“ETIKA PANCASILA”
Disusun Oleh:
1. Aulia Agustha
2. Laila Sari
3. Jefri Kurniawan
UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Etika Pancasila”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...2
C. Tujuan Penulisan……………………………………........………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika……………………………………………….….3
B. Pengertian Pancasila……………………………………….……..4
C. Pengertian Nilai, Norma, dan Moral……………………………..5
D. Hubungan Antara Nilai, Norma, dan Moral…………………….7
E. Hubungan Antara Nilai, Norma, dan Moral dengan Pancasila....8
F. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila……………….....10
G. Pancasila sebagai sistem etika…………………………………..12
H. Etika pancasila…………………………………………………..13
A. Kesimpulan……………………………………………………..14
B. Saran ……………………………………………………………14
C. Daftar pustaka………………………………………………….15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan moral dalam konteks etika
pancasila
2. Untuk mengetahui pengertian etika dan pancasila dalam secara
menyeluruh
3. Dapat mengerti hubungan antara nilai, norma, dan moral dalam konteks
etika pancasila.
4. Untuk mengetahui pengertian etika Pancasila dan Pancasila sebagai sistem
etika.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi menjadi beberapa cabang.
Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu filsafat
teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha
mencari jawabannya tetntagn segala sesuatu, misalnya hakikat manusia. Etika
termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua yaitu etika umum dan
etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip itu dalam
hubungannya dengan pelbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika
khusus dibagi menjadi etika etika individual dan etika sosial. Etika individual
yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial
membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia dalam hidup masyarakat,
yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus, misalnya etika keluarga,
etika profesi, etika pendidikan dan termasuk juga etika politik yang menyangkut
dimensi politis manusia.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah – masalah yang berkaitan dengan prediket nilai “ susila “
dan “tidak susila”, “baik” dan “buruk”. Sebagai bahasan khusus etika
membicarakan sifat–sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau
tidak. Kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang
berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya dikatakan
orang yang tidak susila. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip –prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia
(Kattsoff, 1986).
3
Setiap orang pasti mempunyai moral, tetapi belum tentu setiap orang
berpikiran kritis tentang moralnya. Pemikiran kritis tentang moral disebut etika
(Dardji Darmodihardjo, 1996: 33). Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau
bagaiamana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan pelbagai ajaran moral (Suseno, 1987).
B. Pengertian Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma
hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Sebagai suatu nilai,
Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik daalm hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
didalamnya terkandung cita-cita, tujuan, seta nilai-nilai yang baik dan benar.
Adapun nila-nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas
sehingga merupakan sautu pedoman. Norma-norma tersebut meliputi:
a. Norma moral berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur
dari subut baik maupun buruk, sopan ataupun tidak sopan, susila atau
tidak susila. Dalam pengertian inilah nilai-nilai Pancasila telah
terjabarkan dalam suatu norma moralitas atau norma etika sehingga
Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat, berbangss dan
bernegara.
b. Norma hukum yaitu suatu sistem peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka pancasila
berkedudukan sebgai sumber dari segala sumber hukum di negara
Indonesia.
ii
C. Pengertian Nilai, Norma dan Moral
a. Pengertian nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu
benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan
menarik minat seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang
berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai
luhur dan mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara. Tatanan
nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental,
dan nilai praksis.
1. Nilai dasar
Sekalipun nilai bersifast abstrak yang tidak dapat diamati melalui
panca indra manusia, tetapi kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku
dan berbagi aspek kehidupan manusia. Setiap nilai memiliki nilai dasar yaitu
berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut.
Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih
mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa
indonesia itu sendiri, yaitu sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan nilai
kultural.
2. Nilai instrumental
Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nila-nilai dasar, biasanya
dalam wujud norma sosial atau norma hukum, yang selanjutnya akan
terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan
waktu. Nilai instrumental inilah yang merupakan suatu pedoman yang dapat
diukur dan dapat diarahkan. Nilai ini dijabarkan secara lebih kreatif dan dinamis
dalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan peraturan UU lainnya.
5
3. Nilai praksis
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari
nilai dasar dan nilai instrumental. Nilai praksis dalah nilai yang sesungguhnya kita
laksanakan dalam kenyataan. Nilai inilah yang sesungguhnya merupakan bahan
ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam
masyarakat atau tidak.
b. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.
Moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri individu
atau seorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada
dalam sistem yang berujud aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit
perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam
mematuhi maupun menjalankan aturan (Ouska dan Whellan, 1997).
6
ii
Dapat disimpulkan bahwa moral merupakan suatu tuntunan perilaku yang
baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam
pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Pembelajara pendidikan pancasila
bertujuan untuk membetuk moral Mahasiswa yaitu moral yang sesuai dengan
moral falsafah hidupnya.
c. Pengertian Norma
Dari segi bahasa Norma berasal dari Bahasa Inggris yakni Norm. Dalam
kamus Oxford Norm berarti usual or expected way of behaving yaitu norma
umum yang berisi bagaiman cara berperilaku. Norma adalah patokan perilaku
dalam suatu kelompok tertentu, norma memungkinkan seseorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai orang lain,
norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak
perilaku seseorang.
Norma yang terdapat dalam masyarakat adalah:
a) Norma agama, yaitu ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada
agama.
b) Norma kesusilaan, yaitu ketentuan hidup yang bersumber pada hati
nurani, moral atau filsafat hidup.
c) Norma hukum, yaitu ketentuan tertulis yang berlaku dan besrumber pada
UU suatu Negara tertentu.
d) Norma sosial, yaitu ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara
manusia dalam masyarakat.
D. Hubungan Nilai, Norma, dan Moral
Sebagaimana dijelaskan diatas maka nilai dapat diajdikan landasan, alasan,
atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak.
Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku
manusia, maka perlu lebih dikongritkan lagi menjadi lebih objektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku lebih secara
kongkrit. Maka wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut merupaka sebuah
norma.
7
Hubungan moral dengan etika memang sangat erat sekali, namun kedua hal
tersebut memiliki perbedaan. Etika lebih bersifat teori, sedangkan moral
menyatakan ukuran. Moral merupakan suatu ajaran ataupun wejangan-wejangan,
patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan
etika adalah suatu cabang filsafat yaitu suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan moral tersebut. Etika tidak berwenang
menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh seseorang.
Wewenang ini dipandang berada ditangan pihak-pihak yang memberikan ajaran
moral. Hal inilah yang menjadi kelebihan etika jikalau dibandingkan dengan
moral.
Demikianlah hubungan yang sistematik antara nilai, norma, dan moral yang
pada gilirannya ketiga aspek tersebut terwujud dalam sautu tingkah laku praksis
dalam kehidupan manusia.
E. Hubungan Nilai, Norma, Moral dengan Pancasila
i. Hubungan Nilai dengan Pancasila
Nilai dalam pengembangan Pancasila adalah:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa:
(a). Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(b). Membina adanya kerjasama dan toleransi antara sesama pemeluk
agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Persatuan Indonesia:
(a) Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
(b) Bangga berkebangsaan indonesia.
8
ii
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan:
(a) Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran
dan keadilan.
(b) Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab
dan itikad baik.
ii
Darjidarmodihardjo, dkk. (1991: 52) merumuskan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sebagai berikut:
1) Dalam sila I Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nila-nilai religius
antara lain:
(a) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-
sifatnya Yang Maha Sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa,
Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci lainnya;
(b) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan
semua perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya;
(c) Nilai sila I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV, dan V.
2) Dalam sila II Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai-nilai
kemanusiaan, antar lain:
(a) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia;
(b) Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa,
karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia
dan hewan;
(c) Nilai sila II meliputi dan menjiwai sila III, IV, dan V.
3) Dalam sila III yang berbunyi Persatuan Indonesia, terkandung nilai
persatuan bangsa, antara lain:
(a) Persatuan indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh
wilayah indonesia;
(b) Bangsa indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami
wilayah indonesia;
(c) Pengakuan terhadap ke-“Bhineka Tunggal Ika”-an
4) Dalam sila IV Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara
lain:
(a) Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
11
(b) Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi
oleh akal sehat;
(c) Manusia indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
(d) Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-
wakil rakyat.
xvi
H. Etika Pancasila
Etika pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan
aliran – aliran besar etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan
pengembangan karakter moral,namun justru merangkum dari aliran – aliran besar
tersebut. Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai – nilai pancasila, yaitu nilai ketuhan, kemanusian, persatuan ,
kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila
tidak bertentangan dengan nilai2 tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi
nilai – nilai pancasila tersebut. Nilai – nilai pancasila meskipun merupakan
kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas social keagamaan maupun adat
kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya nilai – nilai pancasila juga
bersifat universal dapat diterimaoleh siapapun dan kapanpun.
Jadi, pancasila sebagai etika, mengajak kita untuk berpikir kritis sehingga
pancasila yang kita terima sebagai dasar Negara dan dasar kehidupan berbangsa
benar–benar hasil pilihan bangsa dan Negara Indonesia, bukan sesuatu yang
dipaksakan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penyusunan makalah ini, penyusun dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut: Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada
pokoknya membicarakan masalah – masalah yang berkaitan dengan prediket nilai
“ susila “ dan “tidak susila”, “baik” dan “buruk”.
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan
kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut
memiliki perbedaan.
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik
dinegara ini, seperti yang tercantum di sila-silanya. Dengan menjiwai butir-butir
sila Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika yang baik dalam masyarakat,
bangsa dan Negara.
B. Saran
1. Etika, nilai, norma dan moral harus senantiasa di terapkan dalam bersikap
dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku
yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter bangsa Indonesia.
14
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://gintaseptiani28.blogspot.co.id/2014/06/makalah-pkn-pancasila-sebagai-
etika.html?m=1
https://www.scribd.com
https://serbaserbisinta.wordpress.com/2012/11/26/makalah-pancasila-pancasila-
sebagai-sistem-etika/
15