Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

“PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI”

Dosen Pembimbing: Efrizon, SKM., M.P.H.

Disusun oleh:

Ikhtiar Wahyudi (P05120218070)

Kelas : 2B DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
A. KASUS
Berdasarkan konferensi pers yang diadakan di Gedung KPK
Kuningan, ketua KPK Abraham Samad mengumumkan bahwa Ratu Atut
terlibat dalam kasus dugaan suap terkait penanganan sengketa pilkada Lebak
dan ditetapkan sebagai tersangka. Atut dijerat dengan Pasal 6 Ayat 1 Huruf a
UU No 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1
nomor 1 KUHP.
Ratu Atut dinyatakan secara bersama-sama atau turut serta dengan
tersangka yang sudah ditetapkan terlebih dahulu yaitu adiknya Tubagus
Chaeri Wardana dalam kasus penyuapan. Ketua Mahkamah Konstitusi Akil
Mochtar. Setelah diperiksa sebagai tersangka untuk pertama kalinya pada 20
Desember, Atut langsung dijebloskan ke penjara. Atut akan ditahan selama 20
hari kedepan di Rumah Tahanan Pondok Bambu Jakarta. Walau begitu,
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan Atut tetap sebagai
gubernur sampai Ia ditetapkan sebagai terdakwa. Sedangkan sebagian tugas
Atut diserahkan kepada wakilnya, Rano Karno.
Komisi Pemberantasan Korupsi masih terus mendalami kasus dugaan
korupsi pengadaan sarana dan prasarana alat kesehatan di Provinsi Banten.
Sejumlah saksi dari pemasok barang dijadwalkan menjalani pemeriksaan
Selasa 1 April 2014. Mereka di antaranya Albert Ronaldi (PT Arta Trisna
Medco), Yusuf (PT Arta Trisna Medco), Bastian (PT Bela Medical), Rizal
Achmadi (Country Manager ITS Science&Medical Pte Ltd) dan Kaharmuddin
(Direktur PT Alfa Sarana Makmur).
“Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka TCW (Tubagus Chaery
Wardana),” kata Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha,
saat dikonfirmasi. Sejumlah saksi dari pihak swasta ini untuk mendalami
modus korupsi pengadaan alat kesehatan itu. Sebab, saksi yang diperiksa
berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan alat kesehatan.
Terkait tindak pidana korupsi pengadaan sarana alat kesehatan
Pemprov Banten tahun anggaran 2011-2013, KPK telah menetapkan 2 orang

2
tersangka, yaitu Ratu Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaery Wardana.
Keduanya disangkakan Pasal 2 Ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001, juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP.
Keluarga almarhum HTb Khasan Sochib yang membentuk rantai
dinasti di Provinsi Banten adalah Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten), H.
Jaman (Walikota Serang), Hj.Ratu Hasanah (Wakil Bupati Serang), Airin
Rahmi Diani, menantu (Walikota Tanggerang Selatan), menantu laki-laki,
suami Hj. Heryani (Wakil Bupati Pandeglang), menantu lainnya H.Hikmat
Tomet (Ketua DPD Golkar Kodya Banten sekaligus anggota DPR-RI)
H.Aden menantu (Anggota DPRD Banten), cucu Andhika Hazrumi (Anggota
DPR-RI mewakili Banten), Ade Rossy Chaerunnisa, cucu menantu (Wakil
Ketua DPRD Serang) masih ada sederet nama lainnya yang satu “clan”
dengan jawara Banten tersebut yang menduduki berbagai posisi informal di
daerah itu. Sampai-sampai ada pengusaha yang mengeluh bahwa membuka
bisnis apapun di Provinsi Banten, kegagalan dan keberhasilan tergantung dari
Dinasti Politik, Dinasti Kekuasaan yang disebutkan di atas.
Pertumbuhan dinasti ini bagaikan virus penyakit baru yang dengan
cepat menular ke daerah atau wilayah lain. Karena jika kita selidiki daerah-
daerah lainnyadiluar Provinsi Banten, hal serupa ternyata memang sedang
menjadi gaya hidup politik. Sebetulnya bila kita telusuri lebih jauh, dinasti
“monarki” politik Atut di Banten yang sedang dikembangkannya dimulai
sejak TB. Chasan Shohib sebagai bapaknya Atut sendiri. Pengaruh Chasan
Shohib sendiri untuk konteks Banten sangat kuat, karena 2 kelompok
masyarakat di Banten, yaitu para Jawara dan Ulama, mendukung dan bahkan
tunduk pada keputusan Chasan Shohib.
Akibatnya, setiap generasi Chasan Shohib yang mencalonkan dalam
politik sudah dipastikan dapat mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah.
Sampai-sampai SBY sebagai kepala Negara saat itu sepertinya tidak sanggup
mengusik kekuatan keluarga Chasan Shohib ini, karena mungkin saja dia
takut Jawara. Menanggapi kenyataan seperti diatas, peneliti senior Political

3
Research Institute for Democracy (PRIDE) Indonesia Rohim Ghazali
memberi prediksi, bahwa rezim monarki Atut (keluarga) Chasan Shohib
secara perlahan akan runtuh jika dalam Pilkada ulang Tangsel nanti Airin
Rachmy Diani tak mendulang kemenangan. Namun, mungkinkah dinasti
monarki Atut itu akan dengan mudah runtuh? hanya karena kekalahan Airin
dalam Pilkada Tangsel. Rasanya sulit untuk dibuktikan.

B. Jenis Korupsi Berdasarkan Kasus


Against the rule corruption, artinya korupsi yang dilakukan
sepenuhnya bertentangan dengan hukum, misalnya penyuapan,
penyalahgunaan jabatan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi. Dan korupsi ini termasuk jenis korupsi dibidang materiil dimana
korupsi yang menyangkut masalah penyuapan yang berhubungan dengan
manipulasi dibidang ekonomi dan menyangkut bidang kepentingan umum.
C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kasus Korupsi Ini
Ratu Atut sangat berkuasa karena dinastinya hampir semua menjabat
di berbagai jabatan di Banten maupun di luar Banten sehingga itulah pemicu
Ratu Atut dapat melakukan korupsi, dia seolah merasa sangat kuat sehingga
kurang komunikasi dengan bawahan, teman, staf dan rakyat sehingga merasa
semuanya adalah kesempatan yang luas dan masif. Faktor yang lainnya pun
terletak pada kekuasaan yang besar sehingga lupa berkomunikasi dengan
orang lain seperti ke anggota DPRD, staf pemerintah daerah dan rakyat
sebagai pemilih. Buktinya begitu ia ditangkap oleh KPK masyarakat lega
dengan menggundul kepala, selamatan dan pesta kemenangan. Jika ia banyak
komunikasi ia akan ada yang mengingatkan, ada yang memberi masukan serta
pandangan tentang langkahnya. Ia lupa bahwa kekuasaan ada batasnya. Ia
lupa tentang purwa, 1 28 madya dan purna. Ia lupa bahwa komunikasi adalah
darah dari kepemimpinannya dalam organisasi.

4
D. Akibat Yang Ditimbulkan Dari Kasus Korupsi Ini

Perbuatan yang dilakukan oleh Ratu Atut mengakibatkan kerugian


negara sebesar Rp.79,79 miliar sesuai laporan hasil pemeriksaan investigatif
BPK pada 31 Desember 2014. Menguntungkan terdakwa Ratu Atut Chosiyah
sebesar Rp.3,859 miliar.

Kerugian negara juga bertambah karena ada pemberian fasilitas


berlibur ke Beijing berikut uang saku senilai total Rp.1,659 miliar untuk
pejabat Dinkes Banten, tim survei, panitia pengadaan dan panitia pemeriksa
hasil pekerjaan.

Dinas kesehatan Banten dalam APBD 2012 mendapatkan anggaran


Rp.208 miliar, dengan alokasi anggaran untuk pengadaan alat kesehatan RS
Rujukan Banten Rp.100,7 miliar.

E. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kasus Korupsi Ini

Atas perbuatan itu, ratu atut didakwakan pasal 2 ayat (1) atau pasal 18
UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP,
pasal 64 ayat (1) KUHP.

F. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini,
dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Jangan pernah
sekali-sekali mencoba untuk melakukan korupsi karna sekali mencoba pasti
kan ingin mengulang kembali. Jangan juga hanya menjatuhkan pidana
penjara yang dapat kita lihat sekarang tidak memberikan efek jera kepada para
koruptor-koruptor lainnya, karena di dalam penjara para koruptor masih dapat
menikmati fasilitas mewah yang tidak seharusnya diterima oleh seorang
narapidana.Pemberian hukuman yang berat adalah untuk memberi efek jera
dan mencegah masyarakat agar tidak mengikuti jejak para koruptor.

Anda mungkin juga menyukai