Anda di halaman 1dari 43

Metabolit primer adalah suatu metabolit atau

molekul atau molekul produk akhir atau produk


antara dalam proses metabolisme makhluk hidup,
yang fungsinya sangat esensial bagi kelangsungan
hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara
intaseluler. contohnya adalah karbohidrat, protein,
lemak dan DNA, pada umumnya metabolit primer
tidak di produksi secara berlebihan. pada sebagain
besar mikroorganisme peoduksi metabolit primer
secara berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat dan kadang- kadang dapat mematikan
mikroorganisme tersebut ( Dewick, 1999 ).
• Mikroorganisme menghasilkan metabolit
primer seperti etanol.
• Metabolit primer diproduksi pada waktu
yang sama dengan pembentukan sel baru,
dan kurva produksinya mengikuti kurva
pertumbuhan populasi secara paralel.
Ciri-ciri metabolit primer:
• Terbentuk melalui metabolisme primer
• Memiliki fungsi esensial dan jelas bagi kelangsungan
hidup organisme tsb
• Sering berhubungan dengan pertumbuhan organisme
penghasilnya
• Bersifat tidak spesifik karena ada pada hampir semua
makhluk hidup
• Dibuat, lalu disimpan secara intraseluler
• Dibuat dalam jumlah yang cukup banyak
1. Enzim
Enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. proses
produksi biasanya aerobik dan medium biakan sama
dengan yang digunakan fermentasi antibiotik. enzim itu
sendiri umumnya hanya sedikit dibentuk selama fase
pertumbuhan aktif tetapi akumulasi dalam jumlah besar
terjadi selama fase stationer pertumbuhan.
enzim pada mikroorganisme diproduksi dalam jumlah
banyak, digunakan sebagai tambahan detergen.
1.Asam sitrat dan senyawa organik lain
2.vitamin
3.asam amino
Metabolit
Sekunder
Pengertian Metabolit Skunder
Metabolit sekunder merupakan
senyawa yang dihasilkan pada fase
pertumbuhan stasioner. Senyawa
metabolit sekunder tidak digunakan
untuk pertumbuhan bakteri, namun
digunakan sebagai agensia
pertanian yang berupa antibiotik
(gramisidin), toxin (botulinin),
pigmen (β-karotein), alkaloid
(scytonemin).
Metabolit Sekunder
Produk metabolit

Metabolisme sekunder

Bukan merupakan kebutuhan


pokok

Hidup & berkembang

Nutrisi darurat untuk bertahan hidup


Fungsi Metabolit Sekunder
Bagi mikroorganisme
Sebagian besar belum teridentifikasi
jelas fungsinya tapi beberapa ada yang telah
diketahui ,misal untuk prtahanan diri.

Bagi Manusia
Sangat banyak fungsinya, karena sebagian besar
bersifat
Sebagai :
Antibiotika merupakan produk metabolisme sekunder.
Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar
industri fermentasi, tetapi karena aktivitas terapetiknya
tinggi maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi,
oleh karena itu antibiotika dibuat secara komersial
melalui fermentasi mikroba. Beberapa antibiotika
dapat disintesis secara kimia, tetapi karena
kompleksitas bahan kimia antibiotika dan cenderung
menjadi mahal, maka tidak memungkinkan sintesis
secara kimia dapat bersaing dengan fermentasi
mikroorganisme.
1.Streptomyces

Streptomyces adalah sumber utama senyawa antibiotik . Saat ini,


Streptomyces Memproduksi > 2/3 antibiotic alami yang berguna secara
klinis
nystatin dari S. noursei streptomycin dari S. griseus
amphotericin B dari S. nodosus tetrasiklin dari S. rimosus
natamycin dari S. natalensis vancomycin dari S. Orientalis
erythromycin dari S. erythreus rifamycin dari S. mediterranei
2. Streptomyces
spp
• Antibiotika berspektrum luas yang disebut munumbicin,
dihasilkan oleh endofit Streptomyces spp. strain NRRL 30562 yang
merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia
nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis
dan Mycobacterium tuberculosis yang multiresisten terhadap
berbagai obat anti TBC
Cryptosporiopsis quercina
Cryptocandin adalah anti-fungi yang dihasilkan oleh mikroba endofit
Cryptosporiopsis quercina, dan berhasiat sebagai antijamur yang
patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan
Trichopytonspp.
15

Phomopsis spp

• Phomopsichalasin, merupakan metabolit yang diisolasi dari


mikroba endofit Phomopsis spp.
• Berhasiat sebagai anti bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica,
Staphylococcus aureus, dan juga dapat menghambat pertumbuhan
jamur Candida tropicalis.
PIGMEN
 Bakteri diketahui dapat memproduksi pewarna alami yang
menyerupai pewarna alami yang terdapat di tanaman.
 Bakteri-bakteri yang berpigmen:
- Bakteri penghasil pigmen merah: Bacillus megaterium
- Bakteri penghasil pigmen karotenoid: Flavobacterium
dehydrogenans, Rhodobacter sphaeroides, Rhodobacter
sulfidophilus, Rhodopseudomonas spheroides
- Bakteri penghasil pigmen biru: Streptomyces sp.
- Bakteri penghasil pigmen violet kehitaman dan pigmen
kuning: Actinomycetes
 Sebagian besar jenis pigmen yang dihasilkan oleh bakteri

laut adalah golongan karotenoid.

 Beberapa diantaranya yang memiliki nilai komersial


adalah: astaxantin, β-karoten, zeaxantin dan kantaxantin.

 Karotenoid bakteri laut secara in-vitro dapat dimanfaatkan

dalam bidang kesehatan, diantaranya sebagai prekursor


vitamin A, antikanker, anti obesitas, serta dapat membantu
sistem kekebalan tubuh dengan cara melindungi reseptor
sel-sel fagosit dari kerusakan auto-oksidasi akibat
terbentuknya radikal oksigen.
 Selain sebagai bahan dalam pewarnaan makanan, pigmen dari
bakteri laut dapat digunakan sebagai bahan pewarnaan yang
dimasukkan ke dalam pakan ikan.
 Pada penelitian skala laboratorium dihasilkan bahwa
pemberian paracoccus dalam pakan ikan kakap merah dapat
meningkatkan kandungan carotenoid pada kulit sebesar 7.73
dan 2 kali lipat dibanding ikan yang diberi pakan komersil dan
pakan yang mengandung astaxanthin buatan.
20

METABOLIT SEKUNDER YANG


MERUGIKAN BAGI MANUSIA
DAN MAKHLUK HIDUP LAIN

KELOMPOK 5 10/12/2013
MIKOTOKSIN

Mikotoksin adalah senyawa kimia beracun yang dihasilkan oleh


jamur
Pengaruh pada kesehatan :
bisa akut, memunculkan penyakit secara cepat atau bersifat jangka
panjang ( bersifat karsinogenik  kanker ; kehilangan imunitas tubuh,
teratogenic dan embryotoxic)
Ada 5 (lima) kelompok mikotoksin yang sering terdapat pada
pangan:
1. kelompok Aflatoksin
2. kelompok Fumonisin
3. Deoxynivalenol / nivalenol (DON)
4. Zearalenone
5. Ochratoxin
KEBERADAAN KE LIMA MIKOTOKSIN PADA PANGAN

PENGARUH YG
MIKOTOKSIN KOMODITI JAMUR PENGHASIL DITIMBULKAN
Aflatoksin Jagung, kacang, Aspergillus flavus Karsinogenik,
(B1, B2, G1, G2) bijian lain dan hasil Aspergillus embriotoksik
olahnya parasiticus
Aflatoksin M1 Pakan yg Karsinogenik
dan derevatnya Susu mengandung AFB

Fumonisins Jagung, gandum dan Fusarium moniliforme Karsinogenik


( B1,B2 ) beberapa bijian lain Accut

Jagung, gandum, Fusarium Karsinogenik


Zearalenone barley graminearum System
F. Culmorum reproduksi
F. crookwellense

Deoxynivalenol Jagung, gamdum,


Nivalenol barley Idem zearalenone idem

Ochratoxin A Kopi, coklat, gandum Aspergillus


(OTA) ochraceus karsinogenik
Penicillium
vericosum
FIELD FUNGI : SPOILAGE FUNGI MYCOTOXIGENIC FUNGI

Curvularia fallax (7) Aspergillus candidus (5) A. flavus (80)


C. pallescens (6) A. niger (65) Fusarium moniliforme(73)
Lasiodiplodia A.tamarii (21) F. semitectum (34)
theobroma (38) A. wentii (10) F. proliferatum (7)
Nigrospora oryzae (11) Chaetomium funicola (9) Penicillium citrinum (45)
Penicillium funiculosum(5) C. globusum (11)
P. oxalicum (10) Eurotium chevalieri (48)
Rhizopus oryzae (33) E. rubrum (54)
R. stolonifer (6) E. repens (5)
Trichoderma harzianum(6)
CEMARAN JAMUR PENGHASIL CEMARAN MIKOTOKSIN
MIKOTOKSIN CUKUP BESAR MENGKHAWATIRKAN??

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU


DIAMBIL
1. MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN BAHAYA
YG DITIMBULKAN OLEH MIKOTOKSIN
2. PERBAIKAN METODA BUDIDAYA UNTUK MENGURANGI
CEMARAN JAMUR DI LAPANGAN
3. PERBAIKAN METODA PANEN DAN PASCA PANEN, DENGAN
MENYEDIAKAN ALAT PENGERING YANG MEMADAI DAN
TEKNIK PENYIMPANAN YANG BENAR
4. PENGEMBANGAN PROSES PENGOLAHAN UNTUK
DETOKSIFIKASI MIKOTOKSIN DALAM BAHAN MENTAH, BAIK
SECARA KIMIAWI MAUPUN BIOLOGIS MELALUI PROSES
FERMENTASI
Penyebab penyakit, baik pada manusia,
hewan maupun tumbuhan.
• Misalnya
– Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia
– Corynebacterium diphtheriaepenyebab dipteri.

Strptococcus pneumoniae
Penyebab Keracunan Makanan
(Food born disease)
• misalnya
spora Clostridium perfringens, C.
Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio
parahaemolyticus,
• bakteri tersebut akan mengeluarkan racun
sehingga makanan atau minuma mengandung
racun dan bila dikonsumsi dapat.

Bacillus cereus C. Botulinum


PENGENDALIAN
MIKROBA
Pengendalian: segala kegiatan yang dapat
menghambat, membasmi atau
menyingkirkan mikroorganisme

Pentingnya pengendalian:
1. Mencegah penyebaran penyakit dan
infeksi
2. Mengendalikan mikroorganisme pada
inang yang
terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan
bahan
oleh mikroorganisme
Pengendalian: segala kegiatan yang dapat
menghambat, membasmi atau menyingkirkan
mikroorganisme

Pentingnya pengendalian:
1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi
2. Mengendalikan mikroorganisme pada inang
yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan
oleh mikroorganisme
Pengendalian
A. Secara fisik
Suhu, tekanan, radiasi, penyaringan
B. Secara kimia
Menggunakan bahan kimia
Senyawa fenol, alkohol, formalin
C. Secara biologi
Menggunakan makhluk hidup
Metode pengendalian secara
fisik

1. Panas: Lembap atau kering


2. Suhu rendah
3. Pengeringan
4. Filter
5. Radiasi
1. Panas

Sterilisasi panas, membunuh mikroba


menggunakan suhu tinggi dengan suhu di
atas 100oC. Sterilisasi panas memerlukan
waktu semakin sebentar seiring dengan
semakin tinggi suhu. Cara ini hanya dapat
dilakukan pada peralatan yang tahan
terhadap suhu tinggi
Panas

Panas kering

– Oven

– Bunsen
Panas lembap
– Autoklaf: adalah cara sterilisasi panas yang
digabungkan dalam keadaan lembap dan tekanan
yang tinggi. Cara ini dapat membunuh semua
mikroorganisme karena suhu sekitar 121oC, dan
tekanan 1 atm. Sistem kerja sterilisasi autoklaf adalah
panas lembab, sehingga waktu yang dibutuhkan
hanya 10-15 menit. Sterilisasi ini dapat digunakan
untuk semua media dan alat.
- Pasteurisasi:
Untuk media atau bahan yang tidak tahan terhadap
panas tinggi. Pada dasarnya cara pasteurisasi tidak
membunuh semua mikroorganisme dalam satu waktu.
Cara kerja metode ini memanaskan bahan antara 63-
66oC selama 30 menit. Setelah proses tersebut bahan
disimpan dan esoknya diulang dengan cara yang sama.
- Ultra High Temperature (UHT):
Menggunakan suhu yang sangat tinggi di atas
100oC, dalam waktu yang sangat singkat kurang dari
1 menit.
Cara ini biasa digunakan untuk bahan atau media
yang sangat tidak tahan pemanasan dengan suhu
tinggi, karena mengandung kandungan gula yang
tinggi
seperti: sari buah.
2. Suhu rendah
– Mikrobiostatis
– Pertumbuhan mikroba sangat lambat
– Refrigerator
0-16oC
– Freezer
<0oC
– Digunakan untuk melindungi makanan,
media, dan kultur

3. Pengeringan
Mengurangi atau matinya sejumlah sel.
3. Pengeringan
Mengurangi atau matinya sejumlah sel.
4. Filter
Menyaring suatu bahan melewati pori-pori saringan
yang sangat kecil atau sering disebut dengan membran
filter, sehingga mikroorganisme tertahan di permukaan
saringan.
Cara ini dilakukan terutama untuk bahan yang tidak
boleh dipanaskan
seperti: vaksin, darah.
Penyaringan

Media tidak steril

Saringan

Vakum

Media steril
High efficiency particulate air (HEPA)
Memungkinkan dialirkan udara bersih (bebas
debu) ke dalam ruang pada laminar air flow.
Filter udara digunakan di dalam ruang transfer
mikroba untuk mencegah kontaminasi pada area
isolasi
5. Radiation

Radiasi ion
- Sinar gamma, sinar X
- Digunakan untuk mensterilkan obat dan
makanan
Radiasi Non ion
- Cahaya UV
- Sterilisasi udara, air dan
permukaan padat

Mengendalikan mikroba Mengendalikan mikroba pada


pada permukaan telur udara dan permukaan

Anda mungkin juga menyukai