Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fifit Fauzan

Nim : 042381523

Soal Tugas TTM 3


1. Berkenaan dengan otorita yang erat kaitannya dengan kepatuhan bahwa dalam
mengikuti perintah atasan, Weber mengajukan 3 (tipe) otorita. Jelaskan tentang
ketiga otorita yang dimaksud.
2. Jelaskan 4 (empat) hal yang terkait dengan kelemahan dimaksud.
3. Kajian tentang etika di pandang sebagai satu konsep batu. Etika sebagai ketentuan
atau standar yang mengatur perilaku moral anggota organisasi dan profesi. Chandler
dan Plano mengemukakan empat mazhab atau teori tentang etika. Jelaskan keempat
mazrab dimaksut.
4. Pengaturan tata ruang kantor mempunyai pengaruh besar dalam pencapaian tujuan
organisasi. Pengaruh ini akan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran kerja.
Jelaskan tentang berbagai keuntungan yang mungkin di peroleh dalam pengaturan tata
ruaang kantor tersebut dan kriteria apa saja yang dapat digunakan dalam melakukan
penaturan tersebut.

“Jawab”

1. Tipe-tipe otoritas menurut Max Weber antara lain:


1) Otoritas Tradisional
Tipe otoritas ini berlandaskan pada suatu kepeercayaan yang mapan
terhadap kekudusan tradisi-tradisi zaman dulu serta legitimasi status mereka
yang menggunakan otoritas yang dimilikinya. Salah satu alasan orang taat
pada otoritas ini karena orang tersebut menganggap bahwa hal itu sudah selalu
ada dan aturan-aturan yang dibuat oleh pihak yang memiliki otoritas
merupakan peraturan yang telah ada sejak lama dan dihormati sepanjang
waktu secara turun temurun.
Tipe otoritas tradisional ini merupakan suatu otoritas yang dimiliki
seorang pemimpin karena adanya hubungan keluarga dengan pemimpin
terdahulu dari para pengikutnya, sehingga para pengikut yang telah memiliki
rasa patuh terhadap pemimpinya terdahulu secara otomatis akan mengikuti
dan patuh terhadap otoritas yang dibuat oleh pemimpin mereka yang baru.
Walaupun aturan-aturan yang dibuat oleh pemimpin tersebut tidak sesuai
dengan keinginan dan harapan para pengikutnya, namun mereka tetap akan
menghormati atau bahkan melaksanakan aturan-aturan tersebut meskipun
dengan rasa terpaksa. Sistem otoritas tradisonal ini dapat kita temukan pada
masyarakat tradisional ataupun masyarakat yang menganut sistem feodalisme.
2) Otoritas Karismatik
Otoritas ini didasarkan pada mutu luar biasa yang dimiliki oleh seorang
pemimpin. Otoritas ini berbeda dengan otoritas tradisional yang diperoleh
seorang pemimpin melalui hubungan keluarga dari pemimpin sebelumnya.
Otoritas ini muncul akibat adanya sikap luar biasa yang muncul dari dalam diri
seorang pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan atau sering disebut
dengan “karisma”. Karisma sendiri memiliki makna yang menunjuk pada daya
tarik pribadi yang ada pada orang sebagai pemimpin, sehingga sikap luar biasa
yang dimiliki seorang pemimpin tersebut mampu memberikan inspirasi
maupun motivasi terhadap mereka yang akan menjadi calon pengikutnya.
Sehingga dapat dikatan bahwa dalam sistem otoritas karismatik ini para
pengikutnya dengan sukarela mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh
pemimpin. Dalam hal ini pemimpin yang memiliki otoritas akan menjadi
sangat mudah dalam mengendalikan dan memimpin para pengikutnya, karena
dengan sikap yang dimiliki pemimpin tersebut akan menjadi orang yang
sangat disegani dan dipatuhi atau bahkan dapat menjadi sebuah panutan bagi
para pegikutnya. Seruan atau perintah yang diberikan oleh seorang  pemimpin
dalam sistem otoritas karismatik ini biasanya didasarkan pada watak atau sifat
pribadinya yang memberikan contoh atau yang bersifat pahlawan bagi para
pengikutnya. Sifat karismatik seorang pemimpin ini muncul dan terlihat jelas
ketika para pengikutnya sedang mengalami kesulitan dan mereka memerlukan
bimbingan, nasehat, maupun motivasi dari pemimpin mereka. Maka tidak
heran jika kita menemui sistem otoritas karismatik ini pada saat krisis sosial
yang besar sedang terjadi. Krisis sosial ini mungkin muncul karena disebabkan
oleh beberapa hal , antara lain kemrosotan ekonomi, kekalahan perang,
kegoncangan politik, ataupun bancana alam.
3) Otoritas Legal-Rasional
Dalam sistem otoritas ini orang yang sedang malaksanakan otoritas
Legal-rasional adalah kerana dia memiliki suatu posisi sosial yang menurut
peraturan yang sah dia memiliki posisi otoritas. Dalam seleksi pemilihan
orang yang berhak mendapatkan dan menduduki posisi otoritas tersebut telah
diatur dalam sebuah peraturan yang sah dan telah diakui oleh sebuah
organisasi birokrasi. Bawahan atau yang pada sistem otoritas ini sering disebut
dengan rakyat akan tunduk terhadap otoritas pemimpin karena posisi sosial
mereka diatur dan dipaksa oleh aturan dalam bidang-bidang tertentu untuk
tunduk terhadap kebijakan otoritas yang dibuat oleh pemimpin dalam sistem
otoritas Legal-rasional. Pelaksanaan sistem otoritas Legal-rasional ini tentu
tidak lepas dari adanya sebuah birokrasi yang telah memiliki struktur
pemerintahan dan birokrasi pada sitem otoritas ini mampu menciptakan
sebuah undang-undang yang mengatur dan mengikat semua anggota yang
termasuk didalam keanggotaan birokrasi tersebut. Tingkah laku dan kegiatan
anggotanya telah diatur didalam undang-undang tersebut, sehingga dapat
dikatakan bahwa dalam sistem otoritas ini birokrasi memiliki kedudukan yang
lebih tinggi daripada pemimpin otoritas legal-rasional. Hal ini sesuai dengan
argumen yang dikemukakan oleh Max Weber:
2. A. Penetapan standar efisensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional.
B. Terlampau menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hierarki
C. kecenderutungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
D. berlakunnya pita merah dalam kehidupan organisasi

3. Menurut Chandler & Plano, dalam etika terdapat empat aliran utama yaitu:

1) Empirical theory berpendapat bahwa etika di turunkan dari pengalaman manusia


dan persetujuan umum. Dalam konteks ini penilaian tentang “baik” dan “buruk”
tidak terlepas atau terpisahkan dari fakta dan perbuatan yang dirasakan.
2) Rational theory berasumsi bahwa baik atau buruk sangat tergantung dari
rasioning atau alasan dan logika yang melatarbelakangi suatu perbuatan, bukan
pengalaman. Dalam konteks ini, setiap situasi dilihat sebagai suatu yang unik dan
membutuhkan penerapan yang unik pula tentang baik atau buruk.
3) Intuitive theory berasumsi bahwa etika tidak harus berasal dari pengalaman dan
logika, tetapi manusia secara alamiah memiliki pengalaman tentang apa yang
benar dan salah, baik dan buruk. Teori ini menggunakan hukum moral atau
“natural moral law”.
4) Relevation theory berasumsi bahwa yang benar atau salah berasal dari kekuasaan
di atas manusia yaitu Tuhan sendiri. Dengan kata lain apa yang dikatakan Tuhan
(dalam berbagai kitab suci) menjadi rujukan utama untuk memutuskan apa yang
benar dan apa yang salah.

4. Tata ruang kantor yang baik akan bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pada pokoknya akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai
berikut:

a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena berjalan


bolak-balik yang seharusnya tidak perlu.

b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

c. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu lantai


tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.

d. Mencegah para pegawai dibagian lain terganggu oleh publik yang akan
menemui suatu bagian tertentu.

Anda mungkin juga menyukai