Oleh:
1B-D3/1931410012
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengaruh
Suhu Terhadap Panel Surya” dengan sungguh-sungguh. Tidak lupa pula ucapan
terima kasih kepada dosen mata kuliah utilitas, orang tua, serta teman-teman.
Karena dengan doa dan dukungan mereka saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.
Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas tengah semester dua.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, guna untuk memperbaiki makalah
berikutnya. Dan mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6
BAB II PENUTUP.....................................................................................................16
.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi besar terhadap energi matahari. Hal ini karena
Indonesia berada di garis khatulistiwa dan sebagai negara tropis yang
menyebabkan pancaran matahari yang cukup besar. Dengan adanya kelebihan dari
letak Indonesia ini diperlukan adanya pengembangan dengan memanfaatkan panel
surya.
Besar kecilnya output yang dihasilkan panel surya bergantung pada
banyaknya cahaya yang diserap oleh panel surya. Akibat pergerakan matahari
membuat cahaya yang diserap oleh panel surya akan berubah-ubah. Dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan, penulisan makalah ini dibuat untuk mengetahui
pengaruh dari efek suhu terhadap kinerja panel surya.
4
1.2 Landasan Teori
Panel surya merupakan alat yang mampu mengubah energi matahari
menjadi energi listrik (Anhar, Aulia Syahbanna, dkk. 2017).
Panel surya merupakan semikonduktor yang memiliki permukaan luas.
mono-crystalline merupakan panel surya yang paling efisien, karena
menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi di
tempat yang iradiannya kurang (teduh), kestabilannya akan turun drastis apabila
cuaca sedang berawan (Dzulfikar, Dafi dan Broto, Wisnu. 2016).
Panel surya akan bekerja secara optimal pada suhu 25°C. Semakin besar
suhu panel surya akan berdampak pada daya yang dihasilkan oleh panel surya
(Iqtimal, Zian, dkk.2018). Panel surya akan semakin optimal ketika berhadapan
langsung dengan matahari, dalam artian posisi permukaan panel surya berhadapan
langsung dengan iradian yang datang atau tegak lurus menghadap matahari.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen panel surya.
2. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja panel surya.
3. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kinerja panel surya.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas listrik panel surya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Panel surya fotovoltaik (PV) terdiri dari banyak sel surya. Sel surya
terbuat dari silikon, seperti semikonduktor. Sel surya ini dibangun dengan
lapisan positif dan lapisan negatif, yang bersama-sama menciptakan medan
listrik, seperti pada baterai
Panel Surya terdiri dari beberapa komponen, beberapa komponen utama panel
surya diantaranya adalah
1. Solar Panel
Solar Panel adalah alat yang terdiri dari sel surya yang berfungsi untuk
mengkonversikan sinar matahari menjadi listrik bermuatan DC. Sel surya atau
solar cell adalah suatu komponen yang dapat mengubah energi matahari menjadi
energi listrik dengan menggunakan prinsip efek yang disebut photovoltaic. Efek
photovoltaic adalah sebuah fenomena dimana munculnya tegangan arus listrik
karena ada hubungan dua elektroda yang duhubungkan dengan sistem padat dan
cairan saat mendapatkan energi cahaya matahari. Oleh karena itu, sel surya
sering juga disebut sel photovoltaic (PV).
Tipe Solar Panel :
a. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi
terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik
besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam
yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari
panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya
mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan.
6
b. Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan
daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung
lebih rendah
c. Thin Film Photovoltaic
Merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis
mikrokristal-silicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%
sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang
dihasilkan lebih besar daripada monokristal & polykristal.
7
2. Controller Solar Panel
Solar Charge Controller adalah komponen di dalam sistem PLTS
berfungsi sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator) baik terhadap arus
yang masuk dari panel PV maupun arus beban keluar / digunakan. Bekerja
untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan (OverCharge), Ini
mengatur tegangan dan arus dari panel surya ke baterai.
Solar Controller terbagi menjadi 2 type yaitu:
a. PWM
b. MPPT
3. Battery
Battery adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Ada beberapa
jenis baterai / aki di pasaran yaitu
8
a. Aki basah/ konvensional
Aki basah/konvensional berarti masih menggunakan asam sulfat (H2SO4)
dalam bentuk cair. Aki konvensional kandungan timbalnya (Pb) masih
tinggi sekitar 2,5%untuk masing-masing sel positif dan negatif.
b. Aki MF ( Maintenance Free ) / Kering
Asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai. Aki MF atau aki kering sel
positifnya masih menggunakan timbal 1,7% tetapi sel negatifnya sudah
tidak menggunakan timbal melainkan calsium sebesar 1,7%.
c. Aki VRLA ( Valve Regulated Lead Acid )
Struktur baterai VRLA
d. Aki Lithium
4. Inverter
9
balik (AC). Inverter merupakan kebalikan dari converter (adaptor) yang memiliki
fungsi mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC).
10
sebagai sumber listriknya yaitu melalui sinar matahari dan listrik pln,
dimana arus listrik yang di hasilkan di simpan di tempat penampungan
yaitu battery
Prinsip kerja sel surya ini dimulai dari partikel yang disebut “foton”.Foton
adalah partikel sinar matahari yang sangat kecil, dan partikel matahari tersebut
megenai atom semikonduktor sel surya sehingga dapat menimbulkan energi yang
besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektorn yang terpisah
dan bermuatan negatif akan bebas bergerak di daerah pita konduksi material semi
konduktor, sehingga atom yang kehilangan elektron akan kekosongan,
kekosongan tersebut dinamakan “hole” dengan muatan positif.
Daerah semi konduktor dengan elektron bebas bersifat negatif dan bertindak
sebagai pendonor elektron, disebut daerah semi konduktor tipe N. Sedangkan
daerah semi konduktor dengan hole bersifat positif dan bertindak sebagai
penerima elektron dinamakan dengan semi konduktor tipe P. Di persimpangan
daerah positif dan negatif akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan
hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi
daerah negatif sedangkan hole akan bergerak menjauhi daerah positif. Ketika
diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di
persimpangan positif dan negatif ini, akan timbul arus listrik.
11
Pertama, sinar matahari mengenai panel surya di atap. Panel mengkonversikan
energi ke arus DC, yang mengalir ke inverter. Inverter bertugas mengubah listrik
dari DC ke AC. Pada gambar dibawah menunjukkan baterai menyalakan bola
lampu. Elektron bergerak dari sisi negatif baterai, melalui lampu, dan kembali ke
sisi positif dari baterai.
12
bergantung pada perubahan radiasi. Parameter yang sangat dipengaruhi oleh
radiasi matahari adalah arus (I) keluaran sel surya sedangkan pengaruhnya
terhadap nilai tegangan (V) cukup kecil. Radiasi matahari yang dipancarkan ke
permukaan bumi hanya sebagian yang dapat sampai (direct radiation) karena
sebagian telah mengalami refleksi di atmosfer (diffuse radiation).
(Assiddiq, Hasbi dan Bastomi, Mochamad)
Tegangan listrik keluaran dari sel surya tidak hanya bergantung pada
besarnya intensitas radiasi yang diterima oleh permukaan panel, namun perubahan
temperatur pada permukaan panel surya juga dapat menurunkan tegangan listrik
keluaran dari sel surya. Perubahan temperatur pada panel surya disebabkan oleh
temperatur lingkungan sekitar, bahan silikon dari sel surya yang mampu
menyerap energi foton dan panas yang terkandung pada radiasi matahari
13
a. Jarak antara panel surya dan inverter
Untuk bisa mendapatkan produksi listrik secara maksimal dari panel surya,
mama meletakkan panel surya harus dalam jarak yang tepat. Idealnya jarak
antara panel surya dengan inverter adalah sekitar 30 meter. Pastikan
penempatan panel surya tidak terhalang objek yang menghasilkan bayangan
yang menutupi perangkat Anda.
b. Kondisi cuaca Bumi
Saat bumi tengah berawan atau diselimuti langit mendung, maka sinar
matahari akan terhalang dan mengurangi produksi listrik dari panel surya.
Selain itu, ketika udara di bumi mengandung partikel debu, asap, dan polusi,
maka ini juga dapat menghambat kerja panel surya.
Satu lagi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil produksi listrik
yaitu luas area pada bagian atap itu. Secara ideal, untuk dapat menghasilkan 1
14
kWh per hari membutuhkan atap rumah seluas 2,5 meter persegi. Apabila
luas area atap terbatas. Disarankan agar memilih panel surya tipe
monocrystalline. Hal ini dikarenakan tipe ini memiliki tingkat efisiensi yang
lebih tinggi dibandingkan tipe lainnya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Dzulfikar, Dafi dan Broto, Wisnu. 2016 “Optimalisasi Pemanfaatan Energi Listrik
Tenaga Surya”. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016. Vol. 5
Iqtimal, Zian. dkk. 2018 “Aplikasi Sistem Tenaga Surya Sebagai Sumber listrik
Tenaga Pompa Air”. Jurnal Online Teknik Elektro. Vol.3(1).
Maulana,Soleh.2019. “Apa itu Energi Matahari dan Bagaimana Cara Kerja Panel
Surya?”. (https://icasolar.com/blog/ , diakses 5 Mei 2020)
17