Anda di halaman 1dari 12

TEORI – TEORI TENTANG PERKEMBANGAN

MANUSIA DALAM PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Nengah Martha, M.Pd.

Oleh :

VERO THESSALONICA (1912001001)

DEVI TRIANA (1912011036)

IDA RIFANIAH RINJANI (1912011047)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat limpahan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Wawasan
Pendidikan mengenai “Teori – Teori Tentang Perkembangan Manusia Dalam Pendidikan”.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam Pendidikan

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………..…………....i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..……….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..…………………...iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….…..1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….………2

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana pandangan tentang teori Empirisme…………………………………………...3

2.2 Bagaimana pandangan tentang teori Naturalisme………………………………………….4

2.3 Bagaimana pandangan tentang teori Nativisme……………………………………………5

2.4 Bagaimana pandangan tentang teori Konvergensi…………………………………………6

BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………….....8

3.2 SARAN…………………………………………………………………………...….……..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..…….…..9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu,
perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan
seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam
diri manusia.

Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang


menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka
realisasi diri atau yang biasanya disebut “akulturasi-diri” adalah sangat penting. Namun tujuan
ini tidak pernah statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu
yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang dinginkan baik secara fisik
maupun psikologis. Seiring dengan berkembangnya zaman dan dari bertambahnya masalah diri
manusia itu sendiri muncul lah berbagai teori mengenai studi perkembangan sehingga
memunculkan pemahaman-pemahaman baru mengenai perkembangan manusia.

Perkembangan pemikiran dan kajian empirik dikalangan para ahli tentang perkembangan
manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan perspektif pemikiran dan
pengalaman pribadi para ahli yang membangun teori tersebut. Teori - teori yang muncul
biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya. Memang patut diakui bahwa titik
pandang (teori) dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka bagi ilmuwan untuk
memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah ada. Teori dapat
diartikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk memahami, menjelaskan,
memprediksi, dan mengontrol tentang kenyataan tersebut. Teori juga dapat diartikan sebagai
sekumpulan atau seperangkat asumsi yang relevan dan secara sistematis saling berkaitan. Dari
begitu banyaknya teori yang berusaha menjelaskan bagaimana perkembangan manusia, kami
akan membahas beberapa diantaranya yaitu teori kognitif, teori psikososial, teori psikoanalitik,
teori moral & teori behavioral. Setiap teori in memberikan pandangan yang berbeda tentang
perkembangan manusia.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana pandangan tentang teori Empirisme?

2. Bagaimana pandangan tentang teori Naturalisme?

3. Bagaimana pandangan tentang teori Nativisme?

4. Bagaimana pandangan tentang teori Konvergensi?

1.3. Tujuan

1. Untuk memahami pandangan dari teori Empirisme.

2. Untuk memahami pandangan dari teori Naturalisme

3. Untuk memahami pandangan dari teori Nativisme.

4. Untuk memahami pandangan dari teori Konvergensi.

.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Empirisme

Kata Empirisme berasal dari kata empiri yang artinya pengalaman. Tokoh aliran ini
adalah John Locke, filsuf berkebangsaan Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704
(Ervina,2009). Teori ini menyatakan bahwa hasil pendidikan dan perkembangan anak
bergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak selama hidupnya. Pengalaman itu
berasal dari luar anak berdasarkan stimulus yang ada atau tersedia di lingkungannya. Stimulus itu
bisa saja dengan sendirinya atau disediakan oleh apapun dan oleh siapapun.

Aliran ini memiliki paham bahwa, anak yang terlahir ke dunia sebagai kertas kosong atau
meja berlapis lilin (tabula rasa). Karena itu, aliran ini juga disebut aliran tabula rasa. Hasil
pendidikan dan perkembangan anak menurut aliran ini bergantung pada akan ditulisi apa kertas
kosong atau meja berlapis lilin itu. Kata ditulisi diartikan sebagai upaya pendidikan atau pajanan
(exposure) lingkungan yang diberikan kepada anak. Menurut aliran ini, pembawaan anak tidak
berpengaruh terhadap hasil pendidikan dan perkembangan anak. Dunia luar anaklah yang akan
menentukan hasil pendidikan dan perkembangan anak itu. Dunia luar dalam aliran ini dipersepsi
sebagai lingkungan. Lingkungan dapat amat beragam yang mengitari hidup anak, seperti
lingkungan sosial, alam, budaya, agama, politik, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Jadi
pendidikan adalah salah satu lingkungan anak. Menurut teori ini, pendidikan amat menentukan
perkembangan anak. Pendidik dapat merancang upaya dan situasi atau lingkungan menurut yang
diinginkan. Baik buruknya hasil pendidikan sangat bergantung pada upaya dan situasi
pendidikan macam apa yang diberikan kepada anak. Aliran ini amat optimis terhadap arti
pentingnya lingkungan dalam membentuk anak. Oleh karena itu aliran ini juga disebut aliran
optimisme.

2.2 Teori Naturalisme

Teori yang hampir mirip dengan teori empirisme adalah teori naturalisme. Teori ini
dikemukakan oleh J.J. Rousseau, seorang filsuf berkebangsaan Prancis yang hidup pada tahun
1712-1778 (Ervina,2009). Rousseau berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu
baru datang dari Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. Berbeda dengan
Schopenhouser, Rousseau berpendapat bahwa anak, semua anak yang baru lahir mempunyai
pembawaan yang baik, tidak ada seorang anak pun lahir dengan pembawaan buruk. Akan tetapi
pembawaan yang baik sejak lahir itu menjadi rusak oleh campur tangan manusia. Artinya,
pendidikan malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik sejak lahir itu. Jadi aliran
naturalisme tidak memandang perlu adanya pendidikan itu bagi pengembangan bakat dan
kemampuan anak.

Aliran ini juga disebut negativisme karena pendapatnya yang menyatakan bahwa
pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak dengan sendirinya, dan serahkan saja
semua kepada alam (nature). Dengan kata lain, pendidikan tidak diperlukan. Yang harus
dilakukan adalah menyerahkan anak kepada alam agar pembawaan yang baik itu tidak rusak oleh
campur tangan manusia melalui kegiatan pendidikan.

Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-
buat atau bersifat artifisial, sehingga kebaikan anak yang diperoleh dari kelahirannya dapat
berkembang secara spontan dan bebas. Rousseau hanya mengusulkan perlu permainan bebas
untuk anak-anak agar pembawaannya, kemampuannya, dan kecendrungannya dapat berkembang
menurut kodratnya. Secara ekstrim bahkan Rousseau berpandangan bahwa pendidikan harus
dijauhkan dari perkembangan anak-anak, karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari
segala hal yang dibuat-buat atau artifisial. Yang terpenting katanya adalah kembalikan anak ke
alam agar dapat mempertahankan segala hal yang baik yang sudah diterimanya dari Sang
Pencipta.

2.3 Teori Nativisme

Tokoh aliran ini adalah Schopenhouer, seorang filsuf berkebangsaan Jeman yang hidup
antara tahun 1788-1860 (Ervina,2009). Istilah nativisme berasal dari bahasa latin nativus yang
artinya terlahir. Aliran/teori ini berpendapat bahwa, anak lahir dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk. Dalam kaitannya dengan pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya,
aliran ini berpendapat bahwa hasil akhir pendidikan dan perkembangan anak ditentukan oleh
pembawaan yang sudah diperoleh anak sejak lahir. Lingkungan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Hasil pendidikan itu sepenuhnya bergantung pada
pembawaan anak itu sendiri. Jadi, teori ini berpendapat bahwa pembawaan adalah mahakuasa
dalam pendidikan. Lingkungan termasuk pendidikan tidak berdaya sama sekali dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi
baik. Hal ini tidak dapat diubah melalui pendidikan. Upaya pendidikan yang tidak sesuai dengan
pembawaan dan bakat anak tidak akan berguna bagi perkembangan anak, karena anak akan
kembali ke bakat kelahirannya.

Aliran nativisme amat yakin bahwa pendidikan tidak dapat menghasilkan apa yang
diharapkan dalam pendidikan, karena anak sudah punya pembawaan yang akan menentukan
perkembangan anak itu sendiri selanjutnya. Jadi aliran ini bersifat pesimistis terhadap lingkungan
dalam pendidikan. berhasil tidaknya anak kelak bergantung pada jenis dan tinggi rendahnya
pembawaan anak tersebut. karena itu, mendidik bagi aliran nativisme diartikan sebagai
membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Pendidik hanya perlu memfasilitasi anak
sesuai dengan pembawaan itu.

2.4 Teori Konvergensi

Teori ini diperkenalkan oleh William Stern, seorang ahli pendidikan berkebangsaan
Jerman yang hidup pada tahun 1871 – 1939 (Ervina, 2009) Teori ini ingin mengambil jalan
tengah dari dua teori yang amat ekstrim, yakni teori empirisme dan nativisme.

Menurut William Stern, teori empirisme dan teori nativisme masing-masing terlalu barat
sebelah. Kedua-keduanya ada benarnya dan ada juga tidak benarnya. Menurut teori konvergensi
yang diperkenalkan oleh William Stern, hasil pendidikan dan perkembangan anak bergantung
pada pembawaan anak dan bergantung juga pada lingkungan. Karena itu, kualitas hasil
pendidikan dan perkembangan anak bergantung pula pada kualitas pembawaan dan kualitas
lingkungan. Menurut Stern, pembawaan anak juga ada yang baik dan ada yang buruk. Demikian
juga lingkungan. Baik buruknya hasil pendidikan dan perkembangan anak bergantung pada
kualitas pembawaan dan lingkungan mana yang dominan, apakah yang baik atau yang buruk.
Contoh bahwa kedua – keduanya (pembawaan dan lingkungan) berpengaruh adalah
sebagai berikut. Setiap anak yang lahir sudah dibekali dengan kemampuan berbahasa. Di
lingkungan di mana anak lahir, ia belajar bahasa. Bahasa pertama yang akan dikuasai anak
adalah bahasa yang ada atau digunakan di lingkungannya. Anak yang dibesarkan di lingkungan
bahasa jawa akan menguasai bahasa jawa, yang tinggal di lingkungan yang menggunakan bahasa
sunda akan menguasai bahasa sunda. Demikian seterusnya, kemampuan menguasai bahasa
tertanam sebagai pembawaan di otak anak yang dikenal dengan LAD (language acquistion
device). Kemampuan ini sifatnya potensial dan dapat di gunakan untuk menguasai bahasa apa
saja, asal bahasa itu ada di lingkungan anak sebagai pajanan (exposure).

Selanjutnya, dua orang anak yang tinggal dalam lingkungan yang sama anak mempelajari
bahasa, belum tentu sama hasilnya. Ini bergantung pada kualitas pembawaan anak itu masing-
masing. Ada anak yang penguasaan bahasanya lebih cepat, dan ada anak yang penguasaan
bahasanya agak lambat. Perbedaan ini lalu disebut bakat bahasa, yang dalam hubungan ini
disebut dengan istilah umum “pembawaan”

Istilah konvergensi berasal dari convergeren yang artinya menuju ke satu titik. Yang
dimaksud dengan satu titik adalah hasil pendidikan. dua titik yang akan menuju ke satu titik itu
adalah pembawaan dan lingkungan. Dengan demikian, formulasi dari teori konvergensi ini
adalah;

1. Pendidikan mungkin diberikan kepada manusia.

2. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan itu sendiri.

3. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada lingkungan anak didik
untuk mengembangkan pembawaan yang baik, dan mencegah berkembangnya
pembawaan yang buruk.

Sebagai pendidik atau calon pendidik, kita tidak perlu fanatik mengikuti salah satu teori /
paham ini. Teori / paham ini perlu kita ketahui atau kita akomodasi sebagai pengetahuan dalam
melakukan tugas – tugas kependidikan, agar kita sabar, tenang, dan dapat mengerti perilaku
peserta didik, karena semua teori / paham itu ada benarnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada berbagai pandangan / teori dalam ilmu pendidikan, yang dapat menentukan
perkembangan individu, yakni teori empirisme, naturalisme, nativisme, dan konvergensi. Teori
empirisme menyatakan bahwa, hasil pendidikan dan perkembangan individu bergantung pada
pengalaman – pengalaman yang diperoleh selama hidupnya. Teori naturalisme menyebutkan,
pertumbuhan anak akan terjadi dengan sendirinya, dan serahkan saja semua keadaan alam
(nature), sementara teori nativisme menyatakan bahwa, hasil akhir pendidikan dan
perkembangan anak ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh anak sejak lahir.

Teori konvergensi mengambil jalan tengah, yakni hasil pendidikan dan perkembangan
anak bergantung pada pembawaan anak, dan bergantung juga pada lingkungan (milieu).

3.2 Saran

Saran dari Penulis untuk rekan – rekan sesama prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yakni kedepannya dapat membantu dalam menambah wawasan pada mata kuliah
Wawasan kependidikan mengenai pengertian tentang Teori – Teori Tentang Perkembangan
Manusia Dalam Pendidikan yang telah dipaparkan diatas.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita
semua yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA

“Pengantar pendidikan” oleh Prof. Dr. I Nengah Marrtha, M.Pd.(2014)

https://www.academia.edu/35964316/TEORI-
TEORI_PERKEMBANGAN_DOSEN_PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai