Disusun Oleh :
NIM : 11194692010066
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang
(Kemenkes RI, 2018). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh
darah sangat tinggi, dimana keadaan ini dapat merusak organ-organ vital tubuh bahkan
menyebabkan kematian (Susilo, 2020).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan
gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati
penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor
penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan
gejala, sebab akibat, komplikasi dan juga perawatannya.
Hipertensi masih menjadi permasalahan kesehatan dunia yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju maupun
negara berkembang. Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ketahun.
Sekitar 40% orang dewasa berusia diatas 25 tahun telah didiagnosa menderita
hipertensi Saat ini terdapat 1 milyar penderita hipertensi di seluruh dunia. Sebanyak
9,4 juta kematian setiap tahun akibat hipertensi dan penyakit terkait. Dari jumlah
tersebut, 1,5 juta di antaranya ada di Asia Tenggara (WHO, 2020).
Di Indonesia hipertensi masih menjadi tantangan besar. Hal ini dikarenakan
hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer. Sekitar 1 dari 3 orang penduduk Indonesia menderita hipertensi. Berdasarkan
prevalensinya, persentase penderita hipertensi yang berusia diatas 18 tahun yaitu
25,8%. Jumlah kasus hipertensi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya
sebesar 36,8% dan selebihnya (63,2%) tidak terdiagnosis. Hasil pengukuran yang
dilakukan menunjukkan persentase penderita hipertensi mengalami peningkatan seiring
dengan pertambahan rentang usia. Pada kelompok umur 35-44 sebanyak 24,8%
menderita hipertensi, umur 45-54 sebesar 35,6%, meningkat lagi pada umur 65-74
sebesar 57,6% dan yang paling tinggi sebanyak 63,8%dari lansia berusia 75 tahun
keatas mengalami hipertensi. (Riskesdas, 2020).
Penderita hipertensi dapat menimbulkan berbagai komplikasi. 60% dari penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan
kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal
ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan
perawatan Hipertensi.
Terapi komplementer dimana salah satunya penggunaan herbal seledri. Seledri
(Apium Graveolens) dikatakan memiliki kandungan apigenin yang dapt mencegah
penyempitan pembuluh darah dan phthalides yang dapat mengendorkan otot-otot
arteri/merelaksasi pembuluh darah. Seledri tidak memiliki efek samping untuk tubuh,
mudah didapat dan harganya pun terjangkau untuk semua kalangan.
Berbagai pengobatan pun dilakukan bagi penderita hipertensi mulai dari obat-
obatan farmakologi hingga pengobatan terapi komplementer. Pada penyuluhan kali ini
akan membahas mengenai pengobatan hipertensi dengan menggunakan terapi
komplementer yaitu menggunakan rebusan daun seledri.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan 1x30 menit Ny.M mengetahui tentang penyakit
hipertensi serta tentang manfaat dan pemberian rebusan daun seledri yang baik
untuk menurunkan tekanan darah terhadap Ny.M
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit di harapkan Ny.M mampu :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan tanda-gejala hipertensi
3. Menyebutkan komplikasi dari hipertensi
4. Menyebutkan penatalaksanaan dalam perawatan hipertensi
5. Menjelaskan manfaat dari daun seledri sebagai terapi komplementer
6. Menjelaskan bahan serta cara pembuatan rebusan daun seledri.
C. MATERI
Materi penyuluhan yang akan di sampaikan meliputi :
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda-gejala hipertensi
3. Komplikasi dari hipertensi
4. Penatalaksanaan dalam perawatan hipertensi
5. Manfaat dari daun seledri sebagai terapi komplementer
6. Cara mengurangi hipertensi dengan terapi pemberian rebusan daun seledri
C. MEDIA
1. Leaflet, poster
2. lembar balik
3. alah dan bahan rebusan daun seledri
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. SETTING TEMPAT
Penyuluh Kamera untuk video
penguji
Peserta
F. PENGORGANISASIAN
Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari
awal sampai akhir.
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
( 5 Menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3.Mengenali pengetahuan hipertensi Memperhatikan
4.Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan
5. Membuat kontrak waktu 4. Mendengarkan dan
Memperhatikan
5. Menyetujui kontrak waktu
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Persiapan materi
b. Persiapan alat yang akan di gunakan
c. Persiapan SAP
d. Kontrak waktu
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny.M
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang di sampaikan
c. Selama penyuluhan aktif menjawab pertanyaan yang di ajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu pengertian, tanda-gejala, komplikasi, penatalaksaan, terapi
komplementer untuk penurunan hipertensi
b. Peserta mampu menjelaskan acara hipertensi
Lampiran Materi
Cara membuat:
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,. Volume 2
Edisi 8. Jakarta: EGC
Cahyono, S.B. 2015. Gaya Hidup Dan Penyakit Modern. Yogyakarta : Kanisius.
Oktavia, I. E., & Junaid, J. (2017). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri
(Apium Graveolens) terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Tahun 2016. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat), 2(6).
Trimawati, ddk. 2016. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Dusun Gogodalem Barat. Jurnal Keperawatan
Komunitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 46-5