KTSP
By Budi Wahyono On 3:58 PM
Artikel Terkait:
4 Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8);
3. Standar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan SDM serta bangsa itu
sendiri. Hanya dengan pendidikan kita bisa maju dan berkembang. Kurikulum merupakan ruh dari
pendidikan agar dapat terlaksana secara efektif dan efesien. Tahun demi tahun pemerintah
mengadakan pembaharuan kurikulum guna memperoleh suatu perubahan secara kompleks dalam
segala aspeknya. KTSP merupakan solusi dari masalah-masalah pendidikan saat ini. Pertanyaannya,
apakah mampu mampu kurikulum KTSP menjawab kebutuhan zaman dalam hal pendidikan?
Pemaparan makalah ini mejelaskan tentang Kurikulum KTSP, selanjutnya kita sendiri yang
akan menilai dan menimbang tentang reliabilitasnya dalam pendidikan masa kini amupun masa
depan.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana proses penyusunan serta pencapaian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)?
C. Tujuan Masalah
2. Mengetahui proses penyusunan serta pencapaian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI).
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pemebelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yng Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian
tujuan tersebut , pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, tekmologi dan seni.
9. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.[2]
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut:
Isi dari kedua tujuan di atas adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Ini sama halnya dengan tujuan pendidikan dasar dam menengah, Cuma yang membedakan
hanya jenjang kepada tingkat yang lebih lanjut sesuai dengan kejuruaannya.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang SI
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluaesan dan kedalamannya
merupakan bahan belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan
local dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI.
2. Muatan Lokal
b. Alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil maupun genap dalam
satu tahun ajaran baru dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
Untuk praktik 2 jam disekolah setara dengan 1 jam tatap muka. 4 jam parkatik di luar sekolah setara
dengan 1 jam tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar.
Satuan pendidikan harus menentukan criteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penylenggaraan pembelajaran.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur
oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan, dan kepribadian, mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, dan kesehatan.
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan
dan/atau dari ssatuan pendidikan formal atau nonformal.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan local dan global.[3]
3. Kalaender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kubutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar ini.
Minggu efektif
2 belajar 36 Minggu Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif
Ujian/ulangan
Pada semester 1 dilaksa-
3 6 Minggu (setiap semester 3 nakan
minggu)
1. 25-30 Agustus 2008
14
1. Melakukan analisis SWOT terhadap konteks kondisi dan kebutuhan pada tingkat satuan pendidikan
tertentu. Analisis terhadap terhadap tujuan satuan tingkat pendidikan dan perumusan visi, misi dan
tujua sekolah/madrasah terhadap hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh top manager, komite
sekolah/madrasah, para konselor dan konsultan ahli bila diperlukan. Sedangkan analisis standar isi
dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran dilakukan oleh para guru dan konsultan ahli bila
diperlukan.
2. Penyiapan draf penyusunan isi KTSP yang dikembangkan di satuan pendidikan masing-masing
3. Melakukan pembahasan, review dan validasi model dan isi KTSP yang dihasilkan, Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan khusus atau forum-forum rapat kerja sekolah/madrasah dan konsultan
ahli bila diprlukan.
5. Finalisasi produk KTSP yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran yang ditetapkan setelah
mendapatkan pengesahan dari komite sekolha/madrasah dan diketahui oleh dinas tingkat
kabupaten/kota yang bertanggung jawab untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan
SMK. Sementara itu dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapatkan pengesahan dari komite madrasah Dan diketahui oleh Mapendis
Kandepag kotamadya/kabupaten untuk MI dan MTs, dan Kabid Mapendis Kanwil Depag untuk MA
dan MAK.
Isi dari kurikulum KTSP dalam penyusunan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Dasar pemikiran, landasan dan profil satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK.
Standar kompetensi
Ketuntasan belajar, system penilaian, pindah madrasah/sekolah dan criteria keluusan ujian
sekolah/madrasah dan ujian national.
Kalender pendidikan
Diketahui oleh komite sekolah/madrasah dan dinas pendidikan kabupaten /kota/provinsi Mapenda
Kandepag Kotamadya/kabupaten untuk MI dan MTs, dan Kabid Mapendis Kanwil Depag untuk MA
dan MAK.[5]
1. Pembukaan, merupaka kegiatan awal yang harus di lakukan oleh seorang pendidik untuk memulai
pelajaran guna menciptakan kesiapan mental menarik minat, bakat peserta didik. Di sinilah pendidik
mengenalkan nilai-nilai PAI sesuai mata pelajaran yang akan diajarkan.
2. Pembentukan kompetensi, merupakan kegiatan inti pembelajaran. Dengan indikator apabila seluruh
peserta didik terlibat aktif, baik mental, fifik.
3. Penutup, ketika pembelajaran dalam kelas berakhir. Guru memberikan kesimpulan serta
mengevaluasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai PAI melalui pendidikan karakter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Juga mengacu pada
prinsip-prinsip serta prosedur penyusunan serta pengimplementasiannya dalam segala aspeknya.
Nilai-nilai PAI dapat diintegrasikan dalam setiap prinsip, komponen KTSP serta penyusunannya.
Sehingga tujuan dari pendidikan Islam Tercapai.
B. Saran
Makalah ini hanyalah sekedar ulasan tentang KTSP. Saran serta kritikan pembaca kami
butuhkan guna perbaiakan makalah kami, apabila ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon
maaf sebesar-besaranya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada.
E. Mulyasa, 2008, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta; Bumi Akasara.
[2] Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, hal. 23
[4] E. Mulyasa, 2008, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, hal. 265
[5] [5] Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, hal.
35
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,
serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas
pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan
dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif,
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan
dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat.
Pola sentralistik yang digunakan pada masa orde baru terbukti kurang efektif dalam membangun
sistem pendidikan kita, sehingga diperlukan pola desentralistik.
Kondisi geografis Indonesia yang begitu luas serta penduduk yang banyak tidak dapat dikelola
dengan baik jika hanya oleh pemerintah pusat. Daerah memiliki peluang yang cukup luas untuk
menentukan kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya
masing-masing. Implikasi dari kebijakan desentralisasi itu di antaranya berkaitan dengan kurikulum
sebagai komponen yang sangat penting dalam pendidikan.
Desentralisasi kurikulum, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang didukung oleh manajemen berbasis sekolah, memungkinkan setiap
sekolah untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan
kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah masing-masing.
e. Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetansi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengambangan KTSP deserahkan
kepada para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan sekolah)untuk
mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) pada
setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah masing-masing