Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH MIKROORGANISME

Sitaresmi Yuningtyas, M.Si


Apa yang dimaksud mikrobiologi ?
micros = kecil,
bios = hidup,
logos = Ilmu

MIKROBIOLOGI → ilmu yang mempelajari


organisme hidup yang berukuran kecil atau
mikroskopis

Mikrobiologi : kajian tentang mikroorganisme,


meliputi aspek: morfologi, fisiologi,
reproduksi, ekologi dan genetika
Apakah mikroorganisme itu ?
Mikroorganisme = mahluk hidup yang
berukuran kecil (mikroskopis), yang
memiliki bentuk kehidupan serta
karakteristik yang khas yang bisa
dibedakan dari organisme lain, terutama
mampu hidup diberbagai habitat
(kosmopolitan)
Mikroorganisme = jasad renik = mikroba =
mikrobia
Dunia mikroorganisme terdiri dari 5
kelompok organisme, yaitu bakteri,
protozoa, virus, algae, dan fungi.
Jasad renik disebut sebagai mikroba
bukan hanya karena ukurannya yang
kecil, sehingga sukar dilihat dengan
mata biasa, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi.
Ukuran mikroba biasanya dinyatakan
dalam mikron , 1 mikron adalah 0,001 mm.
Sel mikroba umumnya hanya dapat
dilihat dengan alat pembesar atau
mikroskop, walaupun demikian ada
mikroba yang berukuran besar sehingga
dapat dilihat tanpa alat pembesar.
PENEMUAN ANIMALCULUS
Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan
ditemukannya mikroskop oleh Antonie van
Leeuwenhoek (1633-1723).
Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,
dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang
sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan
jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali.
Leeuwenhoek melakukan pengamatan tentang struktur
mikroskopis biji, jaringan tumbuhan dan invertebrata
kecil, tetapi penemuan yang terbesar adalah
diketahuinya dunia mikroba yang disebut sebagai
“animalculus” atau hewan kecil.
Animalculus adalah jenis-jenis mikroba yang sekarang
diketahui sebagai protozoa, algae, khamir, dan
bakteri.
PENEMUAN ANIMALCULUS
Mahasiswa ilmu pengetahuan alam
berkebangsaan belanda yang pertama
melaporkan pengamatannya dengan
menampung air hujan dan mengamatinya
dengan mikroskop. Ternyata ditemukan
makhluk hidup atau mikroorganisme yang
disebut „animalculus‟ , berbentuk tampak
bulat, batang, dan spiral.
Selama hidupnya ia telah membuat lebih
dari 250 buah mikroskop, masing-masing
terdiri dari lensa tunggal hasil gosokan
rumah yang ditanam dalam kerangka
kuningan dan perak. Kekuatan perbesaran
tertinggi hanya 200 sampai 300 kali
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
John Tyndall (1820-1893), dalam suatu percobaannya juga mendukung
pendapat Pasteur.
Cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih
selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan
membusuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa
pemanasan maka akan terjadi pembusukan.
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil (tidak tahan
pemanasan, saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada
bakteri (sangat tahan terhadap panas).

Dari penyelidikan ahli botani Jerman yang bernama Ferdinand Cohn, dapat
diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase termoresisten, bakteri dapat
membentuk endospora.
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
Dengan penemuan tersebut, maka dicari cara
untuk sterilisasi bahan yang mengandung
bakteri pembentuk spora, yaitu dengan
pemanasan yang terputus dan diulang
beberapa kali atau dikenal sebagai
Tyndallisasi.
Pemanasan dilakukan pada suhu 100⁰C selama
30 menit, kemudian dibiarkan pada suhu kamar
selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3 kali.
Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri
berspora yang masih hidup akan berkecambah
membentuk fase pertumbuhan / termolabil,
sehingga dapat dimatikan pada pemanasan
berikutnya.
PERAN MIKROBA DALAM
TRANSFORMASI BAHAN ORGANIK
Suatu bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan
mengalami perubahan susunan kimianya.
Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal
sebagai fermentasi (pengkhamiran) dan
pembusukan (putrefaction)
Fermentasi → proses yang menghasilkan alkohol
atau asam organik, misalnya terjadi pada bahan
yang mengandung karbohidrat.
Pembusukan → proses peruraian yang
menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian
bahan yang mengandung protein.
PERAN MIKROBA DALAM
TRANSFORMASI BAHAN ORGANIK
Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing secara terpisah
menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu
dijumpai adanya khamir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula
menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut.
Teori biologis ini ditentang oleh Jj. Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka
berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan merupakan reaksi kimia
biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812 telah berhasil disintesa
senyawa organik urea dari senyawa anorganik.
• Pasteur banyak meneliti tentang proses fermentasi
(1875-1876).
• Pada saat perusahaan pembuat anggur dari gula bit,
menghasilkan anggur yang masam. Pasteur
memecahkan masalah yang timbul dalam industri
anggur.
• Meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang
bagus  Pasteur menemukan mikroorganisme yang
berbeda.
• Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang
bagus sementara tipe mikroorganisme lain
mendominasi anggur yang kurang bagus 
menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme
yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus.
Pasteur memusnahkan mikroba yang telah
ada dalam sari buah anggur dengan cara
memanaskannya.

Setelah dingin ke dalam sari buah diinokulasi


dengan anggur yang berkualitas baik
yang mengandung mikroorganisme yang
diinginkan

anggur yang dihasilkan memiliki kualitas


yang baik dan tidak mengalami
perubahan aroma selama disimpan jika
sebelumnya dipanasi dulu selama
beberapa menit pada 50–60oC

Proses ini dikenal dengan pasteurisasi


PENEMUAN KEHIDUPAN ANAEROB
• Selama meneliti fermentasi asam butirat,
Pasteur menemukan adanya proses kehidupan
yang tidak membutuhkan udara.
• Pasteur menunjukkan bahwa jika udara
dihembuskan ke dalam bejana fermentasi
butirat, proses fermentasi menjadi terhambat,
bahkan dapat terhenti sama sekali.
• Dari hal ini kemudian dibuat 2 istilah:
1) kehidupan anaerob, untuk mikroba yang
tidak memerlukan Oksigen
2) kehidupan aerob, untuk mikroba yang
memerlukan Oksigen.
• Oksigen umumnya diperlukan mikroba sebagai agensia untuk mengoksidasi
senyawa organik menjadi CO2 → “respirasi aerob” , yang menghasilkan tenaga
untuk kehidupan jasad dan pertumbuhannya.
• Mikroba lain dapat memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan senyawa
organik secara fermentasi anaerob, tanpa memerlukan Oksigen.
• Beberapa jenis mikroba bersifat obligat anaerob atau anaerob sempurna.
• Jenis lain bersifat fakultatif anaerob, yaitu mempunyai dua mekanisme untuk
mendapatkan energi. Apabila ada Oksigen, energi diperoleh secara respirasi aerob,
apabila tidak ada Oksigen energi diperoleh secara fermentasi anaerob.
• Pasteur mendapatkan bahwa respirasi aerob adalah proses yang efisien untuk
menghasilkan energi.
MIKROBA PENYEBAB PENYAKIT
Pasteur menggunakan istilah khusus
untuk mengatakan kerusakan pada
minuman anggur oleh mikrobia, yaitu
disebut penyakit Bir.
Ia juga mempunyai dugaan kuat tentang
adanya peran mikroba dalam
menyebabkan timbulnya penyakit pada
jasad tingkat tinggi.
Bukti-buktinya adalah dengan
ditemukannya jamur penyebab penyakit
pada tanaman gandum (1813), tanaman
kentang (1845), dan penyakit pada ulat
sutera serta kulit manusia.
MIKROBA PENYEBAB PENYAKIT
Pada tahun 1850 diketahui bahwa dalam
darah hewan yang sakit antraks, terdapat
bakteri berbentuk batang.
Davaine (1863-1868) membuktikan bahwa
bakteri tersebut hanya terdapat pada hewan yang
sakit, dan penularan buatan menggunakan darah
hewan yang sakit pada hewan yang sehat
dapat menimbulkan penyakit yang sama.
Pembuktian bahwa antraks disebabkan oleh
bakteri dilakukan oleh Robert Koch (1876),
sehingga ditemukan “postulat Koch” yang
merupakan langkah-langkah untuk membuktikan
bahwa suatu mikroba adalah penyebab penyakit.
POSTULAT KOCH
1) Suatu mikroba yang diduga
sebagai penyebab penyakit
harus ada pada setiap
tingkatan penyakit.
2) Mikroba tersebut dapat diisolasi
dari jasad sakit dan
ditumbuhkan dalam bentuk
biakan murni.
3) Apabila biakan murni tersebut
disuntikkan pada hewan yang
sehat dan peka, dapat
menimbulkan penyakit yang
sama.
4) Mikrobia dapat diisolasi kembali
dari jasad yang telah dijadikan
sakit tersebut.
PENEMUAN VIRUS
• Iwanowsky menemukan bahwa filtrat bebas bakteri -(cairan yang telah disaring
dengan saringan bakteri)- dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena
penyakit mozaik, ternyata masih tetap dapat menimbulkan infeksi pada tanaman
tembakau yang sehat.
• Dari kenyataan ini kemudian diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai
ukuran jauh lebih kecil dari bakteri (submikroskopik) karena dapat melalui
saringan bakteri, yaitu dikenal sebagai virus.
PENEMUAN VIRUS
• Untuk membuktikan penyakit yang
disebabkan oleh virus, dapat digunakan
postulat River (1937), yaitu:
1) Virus harus berada di dalam sel inang.
2) Filtrat bahan yang terinfeksi tidak
mengandung bakteri atau mikroba lain yang
dapat ditumbuhkan di dalam media buatan.
3) Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada
jasad yang peka.
4) Filtrat yang sama yang berasal dari hospes
peka tersebut harus dapat menimbulkan
kembali penyakit yang sama.
PENEMUAN IMUNISASI
PENEMUAN IMUNISASI
Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan
tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen
yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan
untuk menyebabkan penyakit.
Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat
menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan
pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan
terhadap penyakit.
Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi
untuk mencegah anthrax.
Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen
tersebut dengan vaccin dari bahasa latin vacca
yang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan
tersebut dikenal dengan vaksinasi.
PENEMUAN ANTISEPTIK
Secara umum septis berarti efek toksis dari
mikroorganisme penyebab penyakit pada tubuh
selama infeksi.
Antiseptik: ukuran-ukuran yang menghentikan
efek tersebut dengan pencegahan infeksi.
Oliver Weldell Holmes (1809 -1894) seorang
dokter Amerika pada tahun 1843 menekankan
bahwa penyakit demam pada wanita bersifat
menular. Oleh karena itu ditularkan dari satu
wanita lain melalui tangan dokter.
PENEMUAN ANTISEPTIK
• Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz
Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan
klorin sebagai desinfektan untuk tangan dokter.
• Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Joseph
Lister menemukan asam karbol atau phenol
dapat digunakan untuk membunuh bakteri.
• Lister menggunakan larutan ini untuk merendam
alat-alat bedah dan menyemprot ruangan
operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk
mengatasi infeksi setelah operasi yang
sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari
pasiennya.
PENEMUAN ANTISEPTIK
• Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk
mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat
fisik lain dapat mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk
bayi prematur dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer
yang steril

Anda mungkin juga menyukai