Anda di halaman 1dari 15

Fungsi manajemen

1. Fungsi Perencanaan
a. Visi dan Misi Ruang Rawat
Visi Ruang Rawat Inap G :
Memberikan pelayanan asuhan pasien secara paripurna dalam rangka
peningkatan kualitas hidup demi tercapainya kepuasan pelanggan.
Misi Ruang Rawat Inap G :
1. Memberikan pelayanan asuhan pasien secara komprehensif dan terintegrasi
2. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional
3. Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas

b. Keterkaitan visi dan misi ruang rawat dengan rumah sakit


Visi dan misi Instalasi lebih memberikan pelayanan pada pasien sehingga
menjadikan tingkat kepuasan pada pasien yang lebih maksimal sehingga
menjadikan rumah sakit wava husada menjadi rumah sakit unggulan terutama dalam
hal pelayanan.

c. Filosofi
Filosofi rumah sakit Wafa Husada adalah kami hadir untuk berkhidmat melayani
masyarakat dengan penuh kesungguhan karena kami yakin bahwa sebaik- baik
manusia adlah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

d. Tujuan dan target organisasi


a. Terlaksananya pelayanan secara komprehensif dan paripurna kepada pasien
sesuai SAK dan SPO dengan mengutaman mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
b. Menciptakan sistem pelayanan yng mudah sistem manajemen yang dinamis
c. Meningkatkan pelayanan dalam rangka mencapai kepuasan terhadap semua
pelanggan, mengembangkan potensi karyawan, dan memberikan pelayanan
paripurna pada pelanggan.

Target
Sesuai dengan program kerja salah satunya, peningkatan jumlah kunjungan
dimana BOR mencapai lebih dari sama dengan 50 untuk setiap bulannya.

e. Keterkaitan tujuan dan target ruang rawat dengan rumah sakit


Tujuan dari pelayanan rawat inap melanjutkan dari tujuan dari pelayanan rumah
sakit. Untuk target sangat berhubungan dengan rumah sakit, yaitu dengan rencana
strategis dari rumah sakit baik baik dari jangka panjang dan jangka pendek. Yang
dimana salah satunya meningkatkan jumlah kunjungan, meningkatkan jumlah
kepuasan.

f. Kebijakan, panduan, prosedur organisasi


Kebijakan :
Salah satu Kebijakan rumah sakit yang diteruskan kepaa karyawan salah satunya
dengan pemakaian seragam. Semua karyawan menggunakan seragan sesuai
dengan ketentuan. Aturan pemakaian, jadwal pemakaian sudah diterpkan kepada
karyawan, dan menjadi kebijakan karyawan rumh sakit Wafa, maupun di instalasi
rawat inap G.
Panduan :
d. Panduan pelayanan
e. Panduan asuhan keperawatan, terdiri dari pengambilan diagnosa (pengambilan
data subjekti, objektif, intervensi, dan implementasi).

Prosedur :

f. Prosedur pelayanan
g. Prosedur tindakan (cth : prosedur pengambilan infus)
h. Prosedur berpenampilan
i. Prosedur edukasi pada pasien
j. Prosedur timbang terima
k. Prosedur ronde keperawatan
l. Prosedur pengkajian rawat inap
m. Prosedur pengkajian nyeri
n. Prosedur komunikasi pada pasien

g. Pelaksanaan kebijakan, panduan, dan prosedur tersebut di ruang rawat


Kebijakan rumah sakit diteruskan kepada ruang rawat sesuai dengan bidangnya.
Setiap bidang memiliki kebijakan tersendiri dari rumah sakit dan memiliki undang-
undang yang berbeda, kebijakan itu kemudian dibukukan yang kemudian
disosialisasikan kepada seluruh karyawan tau seluruh perawat yang ada di instalasi
dalam pelaksanaan seperti salah satunya dalam hal berseragam dan dievaluasi
setiap waktu. Apabila dilanggar diberikan teguran.
Panduan salah satu yang digunakan yaitu asuhan keperawatan (PAK) yang
dibuat dari komite Komite keperawatan, dalam panduan asuhan keperawaan dibuat
sesuai undang- undang yang kemudian disosialisasikan kepada karyawan,
kemudian dievaluasi pelaksanaannya apakah sudah sesuai dengan kondisi pasien.
Apabila tidak didiskusikan terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan data
subjektif dan objektif. Apabila tidak dilaksanakan berkali- kali, dilakukan teguran
secara lisan maupun tertulis.
Pelayanan serta pengorganisasian alurnya dari atasan menyesuaikan dengan
bidangnya, setelah itu diregulasi, lalu di sosialisasikan hasilnya kepada seluruh
karyawan, seluruh perawat instalasi, kemudian dijalankan, dievaluasi apakah sudah
dilaksanakan dan sesuai.

h. Peraturan di ruang rawat


Salah satunya didalam mutu keperawatan, pekerjaan sesuai dengan mutu rumah
sakit maupun instalasi. Mutu salah satunya, angka keterlambatan karyawan kurang
dari 15 menit, karyawan harus datang sebelum 15 menit dari jam dinas. Jika
melebihi dari waktu, maka perawat tersebut dikenakan denda berupa uang, apabila
terlambat 10 mnit pertama sebanyak seribu rupiah, 10 menit kedua dua ribu, 10
menit ketiga tiga ribu, dan selanjutnya.

i. Pelaksanaan peraturan di ruang rawat


Semua karyawan melaksanakan peraturan, sesuai dengan perjanjian bahwa
sanksinya harus membayar denda. Dan ada pencatatanya di buku
keterlambatannya.
Komunikasi dilakukan secara 2 arah yang dimana yang memberi peraturan dan yang
diberi peraturan. Yang dimana tujuannya untuk meningkatkan mutu rumah sakit,
maupun mutu di instalasi.
j. Hubungan antar visi, misi, filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur, dan
peraturan diruang rawat
Sangat berhubungan antar visi, misi, filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur,
dan peraturan dengan proses pelayanan. Tujuannya agar Kebutuhan pasien serta
pelayanan pasien terpenuhi, dan pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.

k. Rencana strategis yang telah dibuat oleh kepala ruang rawat

Rencana strategis pada tahun 2020 pada ruang instalasi ruang rawat inap G yaitu,
sasarannya dibagi menjadi 4 perspektif.
1. Perspektif pelanggan
o. Mengembangkan pemasaran
p. Meningkatkan pasien safety
q. Meningkatkan kepuasan pelanggan
2. Perspektif bisnis internal
r. Pelayanan paripurna
3. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
s. Pemenuhan standar pelatihan profesi
4. Perspektif keuangan
t. Peningkatan efisiensi pengeluaran
u. Pengadaan barang- barang investasi

l. Rencana operasional jangka pendek & Rencana operasional jangka panjang


Rencana operasional jangka panjang dan jangka pendek ruang rawat G mengikuti
rencana operasional dari rumah sakit.

m. Keterlibatan staff perawat serta pihak lain dalam perencanaan di ruang rawat
Dalam sasaran strategis terdapat perspektif untuk meningkatkan pasien safety.
Dalam meningkatkan hal tersebut di butuhkan keordinasi atau kerjasama dari
seluruh tenaga kesehatan yang ada wafa khususnya di rawat inap G, seperti dengan
melakukan kontroling sasaran keselamatan pasien berupa mencegah adanya
kondisi pasien jatuh, yang dievaluasi dalam satu bulan. Ini membutuhkan kerjasama
dari seluruh perawat ruangan. Dengan melaksanakan assesment resiko jatuh untuk
semua pasien sesuai dengan faktor resikonya. Jika pasien terpasang gelang resiko
jatuh maka tenaga kesehatan yang sedang melakukan pelayanan, harus
memperhatikan kondisi pasien. Dengan tujuan agar tidak terjadi jatuh yang
berpengaruh pada fungsi fisiologis pada pasien.
2. Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur organisasi ruang rawat

b. Uraian tugas struktur organisasi ruang rawat

Kepala instalasi rawat inap G


1. Merencanakan kebutuhan tenaga
2. Membuat program kerja instalasi
3. Merencanakan budgeting instalasi
4. Membuat jadwal dinas
5. Merencanakan rapat instalasi bulanan
6. Menyusun indikator mutu instalasi
7. Memilih kepala tim
8. Melakukan koordinasi pelayanan dengan manajer dan instalasi lain
9. Mengelola inventaris instalasi
10. Memimpin rapat instalasi
11. Melakukan supervisi terhadap bawahan
12. Melakukan evaluasi mutu instalasi
13. Mengontrol pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi
14. Mengontrol pelaksanaan regulasi rumah sakit di instalasi
15. Melakukan supervisi bawahan
16. Membuat laporan bulanan
17. Memberikan penilaian kinerja karyawan
18. Membuat laporan mutu instalasi
19. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

Ketua TIM

1. Penanggungjawab asuhan keperawatan pasien (PPJA) selama 24 jam


sesuai tujuan dan rencana tindakan keperawatan
2. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
PPA maupun perawata pelaksana lainnya.
3. Memimpin conference
4. Melakukan superfisi anggota dibawahnya
5. Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat pelaksana sebagai partner
kerjanya
6. Mengadakan kunjungan rumah jika diperlukan (evaluasi perkembangan
perawatan pasien diluar rumah sakit).

Kepala Jaga

1. Melaksanakan delegasi rencana perawatan yang telah ditetapkan perawat


penanggungjawab asuhan (PPJA)
2. Mengkomunikasikan dan mengkordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
PPA maupun perawat pelaksana lainnya
3. Memimpin conference
4. Melakukan supervisi anggota dibawahnya
5. Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat pelaksana sebagai
partner kerjanya
6. Menilai kinerja angota dibawahnya

Perawat Pelaksana

1. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan rincian kewenangan klinis


(RKK)
2. Melaksanakan delegasi rencana perawatan yang telah ditetapkan perawat
penanggungjawab asuhan (PPJA)
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara
lain melalui pertemuan ilmiah dan diklat atas ijin/ persetujuan atasan
4. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
5. Memelihara fasilitas agar selalu dalam keadaan siap pakai
6. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran sesuai
jadwal dinas
7. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala instalasi dan rumah
sakit
8. Melaksanakan kegiatan yang didakan oleh rumah sakit

c. Pelaksanaan uraian tugas struktur organisasi


Dalam struktur organisasi uraian tugas kepala instalsi, ketua tim, kepala jaga,
dan perawat pelaksana memiliki tugas yang berbeda- beda. Salah satu contoh tugas
dari katim memimpin conference, mengevaluasi tugas dilaksanakan atau tidak
melalui catatan di buku katim. Di buku katim terdapat tanda tangan katim pagi,
kepala jaga sor, dan kepala jaga malam. Apabila melakukan conference terdapat
serah terima antara katim pagi dengan kepala jaga siang.
Contoh lainnya, Mengkomunikasikan dan mengkordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh PPA maupun perawat pelaksana lainnya. Cara mengevaluasi dengan
melihat buku katim. Buku katim diisi pada saat melakukan serah terima atau operan
dari perawat sebelumnya dan perawat selanjutnya.
Untuk perawat pelaksana, perawat pelaksana menggunakan logbook (catatan
tugas harian yang sudah dilakukan perawat pelaksana kepada masing- masing
pasien. Dievaluasi melalui logbook yang sudah diisi perawat pelaksana.

d. Metode penugasan yang diterapkan pada ruang rawat


Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien menggunakan metode
keperawatan primer/ utama yaitu metode dimana seorang perwat register
bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dalam 24 jam. Di Ruang Rawat Inap G, terdapat satu ketua tim yang
membawahi 4 kepala jaga dan perawat pelaksana. Dalam struktur organisasi kepala
jaga dijadikan satu dengan perawat pelaksana karena pada saat dinas pagi kepala
tim juga terlibat. Sehingga, kepala jaga dapat menjadi perawat pelaksana,
sebaliknya perawat pelaksana juga dapat menjadi kepala jaga.

e. Uraian tugas perawat pada metode penugasan yang diterapkan


Sesuai dengan metode keperawatan primer/ utama dimana perawat primer
bertanggung jawab mulai klien masuk sampai pulang. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang jika diperlukan. Pada saat
tidak bertugas perawat primer lain bertindak sebagai perawat asosiat. Hal itu sesuai
dengan uraian tugas di Ruang Rawat Inap G yang menyebutkan bahwa tugas ketua
tim adalah penanggung jawab asuhan keperawatan pasien (PPJA) selama 24 jam
sesuai tujuan dan rencana tindakan keperawatan, mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh PPA maupun perawata
pelaksana lainnya, memimpin conference, melakukan superfisi anggota dibawahnya,
memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat pelaksana sebagai partner
kerjanya, serta mengadakan kunjungan rumah jika diperlukan (evaluasi
perkembangan perawatan pasien diluar rumah sakit).
Sedangkan tugas kepala jaga adalah melaksanakan delegasi rencana
perawatan yang telah ditetapkan perawat penanggungjawab asuhan (PPJA),
mengkomunikasikan dan mengkordinasikan pelayanan yang diberikan oleh PPA
maupun perawat pelaksana lainnya, memimpin conference, melakukan supervisi
anggota dibawahnya, memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat pelaksana
sebagai partner kerjanya, dan menilai kinerja angota dibawahnya. Demikian pula
uraian tugas perawat pelaksana sesuai dengan metode keperawatan primer/ utama
yaitu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan rincian kewenangan klinis
(RKK), melaksanakan delegasi rencana perawatan yang telah ditetapkan perawat
penanggungjawab asuhan (PPJA), meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dibidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan ilmiah dan diklat atas ijin/
persetujuan atasan, memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya,
memelihara fasilitas agar selalu dalam keadaan siap pakai, melaksanakan tugas
pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran sesuai jadwal dinas, mengikuti
pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala instalasi dan rumah sakit, dan
melaksanakan kegiatan yang didakan oleh rumah sakit.

f. Klasifikasi pasien di ruang rawat


Rumah Sakit Wava memiliki ruang rawat inap berdasarkan klasifikasi pasien,
diantaranya yaitu Ruang Rawat Inap B untuk pasien anak, Ruang Rawat Inap C
untuk bedah, Ruang Rawat Inap D untuk penyakit dalam. Namun Ruang Rawat Inap
G tidak memiliki klasifikasi kasus untuk pasien, dan melakukan klasifikasi
berdasarkan kelas perawatan pasien yaitu VIP C, VIP B, dan VIP A.

g. Pendokumentasian proses keperawatan


Form dokumentasi keperawatan DI Ruang Rawat Inap G sudah mencakup
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi hingga evaluasi keperawatan berupa
SOAP. Pendokumentasian pengkajian keperawatan dilakukan berdasarkan SPO
Assesmen Keperawatan Rawat Inap yang dimilili Rumah Sakit Wava Husada
disertai paraf dan nama jelas. Begitu pula pendokumentasian diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi dilakukan berdasarkan SPO. Catatan perkembangan
pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan sesuai kondisi pasien saat itu
disertai paraf dan nama jelas.

3. Fungsi Ketenagaan
1) Sistem perhitungan tenaga keperawatan
a. Perencanaan kebutuhan tenaga di ruang rawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala instalasi di dapatkan data bahwa
penghitungan kebutuhan ketenagaan Ruang Rawat Inap G menggunakan
metode WISN sesuai dari instruksi manajemen.
b. Kelengkapan dan ketepatan data yang digunakan dalam perhitungan
tenaga keperawatan
Data yang tersedia tepat dan lengkap. Sesuai perhitungan WISN untuk Ruang
Rawat Inap G dibutuhkan 14 tenaga perawat.
2) Jadwal shift dinas
a. Penentuan jadwal shift dinas
Penentuan jadwal shift dinas perawat di Ruang Rawat Inap G ditentukan oleh
Kepala instalasi. Jadwal shift dinas dibuat 15 hari sebelum bulan selanjutnya.
Penentuan jadwal shift dinas berdasarkan request dari perawat pelaksana
maksimal pada tanggal 15. Penentuan jadwal shift dinas juga memperhatikan
cuti yang diambil oleh perawat pelaksana.
b. Distribusi tenaga setiap shift
Pembagian shift dibagi menjadi 4 yaitu shift pagi, shift siang, shift malam, dan
ada yang libur. Jika tidak ada yang libur/ cuti di hari tersebut maka dinas pagi
sebanyak 3 orang perawat pelaksana, dinas siang sebanyak 3 orang perawat
pelaksana, dinas malam sebanyak 3 orang perawat pelaksana, dan libur
sebanyak 3 orang. Jika ada yang cuti/ libur, maka Kepala instalasi melihat
kebutuhan ruangan terlebih dahulu untuk menentukan jumlah perawat pelaksana
setiap shiftnya. Jika jumlah perawat pelaksana untuk setiap shift tidak mencukupi
maka Kepala instalasi akan menyampaikan kepada kepala pelayanan
keperawatan untuk mengaktifkan oncall atau bantuan dari instalasi lain
c. Keterlibatan perawat pelaksana dalam membuat jadwal
Kepala instalasi memberikan kebijakan bahwa perawat pelaksana dapat
memberikan request jadwal maksimal pada tanggal 15, setelah tanggal 15 buku
request diambil dan diantara tanggal 16-18 Kepala instalasi membuat jadwal
sesuai request dari perawat pelaksana. Jika jadwal sudah fix maka akan disetor
ke PSDM (Kepegawaian)
3) Ketenagaan
a. Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di Rumah Sakit
Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di Rumah Sakit Wava Husada
dilakukan oleh bidang kepegawaian. Ketika jumlah tenaga di ruang rawat
berdasarkan WISN jumlahnya kurang, maka jumlah kekurangan tersebut
disampaikan kepada kepala pelayanan sehingga dapat dianalisa dan dikaji. Jika
jumlah tenaga kesehatan benar-benar mengalami kekurangan, maka
kekurangan tersebut akan dipenuhi dengan proses seleksi perawat baru.
Sedangkan proses seleksi perawat baru diatur oleh bagian kepegawaian.
b. Orientasi tenaga baru di ruang rawat
Orientasi tenaga baru dibagi menjadi dua yaitu orientasi umum dan orientasi
khusus. Orientasi umum mengajarkan terkait visi misi, filosofi rumah sakit, motto
rumah sakit, nilai, jargon yang sifatnya umum. Orientasi umum dilakukan selama
7 hari. Setelah orientasi umum terlaksana, dilakukan orientasi khusus yaitu
orientasi saat perawat tersebut berada di instalasi seperti budaya instalasi,
peraturan-peraturan instalasi, adanya mutu bahwa semua perawat yang ada di
ruangan harus datang sebelum 15 menit dari jam dinas. Untuk
pendokumentasian jika telah melakukan orientasi umum mendapat sertifikat dari
rumah sakit, sedangkan jika orientasi khusus memiliki form tersendiri yang
ditanda tangani oleh kepala instalasi dan perawat baru tersebut.
c. Pengembangan staff (pendidikan dan pelatihan diruang perawat)
Sesuai dengan perencanaan strategis dalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, salah satunya melakukan pelatihan manajemen bangsal yang
disesuaikan dengan rencana strategis rumah sakit. Kepala instalasi menunjuk
salah satu staffnya untuk melakukan pelatihan. Pelatihan diterbitkan sesuai
kondisi yang terjadi pada ruangan, dan direncanakan untuk dilaksanakan tahun
depannya. Staff yang ditunjuk sesuai dengan kompetensi pelatihan tersebut dan
penentuan waktu pelatihan itu sendiri bekerja sama dengan bagian diklat.
d. Jenjang karir tenaga perawat di ruang perawat
Di Ruang Rawat Inap G ada perawat Pra-PK, perawat PK 1, dan perawat PK 2.
Perawat Pra-PK ada 4 orang, perawat PK 2 ada 4 orang, dan yang lainnya dalah
perawat PK 1.
4. Fungsi Pengarahan
1) Komunikasi
a. Arah komunikasi di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan RIG , komunikasi di ruang
tersebut dua arah atau horizontal (timbal balik) dengan sangat interaktif di setiap
tenaga kesehatan seperti dokter, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana
dan tenaga non medis (administrasi). Pada ruangan ini juga sering melakukan
komunikasi Top Down ( komunikasi yang dilakukan dari atasan ke staf )
contohnya seperti intruksi dari managemen dan juga Button Up.
b. Bentuk dan mekanisme komunikasi antar perawat, perawat dengan dokter,
perawat dengan tenaga kesehatan lain, perawat dengan pasien
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, mekanisme komunikasi antar
tenaga kesehatan dapat secara lisan dan tertulis.
c. Sistem komunikasi tertulis di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, komunikasi tertulis di ruang
rawat inap melaui dokumentasi yang telah ditulis oleh notulen , perawat
pelaksana di tulis pada logbook dan Katim pada buku Katim
d. Sistem komunikasi melalui telepon di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan plt kepala ruangan, komunikasi melalui telepon
sering dilakukan oleh ketua tim dengan dokter untuk melaporkan keadaan pasien
dengan menggunakan metode SBAR (Situation Background Assesment
Recommendation), setelah 1x24 jam akan melakukan klarifikasi pada pihak
terkait.
e. Jadwal pertemuan/rapat di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, jadwal pertemuan di RIG
dilakukan setiap satu bulan sekali. Meskipun dalam keadaan pandemi rapat
tetap dilaksanakan dengan daring atau via zoom.
f. Faktor penghambat komunikasi di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, faktor penghambat komunikasi
yang terdapat di RIG tidakada hambatan khusus dalam melaksanakan
komunikasi. Sebisa mungkin untuk berdiskusi untuk menyelesaikannya
2) Motivasi
a. Penilaian motivasi perawat di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, penilaian motivasi perawat
dilakukan oleh kepala ruangan di RIG kepada masing-masing staf perawatbaik
secara personal maupun kelompok, CI menerima masukan dan saran serta
keluhan untuk meningkatkan kinerja perawat
b. Upaya meningkatkan motivasi perawat di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, kepala ruangan menerapkan
kegiatan yang diikuti oleh seluruh tenaga keperawatan di RIG seperti makan
bersama, memuji ( Good Job ) staf apabila melakukan kegiatan yang baik serta
memberikan semangat kepada seluruh staf.
c. Sistem reward dan punishment di ruang rawat
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, sistem reward yang di
runagan belum ada tetapi bagi anggota menyelesaikan tugas dengan baik maka
kepala ruang memberikan pujian ( jempol ) di depan staf lain sehingga staf lain
lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan yang telah dilakukan staf tersebut.
Sistem punishment yang diberikan kepala ruang kepada staf yang melakukan
kesalahan yaitu pada tahap pertama staf akan diberikan teguran secara
lisan,selanjutnya akan dilakukan pengurangan insentif / point kinerja penilaian
individu pada rumah sakit. Apabila staf tersebut masih melakukan kesalahan
maka akan dilaporakan ke Bagian kepegawaian Rumah Sakit yang akan
memberikan Surat Peringatan sampai dilakukan pemecatan. Untuk di ruang
rawat inap punishment hanya terkait keterlambatan yang akan di denda tiap 10
menitnya.
3) Supervisi
a. Mekanisme supervisi staf di ruang rawat
Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua tim kepada perawat pelaksana
dilakukan setiap hari. Supervisi terkait MUTU yang akan dilaporkan setiap hari by
system.
b. Mekanisme supervisi asuhan keperawatan di ruang rawat
Supervisi asuhan keperawatan dilakukan oleh ketua tim setelah perawat pelaksana
melakukan dokumentasi asuhan pada pasien kemudian diserahkan kepada kepala
ruangan pada saat pergantian shift (operan).
c. Faktor penghambat kegiatan supervisi
Faktor penghambat pada kegiatan supervisi yaitu terkait miskom /komunikasi
yang dilakukan antar tenaga kesehatan
4) Delegasi
a. Kewenangan dalam pendelegasian
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, pendelegasian dilakukan
apabila kepala ruangan mengikuti kegiatan rapat atau kegiatan di luar rumah
sakit maka akan didelegasikan kepada ketua tim atau perawat senior yang ada
di ruangan.
b. Mekanisme pendelegasian
Mekanisme pendelegasian yaitu apabila kepala ruangan mengikuti kegiatan
selama 1 hari hanya dilakukan secara lisan kepada ketua tim 1 hari sebelum acara
berlangsung/kegiatan berlangsung.
5. Fungsi pengendalian
1) Penilaian kinerja
a. Mekanisme penilaian kinerja di ruang rawat
Mekanisme penilaian kinerja telah ditetapkan oleh Rumah Sakit akan
memberikan panduan kepada kepala ruang untuk melakukan penilaian kepada
staf.
b. Instrumen penilaian kinerja yang digunakan di ruang rawat
Mengguankan OPPE/ PPKB yangakan diisi oleh kepala ruangan RIG
c. Hasil penilaian kinerja di ruang rawat
No Nama Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2
. 2019 2019 2020 2020
1. Puput ayu K 98 96 98

2. Nico Rostdiana 98 96 98
3. Taufiqur rohman 98 93 100
4. Fiska Novia 96 98 98
5. Finda Dewi A 98 98 98
6. Candra Agus W 98 96 95
7. Pratidina Dwinda 98 98 98
8. Mira Puspita 93 98
9. Fitria Anindarahma 98 96 96
10. Omy winggar 98 98 96
11. Devi Ayu 100 98
12. Prihantini 94 96
Purwanto
13. Muh. Tito Nur P 96 89

14. Ahmada Hakim


15. Dwi Mulyaningtyas 90
Nb : warna abu ( perawat mutasi dari Unit lain, perawat baru yang belum
mengikuti penilaian OPPE, perawat diperbantukan ke unit lain )
2) Pengandalian mutu
a. Indikator mutu keperawatan yang ditetapkan di ruang rawat
a) Keluahan pelanggan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia < 5%
b) Angka ketidakterisian asesmen awal medis ranap 1x 24 jam < 20 jam
c) Angka keterlambatan karyawan < 5%
d) Kepatuhan jam visite dokter spesialis
e) Angka kelengkapan asesmen awal medis pada pasien stroke dalam waktu
24 jam sejak pasien masuk
f) Pasien stroke yang mendapatkan edukasi selama masa perawatan di rumah
sakit
b. Hasil penilaian mutu keperawatan di ruang rawat
Penilaian mutu keperawatan di RIG mendapatkan bahwa 5 point sudah
memenuhi standart dan 1 point terkait kepatuhan jam visite dokter spesialis yang
masih belum memnuhi standart.
3) Pengambangan standar
a. Standar asuhan keperawatan di ruang rawat
Standart asuhan keperawatan pada RIG menggunakan 3N ( Nanda, NIC, NOC ),
dan perawat masih belum mengetahui terkait dengan 3S ( SDKI, SLKI, dan
SIKI )
b. Standar kinerja di ruang rawat

Anda mungkin juga menyukai