Anda di halaman 1dari 10

IbM PENINGKATAN PRODUKSI IKAN KERAPU

(Epinephlus Sp.) MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI


SEMI-INTENSIF DI TAMBAK DESA LABUHAN
KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Muhammad Musa1,2, Muhammad Mahmudi1,2, Sulastri Arsad1,2,3,


Nanik Retno Buwono1,2, Yenny Risjani1,3

1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
2
AquaRES Research Group, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
3
BioECOTOX Research Centre, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
Email: musa_ub@yahoo.co.id

Abstrak. Permasalahan budidaya ikan kerapu (Epinephlus sp.) di desa Labuahan


adalah serangan hama dan penyakit, produksi tambak menurun terkait dengan
sediaan pakan tergantung pada musim ikan rucah dan kulitas pakannya. Kegiatan
IbM ini ingin memperbaiki teknik budidaya semi-intensif yang digunakan dan
sediaan dan kualitas pakannya. Metode menggunakan pendekatan partisipatif.
model pendekatan ditekankan pada Experience Lerning Cycle (ELC) dimana
petani tambak belajar dari siklus pengalamannya sendiri. Hasil kegiatan
menunjukkan bahwa teknologi budidaya yang diterapkan semi-intensif hal ini
terlihat dari ukuran petak tambak relative kecil (2000 m2 – 5000 m2), padat
tebar 1 ekor/m2, adanya kincir dan pakan. Selanjutnya saluran pemasukan dan
pembuangan air masih menjadi satu, tidak ada pengelolaan kualitas air dan
pakan yang diberikan berupa ikan rucah yang tergantung pada musim ikan.
Hasil evaluasi perlu perbaikan teknik budidaya semi-intensif yang digunakan
khususnya terkait: pengadaan saluran pemasukan air, pengelolaan kualitas air
sebelum, saat pemeliharaan dan sesudah pemeliharaan dan perlu pengadaan
pakan secara mandiri.

Kata Kunci : budidaya semi-intensif, ikan kerapu, desa Labuhan

PENDAHULUAN (Suarabanyuurip.com, 2012 dan Kompas.


com, 2012). Jenis kerapu yang dibudidayakan
Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabu- terdiri dari kerapu cantang (Epinephlus sp.),
paten Lamongan Propinsi Jawa Timur meru- kerapu macan (Epinephlus fuscoguttatus), dan
pakan kawasan sentra budidaya kerapu di kerapu lumpur (Epinephlus bleekeri Vaillant).
tambak. Desa ini pernah berhasil meraih juara Kerapu cantang merupakan benih hybrida
II pada lomba Input Kerapu Tingkat Nasi- hasil rekayasa perkawinan silang antara ikan
onal sekaligus menjadikan desa ini sebagai kerapu macan sebagai induk betina dengan
barometer nasional untuk budidaya kerapu kerapu kertan (Epinephlus lanceolatus) seb-

41
42 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

agai induk jantan. dan penyediaan pakan (komunikasi pribadi


Budidaya ikan kerapu memiliki prospek dengan ketua kelompok).
cerah baik untuk pasar domestik maupun pas- Terkait dengan pakan, harga pakan pellet
ar ekspor dan sangat menjanjikan karena harga yang relatif mahal menyebabkan petani tam-
jualnya yang lebih tinggi dibandingkan den- bak memilih ikan runcah sebagai pakan alter-
gan komoditas ikan lainnya untuk setiap kg, natif. Masalah yang terjadi adalah pertumbu-
harga relatif stabil dan budidaya ikan kerapu han ikan menjadi lambat, ukuran (size) ikan
masih terbatas dan belum banyak negara lain relatif kecil-kecil, dan dampaknya produksi
yang mengembangkannya (Yamamoto, 2006; yang didapat menjadi rendah. Sebagai gam-
William et al., 2006; Utama, 2008; Szuster baran atau contoh yang ada saat ini, budidaya
and Albasri, 2010; Purwanti, dkk, 2012; Ismi, kerapu cantang memiliki padat tebar 2.500
2014; Young et al., 2015). Produksi ikan ker- ekor per hektar, pakan yang digunakan ikan
apu di desa Labuhan dipasarkan baik untuk rucah dan lama pemeliharaan 6-8 bulan, SR
pemenuhan konsumsi dalam negeri (lokal) 90%, hasil panen kerapu yang didapat ± 1,5
dan sebagian yang memenuhi standar kualitas ton (hasil komunikasi pribadi dengan ketua ke-
dikirim ke luar negeri. Adapaun negara tujuan lompok Bhakti Usaha I). Padahal sebelumnya,
ekspor meliputi Singapura, Malaysia, Taiwan, di Kampung Kerapu yang ada di Dusun Ken-
Laos, Cina, dan Jepang (Suarabanyuurip.com tong, Desa Labuhan, budidaya kerapu sangat
(2012); Kompas.com (2012); Lamongankab bagus. Kerapu jenis cantang yang dibudiday-
(2012)). akan dengan: padat tebar 1 ekor per m2, pakan
Luas lahan tambak kerapu di desa Labu- pellet, lama pemeliharaan 6-8 bulan, produksi
han lebih kurang 47 hektar, dengan jumlah yang didapat rata-rata 6 ton per hektar (menu-
petani tambak 95 orang dan mereka tergabung rut Samiaji Wakil Ketua Himpunan Nelayan
dalam kelompok tani Bhakti Usaha I dan II. Seluruh Indonesia Cabang Lamongan).
Mitra usaha IbM dalam kegiatan ini adalah Seiring dengan hal tersebut, maka pema-
kelompok tani Bhakti Usaha II. Kelompok ini haman petani tambak dalam proses budidaya
dipilih dengan pertimbangan: tambak yang baik sebagai kelompok maupun individu
dikelola digunakan sebagai tempat pengem- harus ditingkatkan (upgrade). Agar supaya
bangan teknologi budidaya ikan kerapu di teknologi budidaya yang diterapkan dapat me-
kabupaten lamongan. Kelompok Tani Bhakti ningkatkan produksi, sesuai dengan daya du-
Usaha II dibentuk karena adanya rasanya ke- kung lahan dan ramah lingkungan.
bersamaan, kesamaan pekerjaan dan kondisi Pelaksanaan IbM diharapkan memberi-
lingkungan geografis serta keinginan untuk kan hasil terbaik untuk masyarakat sasaran
meningkatkan produksi dan produktivitas me- yang dikenai program. Selama ini teknologi
lalui kegiatan usaha pembudidayaan ikan atau budidaya yang diterapkan masih menimbul-
udang (Bhakti Usaha, 2014). kan permasalahan seperti munculnya penya-
Aspek teknik budidaya ikan kerapu yang kit, limbah yang dikeluarkan dan produksi
diterapkan di Desa Labuhan ada 4 tahap, yai- yang tidak stabil, oleh karena itu perlu adanya
tu: memeriksa dan memelihara lahan tambak, perbaikan. Teknologi budidaya merupakan
memilih benih ikan kerapu, pemberian pakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
pada ikan kerapu, penyortiran ukuran dan menentukan suatu kegiatan budidaya perikan-
pemanenan ikan kerapu. Kendala atau perma- an (Garcia-Ortega et al., 2016).
salahan yang dihadapi dalam usaha ini, dian- Munculnya berbagai macam penyakit
taranya: serangan hama/penyakit, faktor lim- terkait erat dengan kualitas air yang rendah.
bah, faktor cuaca yang tidak bisa di prediksi Penurunan kualitas air pada budidaya dapat
M Musa, M Mahmudi, Sulastri Arsad, Nanik Retno B, Yenny R IbM Peningkatan Produksi Ikan Kerapu (Epinephlus Sp.)
43

disebabkan oleh penumpukan bahan organik b. Peserta diberikan sumbangan berupa


di dasar tambak, air dak pernah diganti dan penyediaan alat pembuat pellet yang
atau kualitas air yang digunakan telah terce- sederhana, mudah dan murah seperti
mar. Untuk itu solusi yang ditawarkan dalam mesin pembuat pellet tenggelam.
perbaikan teknologi budidaya yang diterapkan c. Peserta mampu mempraktekkan pem-
adalah pengenalan managemen kualitas air buatan pellet dan nantinya dapat di-
budidaya ikan kerapu penting untuk dilaku- lakukan secara mandiri kedepannya.
kan. Luaran yang didapat sebagai berikut: d. Luaran jangka panjang, masyarakat
a. Peserta memiliki pengetahuan dan setempat dapat mengkomersialisasi-
keterampilan mengenai aspek kuali- kan pellet yang dibuat sehingga me-
tas air budidaya seperti aspek fisika ningkatkan pendapatan sampingan
berupa suhu, kecerahan dan warna air; masyarakat setempat.
aspek kimia berupa pH, salinitas, ok-
sigen terlarut dan dampak penguraian METODE
bahan organik dasar tambak; serta as- Pelaksanaan ibM ini dibagi menjadi 2
pek biologi. macam kegiatan, yaitu (1) perbaikan teknik
b. Peserta dapat melakukan pengontro- budidaya semi-intensif ikan kerapu secara
lan dan pengukuran kualitas air secara umum dan khusus terkait dengan manage-
rutin dan kontinyu dengan menggu- men kualitas air dan (2) pembuatan pakan pel-
nakan alat ukur yang sederhana. let secara mandiri dengan menggunakan alat
c. Peserta mampu mengetahui dan men- sederhana. Metode yang digunakan dalam ke-
ganalisis kondisi kualitas air budida- giatan ini menggunakan pendekatan partisipa-
ya, dan apabila kualitas air menurun tif, dimana semua kegiatan yang akan dilaku-
maka segera dilakukan pergantian air kan didiskusikan dulu dengan mitra. Model
atau treatment air, dan apabila kondisi pendekatan banyak ditekankan pada model
kualitas air baik maka pengelolaan pendekatan Experience Lerning Cycle (ELC)
(maintenance) terus dijaga. dimana petani tambak dapat belajar dari siklus
Untuk mengurangi ketergantungan pem- pengalamannya sendiri.
belian pakan pellet yang notabene harganya Langkah-langkah dalam melaksanakan
relatif mahal, maka petani tambak perlu diberi solusi yang ditawarkan oleh tim pelaksana
pengetahuan tentang teknik pembuatan pak- dalam perbaikan teknologi budidaya semi-
an pellet berkualitas dari bahan-bahan yang intensif ikan kerapu di tambak Desa Labuhan
relatif murah yang berada disekitar mereka, adalah sebagai berikut.
dengan cara sederhana, skala home industry, 1. Pengenalan dan pemahaman tentang
dengan harapan petani tambak mampu dan teknologi budidaya ikan kerapu sistem
mau memproduksi pakan secara mandiri. semi-intensif yang sesuai untuk diter-
Oleh karena itu, petani tambak perlu diberikan apkan. Hal ini dilakukan untuk perbai-
pengetahuan dan keterampilan pembuatan kan teknologi semi-intensif yang telah
pakan pellet secara mandiri dengan meng- ada dan menambah wawasan bagi ke-
gunakan alat sederhana sehingga dapat lompok tani dalam mengembangkan
mengurangi biaya produksi melalui efisiensi usahanya kedepan secara bertahap
pakan. Luaran yang diperoleh berupa: sesuai dengan kemampuannya.
a. Peserta memperoleh pengetahuan 2. Pengenalan tentang pembuatan pakan
mengenai pembuatan pellet sebagai pellet yang berkualitas. Hal ini dilaku-
pakan ikan.
44 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

kan untuk menambah pengetahuan tu memperkecil ukuran bahan-bahan


bagi kelompok tani tentang penye- baku agar tercampur rata dan efek-
diaan pakan ikan sesuai dengan ke- tif menggunakan mesin penggiling,
butuhannya baik ditinjau dari nutrisi membuat adonan berdasarkan bah-
dan jumlahnya. Hal ini dapat dilaku- an-bahan tersebut, dan membentuk
kan kalau pakan yang disediakan itu adonan menjadi bentuk dan berukuran
berupa pellet. Sedangkan pakan yang sesuai dengan ukuran ikan yang akan
disediakan berupa ikan runcah hanya diberi pakan menggunakan mesin pel-
menyediakan kebutuhan pakan dari let.
hewani saja dan ketersediaannya ter- 3. Demi keberlanjutan usaha khusus-
batas pada saat musim ikan saja. nya dalam penyediaan pakan yang
Metode pendekatan yang ditawarkan un- berkualitas secara kontinyu, pelaksana
tuk menyelesaikan persoalan dalam upaya un- IbM akan menyediakan 1 (satu) mesin
tuk peningkatan produksi ikan kerapu melalui pembuat pakan basah (pellet) teng-
perbaikan teknologi semi-intensif di tambak gelam skala kecil yang diserahkan ke-
Desa Labuhan yang telah disepakati bersama pada kelompok tani.
antara pelaksana IbM dengan mitra kelompok Evaluasi perbaikan tehnologi budidaya
tani Bakti Usaha II adalah sebagai berikut: semi-intensif dilakukan terhadap setiap kom-
1. Pengenalan dan pemahaman tentang ponen budidaya, yaitu: kesesuaian sarana dan
teknologi budidaya ikan kerapu den- prasarana dan kesesuaian terhadap system bu-
gan sistem semi-intensif dilakukan didaya yang diterapkan.
dengan cara penyuluhan, sharing Evaluasi pelaksanaan program dilakukan
pendapat dan diskusi. Materi pe- setiap kali melakukan acara kegiatan, seperti
nyuluhan yang disampaikan meliputi penyuluhan, demo dan praktek. Umpan balik
persiapan lahan, pemupukan penga- dari apa yang telah diberikan oleh pelaksana
puran, sistem pengairan, padat tebar, IbM dibuat untuk mengetahui respon dari ang-
pemeliharaan/pengamatan kualitas gota kelompok tani terkait dengan tanggapan,
air, pemberian pakan, pemberantasan ketertarikan dan minat terhadap perbaikan
hama dan penyakit dan pemanenan. budididaya kerapu sistem semi intensif. Dis-
2. Pengenalan tentang pembuatan pak- amping itu juga diminta alasan terhadap re-
an pellet yang berkualitas dilakukan spon yang telah dibuat, khususnya bagi yang
dengan cara penyuluhan, demo dan menolak, sebagai bahan koreksi dari program
praktek. Materi yang disampaikan kegiatan ini.
meliputi pemilihan bahan, persiapan
bahan, pengaturan komposisi pakan, HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadonan dan pembuatan pellet Sebagai langkah awal Tim Pelaksana
(Haryanto dkk, 2014). Disamping itu melakukan kunjungan dan pertemuan den-
juga dijelaskan peran pakan basah gan PPL Perikanan dan Ketua Kelompok tani
(pellet) bagi peningkatan pertum- Bhakti Usaha II (Gambar 1) membicarakan
buhan ikan, kebutuhan pakan pellet tentang usaha budidaya ikan kerapu di desa
pada tingkatan umur ikan dan dampak Labuhan diantaranya terkait dengan kegiatan
pakan pellet kalau diberikan secara kelompok, teknologi yang diterapkan, perma-
berlebihan. Proses pembuatan pakan salahan yang ada, rencana program yang dita-
basah buatan (pellet) pada dasarnya warkan yang sesuai dengan keinginannya dan
sebagai terbagi atas tiga tahapan yai- pengaturan jadwal.
M Musa, M Mahmudi, Sulastri Arsad, Nanik Retno B, Yenny R IbM Peningkatan Produksi Ikan Kerapu (Epinephlus Sp.)
45

Tim Pelaksana bersama PPL Perikanan


dan ketua kelompok tani Bhakti Usaha 2 me-
lihat secara langsung kondisi tambak dan ak-
tivitas budidaya serta sistem budidaya yang
digunakan.
Kondisi tambak, petakan tambak di desa
Labuhan berukuran kecil (2000 m2) sampai
sedang (5000 m2), saluran air belum tertata
dengan baik dimana saluran masuk dan sal-
uran keluar masih menjadi satu, air tambak se-
bagian dimasukkan dengan diesel dan penge-
Gambar 1. Tim pelaksana diskusi
luaran air melalui pintu pengeluaran, tidak
dengan ketua kelompok
ada perlakuan air yang digunakan maupun air
dan PPL
yang dikeluarkan.
Teknologi budidaya tambak ikan kerapu
Petani tambak yang tergabung dalam ke- yang diterapkan di desa Labuhan sudah men-
lompok tani Bhakti Usaha 2 memiliki tambak garah ke sistem semi-intensif dan bahkan ada
kerapu yang kepemilikannya secara individu yang intensif. Hal ini terlihat dari padat tebar
namun pengelolaan dan manajemen dilaku- yang digunakan 1 ekor per meter persegi, ad-
kan secara bersama. Artinya, bahwa infor- anya kincir yang dinyalakan setiap malan hari,
masi tempat pembelian pakan (ikan rucah), pemberian pakan dilakukan setiap hari atau
pengelolaan tambak, kegiatan pemanenan dua hari sekali. Pakan yang diberikan yaitu
dan pemasaran, kendala selama pemeliharaan ikan rucah (Gambar 3) yang dipotong kecil-
didiskusikan secara bersama dan begitu pula kecil sesuai dengan ukuran kerapu dan lang-
dengan solusi permasalahan yang dihadapi. sung ditebar dalam tambak (Gambar 4).
Pelaksanaan sharing dan diskusi kemu-
dian dilanjutkan dengan pemantauan langsung
ke tambak dan bertemu dengan para anggota
pembudidaya kerapu yang tergolong dalam
Bhakti Usaha II Gambar 2). Pada kesempatan
ini, tim pelaksana juga berbincang dan berdis-
kusi dengan para anggota.

Gambar 3. Pakan ikan rucah

Gambar 2.Pemantauan ke tambak


dan bertemu dengan Gambar 4. Pakan ikan rucah
anggota kelompok dipotong dan ditebarkan
dalam tambak
46 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

Berdasarkan hasil diskusi dan survey Selain itu juga dilakukan demo pengukuran
lapang, maka dapat disimpulkan bahwa sys- kualitas air secara konvensional dan dengan
tem semi-intensif budidaya tambak ikan ker- menggunkan alat.. Persertanya sekitar 15
apu yang diterapkan di desa Labuhan masih orang yang berasal dari pengurus dan beber-
perlu adanya pembenahan/perbaikan terutama apa orang anggota kelompok yang dianggap
terkait penataan/pengaturan saluran terkait mampu untuk menyebarkan ke anggota yang
dengan pengelolaan air saat pemeliharaan, lain. Acaranya penyuluhan, diskusi, sharing
sebelum / sesudah digunakan dan penyediaan pendapat dari kelompok peserta dan praktek.
pakan. Hal ini didasarkan pada teknologi bu- Tempatnya di lokasi pertambakan kelompok
didaya semi-intensif adalah kegiatan budidaya tani bhakti Usaha 2. Kegiatan ini juga dihadiri
yang memiliki ciri diantaranya memiliki uku- dari tim pemonev internal LPPM UB (Gam-
ran tambak yang sedang (1-5 ha), padat pene- bar 6).
baran yang cukup tinggi sekitar 10 ribu ekor
per ha, adanya manajamen kualitas air, serta
pemberian pakan kombinasi antara pakan ala-
mi dan buatan (Crespi and Koche, 2008; Ship-
ton and Hasan, 2013; Suyanto dan Mujiman
(2000) dalam Nasution (2015)).
Kegiatan kunjungan awal ini diakhiri
dengan foto bersama Tim Pelaksana, PPL
Perikanan, ketua kelompok tani dan bebera-
pa anggotanya di basecamp Bhakti Usaha 2
(Gambar 5).

Gambar 6 Tim Pelaksana, Pemonev


dan anggota kelompok
tani

Hasil diskusi dan sharing pendapat seba-


gian besar pengetahuan peserta tentang man-
agemen kualitas air masih terbatas. Selama
kegiatan budidaya mereka hanya memasuk-
kan dan mengganti air, menyalakan dan me-
Gambar 5. Foto bersama tim
matikan paddle wheel aerator, sedangkan pen-
pelaksana, PPL
gontrolan perkembangan kualitas air selama
Perikanan, ketua
budidaya belum pernah dilakukan, dengan
Kelompok dan beberapa
alasan karena ikan yang dibudidayakan masih
anggota.
aman. Beberapa petambak mengenal cara cara
mengukur parameter kualitas secara konven-
Sebagai kunjungan kedua, sesuai dengan sional berdasarkan insting mereka, misal suhu
jadwal yang telah disepakati adalah penge- dengan mencelupkan jari, salinitas dengan
nalan tentang perbaikan teknologi budidaya rasa dan kesuburan dengan melihat kecera-
semi-intensif secara umum dan khususnya han dan warna air. Selanjutnya kontrol dan
yang terkait dengan managemen kualitas air. penanganan kualitas air: 0ksigen rendah kalau
M Musa, M Mahmudi, Sulastri Arsad, Nanik Retno B, Yenny R IbM Peningkatan Produksi Ikan Kerapu (Epinephlus Sp.)
47

ikan sering dipermukaan dan dia secepatnya tahankannya serta analisa kualitas air dengan
menyalakan paddle wheel aerator. Cara-cara menggunakan alat, walaupun mereka belum
tersebut hanya dapat dilakukan oleh petam- memiliki alat. Hal ini penting dilakukan kare-
bak yang sudah memiliki “jam terbang” tinggi na pada akhir-akhir ini ikan kerapu ukuran siap
dalam usaha budidaya. Yang belum banyak panen pada beberapa petakan tambak di desa
diketahui tentang pH dan bahan organik (BO). Labuhan diserang predator semacam “lintah”
Tim pelaksana demo kontrol pH dan BO se- (Gambar 9) yang menempel di insang dan
cara biologi dengan melihat kondisi ikannya, badannya. Air tambak tempat budidaya ikan
yaitu kalau pH asam dan BO tinggi, ikannya yang diserang lintah, secara visual agak keruh
terlihat pucat (Gambar 7) dan sebagai pem- dan berwarna biru-kehijauan yang mengin-
banding ikan yang sehat (Gambar 8). dikasikan adanya dominanasi “blue green
algae”, kalau ini benar berarti kesuburan per-
airan tambaknya sudah tinggi (eutrof). Selain
itu limbah yang dihasilkan dari budidaya ikan
kerapu berupa air dan bahan organik dibuang
begitu saja dan selama ini digunakan untuk
budidaya bandeng. Meskipun begitu harus
tetap waspada terhadap pembuangan limbah
akhir dari budidaya bandeng.

Gambar 7. Ikan pucat

Gambar 9. Ikan yang terserang


predator semacam lintah

Kunjungan ke tiga Demo pembuatan pel-


let. Tim pelaksana membuat panduan pem-
Gambar 8 Ikan segar buatan pellet ikan kerapu secara praktis dan
sederhana berupa buku yang diberikan kepada
setiap petambak yang hadir. Demo diawali
Disamping itu, tim pelaksana memberi-
dengan penjelasan tentang bahan-bahan yang
kan pengetahuan tentang managemen kualitas
digunakan, komposisi bahan dan cara mem-
air, diantaranya cara-cara treatmen air yang
buat adonan (Gambar 10) dan cara pembuatan
akan, sedang dan telah digunakan, macam-
pelletnya (Gambar 11). Selanjutnya dilakukan
macam parameter kualitas air yang harus
praktek pembuatan pellet dan hasil pelletnya
dikontrol dan upaya-upaya untuk memper-
48 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

(Gambar 12). Kegiatan pembuatan pellet


diakhiri dengan foto bersama (Gambar 13).

Gambar 13. Foto bersama tim


pelaksana, PPL
Perikanan dan kelompok
Gambar 10. Pembuatan adonan tani

Demi keberlanjutan usaha ini, tim pelak-


sana menyumbang 1 mesin pellet 8 pk dengan
kapasitas sekitar 50 kg /jam (Gambar 14), te-
pung ikan 2 kuintal dan bahan-bahan pellet
lainnya untuk rangsangan.

Gambar 11. Penjelasan pembuatan


pellet

Gambar 14. Mesin pellet kapasitas


50 kg/jam

Evaluasi kegiatan
Hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan
teknologi budidaya semi-intesif ikan kerapu di
desa Labuhan, kecamatan brondong, Lamon-
Gambar 12. Hasil demo pellet gan didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 1.
M Musa, M Mahmudi, Sulastri Arsad, Nanik Retno B, Yenny R IbM Peningkatan Produksi Ikan Kerapu (Epinephlus Sp.)
49

Tabel 1. Hasil Evaluasi Kegiatan perbaikan teknologi semi-intensif

Aspek perbaikan Uraian poin-poin


Keadaan yang ada di
No Tehnologi budidaya perbaikan Tehnologi Keterangan
lapangan
semi-intensif budidaya semi-intensif

1 2 3 4 5
Ukuran tambak, pintu Pemasukan air menggunakan diesel
Ukuran tambak sesuai,
pemasukan dan pintu pada tempat terpisah, akan tetapi air
1. Desain tambak pintu pemasukan air
pengeluaran air dan diambil dari saluran yang sama dengan
belum ada
kedalaman air pembuangan air
Pengeringan, pengolahan
2. Persiapan tambak tanah dasar, pengapuran dan Sudah sesuai prosedur Tidak ada masalah
pemupukan
Perlu adanya saluran pemasukan dan
Pengenalan tentang pengeluaran air dibuat secara terpisah.
Saluran pemasukan dan
Penataan system pentingnya adanya saluran Kesadaran petambak, karena adanya
3. pengeluaran air masih
pengairan pemasukan dan pengeluaran lahan yang harus dibebaskan/ dikorbankan
menjadi satu
air untuk saluran pemasukan air
Perlu keterlibatan pemerintah

Tidak ada pengelolaan Petambak masih enggan melakukan


air masuk dan air keluar karena ikan yang dibudidayakan masih
Pentingnya pengelolaan
saat budidaya aman.
4. Pengelolaan kualitas air kualitas air sebelum dan
Dalam pemeliharaan Perlu adanya perlakuan air minimal ada
sesudah budidaya
hanya dilakukan penyaringan dan tandon pengendapan,
penggantian air saja baik pemasukan maupu pengeluaran air

Hanya ikan rucah yang Perlu penyediaan pakan pellet mandiri


Jenis dan kebutuhan pakan
5. Pakan dipotong kecil-kecil Perlu adanya penyediaan mesin pellet
ikan kerapu
sesuai dengan umur ikan sekala kecil untuk rangsangan

Pemasaran masih
Pemasaran perlu diperluas ke daerah yang
Harga kerapu tergolong tergantung pada satu
lain
6. Pemasaran cukup tinggi dan orang
Pasar ekspor perlu
menjanjikan Sebagian besar
Perlu campur tangan pemerintah
dipasarkan ke Jakarta

SIMPULAN nai pengukuran kualitas air yang praktis, serta


memperoleh skill terkait pembuatan pellet se-
Capaian kegiatan IbM 100 % berhasil cara mandiri dalam skala kecil.
dilaksanakan, yang artinya seluruh rangkaian
kegiatan yang direncanakan terealisasi mulai
dari survei lokasi pelaksanaan pengabdian DAFTAR PUSTAKA
masyarakat, pengaturan dan penyusunan pro- Bhakti Usaha II. 2014. Kelompok Tani Tam-
gram IbM untuk mitra, sharing dan diskusi bak Desa Labuhan. https://bhaktiusaha2.
dengan ketua dan anggota kelompok Bhakti wordpress.com/. Diakses tanggal 23 Mei 2016.
Usaha II didampingi oleh fasilitator, proses Crespi, V dan Coche, A. 2008. Glossary of
pembuatan mesin pellet kerapu, pelatihan dan Aquaculture . Food and Agriculture Or-
praktek kualitas air, monitoring dan evaluasi, ganization. Rome.
serta pelatihan dan praktek pembuatan pakan Garcia-Ortega, A. K.R. Kissinger, J.T. Trush-
kerapu buatan (pellet) secara mandiri. Secara enski. 2016. “Evaluation of fish meal
keseluruhan, pelaksanaan kegiatan IbM mem- and fish oil replacement by soybean
berikan dampak positif bagi pembudidaya protein and algal meal from Schizochy-
seperti peningkatan wawasan tentang prinsip trium limacinum in diets for giant grouper
budidaya semi intensif, peningkatan pemaha- Epinephelus lanceolatus”. Journal Aquaculture.
man dan pengetahuan secara teoritis menge- 452: 1-8.
50 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

Haryanto, P., Pinandoyo, R.W. Ariyati. 2014. Szuster, W.B. and H. Albasri. 2010. “Site Se-
“Pengaruh Dosis Pemberian Pakan lection for Grouper Mariculture in Indo-
Buatan yang Berbeda Terhadap Pertum- nesia”. International Journal of Fisher-
buhan Juvenil Kerapu Macan (Ephi- ies and Aquaculture, 2(3): 87-92
nephelus fuscoguttatus)”. Journal of Utama, Febriyanto W. 2008. Analisis kelay-
Aquaculture Management and Technol- akan Usaha Budidaya Ikan Kerapu
ogy, 3(4): 58-66 Macan Di Pulau Panggang, Kabupaten
Ismi, Suko. 2014. “Aplikasi teknologi Pem- Adminstratif Kepulauan seribu, DKI Ja-
benihan Kerapu Untuk Mendukung karta. Skripsi. IPB. Bogor.
Pengembangan Budidaya Laut”. Jurnal Williams I, Williams KC, Smith DM, and
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Jones M. 2006. “Polka-dot grouper,
6(1): 109-119 Cromileptes altivelis, can utilize dietary
Nasution, M. S. R. 2015. Analisis Ekonomi fat fficiently”. Aquac. Nutr., 12(5), 379-
Tambak Silvofishery Sebagai Upaya 387.
Pemanfaatan Ekosistem mangrove Yamamoto, K. 2006. Asia Pacific Marine Fin-
Berkelanjutan, Studi Kasus Desa fish Aqua culture Network (APMFAN)
Canang Kering, Medan. Skripsi. Institut and the efforts towards sustainable
Pertanian Bogor. grouper aquaculture in the region. Paper
Purwanti, R., R. Susanti, N.K. Martuti. 2012. presented at the NACA/FAO Regional
“Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap Penu- Workshop “The Future of Mariculture:
runan Jumlah Ektoparasit Benih Kerapu A regional approach for responsible
Macan”. Unnes Journal of Life science, development of marine farming in the
1(2): 70-77. Asia-pacific region, China.
Shipton, T.A. and Hasan M.R. 2013. “An Young, B.C., S-P. Yeh, R.H. Chung, P-P Lee.
overview of the current status of feed 2015. “The Current Status of Grouper
management practices. In M.R. Hasan Culture Operations and Cost Analysys
and M.B. New, eds. On-farm feeding of the Industry in Taiwan”. J.J. Aqua-
and feed management in aquaculture”. culture Research. 1(4): 1-6.
FAO Fisheries and Aquaculture Tech- Yusuf, M. 2011. Order Paket Mesin Pembuat Palet.
nical Paper No. 583. Rome, FAO. pp. http://www.randifarm.co.id/ 2011/05/order-pa-
ket-mesin-pembuat-pelet.html. Diakses tanggal
3–20. 23 Mei 2016.
Prasetyo, A. E, 2014. Strategi Pengembangan
Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Desa
Labuhan Kecamatan Brondong Kabu-
paten Lamongan, Jawa Timur. Thesis,
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai