Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan
positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan dating.

Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Sistem
pendidikan nasional (sisdiknas) merupakan suatu keseliruhan yang terpadu dari semua satuan
dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan unsure komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mecapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan
pendidikan yang didasarkan pada pancasila dan UUD 1954 yang bersumber pada nilai – nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sistem pendidikan nasional diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dibawah


tanggungjawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menteri lainnya, seperti pendidikan
agama

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

UU Sisdiknas

Pasal 1 poin 6 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi

a. kelembagaan pendidikan

pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik dalam bentuk


sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar.

Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kelembagaan


pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program serta pengelolaan pendidikan.

a. jalur pendidikan

penyelenggaraan sisdiknas dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu, jalur pendidikan sekolah


dan jalur pendidikan luar sekolah.
1) jalur pendidikan sekolah

Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui


kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Sifatnya formal, diatur
bedasarkan ketentuan – ketentuan pemerintah, dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat
nasional.

2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

Jalur Pendidikan Luar Sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan


yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatar belajar mengajar yang tidak berjenjang dan
tidak bersinambungan, seperti kepramukaan, berbagi kursus dan lainya. PLS memberikan
kemungkinan perkembangan social, cultural seperti bahasa dan kesenian, keagamaan dan
ketrampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat untuk mengembangkan dirinya
dan membangun masyarakatnya.

Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak formal dalam arti tidak ada keseragaman pola yang
bersifat nasional. Modelnya sangat beragam. Dalam hubunga ini pendidikan keluarga merupakan
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang fungsi
utamanya menanamkan keyakinan agama, nilai budaya dan moral, serta ketrampilan praktis.

b. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran
(UU RI No. 2tahun 1989 Bab I, Pasal I Ayat 5).

Jalur pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk
memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan
prasekolah (UU RI No. 2 Tahun 1989 Bab V Pasal 2). Pendidikan prasekolah belum termasuk
jenjang pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani
anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.

1) Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk
hidup dalam masyarakat berupa pengembangan siakap., pengetahuan, dan ketrampilan dasar.
Disampimg itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk
mengikuuti pendidikan menengah. Oleh karena itu, pendidikan dasar menyediakan kesempatan
bagi seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar, dan tiap – tiap
warga Negara diwajibkan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. UU RI No. 2
Tahun 1989 menyatakan dasar dan wajib belajar pada pasal 14 ayat 1 bahwa :”Warga Negara
yang berumur 6 tahun berhak mengikuti pendidikan dasar”, dan ayat 2 menyatakan “warga
Negara yang berumur 7 tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang
setara sampai tamat.” Dalam pengertian setara ini termasuk juga pendidikan luar biasa (PLB),
pendidikan keagamaan dan/pendidikan luar sekolah.

2) Jenjang Pendidikan Menengah

Pendidikan menegah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan dasar, diselenggarakan di


SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan
menengah dalam hubungan kebawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar,
dan dalam hubungan keatas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikaan tinggi
ataupun memasuki lapangan kerja.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah


kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan
menengah keagamaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai jenis jenis pendidikan tersebuat akan
dikemukakan pada butir 2a tentang jenis program pendidikan.

3) Jenjang Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yangb diselenggarakan


untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota nmasyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan /atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi
“Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan
nasional.

Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk iu dengan tujuan kepentingan
nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan
yang terjadi di luar Indonesia untuk diambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan dan kebebasan akademik, melaksanakan
misinya, pada lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi
keilmuan dan otonomi dalam pengelolaan lembaganya.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi


yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute,dan universitas.

Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam


satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu.
Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan
dalam jumlah bidang pengetahuan khusus.

Sekolah tinggi ialah perguruan tingggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik


dan/atau professional dalam satu disiplin ilmu ataubidang tertentu.

Institut adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam sekelompok disiplin ilmu
yang sejenis.

Univesitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu
tertentu.

Pendidikan yang bersifat akademik dan pendidikan professional memusatkan perhatian


terutama pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan peradaban, ilmu, teknologi,
sedangkan pendidikan yang bersifat professional memusatkan perhatian pada usaha pengelolaan
peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi. Dalam rangka pengembangan diri, bangsa dan
Negara.

Output pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam
dalam masyarakat. Dari segi peserta didik kenyataan menunjukan bahwa minat dan bakat mereka
beraneka ragam. Berdasarkan factor – factor tersebut, maka perguruan tinggi disusun dalam
multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat melaksanakansatu atau lebih dari satu strata. Strata
dimaksud terdiri dari S0 (nonstrata) atau program diploma, lama belajarnya 2 tahun (D2) atau 3
tahun (D3), juga disebut program nongelar S1 (program strata 1), lama belajarnya 4 tahun,
dengan gelar sarjana, S2 (strata 2) atau program pasca sarjana, lama belajrnya 2 tahun sesudah
S1 dengan gelar magister;S3 (Strata 3) lama belajarnya 3 tahun sesudah s2, dengan gelar doctor.

Program diploma atau program nongelar member tekanan pada aspek praktis professional
sedangkan program gelar memberikan tekanan pada aspek akademik ataupun aspek akademik
professional.

Disamping program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi(dalam hal ini LPTK
atau lembaga Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan
program Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan untuk melayani kebutuhan
akantenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang lain untuk melindungi profesi guru. Dengan
ini dimaksudkan bahwa seseorang hanya dianggap sahmemiliki kewenangan mengajar jika
memiliki sertifikat akta mengajar, program akta mengajar merupakan program paket
kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk lama studi satu semester (6bulan) bagi masing jenjang
akta.

A3 setara dengan D3
A4 setara dengan D4

A5 setara dengan sarjana plus sejumlah pengalaman

Anda mungkin juga menyukai