Anda di halaman 1dari 27

1

ABSTRAK

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN TEMA EKOSISTEM


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI NO. 149/X TRIMULYA KECAMATAN RANTAU RASAU
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2020

Oleh:
Badarudin
NIM. 856563741
badarudina614@gmail.com

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya prestasi belajar siswa. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas suatu pembelajaran materi ekosistem
adalah media kartu bergambar dan dengan model pembelajaran berbasis Proyek. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Media Kartu Bergambar.
Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri No. 149/X Trimulya tahun
pelaajaran 2020. Semua siswa diambil sebagai sampel penelitian yang terdiri dari 26
Siswa. Prosedur penelitian: persiapan, pelaksanaan, pengambilan data, dan analisis data.
Cara pengambilan data: lembar observasi dan hasil diskusi. Metode analisis data:
deskriptif dan analisis kualitatif.

Hasil penelitian ketuntasan hasil belajar siklus I mencapai 56,5% dan siklus II
mencapai 76,9% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapakan
sekolah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Peningkatkan hasil belajar IPA
dengan tema ekosistem melalui model pembelajaran berbasis proyek dan media kartu
bergambar dapat diterapkan.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Media Kartu
Bergambar

1
2

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi


dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan perilakunya. Belajar
adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut paham konstruktivisme,
belajar merupakan kegiatan manusia membangun dan menciptakan
pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan
pengalamannya. Pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik sering pula
diistilahkan sebagai prakonsepsi. Pembelajaran berarti partisipasi pengajar
bersama pembelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,
mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Peserta didik
sendiri yang melakukan perubahan tentang pengetahuannya. Perubahan
tentang hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media
tertentu.
Peran guru dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya tampil
lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini,
melainkan beralih sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
pelatih dan penilai.
Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi
pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, model, media dan teknik
pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model dan media pembelajaran
akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran


yang melibatkan partisipasi aktif siswa karena belajar pada hakikatnya
adalah berbuat. Guru sebagai pembelajar perlu menciptakan suasana yang
kondusif bagi siswa diantaranya guru dapat memvariasikan model

2
3

pembelajaran, menggunakan metode, media yang menarik, atau


menggunakan alat peraga yang menarik sehingga siswa tidak jenuh.

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru


kelas V SDN 149/X Trimulya dari tahun ke tahun masih menggunakan
ceramah dan hasil belajar IPA siswa masih di bawah KKM, pembelajaran
menggunakan ceramah tidak sepenuhnya buruk, tetapi melihat materi yang
akan diajarkan apakah membutuhkan visualisasi atau tidak, jika suatu
materi membutuhkan visualisasi dan hanya disampaikan dengan ceramah
maka membuat siswa kurang paham terhadap materi sehingga akhirnya
siswa merasa jenuh, tidak memperhatikan keterangan guru, cenderung pasif
dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
cenderung rendah.

Berkaitan dengan hasil belajar siswa ada beberapa model


pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek. Model
ini adalah model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran. Karena di dalam model ini proses pembelajarannya
menekankan pada kerjasama siswa dalam suatu kelompok.

Selain itu untuk mengatasi kondisi pembelajaran tersebut diperlukan


suatu media yang dapat membuat siswa lebih tertarik mengikuti mengikuti
pembelajaran yaitu suatu media yang dapat menvisualisasikan objek yang
dipelajari misalnya berupa gambar yang bisa mewakili objek nyatanya.
Gambar yang di tampilkaan harus disertai dengan pertanyaan yang bisa
mengarahkan siswa untuk berfikir tingkat tingkat tinggi, sehingga di pilih
alternatif menggunakan media kartu bergambar. Kartu bergambar
merupakan selembar kertas yang memuat gambar dan daftar pertanyaan
yang bisa membuat siswa berfikir dan menemukan konsep sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti ingin


mengadakan penelitian tentang “Peningkatkan Hasil Belajar IPA dengan

3
4

Tema Ekosistem Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Media


Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SD Negeri No. 149/X Trimulya
Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun
Pelajaran 2020”.

2. Rumusan dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh peneliti,


maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimana hasil
belajar IPA siswa dengan diterapkannya Model Pembelajaran Berbasis
Proyek dan Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SD Negeri No.
149/X Trimulya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Tahun Pelajaran 2020.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa
dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Media
Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SD Negeri No. 149/X Trimulya
Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun
Pelajaran 2020.

4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini menyangkut dua


aspek, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu


mendeskripsikan pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
dan Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SD Negeri No.
149/X Trimulya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Tahun Pelajaran 2020.

4
5

b. Manfaat Praktis
Suatu penelitian pada akhirnya secara umum diharapkan dapat
memberikan suatu nilai kemanfaatan. Begitu juga dengan penulisan
ini diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut :
1) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat menumbuh
kembangkan minat siswa untuk belajar secara aktif dan serius tetapi
tetap menyenangkan karena siswa memperoleh pengalaman belajar
secara langsung.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif dalam
pemilihan dan penentuan strategi pembelajaran yang digunakan,
sehingga memberi kesempatan pembelajaran bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai
puncaknya menghasilkan produk nyata dengan kerjasama yang
terjalin antar siswa.
3) Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberikan sumbangan kepada sekolah dari
hasil penelitian yang telah peneliti lakukan untuk memperbaiki
sistem pengajaran yang ada di sekolah yang bersangkutan.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Materi Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Ekosistem dalam IPA

Ekosistem adalah sistem ekologi yang didalamnya terjadi hubungan


timbal balik antara komponen-komponen penyusunnya. Komponen-
komponen penyusun ekosistem secara keseluruhan mencakup komponen
biotik dan abiotik.organisme yang membentuk suatu komunitas dan
ekosistem merupakan satu kesatuan dan membentuk suatu jaring-jaring
kehidupan yang saling berhubungan dan kompleks.

Materi pembelajaran ekosistem memberikan respon terhadap suatu

5
6

permasalahan yang ada di alam karna ekosistem terbentuk dari sebuah


komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, dan
energi (Abu Bakar Sidik Katili 2012:17). Sehingga para peserta didik
diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
alam ini dengan sebuah materi yang tertuang di dalam pembelajaran.

Setiap ekosistem memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan.


Tanggapan ekosistem terhadap gangguan dilakukan sesuai dengan daya
lentingnya. Daya leting merupakan sifat suatu ekosistem yng memberikan
kemungkinan ekosistem tersebut dapat pulih kembali menuju ke arah
keseimbangan semula setelaah mengalami gangguan. Gangguan juga
terdapat level tingkatan yang dimaksud gangguan di dalam ekosistem adalah
gangguan atau permasalahan yang dapat di pecahkan dengan cara metode
ilmiah dan cara pemikiran baru. Gangguan dalam sebuah ekosistem tidak
jauh aktifitas yang dilakukan oleh manusia sehingga tanpa disadari
menimbulkan suatu permasalahan di alam.

Beberapa contoh aktifitas yang dilakukan oleh manusia dan


menimbulkan permasalahan di alam misalnya, penebangan atau eksploitasi
hutan yang melebihi batas sehingga menimbulkan kerusakan alam atau
bencana, dan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya misalnya
limbah pabrik tekstil yang dibuang sembarang tempat sehingga
menimbulkan pencemaran lingkungan. Adanya aktifitas manusia tersebut
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa
dari alam, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan alam untuk
menyediakan barang dan jasa tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketehui bahwasanya materi


pembelajaran ekosistem meliputi pengertian ekosistem, komponen-
komponen yang terdapat pada ekosistem, dan pemasalahan terhadap
ekosistem yang terjadi di alam. Sehingga peserta didik mengetahui dan
mengembangkan pengetahuannya dalam materi pembelajaran ekosistem.

6
7

b. Pembelajaran Proses Kehidupan dalam IPA

Makhluk hidup pasti mengalami perkembangan dan pertumbuhan


disetiap masanya. Perkembangan dan pertumbuhan ini selain menjadi faktor
perubahan makhluk hidup, juga mempengaruhi proses kehidupannya di
alam.
Makhluk hidup membutuhkan alam dalam proses kehidupan
contohnya makan dan minum, tanpa ada alam makhluk hidup akan merasa
susah untuk mencari makan dan minum, karena sumber daya makhluk hidup
salah satunya ada di alam.
Semua makhluk hidup memerlukan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhannya. Makhluk hidup dan lingkungan saling berinteraksi dengan
saling bergantungan, lingkungan alam memenuhi kebutuhan makhluk hidup
dan makhluk hidup merawat serta menjaga keberlangsungan kondisi
lingkungan pada alam.
Keterkaitan makhluk hidup dan lingkungan menyebabkan berbagai
simbiosis pada alam. Proses kehidupan makhluk hidup yang terjadi di alam
merupakan bentuk simbiosis antara makhluk hidup dan alam. Sehingga
berpengaruh pada tumbuh kembang nya makhluk hidup. Dalam komunitas,
makhluk hidup menjalin hubungan saling ketergantungan dengan sesama
makhluk hidup, namun makhluk hidup tidak hanya menjalin hubungan
dengan sesama makhluk hidup,tetapi juga dengan lingkungannya ( Ikhwan
S.D 2009:58).
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan
pembelajar. Media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran yaitu untuk menarik perhatian siswa dan sebagai alat yang
dapat menyampaikan pesan dari setiap mata pelajaran. Dengan
menggunakan media yang kreatif, inovatif, dan variatif, para guru dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa. Musfiqon (2012:
28) mendefinisikan bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu berupa

7
8

fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara


guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif
dan efisien.
Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu siswa dalam
proses pembelajaran yaitu berupa media dan sarana untuk membantu siswa
agar lebih tertarik sehingga dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan
belajar pada siswa.
b. Media Kartu Bergambar
Media kartu bergambar termasuk ke dalam media grafis. Media grafis
disebut juga media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar. Media ini seperti gambar, foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
Media kartu bergambar atau flashcard merupakan media kartu yang
berisi gambar, di mana gambarnya dapat berasal dari buatan sendiri atau
gambar/foto yang sudah ada dan digunakan untuk memudahkan siswa saat
proses belajar.
Susilana dan Riyana (2009:96) mengemukakan bahwa cara
penggunaan media kartu bergambar yaitu:
1. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan
menghadap ke depan siswa.
2. Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.
3. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang
duduk di dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut
satu persatu, lalu teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa
kebagian.
Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Begitu pula deengan media kartu bergambar. Ada beberapa kelebihan dan
kekurangan yang akan diperoleh dari sebuah kartu bergambar.
Susilana dan Riyana (2009:95) menjelaskan kelebihan media kartu
bergambar sebagai berikut:
1. Mudah untuk dibawa-bawa: ukuran yang kecil membuat kartu ini

8
9

dapat disimpan di dalam tas atau di saku, sehingga dapat digunakan


dimana saja.
2. Praktis: Cara pembuatan dan penggunaannya yang mudah serta tidak
membutuhkan listrik, menjadikan media ini sangat praktis saat akan
digunakan.
3. Gampang diingat: Media ini menyajikan pesan-pesan pendek yang
dapat memudahkan siswa untuk mengingat pesan-pesan yang
disampaikan dalam proses pembelajaran.
4. Menyenangkan: Penggunaan media ini dapat melalui permainan
sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa.

Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki tersebut kartu bergambar


diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi kelangsungan
hidup organisme karena buku ajar yang tersedia masih memiliki
keterbatasan dalam menyajikan atau menggambarkan materi ekosistem.

Sedangkan kekurangan dari media kartu bergambar adalah hanya


menggunakan persepsi indera mana saja dan ukurannya sangat terbatas
untuk kelompok besar.

3. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek


a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang
melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat pada siswa dan
komunikatif karena siswa harus berkomunikasi sebagai bagian dari
penyelsaian proyek ini.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari pembelajaran
aktif. Secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai
suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan
masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan
proyek sekolah. Menurut (Trianto, 2011: 51) model pembelajaran berbasis

9
10

proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman


belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih
aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk
hasil kerja peserta didik yang ditampikan dalam hasil proyek yang
dikerjakan, sehingga menghasilkan produk nyata yang dapat mendorong
kreativitas siswa agar mampu berpikir kritis dalam menganalisa suatu
permasalahan.

b. Karakteristik Model Project Based Learning


Dibandingkan dengan model lain, model pembelajaran berbasis proyek
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam materi tertentu
dan menjadikan siswa mampu mengaplikasikan satu pengetahuan tertentu
dalam konteks tertentu (Doppelt,Y. 2009: 55). Siswa harus terlibat secara
kognitif dalam proyek selama waktu tertentu. Keterlibatan dalam tugas yang
kompleks adalah salah satu komponen penting pembelajaran karena kita
berasumsi bahwa siswa akan termotivasi untuk menguji ide mereka dan
kedalamana pemahaman pada saat menghadapi masalah autentik.
Model pembelajaran berbasis proyek pun melibatkan proses inquiry dan
dapat memotivasi siswa secara kuat karena adanya pameran. Model
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan semangat untuk belajar
antara siswa dan para pengajar. Juga memunculkan banyak keterampilan
(seperti manajemen waktu, berkolaborasi dan pemecahan masalah). Siswa
pun belajar untuk menyesuaikan dengan berbagai macam kemampuan siswa
dan kebutuhan belajar.
c. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam
mengembangkan kompetensi siswa, banyak para ahli mengungkapkan
keunggulan model ini. Abidin.Y (2013: 170) memandang model ini
memiliki keunggulan yakni “dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan akademik siswa, sosial emosional siswa, dan berbagai
keterampilan berpikir untuk dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata”.
Senada dengan pendapat tersebut, Boss dan Kraus dalam Abidin.Y (2013:
170) menyatakan keunggulan model ini sebagai berikut.

10
11

a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak


memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi
otentik secara disiplin.
c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang
penting baginya.
d. Teknologi terintegrasi sebagai sarana untuk penemuan, kolaborasi, dan
komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-
cara baru.
e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan
mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas
geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Adapun kelemahan pembelajaran berbasis proyek ini antara lain adalah


sebagai berikut.
a. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan
dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan
cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi
masalah.
b. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk
menyelesaikan masalah.
c. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
d. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
e. Banyaknya peralatan yang harus disediakan (Abidin, 2013: 171).
Model Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran
yang secara mendalam menggali nilai-nilai dari suatu topik tertentu
yang sedang dipelajari. Kata kunci utama model ini adalah adanya
kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan berfokus
pada upaya mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru.

11
12

C. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Subjek, Tempat Dan Waktu Serta Pihak Yang Membantu
Pnelitian
a. Subjek Penelitian

Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah Kelas V SD No. 149/X


Trimulya yang berjumlah 26 siswa pada pelajaran tema I pembahasan
Ekosistem . Penentuan kelas didasarkan pada tingkatan permasalahan
yang dimiliki berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang dilakukan
sebelum penelitian, yaitu masih kurangnya kemampuan kerjasama serta
partisipasi siswa ketika berdiskusi dan praktek, hanya sebagian siswa
yang aktif mengemukakan pendapatnya dan cenderung dominan.

b. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran
2020 di kelas V SD Negeri No. 149/X Tri Mulya, Keacamatan Rantau
Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
N MATA
SIKLUS TANGGAL WAKTU KET.
O PELAJARAN
27 April
1 Tema I Ekosistem 1 08.00 - 08.45  
2020
2 Tema I Ekosistem 2 03 Mei 2020 8.0 - 08.45  

2. Prosedur Perbaiakan Pembelajaran


a. Rencana perbaikan pembelajaran
Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti mulai dari perumusan masalah sampai pada
pemberian suatu kesimpulan. Jenis penelitian ini adalah Penelitia
Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran. Proses ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4
tahap, yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi tiap siklus digunakan

12
13

sebagai dasar untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Dengan PTK ini
diharapkan kerjasama siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.

1) Rencana Pelaksanaan siklus I


a) Perencanaan
Peneliti dan guru melakukan koordinasi untuk merencanakan
tindakan yang akan dilakukan pada siklus terkait dengan masalah
yang ditemukan dan aspek-aspek yang ditingkatkan dalam
Pembelajaran yaitu dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam
2 siklus. Setiap siklusnya dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada tahap siklus 1 guru
menerapkan model pembelajaran berbasis proyek untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap pelaksanaan tindakan
merupakan realisasi dari rencana yang sudah dirancang sebelumnya.
c) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
penelitian dan selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan
untuk mengetahui keterampilan guru dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek. Observasi dilakukan dengan lembar
observasi guru.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat sejauh mana indikator
sudah tercapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Hasil
refleksi kemudian digunakan untuk perencanaan ulang dengan
menyesuaikan rencana yang sudah terbentuk untuk tindakan pada
siklus selanjutnya.

2) Rencana Pelaksanaan siklus II

13
14

a) Perencanaan
Peneliti dan guru melakukan koordinasi untuk
merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus terkait
dengan masalah yang ditemukan dan aspek-aspek yang
ditingkatkan dalam kerjasama. Adapun rencana yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan dengan media
kartu bergambar.
2. Menentukan tema penyelidikan yang sesuai dengan siswa.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
indikator yang telah ditetapkan.
4. Menyiapkan format lembar observasi keterampilan guru.
b) Pelaksanaan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan
dalam 2 siklus. Setiap siklusnya dilaksanakan sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada tahap siklus 2
guru menggunakan media kartu bergambar untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan
realisasi dari rencana yang sudah dirancang sebelumnya.
c) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
penelitian dan selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan
untuk mengetahui keterampilan guru dengan menggunakan media
kartu bergambar. Observasi dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi guru.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat sejauh mana indikator
sudah tercapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi
kemudian digunakan untuk perencanaan ulang dengan menyesuaikan
rencana yang sudah terbentuk untuk tindakan pada siklus selanjutnya
atau menghentikan penelitian pada siklus II.

14
15

3. Tehnik Analisis Data


a) Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistamatik terhadap gejala yang tampak pada objek yang diteliti. Observasi
dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengamati kelengkapan perangkat
mengajar guru dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari observasi ini
berupa lembar pengamatan yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh
peneliti.
1) Teknik Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari data lembar
observasi guru. Analisis deskriptif kualitatif berupa paparan atau
penjelasan data hasil observasi kerjasama siswa dengan menggunakan
media kartu bergambar dan model pembelajaran berbasis proyek yang
akan dideskripsikan oleh peneliti sebagai hasil dari penelitian.
2) Teknik Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan statistika
sederhana. Tujuan menganalisis data secara kuantitatif yaitu untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan media kartu
bergambar. Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa hasil
penelitian peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Analisis
data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
merekap skor yang diperoleh siswa, (2) menghitung skor kumulatif, (3)
mengonversi jumlah skor ke standar mutlak dengan menggunakan
rumus: (4) menghitung nilai rata-rata kelas (5) menghitung persentase
peningkatan. hasil perhitungan setiap siklus kemudian dibandingkan.
Hasil inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui
persentase peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media
kartu bergambar dan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa
Kelas V SD No. 149/X Trimulya.

15
16

3) Lembar Tes Atau Soal


Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat dan kolaborator
keberhasilan dalam proses pembelajaran . dalam penelitian ini akan
diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang
dapat dilihat dari siklus I ke siklus II. Siswa dikatakan tuntas apabila
ketercapaian hasil belajar dari KKM yaitu sebesar 60 keatas.
Nilai belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskritif. Dalam
analisis ini biasanya untuk mencari nilai rerata dan mencari presentasi
keberhasilan belajar.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan
peningkatkan hasil belajar IPA dengan tema ekosistem melalui model
pembelajaran berbasis proyek dan media kartu bergambar pada siswa kelas
V SD Negeri No. 149/X Trimulya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun pelajaran 2020. Hasil penelitian ini diperoleh
berdasarkan Hasil tes atau soal dan hasil observasi guru dalam setiap
pembelajaran.
a. Hasil Penelitian Siklus I
Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil yang diperoleh dari
observasi guru dan siswa di setiap pertemuan, kemudian diolah dan
dianalisis. Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April 2020 di
Kelas V SD No. 149/X Trimulya selama 2 jam pelajaran dalam 1 kali
pertemuan.
1) Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan yaitu
sebelum pelaksanaan tindakan terlebih dahulu peneliti dan guru
kolaborasi mempersiapkan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
tindakan yaitu :

16
17

a) Peneliti Menentuan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan


disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek.
b) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
indikator yang telah ditetapkan
c) Menyiapkan media dan bahan ajar yang akan digunakan dalam
penelitian.
d) Menyiapkan format lembar observasi keterampilan guru
2) Pelaksanaan Siklus I
a) Langkah-langkah pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I yaitu


pada tanggal 27 April 2020 pada pukul 08.00 – 09.30 Kelas V SD
No. 149/X Trimulya dengan tema “Ekosistem” dan subtema
“Komponen Ekosistem”. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak
sebagai observer dan guru kolaborasi yaitu guru kelas yang
bersangkutan. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP
Kurikulum 2013 yang telah dirancang sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan


5-6 orang per kelompok.
b. Guru meminta siswa mengerjakan tugas proyek pembuatan
keliping tentang jaring-jaring makanan bersama teman
sekelompoknya berdasarkan rancangan yang dibuat.
c. Guru meminta untuk mendokumentasikan proses pembuatan
produk secara detail.
d. Guru membimbing dan memberikan bantuan kepada kelompok
yang membutuhkan bantuan.
e. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan produk
yang telah dibuat.

17
18

f. Guru mengingatkan siswa untuk mengisi laporan hasil


pembuatan proyek dan mempresentasikan hasil proyek yang
dibuat pada pertemuan berikutnya.
3) Tahap Observasi dan Evaluasi
a) Observasi
Kegiatan observasi Siklus I dilaksanakan dengan
berpedoman pada lembar observasi. Data hasil observasi guru
dapat dilihat kegiatan yang dilakukan guru sebagai berikut Data
yang didapat pada lembar observasi aktivitas guru dilihat dari
tabel 4.8 pada lembar observasi guru, dapat dijelaskan secara
rinci hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. Pada tahap
kegiatan perencanaan ada beberapa indikator yang diamati yang
perlu ditingkatkan kembali yaitu: 1) Memberikan kesempatan
peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam
proses belajarnya, 2) Memberi kesempatan melakukan
pengamatan, penyelidikan atau inguiri dan eksperimen, 3)
Memberi tugas individual dan kelompok melaui kontrol guru, 4)
Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang
memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan, 5) Menggunakan multi metode dan multi media
didalam pembelajaran.
b. Evaluasi
Hasil evaluasi berupa skor dari tes pembelajaran yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Hasil penilaian tes formatif materi ekosistem siklus 1

NO NAMA SISWA NILAI KET


Siswa yang mendapat
1 AGUS SAKBANI 50 nilai
2 AHMAD REYHAN 60 100 = 0 Siswa
3 AIDA FITRI 40 90 = 1 Siswa
4 APRIYA ALDAHAR 30 80 = 3 Siswa
5 ARDIANSYAH DIKA SAPUTRA 30 70 = 4 Siswa

18
19

6 DEWI NUR KHOLIFAH 70 60 = 6 Siswa


7 DICHY FERDIANSYAH 80 50 = 6 Siswa
8 DIVA NESA NAILA SARI 80 40 = 2 Siswa
9 FEBI OKTAFIA 60 30 = 4 Siswa
10 HENDARTI 60 20 = 0 Siswa
11 ILHAM ANDI SAPUTRA 70 10 = 0 Siswa
12 IMAM AL. CHAROMAIN 90  
13 M ALIYAS GUNAWAN 50 KKM= 60
14 MADINATUL MINAWATI 60  
15 MELANI AMANDA SARI 50  
16 MISHA QURRATUN AIN 50  
17 MUHAMMAD DANI SAPUTRA 80  
18 MUHAMMAD FIKRI 60  
19 NAILA AZKA TSANIA 70  
20 PUTRI DWITA AGUSTIN 70  
21 REVANDI SAPUTRA 50  
22 RIDHO KURNIAWAN 50  
23 RIDO NUGROHO 40  
24 RIZKI 60  
25 ROBIATUL WARDA MAULIDIA 30  
26 SABANIA SURKA 30  
JUMLAH 1470  
RATA-RATA 56,53846154  
TERTINGGI 90  
TERENDAH 30  

Gambar 4.4 Grafik Hasil Penilaian Siklus 1

6
5
4
3 Column2
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai


yang belum tuntas yaitu nilai yang mendapat 30 ada 4 orang, 40

19
20

ada 2 orang, 50 ada 6 orang dan yang mendapat nilai diatas 60-100
ada 14 orang. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian
mengapa pembelajaran di siklus satu belum bisa diterima siswa
dengan baik, terbukti dengan hasil evaluasi dari 26 siswa yang
mendapat nilai 60 keatas atau tuntas hanya 14 orang (54%) dan
siswa yang belum tuntas dan mendapat nilai kurang dari 60 ada 12
siswa (46%) . oleh sebab itu peneliti perlu melakukan pengadaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 karena siswa masih banyak
mendapat nilai dibawah KKM.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti berkonsulasi dengan supervisor
dan teman sejawat untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
pada proses pembelajaran pada siklus 1 yang nantinya akan
dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pada siklus ke-2.
Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran tentang
ekosistem masih banyak siswa yang kurang fokus dalam
pembelajaran karena ada yang bergurau dengan temannya, kurang
memperhatikan dan ada juga yang masih bingung dengan metode
yang disampaikan.
Melalui hasil refleksi di atas maka perlu diadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus ke dua yaitu :
1) Guru harus bisa mengkoordinir siswanya
2) Guru harus pandai mencipatakn suasana kelas yang
menyenangkan
3) Guru harus menggunakan media yang lebih menarik perhatian
siswa
4) Guru harus memberikan kesempatan siswa lebih banyak untuk
berinteraksi

b. Hasil Penelitian Siklus II

20
21

Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2020 selama 2


jam pelajaran. Pada siklus II pelaksanaannya dipersiapkan dan
direncanakan lebih matang karena pada siklus ini upaya peningkatan hasil
belajar siswa diusahakan mendapat hasil yang lebih baik lagi dari siklus I.
Pelaksanaan siklus II masih sama dengan pelaksanaan di siklus I, yaitu
dengan melalui 4 tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Setelah melakukan koordinasi dengan supervisior, peneliti
melakukan perbaikan segala kekurangan yang ada pada siklus I untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik pada siklus II.

1) Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan yaitu


mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan yaitu
silabus pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
menyiapkan bahan ajar dan media yang akan digunakan, menyiapkan
lembar observasi keterampilan guru, dan menyiapkan format lembar
penilaian/tes untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II


a) Langkah-langkah pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada


tanggal 05 Mei 2020 pada pukul 08.00 – 09.30 di kelas Kelas V SD
Negeri No. 149/X Trimulya dengan tema “Ekosistem” dan subtema
“Komponen Ekosistem”. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak
sebagai observer dan guru kolaborasi yaitu guru kelas yang
bersangkutan. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP
Kurikulum 2013 yang telah dirancang sebagai berikut:

a. Guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok sesuai


dengan kelompoknya masing-masing
b. Guru mulai menjelaskan materi secara singkat dengan ceramah

21
22

c. Guru membagikan kartu bergambar kepada masing-masing


kelompok sambil memberikan penjelasan tentang petunjuk dari
kartu bergambar tersebut
d. Guru meminta masing-masing kelompok megerjakan kartu
bergambar 1,2,3,4,dan 5. Dalam pengerjaan kartu bergambar
guru tidak harus membantu siswa.
e. Dalam kelompok siswa dianjurkan untuk bekerja sama
saling membantu sehingga semua anggota kelompok dapat
memahami materi dalam kartu bergambar.
f. Meminta wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
pengerjaan kartu bergambar dalam kegiatan diskusi kelas.
g. Pada saat diskusi berlangsung guru juga melakukan
bimbingan kepada siswa, dan membenarkan jika ada
jawaban yang kurang tepat sehingga seluruh siswa
memahami materi yang diajarkan.
h. Setelah diskusi kelas berakhir, guru memberikan
penghargaan berupa stiker bergambar.
3) Tahap Observasi dan Evaluasi
a) Observasi
Kegiatan observasi Siklus II dilaksanakan dengan berpedoman pada
lembar observasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap
guru dalam menggunakan media pembelajaran pada siklus II ini
memperoleh persentase 88% dari sini dapat diketahui bahwa
langkah-langkah dalam penggunaan media pembelajaran guru sangat
baik rentang skor 1-5 berada pada tahap skor 5yaitu sedang
(85%<100%). Kemampuan guru dalam siklus II dalam kategori
sangat baik yaitu 88 % sehingga tujuan dalam pembelajaran tercapai.
Disini dapat di lihat semua langkah-langkah dalam penggunaan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlaksana semua
sesuai dengan diinginkan
b) Evaluasi

22
23

Hasil evaluasi berupa skor dari tes pembelajaran siklus II yaitu


sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil penilaian tes formatif materi ekosistem siklus II

NAMA SISWA NILAI KET

AGUS SAKBANI 70 Siswa yang mendapat nilai


AHMAD REYHAN 80 100 = 2 Siswa
AIDA FITRI 90 90 = 5 Siswa
APRIYA ALDAHAR 60 80 = 5 Siswa
ARDIANSYAH DIKA
SAPUTRA 80 70 = 11 Siswa
DEWI NUR KHOLIFAH 70 60 = 3 Siswa
DICHY FERDIANSYAH 90 50 = 0 Siswa
DIVA NESA NAILA SARI 60 40 = 0 Siswa
FEBI OKTAFIA 70 30 = 0 Siswa
HENDARTI 100 20 = 0 Siswa
ILHAM ANDI SAPUTRA 70 10 = 0 Siswa
IMAM AL. CHAROMAIN 70  
M ALIYAS GUNAWAN 80 KKM = 60
MADINATUL MINAWATI 60  
MELANI AMANDA SARI 80  
MISHA QURRATUN AIN 70  
MUHAMMAD DANI
SAPUTRA 100  
MUHAMMAD FIKRI JUNIAN
FELAN 70  
NAILA AZKA TSANIA 70  
PUTRI DWITA AGUSTIN 90  
REVANDI SAPUTRA 90  
RIDHO KURNIAWAN 70  
RIDO NUGROHO 70  
RIZKI 80  
ROBIATUL WARDA
MAULIDIA 90  
SABANIA SURKA 70  
JUMLAH 2000  
RATA-RATA 76,92307692  
TERTINGGI 100  
TERENDAH 60  

23
24

Gambar 4.2 Grafik Hasil Penilaian Siklus II

12

10

6 Column2

0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat terlihat bahwa ada


peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II . Pada
pembelajaran siklus II hasil pembelajaran yang di capai sudah baik
dan sesuai yang diharapkan peneliti. Dari 26 siswa, sudah mencapi
KKM. Oleh sebab itu peneliti perbaikan pembelajaran pada materi
ekosistem dihentikan pada siklus II.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, Hasil belajar siswa
meningkat dari siklus sebelumnya. Dari analisis diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek dan Kartu bergambar dapat meningkatkan Hasil
belajar siswa pada kelas V SD Negeri 149/X Trimulya.
Mengalami peningkatan dari siklus I yang hasilnya sebesar 56,5%.
Hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan
sebanyak 20,4 % yaitu 76,9%. Berdasarkan kriteria keberhasilan
pada bab III, maka peningkatan Hasil belajar siswa melalui
penerapan media kartu bergambar dikatakan berhasil, karena sesuai
dengan kriteria keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus
kedua.

24
25

E. PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran berbasis proyek dan media kartu bergambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajara siswa kelas
Kelas V SD Negeri No. 149/X Trimulya ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Tahap perencanaan (2) Tahap pelaksanaan dan (3) Tahap
penilaian (4) Refleksi; dimana tahap-tahap tersebut dilakukan dengan
memberikan kelonggaran yang lebih fleksibel dalam memilih bahan
pembuatan produk dan pembimbingan secara intensif pada setiap tahapan.
Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini yaitu :

a. Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I nilai yang belum tuntas yaitu


nilai yang mendapat 30 ada 4 orang, 40 ada 2 orang, 50 ada 6 orang dan
yang mendapat nilai diatas 60-100 ada 14 orang. Oleh karena itu penulis
melakukan penelitian mengapa pembelajaran di siklus I belum bisa
diterima siswa dengan baik menggunakan metode pembelajaran berbasis
proyek, terbukti dengan hasil evaluasi dari 26 siswa yang mendapat nilai
60 keatas atau tuntas hanya 14 orang (54%) dan siswa yang belum tuntas
dan mendapat nilai kurang dari 60 ada 12 siswa (46%) . oleh sebab itu
peneliti perlu melakukan pengadaan perbaikan pembelajaran siklus 2
karena siswa masih banyak mendapat nilai dibawah KKM.

b) Kemudian dilakukan penelitian lagi pada siklus II menggunakan media


kartu bergambar dengan merancang perbaikan-perbaikan dan evaluasi
pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,9% dan semua
siwa nilainya diatas KKM.
Dari hasil penelitian tersebut, maka terbukti dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek dan media kartu bergambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri No. 149/X Trimulya.

25
26

2. Saran Dan Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan, maka
dapat dikemukakan saran-saran berikut:
a) Bagi sekolah
1) Sekolah hendaknya memberi arahan dan motivasi bagi guru agar
menerapkan berbagai metode pembelajaran yang tepat dalam
proses pembelajaran.
2) Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat
menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b) Bagi guru
Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek
dan media kartu bergambar sebagai metode alternatif guru untuk
meningkatakan hasil belajar siswa.
c) Bagi peneliti lainnya
1) Sebelum menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek dan
media kartu bergambar, hendaknya memahami tahapan prosedur
metode pembelajaran berbasis proyek dan media kartu bergambar
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2) Sebaiknya ada inovasi dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga bisa menarik dan memudahkan siswa dalam memahami
konseppelajaran.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2013. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Revika Aditama
Abu Bakar Sidik Katili. 2012. Penurunan Jasa (servis) Ekosistem Sebagai
Pemicu Meningkatnya Perubahan Iklim Global. Hlm. 17
Andayani, Dkk. (2009). Pemantapan kemampuan profesional, Jakarta :
Universitas Terbuka.Ar-Ruzz Media Grup.
Ihkwan S.D. Ikwan. Ilmu Pengetahuan Alam Sd/Mi Kelas IV
(jakarta : pusat perbukuan, depertemen pendidikan nasional,
2009). Hlm. 58-72
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Trianto, 2001, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Jakarta : Bumi Aksara
Doppelt,y. (2009). Assesing Creative Thinking In Design-Based Learning.
Int J Technol Des Educ.19, hlm 55
Susilana,Rudi Dan Riyana,Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima

27

Anda mungkin juga menyukai