Anda di halaman 1dari 4

LITURGI

Liturgi adalah kerangka atau tata cara ibadah yang disusun secara rapi yang bertujuan
untuk mengatur jalannya suatu kebaktian. Liturgi ibadah dalam kalangan aliran Pentakosta
pada dasarnya sangat lemah dan kurang mendapart perhatian. Sebenarnya hal ini perlu di
perhatikan karena ibadah yang tertib, lebih mudah di ikuti, terutama bagi pengunjung yang
baru pertama kali datang dalam kebaktian, juga bagi seluruh sidang jemaat. Merancang
ibadah yang baik adalah salah satu tanggungjawab terutama bagi setiap pemimpin jemaat
atau gembala sidang. Oleh karena dalam acar ibadah seperti inilah jemaat di bimbing untuk
masuk ke dalam hadirat Allah yang Maha Kuasa, baik dalam pujian, penyembahan, maupun
dalam mendengarkan Firman Tuhan.

Para pemimpin pujian, pemain musik dan yang memberikan persembahan pujian atau
kesaksian, harus sudah mengetahui acara kebaktian sehingga mereka melayani tanpa ragu-
ragu sesuai baguannya masing-masing. Allah adalah Roh yang tertib sehingga kalau ibadah
dalam “Rumah Tuhan” perlu di koordinasi dengan tertib untuk menghormati kehadiran
Allah. Pemain musik suda harus berada pada posisi masing-masing dan siap untuk
mengiringi. Lagu-lagu yang akan di nyanyikan alangka baiknya di latih sebelumya. Perlu di
ingat ! bahwa ibadah bukanlah tempat untuk menyetem alat musik atau tempat latihan.

Acara Ibadah Umum

1. Penyembahan Bersama (Pembukaan)


Penyembahan ini adalah undangan bagi jemaat untuk masuk dalam ibadah. Lagu
dapat di ulang berkali-kali dan diakhiri dengan waktu untuk menyembah sebelum doa
pembukaan. Perlu di ingat bahwa bila lagu yang dipilih tidak sepadan akan berdampak
pada suasana ibadah.
2. Doa Pembukaan
Doa pembukaan harus memiliki tujuan khusus dan di pimpin oleh seorang yang di
urapi, yang memiliki suara tegas dan jelas. Doa pembukaan pada dasarnya dapat di
rinci sebagai berikut:
a. Doa ucapan syukur untuk perlindungan dan petolongan Tuhan sepanjang minggu
yang telah lewat.
b. Bersyukur buat janji-Nya karena dimana dua atau tiga orang berhimpun, Tuhan
ada di tengah-tengah mereka.
c. Permohonan agar supaya Tuhan memberi kebebasan dalam beribadah karena
dimana ada Roh Tuhan disitu ada kkebebasan.
d. Doa untuk mengusir kuasa setan yang dapat mengganggu peribadatan dan
meminta urapan atas mereka yang melayani juga bagi jemaat.
e. Doa harus dinaikan dengan iman dan keyakinan bahwa Tuhan telah menjawab
doanya.
3. Puji-pujian Jemaat
Lagu-lagu rohani yang akan dinyanyikan hendaklah mengundang jemaat untuk
bersukacita dalam memuji Tuhan. Pemimpin pujian dalam mengundang jemaat untuk
memuji Tuhan harus dengan terlebih dahulu memberikan contoh. Hal yang perlu di
perhatikan adalah pemimpin tidak diperbolehkan menghina atau merendahkan cara
jemaat memuji Tuhan bila kurang bersemangat melainkan di arahkan.
4. Persembahan Pujian (bila ada)
Bila yang mempersembahkan pujian lambat datang ke mimbar, janganlah mengajak
jemaat untuk menyanyikan lagu “sambil menunggu”. Karena tidak ada acara kebaktian
yang dilakukan hanya untuk menunggu waktu.
5. Kesaksian (bila ada)
Dalam tradisi terutama dalam aliran pentakosta, kesaksian adalah bagian yang
penting. Oleh karena itu adalah sangat baik jika dalam ibadah ada kesempatan untuk
mendengar berita kebaikan Tuhan yang telah dialami oleh saudara-saudara seiman.
Sebab kesaksian juga dapat menguatkan iman mereka yang sedang menghadapi masa
yang sukar.
6. Penyembahan (waktu mau mendengar Firman Tuhan)
Nyanyian penyembahan adalah bagian dari ibadah dimana umat Tuhan diberi
kesempatan untuk menyerah pasrah dan menyerahkan segenap hati kepada Tuhan,
mereka yang di berkati mengucap syukur, yang dalam kesusahan menerima
penghiburan, sedangkan mereka yang membutuhkan pertolongan diyakinkan bahwa
Tuhan telah mendengar dan menjawab doa mereka. Pemimpin harus mempuh
membawa masuk jemaat kedalam hadirat Tuhan, serta harus memiliki kepekaan
apakah jemaat masih meresponi atau sudah berdiam dan duduk karena lelah berdiri.
Penyembahan diakhiri dengan doa Safaat.
7. Doa Safaat
Doa safaat merupakan bagian pelayanan Yesus kepada dunia yang sering dilupakan
(cenderung tidak lakukan) oleh gereja masa kini. Doa ini sangat penting karena di
landasi atas kebenaran Firman Allah, yang perinciannya sebagai berikut:
a. Kesejahteraan bangsa dan Negara, pemerintah dengan program nasionalnya.
b. Pemimpin-pemimpin gereja, penginjil-penginjil dengan kebangunan Rohaninya
serta struktur dalam organisasi sendiri.
c. Program jemaatnya sendiri yang diakhiri dengan berdoa untuk kebutuhan jemaat.

Pendoa safaat harus peka terhadap kebutuhan-kebutuhan jemaat karena yang hadir
dalam kebaktian memiliki tujuan selain menikmati hadirat Allah dan Firman sebagai
berkat rohani, jemaat juga menginginkan jawaban-jawaban atas pergumulan secara
lahiria.

8. Firman Tuhan
Pujian dan penyembahan mmerupakan suatu sarana yang sangat menentukan dalam
mempersiapkan jemaat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Oleh karena itu para
pemimpin pujian dan penyembahan harus mempersiapkan lagu-lagu yang searah.
Demikian hal dengan dirinya, sehingga Firman Tuhan lebih meyakinkanpendengar.
Hendaknya konsepsi Firman Tuhan yang disampaikan lebih mendominasi daripada
cerita duniawi yang sebenarnya hanya sebagai ilustrasi.
9. Doa Sesudah Firman Tuhan
Sebalum doa disampaikan, jemaat Tuhan diajak menyanyiakan sebuah lagu yang
dipilih khusus sebagai pernyataan iman dan tanggapan terhadap Firman Tuhan yang
telah di beritakan. Jemaat diajak untuk meresponi Firman Tuhan dengan meninggalkan
segala dosa atau sesuai topic Firman yang disampaikan untuk menikmati hadirat
Tuhan. Doa ini hendaklah disampaikan oleh pemimpin jemaat atau gembala sidang
yeng lebih mengetahui situasi den permasalahan yang dihadapi jemaat.
10. Doa Kolekte
Mungkin akan lebih tepat apabila doa ini di tempatkan pada bagian akhir dari doa
sesuda Firman Tuhan. Hal ini di pertimbangkan karena sering doa kolekte di anggap
kurang berkwalitas, sehingga doa bagi pembawa persepuluhan dan korban lainnya
terlupakan. Ketika para kolektan menjalankan tugas, lagu pujian dinyanyikan.
11.Doa Penutup dan Berkat
Doa ini di dahului dengan bernyanyi bersama-sama sebuah lagu ucapan syukur atas
berkat Tuhan yang di terima sepanjang ibadah. Jika ada, sebaiknya doa ini disampaikan
oleh pemimpin jemaat atau gembala sidang karena diakhiri dengan doa berkat.
Tentang diakhiri suatu ibadah dengan menyanyi bersama lagu “Bapa Terima Kasih”,
sebenarnya ini didasari atas pemikiran bahwa jemaat yang sudah banyak, gerejapun
besar, yang tidak mungkin dapat terjangkau satu-satu untuk berjabat tangan seusai
doa berkat, sehingga dengan menyanyikan lagu tersebut kesempatan bagi pemimpin
jemaat atau gembala sidang maju ke pintu depan, pintu gereja. Dan khusus bagi jemaat
ini merupakan ungkapan pengaminan atas kehadiran Tuhan dalam ibadah.

Anda mungkin juga menyukai