Anda di halaman 1dari 18

 About Landasan Dan Prinsip Pengembangan

KTSP
By Budi Wahyono On 3:58 PM

Landasan Pengembangan KTSP


Dijelaskan oleh BSNP, KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah
sebagai berikut:
1. Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 
4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi lulusan 
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas no.22, dan
23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1) 
6. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas RI nomor 24
tahun 2006 
7. Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 
8. Permendiknas No.20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Prinsip Pengembangan KTSP
Mulyasa (2007:151) mengemukakan prinsip-prinsip pengembangan KTSP, antara lain:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan


lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki posisisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Beragam dan Terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan meinperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa rnembedakan agama, suku, budaya,
dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat kurikulum mendorong peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders)untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup
dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan kurikulum haras mempertimbangkan dan
nemperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spritual, keterampilan
berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan
vokasional.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pemberdayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bagikan Ke Yang Lain: Facebook Twitter Google+ Lintasme

Artikel Terkait:
4 Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1.  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  20  Tahun  2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah 

Pasal 1 ayat (19); 

Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); 

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); 

Pasal 35 ayat (2);  

Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); 

Pasal 37 ayat (1), (2), (3); 

Pasal 38 ayat (1), (2).


2.   Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  19  Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah 

Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); 

Pasal 5 ayat (1), (2); 

Pasal 6 ayat (6); 

Pasal 7 ayat  (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8);  

Pasal 8 ayat (1), (2), (3); 

Pasal 10 ayat (1), (2), (3); 

Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); 

Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); 

Pasal 14 ayat (1), (2), (3); 

Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); 

Pasal 17 ayat (1), (2); 

Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Standar Isi

SI mencakup   lingkup   materi   dan   tingkat   kompetensi   untuk mencapai


kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI
adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan
jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22
Tahun 2006.

4.  Standar Kompetensi Lulusan

SKL  merupakan kualifikasi  kemampuan  lulusan  yang  mencakup sikap,  pengetahuan 


dan  keterampilan  sebagaimana  yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun
2006.
Apa Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP serta komponen-
komponennya

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan SDM serta bangsa itu
sendiri. Hanya dengan pendidikan kita bisa maju dan berkembang. Kurikulum merupakan ruh dari
pendidikan agar dapat terlaksana secara efektif dan efesien. Tahun demi tahun pemerintah
mengadakan pembaharuan kurikulum guna memperoleh suatu perubahan secara kompleks dalam
segala aspeknya. KTSP merupakan solusi dari masalah-masalah pendidikan saat ini. Pertanyaannya,
apakah mampu mampu kurikulum KTSP menjawab kebutuhan zaman dalam hal pendidikan?

            Pemaparan makalah ini mejelaskan tentang Kurikulum KTSP, selanjutnya kita sendiri yang
akan menilai dan menimbang tentang reliabilitasnya dalam pendidikan masa kini amupun masa
depan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP serta komponen-komponennya?

2.      Bagaimana proses penyusunan serta pencapaian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI)?

C.    Tujuan Masalah

1.      Mengetahui prinsip-prinsip Pengembangan KTSP serta komponen-komponennya.

2.      Mengetahui proses penyusunan serta pencapaian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI).

BAB II

PEMBAHASAN

            Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
            KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

            Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pemebelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.

A.    Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

            KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya sesuai dengan kelompok atau satuan


pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan
KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP, serta untuk pendidikan khusu dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan
provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yng Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian
tujuan tersebut , pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2.      Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman kakteristik peserta didik,


kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara dan terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar komponen.

3.      Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, tekmologi dan seni.

4.      Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemanngku kepentingan untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
masyarakatan, dunia usaha dan kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan akademik.

5.      Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan


dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan.

6.      Belajar Sepanjang Hayat[1]

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan


peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsu-
unsur pendidikan formal dan nonformal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang dinamis.

7.      Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan


daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan derah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam NKRI.

Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, hal. 146-147

8.      Menegakkan Ke-5 Pilar Belajar

a.       Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

b.      Belajar untuk memahami dan menghayati

c.       Belajar untuk mampu melaksanakan dan  berbuat secara efektif

d.      Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

e.       Belajar untuk Membangun dan menemukan jati diri

9.            Dilaksanakan dalam suasana hubungan  peserta didik dan pendidik saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.[2]

B.     Komponen-Komponen Kurikulum KTSP

1.      Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut:

a.       Tujuan pendidikan dasar adalah


b.      Tujuan pendidikan menengah

Isi dari kedua tujuan di atas adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c.        Tujuan pendidikan menengah kejuaruan

Ini sama halnya dengan tujuan pendidikan dasar dam menengah, Cuma yang membedakan
hanya jenjang kepada tingkat yang lebih lanjut sesuai dengan kejuruaannya.

2.      Struktur dan Muatan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang SI
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

a.       Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c.       Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d.      Kelompok mata pelajaran estetika

e.       Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluaesan dan kedalamannya
merupakan bahan belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan
local dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1.      Mata Pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI.

2.      Muatan Lokal

Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak sesuia menjadi bagian dari mata pelajaran lain. Muatan local merupakan mata pelajaran,
sehingga pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3.      Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah yang dilakukan dala bentuk ekstrakurikuler,
melalui pelayanan konseling. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusu peserta didik.
Penilaian kegiatan pengembangan dilakukana secara kualitatif.

4.      Pengaturan Beban Belajar

Pengaturan bahan ajar disini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:


a.       Beban belajar dalam system paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan  SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar.

b.      Alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil maupun genap dalam
satu tahun ajaran baru dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
Untuk praktik 2 jam disekolah setara dengan 1 jam tatap muka. 4 jam parkatik di luar sekolah setara
dengan 1 jam tatap muka.

5.      Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar.
Satuan pendidikan harus menentukan criteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penylenggaraan pembelajaran.

6.      Kenaikan Kelas dan kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur
oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a.       Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b.      Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan, dan kepribadian, mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, dan kesehatan.

c.       Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

d.      Lulus ujian nasionsal.

7.      Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait.

8.      Pendidikan Kecakapan hidup

a.       Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dapat dimasukan


pendidikan kecakapan social, kecapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi.

b.      Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

c.       Pendidikan kecakan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan
dan/atau dari ssatuan pendidikan formal atau nonformal.

9.      Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Lokal


a.       Pendidikan berbasis keunggulan local dan global merupakan pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan local dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi
informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi perkembangan
peserta didik dalam segala aspeknya.

b.      Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan local dan global.[3]

3.      Kalaender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kubutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar ini.

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1 Permulaan tahun Awal tahun pelajaran 14 Juli 2008


pelajaran

Minggu efektif
2 belajar 36 Minggu Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif
Ujian/ulangan
Pada semester 1 dilaksa-
3 6 Minggu (setiap semester 3 nakan
minggu)
1.   25-30 Agustus 2008

2.   6-11 Oktober 2008

3.   1-6 Desember 2008

Pada semester 2 dilaksa-


nakan

1.   12-17 Januari 2009

2.   23-28 Maret 2009

3.   8-13 Juni 2009

1.   Libur awal Ramadhan


Hari libur
keagamaan 3 Minggu 1-6 September 2008
4
2.   Libur hari Raya Idul Fitri 22
September s. d 4 November
2008

1.   6-8 September 2008

Jedah tengah 2.   13-15 April 2008


semester
5 1 Minggu (3 hari semester 1 27 Desember 2008
Pembagian rapor dan 3 hari semester 2)
 Libur semester 1 (2-15
 Jeda antar Akhir semester 1 Januari 2009)
6 semester
2 Minggu 20 April-2 Mei 2009
7 Ujian sekolah
18-20 Mei 2009
Ujian Nasional
2 Minggu 30 Juni 2009
8 Pemabagian rapor
1 Minggu 1-15 Juli 2009
9 Libur akhir tahun
pelajaran Akhir semester 2
10
Program remedial 2 Minggu 1.   Untuk proses remedial
11

1.   Sepanjang hari efektif belajar 2.   Untuk remedial dilaksa-


12 nakan setelah ujian pada hari
2.   16 hari efektif jumat dan sabtu

Disesuaikan dengan pera-


turan pemerintah daerah dan
Hari libur pusat
Hari libur umum/nasional
Menjelang hari ulang tahun
sekolah ke…. (6-11 Maret
13 2009)
Hari libur khusus
2 Minggu

14

Ini merupakan tafsiran dari kalender pendidikan.[4]

C.    Prosedur Penyusunan KTSP

Proses penyusunan pada sekolah/madrasah tertentu dapat dilakukan melalui langkah-


langkah sebagai berikut:

1.      Melakukan analisis SWOT terhadap konteks kondisi dan kebutuhan pada tingkat satuan pendidikan
tertentu. Analisis terhadap terhadap tujuan satuan tingkat pendidikan dan perumusan visi, misi dan
tujua sekolah/madrasah terhadap hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh top manager, komite
sekolah/madrasah, para konselor dan konsultan ahli bila diperlukan. Sedangkan analisis standar isi
dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran dilakukan oleh para guru dan konsultan ahli bila
diperlukan.

2.      Penyiapan draf penyusunan isi KTSP yang dikembangkan di satuan pendidikan masing-masing

3.      Melakukan pembahasan, review dan validasi model dan isi KTSP yang dihasilkan, Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan khusus atau forum-forum rapat kerja sekolah/madrasah dan konsultan
ahli bila diprlukan.

4.      Melakukan revisi dari hasil review dan validasi KTSP.

5.      Finalisasi produk KTSP yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran yang ditetapkan setelah
mendapatkan pengesahan dari komite sekolha/madrasah dan diketahui oleh dinas tingkat
kabupaten/kota yang bertanggung jawab untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan
SMK. Sementara itu dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapatkan pengesahan dari komite madrasah Dan diketahui oleh Mapendis
Kandepag kotamadya/kabupaten untuk MI dan MTs, dan Kabid Mapendis Kanwil Depag untuk MA
dan MAK.

Isi dari kurikulum KTSP dalam penyusunan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

         Dasar pemikiran, landasan dan profil satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK.

         Standar kompetensi

         Struktur kurikulum dan pengaturan bahan belajar

         Pengembangan muatan local

         Kegiatan pengembangan diri

         Pendidikan kecakapan hidup (life skill)

         Ketuntasan belajar, system penilaian, pindah madrasah/sekolah dan criteria keluusan ujian
sekolah/madrasah dan ujian national.

         Review dan pengembangan kurikulum

         Kalender pendidikan

         Silabus dan RPP

         Disahkan oleh kepala sekolah/madrasah

         Diketahui oleh komite sekolah/madrasah dan dinas pendidikan kabupaten /kota/provinsi Mapenda
Kandepag Kotamadya/kabupaten untuk MI dan MTs, dan Kabid Mapendis Kanwil Depag untuk MA
dan MAK.[5]

D.    Pencapaian KTSP Dalam Pembelajaran PAI


Pencapaian KTSP dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dengan cara adanya integrasi
dalam segala aspeknya antara struktur dan mauatan lokal dalam pengimplementasian kurikulum
KTSP di sekolah/madrasah serta berpandangan pada prinsip-prinsip KTSP itu sendiri melalui proses
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta berpiak pada lima pilar belajar yaitu:

1.      Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

2.      Belajar untuk memahami dan menghayati

3.      Belajar untuk mampu melaksanakan dan  berbuat secara efektif

4.      Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

5.      Belajar untuk Membangun dan menemukan jati diri

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran terkait dengan implementasi kurikulum KTSP


mencakup tiga kegiatan, yaitu:

1.      Pembukaan, merupaka kegiatan awal yang harus di lakukan oleh seorang pendidik untuk memulai
pelajaran guna menciptakan kesiapan mental menarik minat, bakat peserta didik. Di sinilah pendidik
mengenalkan nilai-nilai PAI sesuai mata pelajaran yang akan diajarkan.

2.      Pembentukan kompetensi, merupakan kegiatan inti pembelajaran. Dengan indikator apabila seluruh
peserta didik terlibat aktif, baik mental, fifik.

3.      Penutup, ketika pembelajaran dalam kelas berakhir. Guru memberikan kesimpulan serta
mengevaluasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai PAI melalui pendidikan karakter.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Juga mengacu pada
prinsip-prinsip serta prosedur penyusunan serta pengimplementasiannya dalam segala aspeknya.
Nilai-nilai PAI dapat diintegrasikan dalam setiap prinsip, komponen KTSP serta penyusunannya.
Sehingga tujuan dari pendidikan Islam Tercapai.

B.     Saran

Makalah ini hanyalah sekedar ulasan tentang KTSP. Saran serta kritikan pembaca kami
butuhkan guna perbaiakan makalah kami, apabila ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon
maaf sebesar-besaranya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakart; Pustaka Yustisia.

Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada.

E. Mulyasa, 2008, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta; Bumi Akasara.

[1] Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, hal. 146-147

[2] Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, hal. 23

[3] Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, hal. 148

[4] E. Mulyasa, 2008, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, hal. 265

[5] [5] Muhaimin, Sutiah, Sugeng L. P, 2008, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah/Madrash, hal.
35
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan


untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) adalah sebagai berikut:

KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,
serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas
pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan
dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif,
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan
dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat.

a.      Isi Kurikulum Ktsp


Standanr isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalaam criteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tententu.
Standar isi memuat kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan kalender pendidikan.

 Kerangka Dasar Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rncana dan pengetauan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi
standard an hasil belajar serta cara yan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada penjang pendidikan dasar dan meenngah terdiri atas:
1)     Kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia yang dilaksanakan melalui kegiatan
keagamaan, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi , estetika, jasmani, oleh
raga dan kesehatan 
2)     Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang dilaksanakan melalui
kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya serta pendidikan jasmani
3)     Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; yang dilaksanakan melalui kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, kererampilan, kejuruan,
teknologi informasi dan komunikasi serta muatan local yang relevan
4)     Kelompok mata pelajaran estetika; yang dilaksanakan melaluikegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan dan muatan local yang relevan
5)     Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan; yang dilakukan melalui kegiatan
jasmani, olehraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan local yang relevan
 Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap
satuan pedidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar
kompetensi dan kopetensi lulusan.

b.      Landasan Kurikulum Ktsp


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah
sebagai berikut

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentnag Sisdiknas


Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Satandar Nasional Pendidikan (SNP) teridiri
atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala. SNP digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang standar Nasional Pendidikan
(SNP). SNP merupakan criteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi.

2. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengatur tentang standar isi untuk
satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 Tahun 2006 mengatur Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kopetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran
dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi
dasar.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan SKL dan
Standar isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah
mengembangkan dan menetepkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan, berdasarkan pada: Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentnag Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 sampai dengan PAsal 38, Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 5 sampai dengan pasal 18 dan pasal
25 sampai pasal 27, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

c.       Kelebihan dan Kekurangan Ktsp


 Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah
adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat
menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya.
Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa
inggris, sebagai keterampilan hidup.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban
belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan
kondisi daerahnya masing-masing.
8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan
atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan
belajar, maupun konteks social budaya.
10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi
bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat
pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar
pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus
mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan
peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang
akan membentuk kompetensi individual.
15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat,
dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
17. Berpusat pada siswa.
18. Menggunakan berbagai sumber belajar.
19. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
 Sedangkan kelemahan dari kurikulum KTSP adalah
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai
syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi.
d.      Alasan Digunakannya Ktsp
Alasan digunakannya kurikulum ktsp karena adanya perkembangnya pemikiran akan pentingnya
kemandirian dalam segala aspek kehidupan sebagai wujud demokrasi. Hal inilah yang menjadi
semangat lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang otonomi daerah, termasuk di
dalamnya otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pola sentralistik yang digunakan pada masa orde baru terbukti kurang efektif dalam membangun
sistem pendidikan kita, sehingga diperlukan pola desentralistik.

Kondisi geografis Indonesia yang begitu luas serta penduduk yang banyak tidak dapat dikelola
dengan baik jika hanya oleh pemerintah pusat. Daerah memiliki peluang yang cukup luas untuk
menentukan kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya
masing-masing. Implikasi dari kebijakan desentralisasi itu di antaranya berkaitan dengan kurikulum
sebagai komponen yang sangat penting dalam pendidikan.

Desentralisasi kurikulum, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang didukung oleh manajemen berbasis sekolah, memungkinkan setiap
sekolah untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan
kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah masing-masing.
e.       Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetansi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengambangan KTSP deserahkan
kepada para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan sekolah)untuk
mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) pada
setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah masing-masing

Anda mungkin juga menyukai