Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PROFESI NERS

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


SKENARIO DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)
PERIODE DARING 18 MEI 2020 – 6 JUNI 2020

oleh
KELOMPOK 1 KLOTER 5

Silvira Yoniar Kristy NIM 192311101150


Yunita Eka Ratnasari NIM 192311101060
Rifatus Syarifah NIM 192311101069
Arif Gustyawan NIM 192311101076
Anasthasia Arinda W NIM 192311101077

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
Naskah Role Play Diskusi Reflek Kasus

Arif Gustyawan : Kepala Ruangan


Rifatus Syarifah : Ketua Tim
Yunita Eka Ratnasari : Penyaji
Anasthasia Arinda W : Perawat 1
Silvira Yoniar Kristy : Perawat 2
Arif Gustyawan : Fasilitator

Tn. Y (37 tahun) berada di kamar nomor 4 dengan diagnosa medis Covid-19
dengan keluhan demam, nyeri tenggorokan, lemas, serta memiliki riwayat hipertensi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV didapatkan S = 39 C, TD = 150/80 mmHg, RR=
28 x/mnt, N= 78 x/mnt, pasien composmentis, akral dingin, dan mukosa bibir kering.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb: 11g/dl, trombosit:
120.000sel/mmᶟ, leukosit: 12.10ᶟ/µl dan pemeriksaan CT-Scan terdapat adanya
Ground-glass opacification/opacity (GGO) adanya cairan dalam paru-paru dan
alveoli paru-paru. Berdasarkan kolaborasi dengan dokter pasien dilakukan Tes Swab
dan hasil menunjukkan bahwa Tn. Y reaktif COVID-19. Pasien terpasang nasal kanul
4 lpm dan IV catheter pada tangan sebelah kanan. Berdasarkan keadaan tersebut
peerawat melaksanakan DRK.

Perawat mengutarakan keadaan pasien dan meminta persetujuan diadakannta


DRK kepada ketua tim

Perawat 1 : Selamat pagi Bu !


Ketua Tim : Selamat pagi !
Perawat 1 : Saya ingin memberikan informasi jika pasien yang berada di bed 4
yaitu Tn. Y yang berusia 37 tahun dengan diagnosa medis Covid-19
telah dirawat selama 5 hari namun belum menunjukkan peningkatan
kondisi tubuh yang berarti. Pasien mengatakan masih merasa demam,
lemas dan nyeri tenggorokan sedangkan sesak napas sudah
berkurang. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV didapatkan S = 39 C,
TD = 150/80 mmHg, RR= 28 x/mnt, N= 78 x/mnt, pasien
composmentis, akral dingin, dan mukosa bibir kering. Jadi saya
bermaksud untuk melakukan DRK terkait dengan kasus Tn. Y.
Apakah Ibu setuju?
Ketua Tim : Baik saya setuju. Terkait pelaksanaanya bagaimana ya?
Perawat 1 : Pelaksanaannya besok hari Selasa tanggal 2 Juni 2020 pada pukul
06.30 WIB. Bagaimana apakah Ibu setuju?
Ketua Tim : Baik saya setuju

DRK dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2020 pukul 06.30 WIB di ruang perawat
dan dihadiri oleh seluruh anggota tim DRK

Fasilitator : Assalamualaikum wr wb… Selamat pagi ! Selamat datang di


kegiatan diskusi refleksi kasus. Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas kasus Covid-19, kira-kira membutuhkan waktu sekitar 45
menit. Apakah para peserta setuju?
Peserta : Setuju…
Fasilitator : Terkait mekanisme pelaksanaannya, materi akan disampaikan oleh
penyaji selama 15 menit yang kemudian dilanjutkan dengan ses
diskusi selama 30 menit. Kepada penyaji dipersilahkan.
Penyaji : Assalamualaikum wr wb… Selamat pagi !. Pada kesempatan
diskusi refleksi kasus kasus hari ini saya akan menyampaikan terkait
Covid-19 yang dialami oleh Tn. Y di bed 4. Tn. Y.
Covid-19 atau coronavirus disease 2019 adalah salah satu virus yang
menyerang saluran pernapasan. Virus ini menyebar melalui droplet
yang kemudian menginfeksi membrane mukosa dengan masa
inkubasi selama 14 hari. Gejala awal yang muncul adalah demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Kemudian
gejala memberat yaitu demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Pada kasus Tn. Y yang sudah dirawat selama 5 hari. Tn. Y
mengatakan masih merasa merasa demam, lemas dan nyeri
tenggorokan sedangkan sesak napas sudah berkurang. Berdasarkan
hasil pemeriksaan TTV didapatkan S = 39 C, TD = 150/80 mmHg,
RR= 28 x/mnt, N= 78 x/mnt, pasien composmentis, akral dingin, dan
mukosa bibir kering. Berdasarkan data tersebut diagnosa
keperawatan yang dapat diambil adalah hipertermi. Intervensi yang
telah dilakukan adalah :
1. Observasi TTV
2. Berikan kompres hangat untuk menurunkan panas
3. Anjurkan pasien memakai baju tipis dan menyerap keringat agar
pasien merasa nyaman dan mengurangi penguapan tubuh
4. Anjurkan pasien minum air sebanyak 1500-2000 cc untuk
mengganti cairan tubuh yang menguap akibat hipertemi
5. Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik untuk
menurunkan panas dan infeksi
Sekian yang dapat saya sampaikan, saya kembalikan kepada
fasilitator
Fasilitator : Mungkin dari penjelasan tersebut ada yang ingin ditanyakan atau
diklarifikasi?
Perawat 1 : Terkait demam yang dialami pasien, apakah belum mengalami
penurunan dan apakah pasien mengalami kejang atau tidak?
Penyaji : Demam pasien belum mengalami penurunan dan sampai saat ini
pasien tidak pernah kejang
Perawat 2 : Apakah terkait pemberian kompres hangat telah dilakukan dengan
benar? Dan terkait anjuran minum air sebanyak 1500-2000 cc telah
dilakukan oleh pasien?
Penyaji : Kompres hangat telah dilakukan menggunakan air hangat dan
dikompres pada dahi pasien saja. Sedangkan terkait anjuran minum
air pasien hanya minum sebanyak ± 600 ml/ hari
Perawat 1 : Mungkin dapat diberikan pendidikan kesehatan terkait cara kompres
hangat yaitu berdasarkan penelitian dari Salgado dkk (2016) bahwa
kompres panas dilakukan dalam waktu 2 menit setelah diberikan
antipiretik serta kompres diberikan di lipatan-lipatan tubuh. Selain itu
juga dapat diberikan pendidikan kesehatan terkait manfaat minum air
putih untuk memotivasi pasien sehingga dapat mempercepat
kesembuhannya.
Fasilitator : Baik saran diterima, mungkin ada lagi yang ingin disampaikan
Perawat 2 : Bisa juga menerapkan Tepid Sponge Technique adalah mengelap
seluruh tubuh dengan menggunakan washlap lembab hangat selama
15 menit. Cara tersebut dapat memvasodilatasi pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi lancar. Ketika demam dan diberkan
teknik ini, panas dari darah berpindah melalui dinding pembuluh
darah kepermukaan kulit dan hilang ke lingkungan melalui
mekanisme kehilangan panas sehinggga terjadi penurunan suhu
tubuh. Penelitian dari Wardiyah dkk (2015) menjelaskan demam 38,5
C turun menjadi 38 C setelah diterapkan teknik ini. Penelitian lain
dari Karra dkk (2019) menjelaskan demam pasien turun secara
signifkan setelah diberikan Tepid Sponge Technique selama 15-20
menit.
Ketua tim : Baik mungkin terapi tersebut dapat diterapakan keapda Tn. Y dan
kita akan melakukan evaluasi setelah 3 hari diterapkannya Tepid
Sponge Technique. Jika tidak terdapat perkembangan dapat dicarikan
solusi lain.
Fasilitator : Ada lagi yang ingin disampaikan?
Peserta : Tidak ada
Fasilitator : Baik jika tidak ada yang ingin disampakan lagi, saya akan tutup
diskusi ini. Kesimpulan diskusi hari ini adalah penerapan Tepid
Sponge Technique untuk menurunkan demam pada Tn. Y dan jika
tidak terdapat perkembangan dalam waktu 3 hari maka akan
dicarikan solusi lain. Jangan lupa untuk mengisi daftar hadir di
lembar yang sudah disediakan. Saya akhiri diskusi hari ini,
Wassalamualaikum Wr. Wb. Selamat siang !
REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman

1/1

Tanggal berlaku
SPO
PELAYANAN
KEPERAWATAN

Pengertian Merefleksikan dan mendiskusikan kasus nyata serta menarik


berdasarkan pengalaman

Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan staf


2. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
3. Menyelesaikan suatu masalah
Kebijakan 1. Yang direfleksikan harus kasus nyata dan
menarik
2. Minimal dilakukan 1 kali sebulan
3. Dilaksanakan oleh satu profesi atau satu
unit
Persiapan 1. Daftar hadir
2. Format laporan RDK
Prosedur Kerja 1. F
asilitator membuka pertemuan diikuti dengan salam
2. F
asilitator menyampaikan dengan ringkas persyaratan diskusi
- Selama penyampaian tidak boleh ada interupsi
- Berbicara hanya satu orang pada satu saat
- Tidak boleh ada dominasi dalam diskusi
- Bertanya tanpa memojokkan/mengarahkan
3. F
asilitator memberikan kesempatan kepada presenter untuk
menyajikan kasus/masalah selama 15-20 menit
4. S
etelah selesai, fasilitator mempersilahkan peserta untuk
mengajukan pertanyaan klarifikasi selama 20-30 menit
5. F
asilitator boleh mengajukan pertanyaan/klarifikasi
6. B
ila diskusi telah selesai, fasilitator bertanya kepada presenter apa
yang dapat dipelajari dalam diskusi ini.
7. M
asalah issue yang muncul didiskusikan serta dicatat untuk
menjadi pedoman di masa yang akan datang
8. S
emua peserta diskusi menandatangani daftar hadir
9. F
asilitator menyimpulkan hasil diskusi
10. F
asilitator membuat laporan dalam format DRK
11. S
epakati jadwal DRK yang akan datang
12. F
asilitator menutup pertemuan dan mengucapkan terima kasih
13. S
emua peserta bersalaman sambil meninggalkan tempat
pertemuan
14. D
okumen DRK disimpan dalam arsip
Unit Terkait Perawat
DAFTAR PUSTAKA

Karra dkk. 2019. The Difference Between the Conventional warm Compress and
Tepid Sponge Technique Warm Compress in the Body Temperature Changes of
Pediatric Patiens with Typhoid Fever. Jurnal Ners, 14(3): 321-326
Keliat dkk. 2020. Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Covid-19 : Keperawatan
Jiwa. Depok : FIK-UI
Rahman, S., dan Bahar, T. 2020. Covid-19: The New Treat. Int J Infect, 7(1)
http://intjinfection.com/articles/102184.html
Wardiyah. A, dkk. 2016. Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan
Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami
Demam Di Ruang Alamanda Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik Vol 10. No 1. Hal 36-44.

Anda mungkin juga menyukai