarga mengembangkan jaringan sumber dan

mengetahui cara mengakses sumbersumber komunitas untuk

memperoleh dukungan dan bimbingan. Kriteria hasil :

 Keluarga mendapatkan sumber-sumber pendukung dan bimbingan

pelayanan kesehatan.

Intervensi:

 Diskusikan sumber-sumber yang diperlukan untuk menyediakan

perawatan yang aman dan cukup.

 Rumuskan suatu rencana untuk memperoleh bantuan dari anggota

keluarga yang lain, tetangga, dan teman-teman jika diperlukan.

 Bicarakan dengan pemberi perawatan klien mengenai kebutuhan

untuk membuat sebuah rencana guna mempertahankan


kesejahteraan klien, termasuk waktu istirahat, olahraga, dan

rekreasi.

 Ajarkan pemberi perawatan tentang cara menghindari stres dan

demontrasikan keterampilan menangani stres.

 Buat rencana perawatan alternatif untuk klien.

 Dapatkan sebuah daftar referensi pelayanan medis yang tersedia,

khususnya perawatan kesehatan di rumah dan respite care.

C. Terapi:

Penangan medis untuk demensia bersifat paliatif dan suportif.

Pengobatan diberikan untuk membantu mengatasi kecemasan, depresi,

perilaku agresif, dan perilaku paranoid, juga untuk menggantikan neurokimia

di otak. Terapi kelompok didasarkan bahwa perawatan harus meningkatkan

tingkat fungsi tertinggi yang mungkin dapat dicapai klien. Tujuan utama terapi

adalah perawatan diri dan hubungan dengan lingkungan sosial dan keluarga.

1. Terapi medis:

a. Lakukan pemeriksaan fisik dan uji diagnostic untuk mengidentifikasi

kemungkinan penyebab demensia.

b. Tangani semua masalah fisiologis secara medis.

c. Berdasarkan gejalanya, tangani depresi, ansietas, dan insomnia.

d. Pertahankan kesehatan fisik dan dukung tingkat fungsi yang optimal.

e. Antidepresan trisiklik dapat digunakan untuk mengobati depresi.


f. Antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol) dan risperidon (Resperdal),

dapat digunakan dalam dosis rendah untuk mengobati ansietas dan

agitasi.

g. Vasodilator sering digunakan untuk meningkatkan sirkulasi otak dan

meningkatkan kognisi.

h. Takrin (Cognex) dan donepezil (Aricept) menghalangi penguraian

asetilkolin dan berguna dalam memperlambat progresi gejala pada

klien yang memiliki penyakit Alzheimer tahap awal atau sedang.

i. Pengobatan yang merangsang kerja neurotransmitter sedang diteliti.

2. Terapi kelompok:

a. Tingkatkan orientasi ke lingkungan, dan diskusikan secara singkat

peristiwa-peristiwa terkait yang baru saja terjadi.

b. Diskusikan keadaan di sini dan saat ini untuk periode waktu yang

singkat.

c. Dorong terapi mengenang, yang berfokus pada berbagai pengalaman

tentang memori masa lalu. Batasi pembicaraan pada hal-hal yang

sudah dikenal dan bermakna untuk meberi penguatan pada realita dan

mendorong klien untuk berpartisipasi.

d. Bantu para partisipan untuk berbicara mengenai

e. masa lalu mereka sebagai cara untuk meningkatkan harga diri.

f. Dorong klien untuk berbicara dengan orang lain.


3. Terapi di keluarga:

a. Sediakan informasi dan dukungan emosional untuk keluarga selama

tiga fase demensia.

b. Bantu keluarga untuk membentuk jaringan pendukung sosial.

c. Ajarkan kepada keluarga cara menangani atau memperjuangkan

kebutuhan perawatan diri klien.

d. Identifikasikan sumber-sumber komunitas, layanan keperawatan dan

layanan pembantu rumah tangga yang terampil, serta kelompok

pendukung untuk pemberi perawatan dan anggota keluarga yang lain

e. Evaluasi lingkungan rumah, dan bantu keluarga untuk menciptakan

perubahan yang penting bagi keamanan.

f. Dorong anggota keluarga untuk menyatakan secara verbal perasaan,

kekhawatiran, dan rasa frustasi mereka berkenaan dengan situasi yang

mereka hadapi.

Pada jurnal penelitian ini terdapat kesenjangan diagnosa, dimana

penulis mencantumkan diagnosa untuk lansia dengan demensia antara

lain konfusi akut, deficit perawatan diri, gangguan interaksi sosial,

gangguan komunikasi verbal dan risiko perilaku kekerasan, namun

terdapat salah satu diagnose yang sama yaitu deficit perawatan diri
Judul : Mild Cognitive Impairment (MCI) pada Aspek Kognitif dan

Tingkat Kemandirian Lansia dengan Mini-Mental State Examination (MMSE)

Publikasi : p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Pembahasan :

Penuaan mengurangi fungsi fisik, psikologis, dan sosial. Gangguan

kognitif menyebabkan ketidakmampuan dalam fungsi sehari-hari dan membatasi

kualitas hidup. Pada lansia sering terjadi ketergantungan parsial atau total pada

bantuan atau perawatan eksternal. Pentingnya sebuah studi untuk melakukan

kajian tentang Mild Cognitive Impairment (MCI) pada Aspek Kognitif dan

Tingkat Kemandirian Lansia dengan alat ukur Mini-Mental State Examination

(MMSE Pemeriksaan keadaan mental dengan Mini-Mental State Examination

(MMSE) adalah salah satu instrumen paling umum untuk mengetahui gangguan

kognitif pada lansia. MMSE dikembangkan untuk membedakan di awal proses

penyakit pada lansia adakah yang mengalami gangguan neuropsikiatri atau tidak,

juga digunakan selama follow-up pasien yang menderita gangguan kognitif untuk

menilai perkembangan penyakit.

MMSE menilai sejumlah domain kognitif yaitu orientasi, waktu dan

tempat, registrasi, atensi, dan kalkulasi, recall dan bahasa yang terdiri dari

penamaan benda, pengulangan kata, pemahaman dan pelaksanaan perintah verbal

dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar. Total skor pada MMSE jika semua

jawaban benar adalah 30. Interpretasi MMSE didasarkan pada skor yang

diperoleh pada saat pemeriksaan:

a. Skor 25-30 diinterpretasikan fungsi kognitif normal


b. Skor 20-24 diinterpretasi demensia ringan

c. Skor 13-19 diinterpretasikan demensia sedang

d. Skor 0-12. Diinterpretasikan demensia berat

e. Normal : skor responden dengan nilai 24 -30.

selain itu instrument Indeks Barthel merupakan suatu instrumen

pengkajian yang berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal

perawatan diri dan mobilitas juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai

kemampuan fungsional bagi lansia yang mengalami gangguan keseimbangan

menggunakan 10 indikator dengan penilaian:

a. 0-20 : Ketergantungan

b. 21-61 : ketergantungan berat

c. 62-90 : Ketergantungan berat

d. 91-99 : Ketergantungan ringan

e. 100 : Mandiri

Kritera Objektif :

a. Ketergantungan : Jika skor responden 0 - 90

b. Mandiri : Jika skor responden 91-100.

Hasil penelitian pada analisa fungsi kognitif kategori normal 20 orang

(40.0 %) sedangkan gangguan fungsi kognitif sebanyak 30 orang ( 60.0

% ). Kategori tingkat kemandirian Lansia, mandiri dalam melakukan

aktifitas sehari-hari sebanyak 48 orang (96.0 % ), sedangkan yang

mengalami ketergantungan berjumlah 2 orang ( 4.0 % )


Penulis berasumsi lansia akan mengalami degeneratif baik fisik,

psikologi dan sosial. sehingga sebagai perawat kita harus mampu

mengidentifikasi secara tepat tingkat kognitif dan kemandirian lansia

sehingga perawat dapat melakukan intervensi yang tepati dengan

kebutuhan lansia agar lansia mencapai keseahteraan dalam beradaptasi

dengan perubahan-perubahan tersebut.


Judul : Effectiveness Of The Mini-Cog And MMSE As Vital Instrument Identifying Risk Of

Dementia As A Nursing Process Reinforcement / Efektivitas Mini-Cog dan MMSE

Sebagai Instrumen Vital identifikasi Risiko Demensia Sebagai Penguat Proses

Keperawatan

Publikasi : 2 November 2019 p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-464X

Pembahasan :

Studi dilakukan dengan membandingkan instrumen Mini-Cog dengan instrumen

pengukur demensia konvensional MMSE dalam mengidentifikasi kerusakan kognitif yang

hilirnya adalah risiko demensia pada populasi lansia. Mini-Cog merupakan instrumen yang

berdasarkan temuan Borson pertama kali pada tahun 2003 dinyatakan lebih cepat dalam

menskrining risiko Alzheimer's Mini-Cog merupakan instrumen yang berdasarkan temuan

Borson pertama kali pada tahun 2003 dinyatakan lebih cepat dalam menskrining risiko

Alzheimer's, Instrumen Mini-Cog terdiri atas 2 komponen pengkajian yaitu memori padanan

kata dan kemampuan menggambarkan orientasi waktu melalui clock drawing test secara

sederhana yang meliputi menggambar visual jarum jam sesuai instruksi yang diberikan

Instrumen MMSE terdiri atas 11 perintah yang harus dijawab dan dilakukan responden/ objek

yang meliputi aspek orientasi, registrasi, bahasa, atensi dan kalkulasi, serta memori mengingat

kembali.

Instrumen Mini-Cog lebih banyak menemukan pasien dengan risiko demensia pada

dimensi usia yaitu hingga 61,7% pasien lansia lakilaki berada pada level positif kerusakan

kognitif. Sementara skoring dari instrumen MMSE menemukan 56,7 % pasien lansia laki-laki

mengalami gangguan kognitif. Prosedur pemeriksaan dengan instrument Mini-Cog dirasa lebih

mudah dan cepat dalam implementasi skrining penemuan kerusakan kognitif dibanding MMSE.
Pada instrumen ini tidak melibatkan menulis, bahasa, menghitung dan membaca, sehingga lebih

mudah diaplikasikan pada kelompok lansia dengan kondisi tuna aksara atau buta huruf

(illiterate). Rerata nilai kognitif partisipan berdasar skoring MMSE adalah 21,88±11,309 yang

berarti berada pada level risiko tinggi mengalami gangguan fungsi kognitif. Instrumen Mini-Cog

sama efektif mengukur kemampuan kognitif lansia dalam 3 menit sedangkan MMSE efektif

dalam waktu 7 menit. Instrumen Mini-Cog merupakan instrument yang lebih mudah bagi

perawat dalam membantu menemukan risiko demensia tanpa terhalang oleh substanti Bahasa

maupun etnis. Lansia pada usia lebih dari 60 tahun merupakan kelompok yang lebih tinggi

mengalami kerusakan kognitif ringan hingga sangat berat yang berisiko pada kejadian demensia.

Penulis berasumsi bahwa Mini-Cog dan MMSE merupakan intrumen dengan tujuan yang

sama yaitu penilaian fungsi kognitif, namun dalam peneliatian ini terlihat perbedaan yang

signifikan dari kedua instrument diantaranya waktu penggunaan instrumen dan tingkat

kefektifitasannya.

Judul : Intervensi (Stimulasi Memori) Meningkatkan Fungsi Kognitif Lansia

Publikasi : Oktober 2013: 317-329

Pembahasan :

Solusi untuk meningkatkan fungsi kognitif (memori) lansia dengan memberikan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil kesehatan dan peningkatan kualitas hidup lansia
misalnya promosi perawatan daya ingat (stimulasi memori) dengan mengaplikasikan gabungan

model teori hubungan terapeutik perawat-pasien dan teori konsekuensi fungsional. Perawat

meningkatkan kesehatan lansia dengan memberi harapan untuk dilibatkan dalam aktivitas yang

membantu perkembangan kebugaran kognitif.

Manfaat tehnik peningkatan fungsi kognitif (memori) terhadap lansia secara signifikan

mempengaruhi hasil terhadap kesehatan dan status mental Tehnik promosi perawatan daya ingat

meliputi: fase orientasi (salam terapeutik, evaluasi pertemuan, kontrak topik, waktu, tempat),

fase kerja: ingatan sensori (menggunakan isyarat indera penglihatan, mengamati dengan aktif,

mengenali nama benda yang dilihat), ingatan jangka pendek (menentukan waktu dan tempat,

menghitung angka, menggambar, mengikuti perintah, menggabung huruf, mengatur kata yang

cocok, menggabung kalimat dan mengulanginya, menggabung nama dan kata), ingatan jangka

panjang (bercerita dan mengingatnya), fase resolusi (evaluasi, tindak lanjut, kontrak akan datang

mengenai topik, waktu, tempat).

Penulis berasumsi Secara keseluruhan pemberian promosi perawatan daya ingat

(stimulasi memori) berpengaruh terhadap tingkat kemampuan orientasi lansia. Hal ini

disebabkan karena kemampuan lansia menerima pembelajaran promosi perawatan daya ingat dan

melatihnya di dalam aktivitas kegiatan hidup harian seperti menentukan waktu (jam, hari,

tanggal, bulan, tahun) dan menentukan tempat (alamat, desa atau kelurahan, kecamatan,

kabupaten atau kota, propinsi).

Anda mungkin juga menyukai