Anda di halaman 1dari 4

INISIASI 2 Wawasan Nusantara

WAWASAN NUSANTARA

A. Definisi Wawasan Nusantara


Secara etimologis, wawasan Nusantara berasal dari kata wawas, nusa dan antara. Wawas
berasal dari bahasa Jawa yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Nusa
artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antar dua unsur.
Nusantara dapat diartikan kesatuan kepulauan yang terletak diantara dua benua (benua Asia
dan Australia) dan dua samudera ( samudera Pasifik dan Hindia)
Secara Terminologis, wawasan nusantara menurut Prof. Wan Usman adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan segala
aspek kehidupan yang beragam.
Jadi Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan
wilayah Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan  Pertahanan Keamanan. Wawasan Nusantara berkedudukan
sebagai visi bangsa. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Visi
bangsa Indonesia sesuai dengan konsep wawasan nusantara yaitu menjadi bangsa Indonesia
yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh.

B. Hakikat dan Unsur Dasar Wawasan Nusantara


Tujuan wawasan nusantara ke dalam ialah mempersatukan  bangsa Indonesia dalam semua
Aspek kehidupan nasional. Wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan penjabaran
Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dan dasar negara yang dilandasi oleh
pengalaman sejarah, kondisi geografi dan sosial budaya serta pemikiran tentang lingkungan
strategi bangsa Indonesia

C. Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara


Latar belakang yang mempengaruhi konsepsi wawasan nusantara adalah :
1. Aspek Sejarah
2. Aspek Geografi
3. Aspek Geopolitik dan Geostrategi

1. Aspek Sejarah
Dari aspek sejarah, bangsa Indonesia menghendaki menjadi bangsa yang bersatu dengan
wilayah yang utuh karena bangsa Indonesia pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa
yang terjajah, terpecah dan wilayah yang terpisah-pisah (belum bersatu). Sehingga untuk
merdeka dan bersatu, bangsa Indonesia memerlukan semangat kebangsaan. Awal dari
semangat kebangsaan ditandai oleh Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan sebagai puncak
keberhasilannya terwujud melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Perdana Menteri Juanda pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pernyataan yang
dikenal dengan Deklarasi Juanda. Isi Deklarasi Juanda adalah menyatakan laut territorial
Indonesia adalah sebesar 12 mil dan tidak lagi 3 mil berdasarkan point to point theory.
Semula berdasarkan Ordonasi 1939 (Teritoriale Zee en Maritime) dinyatakan bahwa lebar
laut territorial Indonesia adalah 3 mil. Maka dengan keluarnya Deklarasi Juanda tersebut
melahirkan konsep wawasan nusantara dimana laut tidak lagi sebagai pemisah melainkan
sebagai penghubung antar kepulauan. 

2. Aspek Geografi
Kondisi dan kedudukan geografis dalam kaitannya dengan percaturan dunia serta kebijakan-
kebijakan dalam pemanfaatan kondisi dan kedudukan geografi turut menentukan dalam
pembentukan wawasan nasional. Kepulauan Nusantara merupakan kepulauan terbesar di
dunia. Bentuknya memanjang di sekitar katulistiwa. Negara kepulauan yang luas dan jumlah
penduduk yang besar (ke-4 dunia) kalau kita rinci karakteristik geografi dan penduduknya
adalah sebagai berikut :
a. Panjang wilayah 1/8 katulistiwa (1/8 X 40.000 km).
b. Jarak terjauh Utara-Selatan 1.118 km dan jarak terjauh Timur-Barat 5.110 km.
c. Dilalui oleh garis Katulistiwa, berada di antara 6° Lintang Utara – 11o Lintang Selatan; 95°
Bujur Timur – 141° Bujur Timur.
d. Berada di antara dua buah benua Asia - Australia; dan di antara dua buah samudra, yaitu
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
e. Terdiri dari 17.508 buah pulau besar dan kecil.
f. Luas daratan ± 1,9 juta km dan luas perairan 2/3 dari seluruh wilayah.
g. Indonesia bagian Barat dominan daratan daripada perairan, sedangkan Indonesia bagian
Timur lebih dominan perairan daripada daratan.
h. Pada umumnya tanahnya subur, kecuali di beberapa tempat di Kalimantan dan Irian.
i. Bumi mengandung kekayaan alam (mineral) yang potensial. Dari 11 mineral terpenting di
dunia, 7 jenis terdapat di Indonesia.
j. Penduduk yang cukup besar menduduki urutan ke-4 di dunia. Namun, dari jumlah
penduduk yang besar tersebut penyebarannya tidak merata. Daerah Jawa, Madura, Bali dan
Lombok (JAMBAL) dikategorikan sebagai daerah terpadat, sedangkan daerah lainnya masih
jarang penduduknya.
Kondisi geografi berupa kepulauan yang luas dan panjang dengan penduduk yang majemuk
(ratusan suku bangsa yang berbicara dalam 746 bahasa daerah (12% dari jumlah bahasa di
dunia) memang sulit dipersatukan.

3. Aspek Geopolitik dan Geostrategi


Kebijakan dan pelaksanaan dalam memanfaatkan keuntungan letak geografi yang strategis
berkaitan dengan geopolitik dan geostrategi bangsa Indonesia. Geopolitik ini mengandung
pengertian kebijakan politik yang mengaitkan pengaruh letak geografi bumi yang menjadi
wilayah (ruang hidup) manusia yang tinggal di atas permukaan bumi. Bagi bangsa Indonesia,
geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor- faktor geografis
wilayah negara untuk mencapai tujuan nasional. Artinya, geopolitik adalah kebijaksanaan
dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis
negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut. Sedangkan
geostrategi ialah kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan-tujuan dan sarana-
sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis
negara.Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan Pancasila sehingga tidak
mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.
Pada geostrategis, keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan
pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat
menguntungkan, tetapi juga mengundang berbagai bentuk ancaman. Analisis posisi silang
negara Indonesia itu tidak hanya mengenai segi fisik-geografisnya saja, melainkan mengenai
aspek-aspek kehidupan sosial, yaitu:
a) Demografi (kependudukan) antara daerah yang berpenduduk padat di utara dan daerah
yang berpenduduk jarang di selatan;
b) Ideologi antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan;
c) Politik antara demokrasi rakyat di utara (Asia Daratan bagian utara) dan demokrasi
parlementer di selatan;
d) Ekonomi antara sistem ekonomi terpusat di utara dan sistem ekonomi liberal di selatan;
e) Sosial antara komunisme atau sosialisme (komune) di utara dan individualisme di selatan;
f) Budaya antara kebudayaan Timur di utara (Budha/Kong Hu Chu) dan kebudayaan Barat di
selatan;
g) Hankam antara sistem pertahanan kontinental (kekuatan di darat) di utara dan sistem
pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Posisi silang dengan segala akibatnya, memaksa bansga Indonesia memilih strategi turut serta
mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan atau pengaruh tersebut dengan ikut berperan sebagai
subjek dengan mengendalikan, dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan tersebut untuk
kepentingan nasional. Alternatif kedua menuntut kemampuan bangsa Indonesia menciptakan
kekuatan sentrifugal artinya lalu lintas kekuatan-kekuatan yang melewati Nusantara harus
mampu dikelola, dikendalikan dan dimanfaatkan memberikan sinergi pada kekuatan bangsa
dalam pembangunan nasional. Pengaruh-pengaruh buruk akibat posisi silang harus dapat
diatasi dengan membangun ketahanan nasional bangsa Indonesia

D. Implementasi Wawasan Nusantara pada Era Globalisasi


Implementasi wawasan nuasantara di era globalisasi bertujuan agar tetap terjamin persatuan
dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional yaitu politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan (POLEKSOSBUD-HANKAM). Manfaat implementasi wawasan
nusantara di era globalisasi adalah :
1. Diterima dan diakuinya konsepsi wawasan nusantara di forum-forum internasional
2. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup, memberikan potensi sumber daya yang
besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
3. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah
nusantara yang perlu dipertahankan  oleh bangsa Indonesia.
4. Menjadi salah satu sarana integrasi nasional

Beberapa tantangan yang dapat timbul dari implementasi wawasan nusantara adalah :
1. Persoalan garis batas wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat, laut dan
udara.
2. Masuknya pihak luar kedalam wilayah yurisdiksi Indonesia yang tidak terkendali dan
terawasi.
3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia.
4. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan pembangunan
berwawasan nusantara.
Terakhir diperbaharui: Senin, 6 Maret 2017, 09:32
Abaikan Navigasi

Navigasi
 Dasbor

o Beranda situs
o Halaman situs
o Kursus saat ini
 Pendidikan Kewarganegaraan. 77
 Peserta
 PENGENALAN MATA KULIAH
 28 Agustus - 3 September
 4 September - 10 September

 INISIASI 2 Wawasan Nusantara

 Diskusi 2
 Rangkuman Materi Inisisasi 2
o Mata Kuliah Yang Saya Ikuti
o Kelas tuton

Abaikan Administrasi

Administrasi
 Administrasi Kelas

© 2017 Universitas Terbuka 2016


Anda masuk sebagai SRI ASIH 030336446. (Keluar)

Based on an original theme created by Shaun Daubney | moodle.org

Anda mungkin juga menyukai