Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH UTILITAS

PENGARUH SUHU TERHADAP PANEL SURYA

Oleh:

AWWALUN NUR ANFIA

1B-D3/1931410012

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengaruh
Suhu Terhadap Panel Surya” dengan sungguh-sungguh. Tidak lupa pula ucapan
terima kasih kepada dosen mata kuliah utilitas, orang tua, serta teman-teman.
Karena dengan doa dan dukungan mereka saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.

Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas tengah semester dua.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, guna untuk memperbaiki makalah
berikutnya. Dan mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.

Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi pengembangan


pengetahuan dan informasi, serta sebagai sarana literasi.

Malang, 5 April 2020

Awwalun Nur Anfia

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ..............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4


1.2 Landasan Teori...........................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.4 Tujuan.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

2.1 Komponen Panel Surya..............................................................................6


2.2 Prinsip dan Cara Kerja Panel Surya............................................................11
2.3 Pengaruh Perubahan Suhu..........................................................................13
2.4 Faktor Kualitas Listrik Panel Surya............................................................14

BAB II PENUTUP.....................................................................................................16
.....................................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan salah satu masalah yang dihadapi di seluruh negara di


dunia. Mengingat energi sendiri merupakan salah satu faktor yang mendukung
kemajuan suatu negara. Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan energi juga
semakin besar sehingga semakin sedikit pula persediaan cadangan energi
konvensional.
Sumber energi konvensional yang banyak digunakan sekarang ini adalah
energi dari fosil contohnya seperti minyak bumi dan batu bara, dimana semakin
hari energi fosil ini mengalami penurunan jumlahnya karena energi ini tergolong
energi yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu, energi fosil juga memiliki
dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Untuk itu perlu adanya energi alternatif
agar keseimbangan tetap terjaga.
Sumber energi yang bisa digunakan sebagai energi alternatif salah satunya
ialah dengan memanfaatkan sumber energi matahari. Sumber energi matahari
merupakan salah satu sumber energi alam yang tidak pernah habis dan dapat
mengurangi dampak pemanasan global yang ditimbulkan oleh buangan gas, dan
bahan-bahan lain yang dapat membentuk efek rumah kaca.

Indonesia memiliki potensi besar terhadap energi matahari. Hal ini karena
Indonesia berada di garis khatulistiwa dan sebagai negara tropis yang
menyebabkan pancaran matahari yang cukup besar. Dengan adanya kelebihan dari
letak Indonesia ini diperlukan adanya pengembangan dengan memanfaatkan panel
surya.
Besar kecilnya output yang dihasilkan panel surya bergantung pada
banyaknya cahaya yang diserap oleh panel surya. Akibat pergerakan matahari
membuat cahaya yang diserap oleh panel surya akan berubah-ubah. Dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan, penulisan makalah ini dibuat untuk mengetahui
pengaruh dari efek suhu terhadap kinerja panel surya.

4
1.2 Landasan Teori
Panel surya merupakan alat yang mampu mengubah energi matahari
menjadi energi listrik (Anhar, Aulia Syahbanna, dkk. 2017).
Panel surya merupakan semikonduktor yang memiliki permukaan luas.
mono-crystalline merupakan panel surya yang paling efisien, karena
menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi di
tempat yang iradiannya kurang (teduh), kestabilannya akan turun drastis apabila
cuaca sedang berawan (Dzulfikar, Dafi dan Broto, Wisnu. 2016).
Panel surya akan bekerja secara optimal pada suhu 25°C. Semakin besar
suhu panel surya akan berdampak pada daya yang dihasilkan oleh panel surya
(Iqtimal, Zian, dkk.2018). Panel surya akan semakin optimal ketika berhadapan
langsung dengan matahari, dalam artian posisi permukaan panel surya berhadapan
langsung dengan iradian yang datang atau tegak lurus menghadap matahari.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana susunan komponen panel surya?
2. Bagaimana prinsip dan cara kerja panel surya?
3. Mengapa suhu dapat mempengaruhi kineja panel surya?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas listrik panel surya?

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen panel surya.
2. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja panel surya.
3. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kinerja panel surya.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas listrik panel surya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komponen Panel Surya

Panel surya fotovoltaik (PV) terdiri dari banyak sel surya. Sel surya
terbuat dari silikon, seperti semikonduktor. Sel surya ini dibangun dengan
lapisan positif dan lapisan negatif, yang bersama-sama menciptakan medan
listrik, seperti pada baterai

Panel Surya terdiri dari beberapa komponen, beberapa komponen utama panel
surya diantaranya adalah

1. Solar Panel

Solar Panel adalah alat yang terdiri dari sel surya yang berfungsi untuk
mengkonversikan sinar matahari menjadi listrik bermuatan DC. Sel surya atau
solar cell adalah suatu komponen yang dapat mengubah energi matahari menjadi
energi listrik dengan menggunakan prinsip efek yang disebut photovoltaic. Efek
photovoltaic adalah sebuah fenomena dimana munculnya tegangan arus listrik
karena ada hubungan dua elektroda yang duhubungkan dengan sistem padat dan
cairan saat mendapatkan energi cahaya matahari. Oleh karena itu, sel surya
sering juga disebut sel photovoltaic (PV).
Tipe Solar Panel :

a. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi
terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik
besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam
yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari
panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya
mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan.

6
b. Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan
daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung
lebih rendah
c. Thin Film Photovoltaic
Merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis
mikrokristal-silicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%
sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang
dihasilkan lebih besar daripada monokristal & polykristal.

Bagian dari Solar Sel

7
2. Controller Solar Panel
Solar Charge Controller adalah komponen di dalam sistem PLTS
berfungsi sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator) baik terhadap arus
yang masuk dari panel PV maupun arus beban keluar / digunakan. Bekerja
untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan (OverCharge), Ini
mengatur tegangan dan arus dari panel surya ke baterai.
Solar Controller terbagi menjadi 2 type yaitu:

a. PWM
b. MPPT

Keterangan PWM Charge Controller MPPT Charge Controller


Tegangan Array PV array & tegangan Tegangan PV array dapat lebih tinggi
baterai harus sama. dibandingkan tegangan baterai.
Tegangan Baterai Beroperasi pada tegangan Dapat beroperasi diatas tegangan
baterai, sehingga ideal jika baterai, sehingga dapat mendorong
digunakan pada temperatur pengisian lebih cepat pada kondisi
yang cukup hangat dan temperatur dingin dan kapasitas
ketika kapasitas baterai baterai rendah.
80%.
Kapasitas sistem Direkomendasikan Kapasitas sistem diatas 200W akan
digunakan pada kapasitas lebih ideal menggunakan SCC
sistem kecil MPPT.
Off-Grid Disarankan digunakan Dapat digunakan pada tipe sistem
atau Grid-Tie sistem off-grid dengan tipe grid-tie, walaupun dengan kapasitas
tegangan panel surya kecil. Karena mampu beradaptasi
(Vmp) berada pada ≈ 17 dengan baik pada jenis panel yang
hingga 18 Volts untuk tidak memiliki susunan seri 36 sel.
setiap nominal tegangan
baterai 12V.
Metode kapasitas Susunan panel surya Susunan panel surya dihitung
Array dihitung pada berdasarkan berdasarkan watt (berdasarkan
arus yang dihasilkan saat maksimum Charging
solar panel bekerja sesuai Current x Battery Voltage)
dengan tegangan baterai.

3. Battery
Battery adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Ada beberapa
jenis baterai / aki di pasaran yaitu

8
a. Aki basah/ konvensional
Aki basah/konvensional berarti masih menggunakan asam sulfat (H2SO4)
dalam bentuk cair. Aki konvensional kandungan timbalnya (Pb) masih
tinggi sekitar 2,5%untuk masing-masing sel positif dan negatif.
b. Aki MF ( Maintenance Free ) / Kering
Asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai. Aki MF atau aki kering sel
positifnya masih menggunakan timbal 1,7% tetapi sel negatifnya sudah
tidak menggunakan timbal melainkan calsium sebesar 1,7%.
c. Aki VRLA ( Valve Regulated Lead Acid )
Struktur baterai VRLA

d. Aki Lithium

4. Inverter

Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk


mengkonversi atau mengubah tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-

9
balik (AC). Inverter merupakan kebalikan dari converter (adaptor) yang memiliki
fungsi mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC).

Inverter pada umumnya terbagi menjadi 4 type yaitu :

a. Pure sine wave inverter


Digunakan untuk beban-beban yang masih menggunakan motor/beban
yang berisifat induksi agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat
panas.
b. Modified sine wave inverter
Merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave. Bentuk
gelombangnya bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan
ada garis putus-putus di antara sumbu y=0 dan grafik sinusnya. Perangkat
yang menggunakan kumparan masih bisa beroperasi dengan modified sine
wave inverter, hanya saja kurang maksimal.
c. Grid Tie / On Grid Inverter
Merupakan special inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi
listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik DC menjadi AC yang
kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. Dengan adanya
grid tie inverter kelebihan KWh yang diperoleh dari sistem PLTS ini bisa
disalurkan kembali ke jaringan listriki PLN untuk dinikmati bersama dan
sebagai penggantinya besarnya KWh yang disuplai harus dibayar PLN ke
penyedia PLTS, tentunya dengan tarif yang telah disepakati sebelumnya.
d. Off Grid Hybrid Inverter
Merupakan inverter yang berfungsi sama seperti genset dimana ketika
terjadi mati lampu maka akan secara otomatis di backup oleh inverter off
grid hybrid tersebut. Inverter off grid hybrid ini mempunyai pilihan

10
sebagai sumber listriknya yaitu melalui sinar matahari dan listrik pln,
dimana arus listrik yang di hasilkan di simpan di tempat penampungan
yaitu battery

2.2 Prinsip dan Cara Kerja Panel Surya

Prinsip kerja sel surya ini dimulai dari partikel yang disebut “foton”.Foton
adalah partikel sinar matahari yang sangat kecil, dan partikel matahari tersebut
megenai atom semikonduktor sel surya sehingga dapat menimbulkan energi yang
besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektorn yang terpisah
dan bermuatan negatif akan bebas bergerak di daerah pita konduksi material semi
konduktor, sehingga atom yang kehilangan elektron akan kekosongan,
kekosongan tersebut dinamakan “hole” dengan muatan positif.

Daerah semi konduktor dengan elektron bebas bersifat negatif dan bertindak
sebagai pendonor elektron, disebut daerah semi konduktor tipe N. Sedangkan
daerah semi konduktor dengan hole bersifat positif dan bertindak sebagai
penerima elektron dinamakan dengan semi konduktor tipe P. Di persimpangan
daerah positif dan negatif akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan
hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi
daerah negatif sedangkan hole akan bergerak menjauhi daerah positif. Ketika
diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di
persimpangan positif dan negatif ini, akan timbul arus listrik.

11
Pertama, sinar matahari mengenai panel surya di atap. Panel mengkonversikan
energi ke arus DC, yang mengalir ke inverter. Inverter bertugas mengubah listrik
dari DC ke AC. Pada gambar dibawah menunjukkan baterai menyalakan bola
lampu. Elektron bergerak dari sisi negatif baterai, melalui lampu, dan kembali ke
sisi positif dari baterai.

Dengan listrik AC (arus bolak-balik), elektron didorong dan ditarik, secara


berkala berbalik arah, seperti silinder mesin mobil. Generator menciptakan listrik
AC ketika kumparan kawat berputar di samping magnet. Banyak sumber energi
berbeda dapat memutar pegangan generator mi, seperti gas atau solar,
hidroelektrik, nuklir, batubara, angin, atau matahari. Listrik AC dipilih untuk
jaringan tenaga listrik, karena lebih murah untuk penggunaan jarak jauh

2.3 Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Kinerja Panel Surya

Intensitas radiasi matahari merupakan sumbe energi yang dikonversi oleh


sel surya menjadi energi listrik sehingga daya dan efisiensi keluarannya sangat

12
bergantung pada perubahan radiasi. Parameter yang sangat dipengaruhi oleh
radiasi matahari adalah arus (I) keluaran sel surya sedangkan pengaruhnya
terhadap nilai tegangan (V) cukup kecil. Radiasi matahari yang dipancarkan ke
permukaan bumi hanya sebagian yang dapat sampai (direct radiation) karena
sebagian telah mengalami refleksi di atmosfer (diffuse radiation).
(Assiddiq, Hasbi dan Bastomi, Mochamad)

Namun, radiasi matahari bukanlah satu-satunya parameter yang memiliki


pengaruh terhadap kinerja panel surya. Perubahan temperatur panel juga
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada nilai tegangan (V), sedangkan
untuk arus (I) pengaruhnya kecil sehingga dapat dinyatakan bahwa antara
pengaruh radiasi dengan temperatur terhadap daya dan efisiensi keluaran sel surya
berbanding terbalik.

Tegangan listrik keluaran dari sel surya tidak hanya bergantung pada
besarnya intensitas radiasi yang diterima oleh permukaan panel, namun perubahan
temperatur pada permukaan panel surya juga dapat menurunkan tegangan listrik
keluaran dari sel surya. Perubahan temperatur pada panel surya disebabkan oleh
temperatur lingkungan sekitar, bahan silikon dari sel surya yang mampu
menyerap energi foton dan panas yang terkandung pada radiasi matahari

Berdasarkan penelitian di Universitas Negeri Surabaya tahun 2016, suhu


dapat mempengaruhi tegangan dan efisiensi yang dihasilkan oleh panel surya.
Semakin tinggi suhu yang ada pada panel surya maka akan semakin rendah
tegangan dan efisiensi listrik yang dihasilkan. Sebaliknya semakin rendah suhu
yang ada pada panel surya maka akan semakin tinggi tegangan dan efisiensi listrik
yang dihasilkan.

2.4 Faktor Lain yang Mempengaruhi Kualitas Listrik Panel Surya

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas listrik antara lain,

13
a. Jarak antara panel surya dan inverter
Untuk bisa mendapatkan produksi listrik secara maksimal dari panel surya,
mama meletakkan panel surya harus dalam jarak yang tepat. Idealnya jarak
antara panel surya dengan inverter adalah sekitar 30 meter. Pastikan
penempatan panel surya tidak terhalang objek yang menghasilkan bayangan
yang menutupi perangkat Anda.
b. Kondisi cuaca Bumi

Saat bumi tengah berawan atau diselimuti langit mendung, maka sinar
matahari akan terhalang dan mengurangi produksi listrik dari panel surya.
Selain itu, ketika udara di bumi mengandung partikel debu, asap, dan polusi,
maka ini juga dapat menghambat kerja panel surya.

c. Arah atap rumah

Lokasi penempatan panel surya sangat berpengaruh terhadap hasil


produksi listrik. Apabila atap rumah menghadap ke arah utara atau selatan,
maka produksi listrik yang dihasilkan lebih optimal karena panel surya
mendapat intensitas sinar matahari secara maksimal. Untuk menyiasati arah
atap rumah berada di selatan khatulistiwa, bisa diarahkan 15 derajat
menghadap arah utara. Sebaliknya, jika atap rumah ada di utara khatulistiwa,
maka diarahkan 15 derajat ke arah selatan

d. Derajat kemiringan atap rumah


Sebagian besar bangunan rumah di Indonesia memiliki atap rumah dengan
kemiringan sekitar 30 – 40 derajat. Namun, atap rumah yang terlalu miring
dapat mengurangi efisiensi panel surya. Panel surya idealnya dipasang pada
derajat kemiringan antara 10-15 derajat agar bisa menangkap sinar matahari
secara lebih optimal.

e. Luas area bagian atap

Satu lagi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil produksi listrik
yaitu luas area pada bagian atap itu. Secara ideal, untuk dapat menghasilkan 1

14
kWh per hari membutuhkan atap rumah seluas 2,5 meter persegi. Apabila
luas area atap terbatas. Disarankan agar memilih panel surya tipe
monocrystalline. Hal ini dikarenakan tipe ini memiliki tingkat efisiensi yang
lebih tinggi dibandingkan tipe lainnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan beberapa keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa


perubahan suhu di panel mempengaruhi kinerja panel surya. Selain suhu
panel, banyak faktor eksternal lain yang mempengaruhi kinerja panel surya.
Suhu 25°C meupakan suhu ideal yang dapat menghasilkan energi listrik lebih
optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Assiddiq, Hasbi dan Bastomi, Mochamad. 2019. “Analisis Pengaruh Perubahan


Temperatur Panel Terhadap Daya Dan Efisiensi Keluaran Sel Surya
Poycrystalline”. Jurnal Online Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 11

Dzulfikar, Dafi dan Broto, Wisnu. 2016 “Optimalisasi Pemanfaatan Energi Listrik
Tenaga Surya”. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016. Vol. 5

http://www.sj-ses.com/solar-panel-system-part/ (diakses 5 Mei 2020)

Iqtimal, Zian. dkk. 2018 “Aplikasi Sistem Tenaga Surya Sebagai Sumber listrik
Tenaga Pompa Air”. Jurnal Online Teknik Elektro. Vol.3(1).

Maulana,Soleh.2019. “Apa itu Energi Matahari dan Bagaimana Cara Kerja Panel
Surya?”. (https://icasolar.com/blog/ , diakses 5 Mei 2020)

17

Anda mungkin juga menyukai