Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Menurut Setiani (2015) luka bakar adalah kondisi atau terjadinya luka akibat terbakar,
yang hanya disebabkan oleh panas yang tinggi, tetapi oleh senyawa kimia, llistrik, dan
pemanjanan (exposure) berlebihan terhadap sinar matahari.
Menurut Bustan, dkk (2017) luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi. Menurut Betz C, L & Sowden, L, A (2016) luka bakar adalah kerusakan
jaringan karena karena kontak dengan agens, tremal, kimiawi, atau listrik
Luka bakar adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi
(Moenajat, 2001). Luka bakar merupakan
luka yang unik diantara luka lainnya karena
luka tersebut meliputi sejumlah bersar
jaringan mati yang tetap berada pada
tempatnya untuk jangka waktu yang cukup
lama.

Manifestasi klinis
Manifestasi awal menurut Betz (2009)
- Takikardia
- Tekanan darah menurun
- Ekdtremitas dingin dan perfusi buruk
- Perubahan tingkat kesadaran
- Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunanurine, lidah dan kulit kering)
- Peningkatan frekuensi pernapasan
- Pucat (tidak terjadi pada luka bakar derajat II dan III)

Menurut Grace (2007) menifestasi kronis adalah:


1. Umum :
- Nyeri
- Edema dan bula
2. Khusus:
- Inhalasi asap (gejala pada hidung/sputum, suara serak, luka bakar dalam mulut)
- Luka bakar pada mata/alis mata
- Luka bakar sirkum tersiol
Kedalaman Jaringan Penyebab Karakteristik Nyeri Penyembuha
yang yang lazim n
terkena

Ketebalan Kerusakan Sinar Kering : tidak ada Nyeri Sekitar 5 hari


superficial epitel matahari lepuh, merah
(derajat I) minimal pink, memutih
dengan tekanan

Ketebalan Epidermis, Kilat : cairan Basah : pink atau Nyeri : Sekitar 21


partial dermis hangat merah, lepuh hiperestetik hari, jaringan
(derajat minimal sebagian parut
IIA) memutih minimal

Ketebalan Keseluruha Benda Kering : pucat, Sensitif Berkepanjan


partial n epidermis, panas, nyala berlilin, tidak terhadap gan
dermal sebagian api, cidera memutih tekanan membentuk
dalam dermis radiasi jaringan
(derajat hipertrofik :
IIB) pembentuka
n kontraktur

Ketebalan Semua Nyala api Kulit terkelupas Sedikit nyeri Tidak dapat
penuh yang di atas berkepanjan vascular, pucat beregenerasi
(derajat III) dan bagian gan, listrik, kuning sampai sendiri :
lemak kimia, dan coklat membutuhka
subkutan uap panas n tandur kulit
dapat
mengenai
jaringan
ikat, otot,
tulang

Komplikasi
1. Hipertrofi jaringan parut
Terbentuk hipertrofi jaringan parut dipengaruhi oleh:
a. Kedalaman luka bakar
b. Sifat kulit
c. Usia klien
d. Lamanya waktu penutupan
Jaringan parut terbentuk secara aktif pada 6 bulan post luka bakar dengan warna awal
merah muda dan menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut terus
berlangsung dan warna berubah merah, merah tua dan sampai coklat  muda dan
terasa lebih lembut.

2. Kontraktur
Kontraktur merupakan komplikasi yang sering menyertai luka bakar serta menimbulkan
gangguan fungsi pergerakan. Beberapa hal yang dapat mecegah atau mengurangi
terjadinya kontraktor antara lain:
a. Pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini
b. Latihan ROM baik pasif maupun aktif
c. Presure garmen yaitu pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan men
ekan timbulnya hipertrofi scar
3. Systemic Inflammatory Response Syndrome atau SIRS terdiri dari rangkaian kejadian
sistemik yang terjadi sebagai bentuk respons inflamasi. Respons yang terjadi pada
SIRS merupakan respons selular yang menginisiasi sejumlah mediator-induced
respons pada inflamasi dan imun (Burns M. & Chulay, 2006). SIRS (Systemic
Inflammatory Response Syndrome) adalah respon klinis terhadap rangsangan (insult)
spesifik dan nonspesifik 
4. Multiple Organ Dysfunction Syndrome/ MODS) didefinisikan sebagai adanya fungsi
organ yang berubah pada pasien yang sakit akut, sehingga homeostasis tidak dapat
dipertahankan lagi tanpa intervensi. Disfungsi dalam MODS melibatkan >2 sistem
organ 
Daftar pustaka
Broghers VL, 2003, Aplikasi dan patofisiologi: pemeriksaan dan manajemen ED 2. Jakarta :
EGC
Grace et al, 2007. At giance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga
Wim, de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Bab 3 Luka Bakar Edisi 2. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai