A.Produksi Antibiotik
Produksi antibiotik dapat dikelompokkan menjadi tiga metode: fermentasi alami, semi-
sintetik, dan sintetis. Karena semakin banyak bakteri terus mengembangkan resistensi terhadap
antibiotik yang diproduksi saat ini, penelitian dan pengembangan antibiotik baru terus menjadi
penting. Selain penelitian dan pengembangan dalam produksi antibiotik baru, sistem pengiriman
pengemasan ulang adalah penting untuk meningkatkan kemanjuran antibiotik yang saat ini
diproduksi. Perbaikan pada bidang ini telah melihat kemampuan untuk menambahkan antibiotik
langsung ke perangkat yang ditanamkan, aerosolisasi antibiotik untuk pengiriman langsung, dan
kombinasi antibiotik dengan non antibiotik untuk meningkatkan hasil. Peningkatan strain bakteri
patogen yang resisten antibiotik telah menyebabkan peningkatan urgensi untuk pendanaan
penelitian dan pengembangan antibiotik dan keinginan untuk memproduksi antibiotik baru dan
lebih baik.
Beberapa tahap pembuatan antibiotik sesuai dengan gambar di atas adalah sebagai berikut.
Mikroorganisme penghasil antibiotik dikembangkan.
Mikroorganisme dipindahkan ke dalam bejana fermentasi yang menyerupai tangki besar.
Di tempat ini, mikroorganisme dipacu dengan lingkungan yang cocok agar berkembang
biak secara cepat.
Dari cairan biakannini, antibiotik diekstraksi dan dimurnikan, selanjutnya diuji dengan
urutan sebagai berikut:
1) Zat diuji dalam tabung reaksi, apakah dapat mematikan kuman atau tidak.
2) kemudian zat diujikan kepada hewan percobaan, termasuk diteliti efek sampingnya.
3) jika berhasil barulah diujikan pada orang sakit dan selanjutnya dipasarkan.
B.Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena melibatkan proses
fermentasi, langkah-langkah harus diambil untuk memastikan bahwa sama sekali tidak ada
kontaminasi yang diperkenalkan pada titik mana pun selama produksi.
Untuk tujuan ini, media dan semua peralatan pemrosesan disterilkan dengan uap. Selama
pembuatan, kualitas semua senyawa diperiksa secara teratur. Yang paling penting adalah
pemeriksaan yang sering terhadap kondisi kultur mikroorganisme selama fermentasi. Ini
dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi. Juga, berbagai sifat fisik dan
kimia dari produk jadi diperiksa seperti pH, titik lebur, dan kadar air.
Memproduksi antibiotik dapat dilakukan melalui 3 cara, dengan cara alami, sintesis, dan
semi sintesis. Dengan cara alami artinya bahwa antibiotik tersebut diproduksi dengan cara
mengisolasi bagian tertentu dari mikroorganisme tertentu yang berkhasiat sebagai antibiotik.
Sementara dengan cara sintesis (buatan) artinya antibiotik tersebut diproduksi melalui
serangkaian proses kimia yang produknya merupakan senyawa organik berkhasiat antibiotik.
Lalu dengan cara semisintesis artinya antibiotik tersebut didapatkan melalui gabungan cara alami
dan sintesis, jadi bagian tertentu dari mikroorganisme diisolasi, kemudian diproses secara
kimiawi, produk yang dihasilkan merupakan antibiotik.
Bahan Baku
Pada umumnya, saat akan memproduksi antibiotik tersebut akan menggunakan proses
fermentasi. Dan selama fermentasi organisme akan menghasilkan bahan antibiotik tersebut,
yang kemudian akan bisa digunakan sebagai obat. bioteknologi modern terapi genetik bisa
dijadikan sebagai informasi tambahan.
Mekanisme
Dalam tahap ini, akan melibatkan atau mengisolasi mikroorganisme yang diinginkan, dan
akan mendorong pertumbuhan budaya dalam menyempurnakan serta mengisolasi produk
antibiotik akhir.
Persiapan
Sebelum fermentasi dimulai, mikroorganisme akan memproduksi antibiotik yang diinginkan
harus di isolasi dan juga jumlahnya harus ditingkatkan. Untuk melakukan hal ini, budaya
starter dari sampel sebelumnya akan terisolasi dan akan disimpan dalam laboratorium.
Fermentasi
Tangki fermentasi pada dasarnya adalah tangki versi besar yang mampu menampung sekitar
30.000 galon dan diisi dengan media pertumbuhan yang sama.
Isolasi dan Pemurnian
Setelah tiga hingga lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan diproduksi dan diproses
isolasi dapat dimulai. Dalam metode ini, kaldu akan diperlakukan dengan pelarut organik
seperti butil asetat atau metil isobutil keton yang secara khusus dapat melarutkan antibiotik
tersebut. Kemudian antibiotik akan disempurnakan dalam bentuk dan jenis yang berbeda
menggunakan bioteknologi modern.
2. Golongan Sefalosporin
- Mekanisme kerja: menghambat pembentukan dinding sel bakteri
- Derivat: Sefaktor, Sefadroksil, Seftazidim, Seftriaksomn,
Sefuroksin, Sefaleksim, Sefazolin.
- Obat generik: Sefadroxil, Sefotaxim, Sefadrin, Sefaktor
- Obat paten: Cefat, Claforan, Velocef, Ceclor
- Efek samping: Reaksi alergi, Hipersensitif, Mual dan diare
- Indikasi: infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan,
infeksi kulit, dan infeksi jaringan lunak, infeksi pada sendi
3. Golongan Aminoglikosida
- Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein sel bakteri
- Derivat: Streptomisin, Neomisin, Kanamisin, Gentamisin,
Framisetin, Tobramisina, Amikacini
- Obat generik: Streptomisin, Neomisin, Kanamisin, Gentamisin,
Framisetin
- Obat paten: Streptomycin Meiji, Neobiotic, Kanoxin, Ottotgenta,
Sofra Tulle
- Efek samping: terjadinya kerusakan pada telinga sehingga
mengganggu keseimbangan dan pendengaran
- Indikasi: infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit
4. Golongan Kloramfenikol
- Mekanisme kerja: menghambat pembentukan dinding sel bakteri
- Derivat: Kloramfenikol, Tiamfenikol
- Obat paten: Biothicol (Sanbe), Colme (Interbat)
- Efek samping: anemia, mual, muntah dan nyeri, alergi, syndrome
gray pada bayi
- Indikasi: types, konjungtifitas mata
5. Golongan Tetrasiklin
- Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein sel bakteri
- Derivat: Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, Doksisiklin, Minosiklin
- Obat generik: Tetrasiklin, Oksitetrasiklin, Doksisiklin, Minosiklin
- Obat paten: super tetra (Darya Varia), teramycin (Pfizer indo),
interdoxin (interbat), minocin (phaphros)
- Efek samping: gigi kecoklatan, muka kemerahan, diare, sakit
kepala/vertigo
- Indikasi: infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan,
kulit (luka)
Perhatian:
- Kehamilan: golongan tetrasiklin dapat melewati plasenta dan
ditemukan dalam jaringan fetus. Dapat terjadi efek toksis pada
fetus yang berupa retardasi perkembangan tulang (kategori D).
- Menyusui: tetrasiklin dapat diekskresikan melalui air susu ibu.
Tidak dapat dikombinasikan dengan susu dan antasida.
- Penggunaan antibiotic golongam tetrasiklin selama masa
pertumbuhan gigi (dari akhir masa kehamilan sampai anak usia
8 tahun) dapat menyebabkan perubahan warna gigi (kuning,
abu-abu,coklat) yang bersifat permanen.
- Antibiotic golongan tetrasiklin membentuk kompleks kalsium
yang stabil pada jaringan pembentyk tulang.
6. Golongan Makrolida
- Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein sel bakteri
- Derivat:
- Obat generik: Erytromisin, Spiramisin
- Obat paten: Erysanbe (Sanbe), Spiramisin (rhone poulwnc ind)
- Efek samping: mual dan muntah
- Indikasi: infeksi saluran pernapasan
Rifampicin
- Mekanisme kerja: menghambat enzim bakteri (RNA Polimerase)
- Obat generik: Rifampicin
- Obat paten: Risamfibi (Sanbe)
- Efek samping: mual, muntah, diare, pusing, gangguan
penglihatan
- Indikasi: TBC, Lepra, Meningitis
- Peringatan: dapat menyebabkan warna merah pada
urin,keringet,tinja,liur,dahak dan air mata.
Asam Fusidat
- Mekanisme kerja: menghambat sintesa protein sel bakteri
- Obat generik: Asam Fusidat
- Obat paten: Rucidin (leo phaemaceutical)
- Efek samping: mual, muntah, diare, pusing, gangguan
penglihatan
- Indikasi: infeksi saluran pernapasan, radang sumsum tulang
belakang
- Peringatan: dapat menyebabkan warna merah pada
urin,keringet,tinja,liur,dahak dan air mata.
Linkomisin
- Mekanisme kerja: menghambat pembentukan protein organisme
- Efek samping: diare, sakit perut, mual, muntah, ruam, gangguan
fungsi hati, nyeri
- Indikasi: infeksi pada tulang dan sendi
Klindamisin
- Mekanisme kerja: menghambat pembentukan protein organisme
- Efek samping: diare, sakit perut, mual, muntah, ruam, gangguan
fungsi hati, nyeri
- Indikasi: infeksi pada tulang dan sendi
7. Golongan Kuinolon
- Mekanisme kerja: menghambat pembentukan DNA bakteri
- Derivat: Asam Nalidiksat, Ofloksasin, Siprofloksasin->Baquinor,
Norfloksasin
- Efek samping ciprofloksasin: tremor, gagal ginjal, syndrome
steve jonhson, dan dapat menurunkan kewaspadaan
- Indikasi terutama ciprofloksasin: infeksi saluran kemih, saluran
cerna (typus) dan gonorrhoe.
D. Kegunaan Antibiotik
Fungsi antibiotik dapat berbeda dalam hal jenis bakteri yang akan dimusnakannya.
Antibiotik yang dapat melawan berbagai jenis bakteri sendiri disebut dengan antibiotik spectrum
luas misalnya amoksisilin dan gentamisin. Sedangkan antibiotik yang memengaruhi hanya
beberapa jenis bakteri disebut dengan antibiotik spectrum sempit misalnya penisilin.
Berbagai jenis antibiotik juga memiliki cara kerjanya sendiri yang tentunya berbeda-
beda. Misalnya saja pada penisilin yang bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel bakteri.
Antibiotik mencegah bakteri untuk mensintesis molekul dinding sel yang disebut dengan
peptidoglikan, dinding sel inilah yang menyediakan kekuatan yang dibutuhkan bakteri untuk
bertahan hidup dalam tubuh manusia.
Nah, sedangkan fungsi antibiotik lainnya memengaruhi cara sel bakteri bekerja, sebagai berikut:
Salah satu golongan antibiotik yang disebut dengan kuinolon memiliki mekanisme kerja
untuk menghambat girase DNA, enzim penting yang membantu DNA bakteri untuk
memperbanyak diri. Hal inibekerja dengan menghapus girase, ciprofloxacin dan
antibiotik yang sejenis secara efektif mencegah babkteri berkembang biak.
Beberapa antibiotik termasuk tetrasiklin, yang biasanya digunakan untuk mengobati
jerawat, infeksi saluran pernapasan, dan kondisi lainnya. Maka fungsi antibiotik ini
adalah untuk menghambat sintesis protein. Antibiotik ini bantu untuk mencegah molekul
ribosom untuk mensintesis protein. Kalau tanpa protein, bakteri tidak dapat
melaksanakan fungsi-fungsi vital, termasuk reproduksi aseksual.
Rifampisin, kelompok pbat anti tuberculosis (OAT), yang fungsi antibiotik yang sama
yaitu untuk menghambat sintesis RNA, molekul yang terlibat dalam menerjemahkan
DNA tubuh menjadi protein.
Selain itu, ada juga jenis antibiotik yang melawan bakteri dengan mekanisme kerjanya
dengan menghentikan memproduksi asam folat oleh bakteri, vitamin penting yang
digunakan untuk memperkokoh membrane sel. Nahm membrane sel ini berguna untuk
mengontrol keluar masuknya zat dari dan ke tubuh bakteri.
Di sini, biasanya dokter akan memilihkan antibiotik yang disesuaikan dengan bakteri
yang biasanya menyebabkan infeksi tertentu dengan memperhatikan fungsinya masing-
masing. Terkadang dokter memerlukan tes atau bahkan pemeriksaan untuk
mengidentifikasi dengan tepat, jenis bakteri penyebab infeksinya. Sehingga dapat
dipilihkan jenis antibiotik yang cocok.
1) Pengobatan Jerawat
Jerawat merupakan gangguan kulit yang sukar untuk disembuhkan, hal ini dikarenakan
jerawat bisa muncul kapan saja. Maka untuk solusinya, hal yang bisa kamu lakukan adalah
dengan mencari berbagai cara untuk menghilangkan jerawat dan melakukan pencegahan agar ia
tidak muncul lagi yaitu dengan memberikan antibiotik.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Penyebabnya adalah karena
adanya bakteri yang bersarang pada saluran kemih. Infeksi ini mudah diobati dalam jangka
waktu pendek dengan menggunakan antibiotik seperti penisilin, namun jika dalam dua hingga
tiga hari belum sembuh, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjut oleh tenaga medis.
Infeksi kulit merupakan gangguan yang umum terjadi pada segala jenis usia, anak-anak
hingga orang tua. Masalah kulit bisa disembuhkan dengan antibiotik seperti penisilin. Akan
tetapi terkadang gangguan ini bisa sembuh dengan sendirinya. Gejala munculnya infeksi ini
antara lain, timbulnya benjolan berisi cairan pada kulit yang disertai dengan ruam kemerahan,
rasa pedih, sakit, dan panas.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam aliran darah. Penggunaan
antibiotik seperti sefalosporin merupakan langkah awal untuk mengobati penyakit ini. Untuk
selanjutnya dapat dilakukan tindakan sesuai dengan penyebab dan adanya komplikasi.
Fermentasi biasanya menggunakan satu macam mikroorganisme yang telah terseleksi. Namun
pada fermentasi dual atau multiple digunakan lebih dari satu mikroorganisme. Organisme ini
dapat diinokulasikan ke dalam substrat secara simultan. Fermentasi ini dilarutkan untuk
menghasilkan produk yang tidak dapat dilakukan hanya dengan semacam mikroorganisme saja,
atau untuk menghasilkan produk fermentasi yang berbeda tetapi mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi. Sebagai contoh fermentasi untuk memproduksi cuka, pertama yeast diperlukan
untuk menghasilkan etil alkohol, kemudian Acetobacter digunakan untuk merubah alkohol
menjadi cuka.
Fermentasi dapat dilakukan dengan cara batch per batch atau secara kontinu.
Pada fermentasi batch, pertumbuhan mikroorganisme dan sintesis produk berlangsung dalam
media, kemudian setelah sintesis produk maksimum, semua substrat diambil bersamaan dan
dilakukan proses isolasi produk. Pada fermentasi kontinu, media nutrien ditambahkan secara
terus menerus, diimbangi dengan pengambilan substrat dari fermentor juga secara terus menerus
untuk mendapatkan sel-sel atau produk fennentasi. Selama fermentasi diperlukan tempat yang
berisi media bernutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga organisme tersebut dapat
berkembang dan menghasilkan produk yang diinginkan.
Di dalam laboratorium, fermentasi antibiotik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Pada media padat.
Penelitian mikroorganisme penghasil antibiotik biasanya membutuhkan media padat
untuk pertumbuhannya. Misalnya pada waktu skrining, suspensi mikroorganisme terpilih
ditumbuhkan pada media padat, setelah inkubasi dalam waktu cukup, aktivitas antibiotik
yang dihasilkan dapat diuji terhadap berbagai bakteri indikator. Dalam hal fermentasi
antibiotik pada media padat, temperatur dan komposisi media merupakan faktor yang
sangat penting dan menentukan keberhasilan produksi antibiotik. Untuk mengontrol
temperatur supaya konstan dan sesuai dengan yang dikehendaki, dapat menggunakan
inkubator atau alat lain.
2. Pada media cair dengan shaker
Fermentasi antibiotik biasanya menggunakan fermentor untuk pertumbuhan
biakan submerged. Namun jika fermentor tidak tersedia, teknik shake flask dapat dipakai
untuk menggantikannya, tetapi dengan kondisi lebih terbatas dan kontrol parameter
kurang optimum dibandingkan dengan fermentor.
Teknik ini biasanya digunakan untuk berbagai percobaan fermentasi pendahuluan
sebelum menggunakan fermentor sebenarnya. Sebagai con toh, setelah organisme
diperoleh sebagai biakan murni, maka perlu memeriksa karakteristik biokimia atau
morfologi mereka dengan menumbuhkannya pada kondisi biakan submerged. Untuk
tujuan tersebut teknik shake flask dapat digunakan karena sederhana dan
dapat memberikan informasi yang hetguna. lnformasi yang dapat diperoleh dri percobaan
dengan teknik ini antara lain, komposisi medium, tingkat aerasi, pola pH dan parameter-
parameter yang berkaitan dengan pertumbuhan dan produk yang dihasilkan.
Teknik shake flask pertama kali dilakukan oleh Kluyver dan Perquin (1933). Pada dasarnya ada
dua macam mekanisme dari teknik ini :
a. Reciprocating shaker.
Variasi dapat dilakukan dengan mengatur panjang stroke. Keuntungan alat ini, secara
mekanis lebih sederhana dibandingkan rotary shaker.
Kecepatannya dapat diatur misalnya 60 � 120 stroke per menit. Panjang stroke juga
dapat diatur misalnya 4 � 8 cm. Alat ini paling sesuai digunakan untuk menumbuhkan
organisme uniseluler bakteri dan yeast.
b. Rotary shaker, bergerak dengan arah melingkar.
Variasi dapat dilakukan dengan mengatur panjang radius orbit. Alat ini dianggap sebagai
tipe standar karena dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroorganisme
termasuk sel tanaman dan hewan. Alat ini selain mempunyai kekuatan senfrifugal juga
harus mampu beroperasi pada kecepatan tinggi. Kecepatan dapat diatur misalnya antara
100 ½ 400 rpm dan radius orbit juga dapat diatur misalnya 1 � 5 cm
.
3. Pada media cair dengan fermentor
Teknik shake flask dengan rotary shaker atau reciprocating shaker merupakan cara
konvensional dan berguna pada tahap pendahuluan proses fermentasi, penelitian dan
pengembangan dalam laboratorium fermentasi. Namun cara ini akan memberikan
estimasi kondisi fermentasi skala besar yang kurang baik mengenai potensi
mikroorganisme dalam mensintesis produk. Oleh karena itu untuk mendapatkan estimasi
kondisi fermentasi yang ideal perlu menggunakan fermentor volume kecil. Karena
kondisi fermentasi dalarn fermentor kecil ini akan lebih menggambarkan kondisi
fermentasi skala besar yang sebenarnya.
Sistem fermentasi aerob memerlukan udara steril yang dimasukkan ke dalam fermentor. Cara
yang biasa digunakan dengan melewatkan udara melalui filter steril. Udara memasuki fermentor
biasanya melalui pipa yang terletak di bawah impeller dan udara mengalir melalui sparger. Gas
yang memasuki fermentor dapat menimbulkan tekanan positif di dalam fermentor, maka laju
aliran udara harus dikontrol, demikian juga sistem pengeluaran gas.
Persiapan
Tangki fermentasi pada dasarnya adalah tangki versi besar yang mampu menampung
sekitar 30.000 galon dan diisi dengan media pertumbuhan yang sama. Antibiotika ditemukan
dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan indusif untuk pertumbuhan. Berikut
mikroorganisme yang diizinkan untuk tumbuh dan berkembang biak. Selama proses ini,
mereka mengeluarkan jumlah besar antibiotik yang diinginkan. Tank-tank didinginkan untuk
menjaga suhu antara 73-81 ° F (23-27,2 ° C). Hal ini terus gelisah, dan aliran berkelanjutan
dari udara disterilkan dipompa ke dalamnya. Untuk alasan ini, anti-foaming agen akan
ditambahkan secara berkala. Karena kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang
optimal, asam atau basa ditambahkan ke tangki yang diperlukan
Isolasi dan Pemurnian
Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan telah diproduksi dan
proses isolasi dapat dimulai. Tergantung pada antibiotik tertentu diproduksi, kaldu fermentasi
diproses oleh berbagai metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa antibiotik yang larut
dalam air, metode pertukaran ion dapat digunakan untuk pemurnian. Dalam metode ini,
senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan sampah organik dalam kaldu dan
kemudian dikirim melalui peralatan, yang memisahkan senyawa yang lain larut dalam air
dari yang diinginkan. Untuk mengisolasi antibiotik minyak yang larut seperti penisilin,
metode ekstraksi pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu diperlakukan dengan
pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang secara khusus dapat
melarutkan antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian kembali dengan menggunakan
berbagai cara kimia organik. Pada akhir langkah ini, produsen biasanya dibiarkan dengan
bentuk bubuk murni dari antibiotik, yang dapat lebih disempurnakan ke dalam jenis produk
yang berbeda.
Isolasi dan Pemurnian
Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan telah diproduksi dan
proses isolasi dapat dimulai. Tergantung pada antibiotik tertentu diproduksi, kaldu fermentasi
diproses oleh berbagai metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa antibiotik yang larut
dalam air, metode pertukaran ion dapat digunakan untuk pemurnian. Dalam metode ini,
senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan sampah organik dalam kaldu dan
kemudian dikirim melalui peralatan, yang memisahkan senyawa yang lain larut dalam air
dari yang diinginkan. Untuk mengisolasi antibiotik minyak yang larut seperti penisilin,
metode ekstraksi pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu diperlakukan dengan
pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang secara khusus dapat
melarutkan antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian kembali dengan menggunakan
berbagai cara kimia organik. Pada akhir langkah ini, produsen biasanya dibiarkan dengan
bentuk bubuk murni dari antibiotik, yang dapat lebih disempurnakan ke dalam jenis produk
yang berbeda.
Quality Control
Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena melibatkan proses
fermentasi, langkah-langkah yang diambil harus dipastikan bahwa tidak adanya kontaminasi
selama proses produksi.. Untuk tujuan ini, media dan semua peralatan pengolahan yang
menyeluruh uap disterilkan. Selama manufaktur, kualitas semua senyawa diperiksa secara
teratur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering kondisi budaya mikroorganisme
selama proses fermentasi. Ini dicapai dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi.
Juga, sifat fisik dan kimia berbagai produk jadi diperiksa seperti pH, titik leleh, dan kadar air.
Di Amerika Serikat, produksi antibiotik sangat diatur oleh Administrasi Makanan dan
Obat (FDA). Tergantung pada aplikasi dan jenis antibiotik, pengujian lebih atau kurang harus
dilengkapi. Sebagai contoh, FDA mengharuskan untuk antibiotik tertentu setiap batch harus
diperiksa oleh mereka untuk efektivitas dan kemurnian. Hanya setelah mereka telah disertifikasi
batch itu dapat dijual untuk konsumsi umum.
Sejak pengembangan obat baru adalah proposisi mahal, perusahaan farmasi telah
melakukan penelitian sangat sedikit dalam satu dekade terakhir. Namun, suatu perkembangan
yang mengkhawatirkan telah mendorong kembali minat dalam pengembangan antibiotik baru.
Ternyata bahwa beberapa bakteri penyebab penyakit telah bermutasi dan mengembangkan
perlawanan terhadap berbagai antibiotik standar. Ini bisa memiliki konsekuensi serius terhadap
kesehatan masyarakat di dunia kecuali antibiotik baru ditemukan atau perbaikan yang dibuat
pada orang yang tersedia. Masalah menantang akan menjadi fokus penelitian selama bertahun-
tahun yang akan datang.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/dosenbiologi.com/bioteknologi/bioteknologi-modern-
antibiotik-jenis-baru/amp tgl 17 april
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Production_of_antibiotics&usg=ALkJrhh-
CexMTlVQ3qSOrcMP9qaNlgpfHw tgl 17 april
http://wanibesakc.blogspot.com/2019/01/sejarah-dan-cara-pembuatan-
antibiotik.html?m=1 Tgl 17 april
http://nurulfajrymaulida.blogspot.com/2013/02/antibiotik.html?m=1 Tgl 17 april
https://www.slideshare.net/mobile/ArwinAr/antibiotik-gabungan
https://hot.liputan6.com/read/3942109/fungsi-antibiotik-dan-jenisnya-perhatikan-cara-
kerjanya-yang-berbeda-beda
http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
http://www.anneahira.com/manfaat-antibiotik.html
http://www.amazine.co/17356/8-jenis-antibiotik-beserta-manfaat-efek-sampingnya
Tadjuddin Naid, Syaharuddin Kasim, Asnah Marzuki, dan Sumarheni. Laboratorium
Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin Makassar.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33948/4/Chapter%20II.pdf
http://andheklawbae.blogspot.com/2008/09/fermentasi-antibiotik.html