Rangkuman
Rangkuman
Nama :
Semester :
Dosen :
Judul buku :
Pengarang :
Bertanya artinya, manusia tidak mau menerima secara pasif begitu saja, baik keadaan
dirinya maupun lingkungannya. Ia ingin tahu segala sesuatu. Bila yang diketahuinya itu
tidak sesuai dengan yang diingininya, ia akn berusaha keras mengubahnya. Dan kalau
Kesadaran etis manusia: kesadaran di dalam diri manusia tentang apa yang benar dan
apa yang salah, tentang apa yang baik dan apa yang jahat, tentang apa yang tepat dan
Kesadaran etis itu belum dapat disebut etika. Kesadaran etis sering muncul secara
spontan.
Etika adalah: ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku
manusia.
Keharusan yang hipotesis adalah keharusan yang bersifat kondisional. Artinya ia hanya
Di dalam etika ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekedar kondisi atau kenyataan.
Yang seharusnya di dalam etika adalah: yang benar, yang baik, dan yang tepat. Yang
tidak boleh dalam etika adalah yang salah, yang jahat, dan yang tidak tepat.
Deontologis : cara berfikir etis yang mendasarkan diri pada prinsip, hukum, norma
objektif yang dianggap harus berlaku mutlak dalam situasi dan kondisi apapun juga.
Teleologis : Penerapan hukum secara kaku, tidak jarang justru berakibat buruk.
Yang ingin diperlihatkan adalah, bahwa dengan mudahnya cara berfikir etis yang
Bahaya yang pertama dr cara berfikir teologis adalah bahaya menghalalkan segala car
Bahaya yang kedua dari cara berfikir teleologis dalam bentuknya yang ekstrim adalah
hedonisme.
Jadi keputusan apapun yang kita lakukan tidak pernah sempurna. Ia selalu harus kita
Sukses secara etis berarti sukses sebagai manusia. Baik secara etis, berarti selaras
atau sesuai dengan hakekat manusiawi kita yang utuh dan penuh.
Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi. Yang mewarnai dan menjiwai tindakan
Suatu tindakan kita sebut mempunyai nilai etis, apabila ia selaras dan sesuai dengan
apa yang kita artikan sebagai manusia yang utuh dan penuh itu. Artinya, ia
Etika Kristen berbicara tentang nilai-nilai yang mencerminkan siapa manusia itu ditinjau
orang-orang lain.
konvensional, purna-konvensional.
Teori Kohlberg justru amat bermanfaat untuk kita dapat menilai diri kita sendiri
Penjara sosial kita : bahwa di mana kita hidup itu sebenarnya adalah belenggu. Penjara
bentuk dan corak pada semua yang ada pada struktur atas. Oleh karena itu ajaran
agama, sistem politik, corak budaya bahkan struktur masyarakat, sebenarnya tak lain
keterbelengguan
Memilih. Kebebasan bukanlah cita-cita. Kebebasan adalah kenyataan yang ada pada
setiap kita. Kebebasan itu bukanlah konsep abstrak yang ada di luar manusia. Ia
merupakan kenyataan yang ada di dalam diri setiap orang, tidak di luarnya.
Tindakan kita = siapa kita. Tindakan itu berbicara lebih keras daripada kata-kata.
Tindakan kita, pilihan kita. Siapa kita sekarang ini adalah buah dari tindakan-tindakan
Rasa. Ada orang yang membagi manusia menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama
Kasih adalah nilai etis yang utama dan pokok, bahkan satu-satunya norma etis.
Kasih dibedakan 3 : Philia ( kasih persahabatan ), eros (kasih asmara), dan agape
Tindakan etis yang benar dan yang baik adalah yang menjaga kesatuan,
1.Akal : akal dianggap sebagai satu-satunya alat yang terbaik yang ada pada manusia
2. Tujuan yang jelas dan gamblang yaitu untuk ada dan ”survive”.
3. Harga diri yaitu keyakinan dan kepastian pada diri sendiri bahwa saya mampu untuk
Etika Kristen ialah iman Kristiani yang dipakai untuk menjadi asumsi dasar di dalam
Etika Kristen harus merupakan sesuatu yang terbuka dan dinamis bergerak di dalam
Etika Kristen bukanlah etika untuk orang Kristen tetapi etika oleh orang Kristen
Etika Kristen bertitiktolak pada Antropologi Kristen yaitu pemahaman mengenai siapa
paling sedikit secara hipotesis ia dapat dipahami dan diterima secara universal.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa asumsi dasar kita adalah bahwa semua tindakan
bertitik-tolak dari penghargaan yang sungguh dan tulus terhadap kehidupan setiap
individu
yang kekal itu menjadi manusia yang fana. Ia yang tidak terbatas itu, membatasi
DiriNya.
Kedosaan manusia. Universalitas dosa juga dapat dipahami dari sudut lain. Yaitu, dari
kebebasan manusia. Selama manusia mempunyai kebebasan untuk memilih yang baik,
selama itu pula ia juga mempunyai kebebasan yang sama untuk memilih yang jahat.
Bab 12 Jahat-Tapi-Apa-Boleh-Buat
kegelisahan. Ketegangan antara yang ideal dan yang fungsional, kegelisahan, bahwa