Bab 1-3
Bab 1-3
PENDAHULUAN
Campak merupakan salah satu penyakit sangat infeksius, dapat menular sejak
awal masa prodromal (empat hari sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang empat
hari setelah munculnya ruam. Campak timbul karena terpapar droplet yang
Penyakit ini mudah dikenali karena gejala klinisnya yang khas dan merupakan
terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular
jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013 terjadi
145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia (berkisar 400
kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian besar anak kurang
dari 5 tahun. Kejadian campak di Indonesia cenderung meningkat pada tahun 2016,
yaitu sebanyak 12.681 kasus, dengan Incidence Rate (IR) sebesar 5 per 100.000
penduduk. Penyebaran kasus suspek campak tahun 2018 hampir terdapat di seluruh
provinsi Indonesia. Terdapat 8.429 kasus suspek campak, jauh lebih rendah
dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar 15.104 kasus. Kasus suspek campak
terbanyak terdapat di Provinsi Aceh (1.619 kasus), DKI Jakarta (578 kasus), DI
1
2
imunisasi. Imunisasi telah menurunkan insiden campak tetapi upaya eradikasi belum
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkolosis, difteri, pertusis,
campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. Saat ini program imunisasi diberikan secara
kematian bayi. Ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada bayi sebelum usia
satu tahun yaitu hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan campak, kemudian dilanjutkan
dengan imunisasi lanjutan. Imunisasi lengkap adalah seorang balita pada usia satu
tahun memperoleh lima imunisasi dengan komposisi satu kali imunisasi BCG, tiga
kali imunisasi polio, empat kali imunisasi hepatitis B, dan satu kali imunisasi campak.
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan menurut
provinsi tahun 2013-2018 di Indonesia terjadi penurunan yaitu dari 59,2% menjadi
57,9% dan cakupan imunisasi terendah diduduki oleh provinsi Aceh yang juga terjadi
penurunan dari 40% menjadi 20%. Imunisasi campak mendapatkan perhatian lebih
dari pemerintah karena Indonesia ikut serta dalam program eliminasi campak pada
tahun 2020 dengan cakupan campak minimal 95% di setiap wilayah secara merata.
sehingga dapat mengurangi transmisi virus campak di Indonesia hanya sebesar 61,04
persen dari target 95 persen. Capaian imunisasi MR di Aceh hanya 6,52% dan
3
penyakit campak. Meski begitu, bukan berarti imunisasi tidak bermanfaat sama sekali
angka kematian melalui penurunan jumlah komplikasi yang terjadi. anak berusia di
bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan
kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang dapat
berakhir dengan kematian. Setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di
denga periaku kesehatan. Perilaku kesehatan menurut Lawrence Green (1980) terdiri
dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin
(enabling factor) dan faktor penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi terdiri
dan prasarana dan ketersediaan waktu. Sedangkan faktor penguat terdiri dari kader,