Anda di halaman 1dari 15

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PADA KELOMPOK

SWADAYA MASYARAKAT “ADIPATI MERSI”


KABUPATEN BANYUMAS

Irfan Septia Kurniawan 1), Nur Hilal 2), Tri Cahyono3)

Poltekkes Kemenkes Semarang, Poltekkes Kemenkes Semarang, Poltekkes Kemenkes


Semarang

Abstrak

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya


pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Faktor
yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah
meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan
tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara
kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya .Metode yang digunakan peneliti yaitu
observasi dan pengukuran. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara
dimana penulis ingin mendapatkan informasi mengenai pengelolaan sampah p ada
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Adipati Mersi di Kelurahan Mersi Kecamatan
Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.Hasil penelitian diperoleh bahwa pengelolaan
sampah di KSM Adipati Mersi Kelurahan Mersi pada variabel penimbulan sampah skor 56
%, variabel pewadahan mendapat skor 84%, pengumpulan sampah mendapat skor 57,1%,
pengangkutansampah dengan skor total 100%, pengolahan dan pemanfaatan sampah
dengan skor 100%, dan variabel pembuangan akhir sampah mendapat skor
85,7%.Kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan tentang studi pengelolaan sampah
di KSM Adipati Kelurahan Mersi Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas tahun 2018
mendapat kriteria baik. Saran kepada KSM Adipati Kelurahan Mersi adalah hendaknya
sarana dan prasarana serta penerapan peraturan tentang pengelolaan sampah yang tegas
sangat diperlukan.
Kata kunci : sampah rumah tangga; KSM Adipati Mersi Kelurahan Mersi; Kesehatan
Lingkungan.

Abstract
The problem of waste in Indonesia is a complicated problem because of the luck of
understanding of the community due to the consequences that can be caused by garbage.
The factor that causes the problem of garbage in Indonesia is increasingly complicated is
the increasing standardof living of the people who are not accompanied by harmony of
knowledge aboute waste and also the lack of community participation to maintain
cleanliness and dispose of garbage in its place .The method used by researchers is
observation and measurement. This studi uses observation and interview methods where
the author wants information on waste management in voluntary goups (KSM) Adipati
Mersi in Mersi Sub-Distric, East Purwokerto Distric, Banyumas Regency.The result of the
study showed that the waste management research in the mercer dukes KSM in garbage
generation variabel was 56%. Compensation variabel get a score of 64%. Garbage
collection scores 57,1%. Garbage transportation get a score of 100%. Processing and
utilization of garbage gets a score of 100%. And the variabel final waste disposal scores
85,7%.The conclusions and suggestions that the author can give about waste management
of studies at the Adipati KSM in Mersi, East Purwokerto District, Banyumas Regency in
2018, got good criteria. Suggestions to the Adipati Mersi KSM are that infrastructure and
the application of regulations on the management of medical waste are firmly needed.

Keyword : The domestics waste; KSM Adipati in Mersi; Environmental Health

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 316


Pendahuluan tersumbatnya drainase dan sungai yang
Masalah sampah di Indonesia dapat mengakibatkan banjir (Naatonis,
merupakan masalah yang rumit karena 2010).
kurangnya pengertian masyarakat Biasanya penanggulangan sampah
terhadap akibatakibat yang dapat dilingkungan banyak menganut pola
ditimbulkan oleh sampah. Faktor yang dibakar dan ditimbun tanpa
menyebabkan permasalahan sampah di memperdulikan akan bahayanya sampah
Indonesia semakin rumit adalah tersebut. Sampah yang dibakar akan
meningkatnya taraf hidup masyarakat menghasilkan gas dioksin yang
yang tidak disertai dengan keselarasan berbahaya dan sampah yang ditimbun
pengetahuan tentang persampahan dan tanpa dipilah akan merusak
juga partisipasi masyarakat yang kurang unsur tanah
untuk memelihara kebersihan dan (Susanawati, 2004).
membuang sampah pada tempatnya Salah satu cara yang di lakukan oleh
(Slamet, 2009). masyarakat Kelurahan Mersi dalam
Menurut Undang-Undang Republik mengatasi permasalahan sampah tersebut
Indonesia No. 18 Tahun 2008 yang yaitu dengan mengelola sampah organik
dimaksud d engan sampah adalah sisa menjadi pupuk dan sampah anorganik
kegiatan sehari-hari manusia dan menjadi kerajinan tangan. Selain akan
atau/proses alam yang berbentuk padat. memenuhi kebutuhan akan unsur hara
Sedangkan menurut Peraturan Menteri pada tanaman, dengan pembuatan pupuk
Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010, organik ini maka kita akan mengurangi
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari sampahsampah yang sudah terlalu
manusia dan/atau proses alam yang banyak.
berbentuk padat yang terdiri atas sampah Dalam pengelolaan sampah tersebut di
rumah tangga maupun sampah sejenis Kelurahan Mersi di bentuk Kelompok
sampah rumah tangga. Sedangkan Swadaya Masyarakat (KSM) Adipati
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang Mersi. Kelompok Swadaya Masyarakat
sistematis, menyeluruh dan Adipati Mersi terletak di Desa Mersi
berkesinambungan yang meliputi Kecamatan Purwokerto Timur. KSM
perencanaan, pengurangan, dan Adipati Mersi berdiri pada tahun 2012,
penanganan sampah. dengan jumlah pengurus sebanyak 12
Pertambahan penduduk dan kebiasaan orang.
masyarakat Mersi yang membuang Berdasarkan hasil pengamatan di atas,
sampah sembarangan seperti di sungai penulis tertaik untuk melakukan
dan di area persawahan menimbulkan penelitian yang berjudul “Studi
bertambahnya jumlah sampah, jenis, dan Pengelolaan Sampah pada Kelompok
karakteristik sampah semakin beragam Swadaya Masyarakat Adipati Kelurahan
serta menyebabkan lingkungan menjadi Mersi Kecamatan Purwokerto Timur
kumuh dan sumber penyakit. . Oleh Kabupaten Banyumas Tahun 2018”.
karena itu, perlu dilaksanakan suatu cara
untuk menangani masalah sampah 2.Bahan dan Metode
tersebut. Sejalan dengan itu, bahwa Penelitian ini dilakukan dengan
masalah persampahan telah metode observasi secara langsung dan
mengakibatkan pencemaran lingkungan pengukuran volume sampah .Alat alat
secara berantai, seperti bau busuk yang yang digunakan dalam kegiatan observasi
mengganggu, sumber penularan penyakit, dan pengukuran adalah checklist,

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 317


boxsampling, penggarisbesi Purwokerto Timur dan berjarak ± 2
60cm,ayakan,dan timbangan. km dari kecamatan, ± 9 km dari
kabupaten. Secara kewilayahan
3.Hasil dan Pembahasan Kelurahan Mersi terdiri dari 07 RW 35
Keadaan Geografis RT. Kelurahan Mersi merupakan salah
Kelurahan Mersi merupakan salah satu kelurahan yang sudah memiliki TPA
satu Kelurahan dari 6 Kelurahan di dan selain itu masih ada sebagian warga
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten sekitar kelurahan Mersi yang masih
Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. membuang sampah sembarangan karena,
Secara geografis Kelurahan Mersi kurangnya kesadaran masyarakat Mersi
terletak di Kabupaten Banyumas dengan terhadap pentingnya membuang sampah
luas wilayah 51,71 ha. Secara pada tempatnya. Sehingga sebagian besar
administrasi Kelurahan Mersi termasuk warga membuang sampah ke pekarangan
dalam wilayah Kecamatan hingga sungai yang berdampak buruk
bagi lingkungan dan kesehatan masyrakat
itu sendiri.

Kondisi penduduk
Data dari Balai Kelurahan Mersi a. Pertumbuhan Penduduk
menyatakan bahwa jumlah penduduk Pertumbuhan penduduk
Kelurahan Mersi Kecamatan adalah perubahan penduduk yang
Purwokerto timur Kabupaten dipengaruhi oleh faktor kelahiran,
Banyumas sampai dengan Desember kematian, dan perpindahan penduduk
2016 adalah 7.075 pada tahun 2017. (migrasi).Pertumbuhan penduduk di
Adapun rincian jumlah penduduk Kelurahan Mersi 10 jiwa per tahun pada
Kelurahan Mersi berdasarkan golongan tahun 2016. Pertumbuhan penduduk ini
umur dan jenis kelamin dapat dilihat termasuk rendah walaupun tingkat
dari tabel berikut ini: kelahiran lebih tinggi dari tingkat kematian
tetapi tingkat migrasi lebih kecil dari
emigrasi. Tingginya
pertumbuhan penduduk mengidikasikan
population at risk suatu penyakit menjadi
besar.

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 318


pendidikan sangat erat hubungannya
dengan pengetahuan seseorang.
Oleh karena itu semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin
tinggi pula tingkat pengetahuan
mengenai upaya pencegahan penyakit
yang diakibatkan oleh sampah.
Berikut data jumlah penduduk
Kelurahan Mersi menurut tingkat
pendidikan.

d. Mata Pencaharian Penduduk


b. Kepadatan Penduduk Mata pencaharian penduduk sangat erat
Kepadatan penduduk adalah hubungannya dengan tingkat perekonomi
perbandingan antara jumlah penduduk. Penduduk Kelurahan Mersi
penduduk dan luas wilayahnya. memiliki mata pencaharian dibidang yang
Kepadatan penduduk yang tinggi beraneka ragam seperti pertanian, industri,
mempunyai risiko lebih besar untuk konstruksi perdagangan dll. Adapun mata
terjadinya timbulan sampah yang pencaharian penduduk Kelurahan Mersi
semakin tinggi dan mengkibatkan dapat dilihat pada tabel berikut.
kerusakan pada lingkungan serta
timbul penyakit pada masyarakat
Mersi. Jumlah penduduk di Kelurahan
Mersi adalah 7.057 jiwa dan luasnya
1.30 hektar, sehingga kepa-datan
penduduknya sebesar 5,442.31
jiwa/km2..
Data tersebut menunjukkan
kepadatan penduduk di Kelurahan
Mersi termasuk sangat padat karena
>4.000 jiwa/km2.

c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap dan perilaku kesehatan
1. KSM Adipati Mersi
seseorang. Semakin tinggi pendidikan
a. Visi dan Misi Adapun Visi dan Misi dari
seseorang akan semakin mudah untuk
KSM Adipati Mersi yaitu sebagai berikut
menerima informasi kesehatan karena
: Visi KSM Adipati Mersi yaitu
kesempatan untuk dapat mengakses
Terwujudnya lingkungan Kelurahan
informasi semakin luas bila
Mersi yang sehat, sejahtera, berbudaya,
dibandingkan dengan kelompok yang
gotong royong dan religius. Misi KSM
tingkat pendidikannya lebih rendah
Adipati Mersi yaitu Menebar budaya
(Itrat, 2008) dan (Indah,2011) Tingkat
pengolahan sampah berbasis komunitas.

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 319


sampah anorganik berupa timbangan
b. Ketenagaan KSM Adipati Mersi buku catatan dan alat tulis.
Ketenagaan di KSM Adipati Mersi itu
terdiri dari petugas pengangkut sampah, d. Dana KSM Adipati Mersi Sumber dana
petugas pemilah sampah dan petugas di KSM Adipati Mersi itu berasal dari
pengelola sampah serta petugas yang penjualan pupuk organik berupa pupuk
mengurus administrasi di KSM Adipati cair dan kompos serta penjualan berupa
Mersi Kelurahan Mersi. Ketenagaan kerajinan tangan dari hasil pemanfaatan
KSM Adipati Mersi Kelurahan Mersi sampah anorganik. Selain dana tersebut
berasal dari masyarakat di Kelurahan juga mendapat bantuan dana dari
Mersi. Petugas di KSM Adipati Mersi pemerintah Kabupaten Banyumas berupa
Kelurahan Mersi terdiri dari laki-laki dan APBD.
perempuan yang rata-rata berusia lebih
dari 40 tahun. Petugas pengangkut e. Peraturan KSM Adipati Mersi Dalam
sampah di KSM Adipati Mersi terdiri menunjang keberhasilan penanganan
dari 2 orang petugas laki-laki yang juga sampah di KSM Adipati Mersi
sebagai petugas pemilah sampah. berpedoman pada peraturan yang di buat
Petugas yang mengelola sampah di KSM oleh Pemerintah Daerah, Dinas
Adipati Mersi dibagi menjadi 2 yaitu Kesehatan disamping peraturan yang
petugas pengelola sampah organik dan dibuat oleh instansi yang bersangkutan.
sampah anorganik. Untuk petugas
pengelola sapah organik terdiri dari 3 f. Struktur Organisasi
orang petuga, untuk petugas pengelolaan Struktur organisasi pengelola sampah
sampah anorganik terdiri dari ibu-ibu pada Kelompok Swadaya Masyarakat
PKK di Rt 05 Rw 04 Kelurahan Mersi (KSM)
Kecamatan Purwokerto Timur.
Adipati Kelurahan Mersi yaitu :
c. Peralatan KSM Adipati Mersi.
Peralatan yang terdapat di KSM Adipati
Mersi Kelurahan Mersi yaitu peralatan
untuk penimbulan sampah yang berupa
drum yang dibagikan oleh KSM Adipati
Mersi Kelurahan Mersi, perwadahan
sampah berupa kantong kresek,
pengangkutan sampah yang berupa
kendaraan roda tiga, pemilahan sampah
menggunakan sarung tangan, masker dan
sepatu boots, untuk pengelolaan atau
pemanfaatan sampah peralatan yang
digunakan yaitu untuk sampah organik Gambar.4.1. Struktur organisasi
berupa ayakan, sekop, masker, sarung
tangan, sepatu boots, biodigester, karung,
plastik, botol plastik. Untuk pengelolaan

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 320


1. Penimbulan sampah
Penimbulan sampah yang dihasilkan dari
permukiman di Kelurahan Mersi merupakan
sampah dari rumah tangga, hasil penyapuan
pekarangan dan sarana dan fasilitas desa
seperti sarana perdagangan pasar dan
pendidikan.
Jumlah volume sampah yang dihasilkan di
permukiman Kelurahan Mersi RT 05 RW 04
sebanyak ±1,01 m3/hari dengan pengukuran
menggunakan volume box sampling
dilakukan bertahap selama 1 kali dalam
seminggu. Berat sampah keseluruhan yaitu
8.0 kg/hari dan berat jenis sampah yaitu 1.0
kg/liter/hari. Rata-rata berat jenis sampah
perorang dari jumlah 30 rumah di Desa Mersi
RT 05 RW 04 yaitu 0,03 kg/liter/hari.
Jenis sampah yang dihasilkan oleh warga Berdasarkan tabel 4.5 rekapitulasi
masyarakat Kelurahan Mersi sebagian besar timbulan sampah di Kelurahan Mersi RT 05
terdiri dari jenis sampah basah dan sampah RW 04, dari komponen yang dinilai yaitu
kering. Pada fase ini semua rumah yang tidak terdapat sampah berserakan di sekitar
belum memisahkan antara sampah basah dan lokasi tempat sampah mendapatkan skor
sampah kering. “Ya” berjumlah 22 rumah, sampah yang
Rata-rata produksi sampah yang dihasilkan dapat tertampung seluruhnya
dihasilkan perhari inilah yang perlu mendapat dalam tempat sampah mendapatkan skor
perhatian, yaitu penyediaan tempat “Ya” berjumlah 20 rumah, sumber sampah
penampungan sampah dengan jumlah yang hanya berasal dari kegiatan di permukiman
sesuai dengan jumlah penghasil sampah. mendapatkan skor “Ya” berjumlah 17 rumah,
Sampah yang dihasilkan di Kelurahan Mersi sampah tidak menjadi sarang vektor penyakit
dapat tertampung seluruhnya di dalam tempat mendapatkan skor “Ya” berjumlah 15 rumah,
sampah masingmasing rumah, sehingga dan pada fase ini terdapat pemisahan
semua sampah hampir tidak ada yang sampah dan pemanfaatan mendapatkan
berserakan di lingkungan desa, karena pada skor “Ya” berjumlah 10 rumah. Sedangkan
fase ini masyarakat sudah menyediakan nilai atau skor “Tidak” dari komponen yang
tempat sampah rumah sendiri. Berdasarkan dinilai yaitu pada fase ini terdapat
hasil penilaian checklist pada tabel 4.5 bahwa pemisahan sampah dan pemanfaatan
penilaian tahap penimbulan sampah di mendapatkan skor “Tidak” berjumlah 20
Kelurahan Mersi memperoleh nilai 56% rumah.
dengan kriteria baik.

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 321


sampah tidak menjadi sarang vektor
penyakit mendapatkan skor “Tidak” Dari data tersebut diketahui maka dari tiga
berjumlah 15 rumah, sumber puluh (30) rumah seluruhnya mempunyai
sampah hanya berasal dari kegiatan di pewadahan sampah sendiri dan belum
permukiman mendapatkan skor “Tidak” melakukan pemisahan sampah antara sampah
berjumlah 13 rumah, sampah organik dan anorganik. Dari wawancara
yang dihasilkan dapat tertampung seluruhnya dengan responden dapat diketahui bahwa
dalam tempat sampah mendapatkan skor warga di Kelurahan Mersi RT 05 RW 04
“Tidak” berjumlah 10 rumah dan tidak menurut cara membuang sampah dibuang ke
terdapat sampah berserakan di sekitar lokasi tempat sampah yang dibungkus kantong
tempat sampah mendapatkan skor “Tidak” plastik yang disediakan KSM Adipati Mersi.
berjumlah 8 rumah. Prosentase penilaian Berdasarkan hasil penilaian checklist pada
penimbulan sampah di Kelurahan Mersi RT tabel 4.6 bahwa penilaian pewadahan sampah
05 RW 04 mendapatkan skor 56% dengan di Kelurahan Mersi RT 05 RW 04
komponen penilaian yang paling dominan memperoleh nilai 84% dengan kriteria baik.
tidak memenuhi syarat yaitu pada fase ini Berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi
terdapat pemisahan sampah dan pemanfaatan pewadahan sampah di Kelurahan Mersi RT
yang mendapatkan skor “Ya” berjumlah 10 05 RW 04, dari komponen yang dinilai yaitu
rumah. terbuat dari bahan tahan lama mendapatkan
skor “Ya” berjumlah 30 rumah, mudah
2. Pewadahan sampah untuk dibersihkan mendapatkan skor “Ya”
Sampah yang dihasilkan dari rumah berjumlah 30 rumah, mudah untuk diisi dan
tangga hasil penyapuan pekarangan dan dikosongkan mendapatkan skor “Ya”
sarana dan fasilitas desa seperti sarana berjumlah 30 rumah, letak mudah dijangkau
perdagangan pasar dan pendidikan kemudian oleh petugas mendapatkan skor “Ya”
dilakukan pewadahan untuk disimpan berjumlah 30 rumah, tidak terdapat sampah
sementara dimasing-masing rumah. Hasil berserakan di sekitar lokasi tempat sampah
wawancara terhadap 30 pemilik rumah di mendapatkan skor “Ya” berjumlah 28
Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 yang menjadi rumah, lantai kedap air mendapatkan skor
responden dengan menggunakan checklist “Ya” berjumlah 27 rumah, kontruksi kuat
dan kuesioner, diperoleh data yang berkaitan dan terbuat dari bahan yang ringan
dengan penampungan sampah sementara. mendapatkan skor “Ya” berjumlah 26
rumah, tidak dihinggapi lalat (serangga)
mendapatkan skor “Ya” berjumlah 26
rumah, mempunyai tutup mendapatkan skor
“Ya” berjumlah 25 rumah, dan pengambilan
sampah dilakukan tiap hari mendapatkan
skor “Ya” berjumlah 0 rumah. Sedangkan
nilai atau skor “Tidak” dari komponen yang
dinilai yaitu pengambilan sampah dilakukan
tiap hari mendapatkan skor “Tidak”
berjumlah 30 rumah, mempunyai tutup
mendapatkan skor “Tidak” berjumlah 5
rumah, tidak dihinggapi lalat (serangga)

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 322


mendapatkan skor “Tidak” berjumlah 4 logam dan lain-lain. Berikut ini ada beberapa
rumah, kontruksi kuat dan terbuat dari bahan hal yang berhubungan dengan tahap
yang ringan mendapatkan skor “Tidak” pengumpulan sampah.
berjumlah 4 rumah, lantai kedap air a. Tempat Penampungan Sampah
mendapatkan skor “Tidak” berjumlah 3 Sementara (TPS)
rumah, tidak terdapat sampah berserakan di 1) Ukuran areal TPS : Panjang x Lebar
sekitar lokasi tempat sampah mendapatkan x Tinggi (3 m x 2,5 m x 4 m) = 30 m3)
skor “Tidak” berjumlah 2 rumah, terbuat 2) Jumlah Container : 1 buah
dari bahan tahan lama mendapatkan skor 3) Kondisi TPS dapat menampung
“Tidak” berjumlah 0 rumah, mudah untuk sampah masyarakat Desa Kelurahan
dibersihkan mendapatkan skor “Tidak” Mersi karena pengambilan sampah
berjumlah 0 rumah, mudah untuk diisi dan telah dilakukan oleh KSM
dikosongkan mendapatkan skor “Tidak” semminggu sekali .
berjumlah 0 rumah, letak mudah dijangkau b. Sepeda motor roda tiga pengangkut
oleh petugas mendapatkan skor “Tidak” sampah
berjumlah 0 rumah. 1) Ukuran :
Prosentase penilaian pewadahan sampah di Panjang x Lebar x Tinggi (1,55
Desa Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 m x 1,33 m x 0,86 m)
mendapatkan skor 84% dengan komponen 2) Konstruksi : terbuat dari plat
penilaian yang paling dominan tidak besi
memenuhi syarat yaitu pengambilan sampah 3) Jumlah :1
dilakukan tiap hari mendapatkan skor “Ya” 4) Kondisi : Baik dan dapat
berjumlah 0 rumah. dimanfaatkan
c. Tenaga pengumpul Yaitu jumlah tenaga
3. Pengumpulan sampah
pengumpul sampah sebanyak 3 orang
Pengumpulan sampah dilakukan dengan
yang bertugas mengumpulkan sampah,
cara pengumpulan komunal. Maksudnya,
waktu pengumpulan dilaksanakan setiap
keluarga di tiap-tiap rumah menyediakan
seminggu sekali.
tempat sampah yang telah disediakan oleh
Berdasarkan hasil penilaian checklist
KSM Adipati di luar rumah, dan tempat
pada tahap pengumpulan sampah di Desa
sampah di luar rumah telah disediakan tempat
Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 memperoleh
sampah yang masing-masing rumah 1 tempat
nilai 57,1% dengan kriteria baik.
sampah. Pemisahan antara sampah organik
dan anorganik dilakukan tergantung dari
4. Pengangkutan sampah
masing-masing anggota keluarga tiap rumah
Teknik operasional pengelolaan sampah
untuk kemudian diangkut menuju tempat
di Desa Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 pada
pembuangan sementara (TPS) menggunakan
tahap pengangkutan dan pemindahan
plastik kresek oleh petugas KSM Adipati,
sampah ditangani oleh pihak KSM Adipati
tetapi saat di TPS sampah dicampur antara
Mersi. Pada tahap pengangkutan, alat
sampah organik dan anorganik karena tidak
angkut yang digunakan berupa motor tossa.
ada pemisahan sampah. Sampah yang telah
Sampah yang terkumpul dari TPS
terkumpul di TPS tersebut dilakukan
kemudian, diangkut dengan menggunakan
pemanfaatan sampah yang masih bisa
digunakan seperti sampah plastik, kertas,

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 323


kendaraan roda tiga untuk diangkut oleh 1. Keadaan Geografi
KSM Adipati Mersi dan kemudian dipilah. Kelurahan Mersi merupakan salah satu
Kendaraan roda tiga telah dilengkapi Kelurahan dari 6 Kelurahan di
penutup dan telah kedap air karena bak Kecamatan Purwokerto Timur
motor tossa kendaraan rapat dan berbahan Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa
dari logam besi. frekuensi pengangkutan Tengah. Secara geografis Kelurahan
dilakukan setiap satu kali seminggu. Mersi terletak di Kabupaten Banyumas
Berdasarkan hasil penilaian checklist pada dengan luas wilayah 51,71 ha. Secara
tahap pengangkutan sampah di Desa administrasi Kelurahan Mersi termasuk
Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 memperoleh dalam wilayah Kecamatan Purwokerto
nilai 100% dengan kriteria baik. Timur dan berjarak ± 2 km dari
kecamatan, ± 9 km dari kabupaten.
5. Pengolahan danpemanfaatan Secara kewilayahan Kelurahan Mersi
sampah terdiri dari 07 RW dan 35 RT.
Tahap pengolahan dan pemanfaatan
sampah di Desa Kelurahan Mersi RT 05 RW 2. Kondisi penduduk
04 untuk saat ini dilakukan oleh KSM Menurut Eko Sujatmiko (2014, h. 127)
Adipati Mersi. Pengolahan dan pemanfaatan jumlah penduduk adalah banyak orang
sampah dilakukan dengan cara pemilahan yang tinggal di suatu daerah/ negara atau
sampah oleh petugas KSM Adipati di TPS banyaknya orang yang mempunyai surat
yaitu dilakukan pengangkutan semua jenis resmi untuk tinggal di suatu daerah atau
sampah organik diangkut ke tempat negara, tetapi memilih tinggal di daerah/
pengolahan KSM Adipati untuk diolah negara lain. Data dari Balai Kelurahan Mersi
dijadikan kompos dan pupuk cair. Sedangkan menyatakan bahwa jumlah penduduk
sampah anorganik diangkut untuk ditabung Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto
di bank sampah KSM Adipati dengan timur Kabupaten Banyumas sampai dengan
penimbangan di tempat sampah masing- Desember 2016 adalah 7.075 pada tahun
masing rumah warga Desa Kelurahan Mersi 2017.
RT 05 RW 04. Berdasarkan hasil penilaian a. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan
checklist pada tahap pengolahan dan penduduk di Kelurahan Mersi 10 jiwa per
pemanfaatan sampah di Desa Kelurahan tahun pada tahun 2016. Pertumbuhan
Mersi RT 05 RW 04 memperoleh nilai 100% penduduk ini termasuk rendah walaupun
dengan kriteria baik. tingkat kelahiran lebih tinggi dari tingkat
6. Pembuangan akhir sampah kematian tetapi tingkat migrasi lebih
Seluruh sampah yang terkumpul di TPS kecil dari emigrasi. Tingginya
yang tidak dapat diolah dan dimanfaatka oleh pertumbuhan pendudukmengindikasikan
KSM Adipati Mersi kemudian dibuang ke population at risk suatu penyakit menjadi
TPS Mersi. TPS Mersi tersebut merupakan besar.
tempat pembuangan akhir sampah yang ada b. Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk
di Kecamatan Mersi. Berdasarkan hasil di Kelurahan Mersi adalah 7.057 jiwa dan
penilaian checklist pada tahap pembuangan luasnya 1.30 hektar, sehingga kepadatan
akhir sampah di Desa penduduknya sebesar 5,442.31 jiwa/km2.
Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 Data tersebut menunjukkan kepadatan
memperoleh nilai 85,7% dengan kriteria baik. penduduk di Kelurahan Mersi termasuk

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 324


sangat padat karena >4.000 jiwa/km2 Petugas pengangkut sampah di KSM
(Suryadi, dkk, 2013). Adipati Mersi terdiri dari 2 orang petugas
c. Tingkat Pendidikan laki-laki yang juga sebagai petugas pemilah
Tingkat pendidikan sangat erat sampah. Petugas yang mengelola sampah di
hubungannya dengan pengetahuan KSM Adipati Mersi dibagi menjadi 2 yaitu
seseorang. Oleh karena itu semakin petugas pengelola sampah organik dan
tinggi tingkat pendidikan seseorang sampah anorganik. Untuk petugas pengelola
semakin tinggi pula tingkat pengetahuan sapah organik terdiri dari 3 orang petuga,
mengenai upaya pencegahan penyakit untuk petugas pengelolaan sampah
yang diakibatkan oleh sampah. Tingkat anorganik terdiri dari ibu-ibu PKK di Rt 05
pendidikan Kelurahan Mersi didominasi Rw 04 Kelurahan Mersi Kecamatan
oleh lulusan SLTA sederajat dengan Purwokerto Timur.
jumlah 1.915 jiwa. c. Peralatan KSM Adipati Mersi
d. Mata Pencaharian Penduduk Mata Peralatan yang terdapat di KSM Adipati
pencaharian penduduk sangat erat Mersi Kelurahan Mersi yaitu peralatan untuk
hubungannya dengan tingkat penimbulan sampah yang berupa drum yang
perekonomi penduduk. Penduduk dibagikan oleh KSM Adipati Mersi
Kelurahan Mersi memiliki Kelurahan Mersi, perwadahan sampah
mata pencaharian dibidang yang berupa kantong kresek, pengangkutan
beraneka ragam seperti pertanian, sampah yang berupa kendaraan roda tiga,
industri, konstruksi perdagangan dll. pemilahan sampah menggunakan sarung
tangan, masker dan sepatu boots, untuk
3. KSM Adipati Mersi pengelolaan atau pemanfaatan sampah
a. Visi dan Misi KSM Adipati Mersi peralatan yang digunakan yaitu untuk
Adapun Visi dan Misi dari KSM Adipati sampah organik berupa ayakan, sekop,
Mersi yaitu sebagai berikut : masker, sarung tangan, sepatu boots,
Visi KSM Adipati Mersi yaitu biodigester, karung, plastik, botol plastik.
Terwujudnya lingkungan Kelurahan Mersi Untuk pengelolaan sampah anorganik berupa
yang sehat, sejahtera, berbudaya, gotong timbangan buku catatan dan alat tulis.
royong dan religius. Misi KSM Adipati Mersi d. Dana KSM Adipati Mersi
yaitu Menebar budaya pengolahan Sumber dana di KSM Adipati Mersi itu
sampah berbasis komunitas. berasal dari penjualan pupuk organik berupa
b. Ketenagaan KSM Adipati Mersi pupuk cair dan kompos serta penjualan
Ketenagaan di KSM Adipati Mersi itu berupa kerajinan tangan dari hasil
terdiri dari petugas pengangkut sampah, pemanfaatan sampah anorganik. Selain dana
petugas pemilah sampah dan petugas tersebut juga mendapat bantuan dana dari
pengelola sampah serta petugas yang pemerintah Kabupaten Banyumas berupa
mengurus administrasi di KSMA dipati APBD.
Mersi Kelurahan Mersi. Ketenagaan KSM e.Peraturan KSM Adipati Mersi
Adipati Mersi Kelurahan Mersi berasal dari Dalam menunjang keberhasilan
masyarakat di Kelurahan Mersi. Petugas di penanganan sampah di KSM Adipati Mersi
KSM Adipati Mersi Kelurahan Mersi terdiri berpedoman pada peraturan yang di buat oleh
dari laki-laki dan perempuan yang rata-rata Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan
berusia lebih dari 40 tahun.

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 325


disamping peraturan yang dibuat oleh dihasilkan di tiap rumah dikumpulkan pada
instansi yang bersangkutan. plastik kresek sampah rumah dan tempat
f. Struktur Organisasi Struktur organisasi sampah luar yang telah disediakan dengan
pengelola sampah pada Kelompok metode pencampuran sampah antara organik
Swadaya Masyarakat (KSM) dan anorganik, dan ada pemanfaatan sampah
Adipati Kelurahan Mersi terdiri dari yang dilakukan sebelum di buang di TPS oleh
struktur organisasi lengkap yaitu terdapat KSM Adipati Mersi. Upaya perbaikan dan
pengawas, ketua, sekretaris, bendahara, seksi pengendalian pengelolaan sampah pada tahap
perlengkapan, seksi humas beserta anggota. penimbulan sampah ini dapat dilakukan
Sedangkan jumlah anggota yang ikut di KSM dengan menyediakan tempat sampah yang
Adipati Mersi Kelurahan Mersi yaitu ada 125 terpisah antara sampah organik dan
rumah. anorganik atau sampah yang bisa
dimanfaatkan kembali untuk meningkatkan
1. Penimbulan Sampah nilai sampah seperti penjualan sampah
Penimbulan sampah yang dihasilkan di dengan kriteria tertentu yaitu sebagai contoh
Kelurahan Mersi merupakan sampah dari sampah plastik bekas minuman gelas atau
rumah tangga, hasil penyapuan pekarangan botol, sampah kertas dan kardus, dan logam
dan sarana dan fasilitas desa seperti sarana (besi, logam, baja, kuningan, tembaga).
perdagangan pasar dan pendidikan. Sampah Sampah tidak menjadi sarang vektor penyakit
yang dihasilkan mayoritas dari kegiatan mendapatkan skor “tidak” berjumlah 15
perdagangan pasar wage yang didominasi rumah. Pada 15 rumah di Kelurahan Mersi
oleh sampah organik. RT 05 RW 04 tidak menjadi sarang vektor
Jumlah volume sampah yang dihasilkan penyakit artinya dari 15 rumah telah menjadi
di permukiman Kelurahan Mersi RT 05 RW sarang vektor penyakit pada tahap
04 sebanyak ± 1,1 m3/hari dengan penimbulan sampah, hal ini dikarenakan
pengukuran menggunakan box sampling sampah tidak dipisahkan di tempat sampah
dilakukan bertahap selama 1 kali dalam dan sampah didominasi oleh sampah organik
seminggu. Berat sampah keseluruhan yaitu serta menimbulkan bau yang tidak sedap.
8.0 kg/hari dan berat jenis sampah yaitu 1.0 Dari bau yang tidak sedap berpotensi sampah
kg/liter/hari. Rata-rata berat jenis sampah tersebut menjadi sarang vektor seperti lalat.
perorang dari jumlah 30 rumah di Kelurahan Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan
Mersi RT 05 RW 04 yaitu 0,03 kg/liter/hari. cara pemisahan sampah di tempat sampah,
Berdasarkan hasil penilaian checklist pada frekuensi pengangkutan sampah ke TPS
tabel 4.5 rekapitulasi data penimbulan dilakukan setiap hari dan sampah organik
sampah di permukiman di Kelurahan Mersi lebih baik dikubur ditanah untuk diurai secara
RT 05 RW 04 memperoleh nilai 56% dengan alami.
kategori baik. Dikategorikan cukup baik
karena sesuai pengamatan yaitu pada fase ini 2. Pewadahan Sampah
terdapat pemisahan sampah dan pemanfaatan Berdasarkan hasil penilaian checklist
mendapatkan skor “tidak” berjumlah 20 pada tabel 4.6 rekapitulasi data penilaian
rumah. Pada 20 rumah di Kelurahan Mersi tahap pewadahan sampah di permukiman
RT 05 RW 04 tidak ada perlakuan pemisahan Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 memperoleh
sampah dan pemanfataan pada tahap nilai 84% dengan kriteria baik. Dikategorikan
penimbulan sampah karena sampah yang baik karena sesuai pengamatan yaitu

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 326


pengambilan sampah dilakukan tiap hari pengamatan yaitu tidak ada sampah
mendapatkan skor “tidak” berjumlah 30 berceceran sewaktu pengangkutan, alat atau
rumah, artinya 30 rumah tersebut tidak kendaraan dilengkapi dengan fasilitas
melakukan pengambilan sampah tiap hari. pembuang, petugas pengangkut telah
Tidak dihinggapi lalat (serangga) menggunakan pakaian kerja, alat atau
mendapatkan skor “tidak” berjumlah 4 kendaraan pengangkut tertutup rapat dan
rumah, artinya 15 rumah tersebut mempunyai frekuensi pengangkutan dilakukan setiap satu
pewadahan sampah yang dihinggapi lalat hal kali seminggu oleh KSM Adipati Mersi.
ini disebabkan karena sampah didominasi
oleh sampah organik yang dapat 5. Pengolahan dan pemanfaatan sampah
menimbulkan bau yang membuat lalat Berdasarkan hasil penilaian checklist
(serangga) hingga pada pewadahan sampah, pada tahap pengolahan dan pemanfaatan
sedangkan 4 rumah kondisi tempat sampah di permukiman Kelurahan Mersi RT
sampahnya tertutup, sehingga tidak ada lalat 05 RW 04 memperoleh nilai 100% dengan
atau vektor yang ada di sekitar tempat sampah kriteria baik. Dikategorikan baik karena
tersebut. sesuai pengamatan yaitu pengolahan dapat
mengurangi dampak negative yang
3. Pengumpulan sampah dtimbulkan oleh sampah terhadap kesehatan
Berdasarkan hasil penilaian checklist dan lingkungan, saat pemanfaatan sampah
pada tahap pengumpulan sampah di alat pengelolaan sampah dapat berjalan
permukiman Kelurahan Mersi RT 05 RW 04 proporsional,efektif,dan efisien serta dapat
memperoleh nilai 57,1% dengan kriteria baik. memberikan manfaat secara ekonomi, dan
Dikategorikan cukup baik karena sesuai dapat mengubah perilaku masyarakat. 6.
pengamatan yaitu tempat pengumpulan Pembuangan akhir Berdasarkan hasil
sampah dibangun setinggi kendaraan penilaian checklist pada tahap pengumpulan
pengangkutan, tidak terdapat lubang ventilasi sampah di permukiman Kelurahan Mersi RT
yang tertutup kawat kasa, terdapat lalat 05 RW 04 memperoleh nilai 85,7% dengan
(serangga) di sekitar tempat pembuangan kriteria baik.
sampah sementara, tetapi mempunyai dua Dikategorikan baik karena sesuai
buah pintu, mendapat perawatan setiap hari pengamatan yaitu tempat pembuangan
dari penanggungjawab tempat pembuangan sampah akhir tidak merupakan sumber bau,
sampah sementara, tempat pengumpulan asap, debu, bising, lalat dan tikus bagi
sampah telah dibangun setinggi kendaraan pemukiman terdekat, jarak TPA ≥2 KM dari
pengangkutan, tempat pengumpulan sampah perumahan penduduk, tidak terletak pada
mudah dicapai oleh petugas dan kendaraan daerah banjir, tidak terletak pada lokasi yeng
pengangkut, dan bangunan tempat permukaan tanahnya tinggi, tidak merupakan
pengumpul sampah kedap air. sumber kecelakaan, para pekerja/petugas
mengguanakan APD tetapi metode
4. Pengangkutan sampah pembuangan sampah belum dilakukan
Berdasarkan hasil penilaian checklist dengan system sanitary landfill atau control
pada tahap pengangkutan sampah di landfill.
permukiman Kelurahan Mersi RT 05 RW 04
memperoleh nilai 100% dengan kriteria baik.
Dikategorikan baik karena sesuai

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 327


4. Simpulan dan saran b. Mengsosialisasikan terhadap
Simpulan masyarakat terhadap rencana
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pembuatan peraturan desa tentang
dilakukan oleh peneliti dengan cara pengelolaan sampah..
pengamatan langsung menggunakan c. Memperbaiki pengelolaan
checklist dan wawancara menggunakan sampah yang telah dilakukan
kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut: sesuai kekurangan checklist
pengamatan pengelolaan sampah
1. Hasil pengamatan pada tahap pada tahap penimbulan sampah,
penimbulan sampah pewadahan sampah,
memperoleh skor 56% pengumpulan sampah,
dengan kategori baik. pengangkutan sampah dan
2. Hasil pengamatan pada tahap pembuangan akhir sampah. 2.
pewadahan sampah Masyarakat
memperoleh skor 84% a. Ikutserta menerapkan peraturan
dengan kategori baik. desa terkait pengelolaan sampah
3. Hasil pengamatan pada tahap jika telah ditetapkan peraturan
pengumpulan sampah desa tersebut.
memperoleh skor 57,1% b. Membuat tempat sampah di tiap-
dengan kategori baik. tiap rumah sebagai penampung
4. Hasil pengamatan pada tahap sampah rumah tangga.
pengangkutan sampah c. Dilakukan pemisahan sampah
memperoleh skor 100% antara sampah organik atau basah
dengan kategori baik. dan sampah anorganik atau
5. Hasil pengamatan pada tahap sampah kering seperti sampah
pengolahan dan pemanfaatan plastik, kardus dll.
sampah di permukiman d. Dilakukan pengolahan sampah
Kelurahan Mersi organik atau sampah basah
memperoleh nilai 100% dengan cara dikubur membuat
dengan kategori baik. lubang pembusukan sampah yang
6. Hasil pengamatan pada tahap alami diolah dari tanah.
pembuangan akhir sampah Daftar Pustaka
memperoleh skor 85,7%
dengan kategori baik. Bahar, H. 1986. Teknologi Penanganan dan
Pemanfaatan Sampah. Jakarta:
Saran PT Waca Utama Pramesti.
1. Pemerintah Desa
Damanhuri, Enri & Tri Padmi, (2005),
a. Merencanakan pembuatan
Diktat Kuliah TL-3150
regulasi pengelolaan sampah dari
Pengelolaan Sampah. Bandung.
peraturan desa agar terlaksananya
Program Studi Teknik
pedoman pelaksanaan yang sesuai
Lingkungan, FTSL, ITB.
dengan aturan pengelolaan
sampah yang memenuhi syarat.

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 328


Departemen Kesehatan, 1999,
Pedoman pelaksanaan Http://www.researchgat.net,
Pengawasan dan Departemen
Pengendalian Dampak Pekerjaan Umum RI
Sampah (aspek (1994) dalam
kesling), Jakarta: Pandebesie (2005),
Penerbit Depkes RI Tanggal akses 29
direktorat Jenderal PPM Januari 2019 pukul
dan PLP. 20.05.

Departemen Kesehatan, 1987, Http://www.tempointeraktif.com,


Pembuangan Sampah, Belajar dari Masalah Sampah,
1987, Jakarta: Penerbit Tanggal akses 15 Januari 2018
Depkes RI direktorat pukul 11.47.
Jenderal PPM dan
PLP. Martin Darmasetiawan, 2004, Perencanaan
Tempat
Departemen PU, Dirjen Cipta Karya, Pembuangan Akhir (TPA),
1986, Materi Training Jakarta: Penerbit
untuk Tingkat Staf Teknis Engineering.
Proyek PLP Sektor
Persampahan, Jakarta: Naatonis, S, Sistem Pengelolaan Sampah
Direktorat Berbasis Masyarakat di
Penyehatan Lingkungan Kampung Nelayan Oesapa
Pemukiman. Kupang Tahun 2010. Tesis.
Magister Tekhnik
Departemen PU, Dirjen Cipta Karya, Pembangunan Wilayah dan Kota.
1986, Sampah, Universitas
Jakarta: Direktorat Diponegoro : 2010.
Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. Slamet, Juli Soemirat.2009. Kesehatan
Lingkungan. Cetakan Kedelapan.
Didik Sarudji, 1982, Gadjah Mada University Press,
Pengelolahan Sampah, Yogyakarta. Publishing.
Surabaya: Instalasi Penerbitan
Akademi Penilik Kesehatan Soewedo Hadiwiyoto, 1983,
Teknologi Penanganan dan
Sanitasi Surabaya. Pemanfaatan Sampah,
Jakarta: Yayasan Idayu.
Https://www.anzdoc.com, Strategi
Pengelolaan Sampah Pada Sudarsono, 1985, Pembuangan
Tempat Pembuangan Akhir, Sampah, Surabaya:
Tanggal akses 29 Januari DEPKES Proyek
2019 pukul 22.40. Pengembangan

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 329


Pendidikan tenaga
Sanitasi Pusat.

Susanawati, Niken.2004.
Evaluasi Pengelolaan
Sampah Pasar Johar
Berdasarkan Persepsi
Pengelolaa dan
Pedagang serta
arahan
Pengelolaanya.
Skripsi. Semarang.

Tri Cahyono, 2018, Panduan


Penulisan Tugas
Akhir, Purwokerto:
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Purwokerto

Keslingmas Vol.38 No.4 Hal.305-364 | 330

Anda mungkin juga menyukai