Anda di halaman 1dari 3

Nama : Santika Ayu Husna Ningrum

NIM : 180210204215
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kelas : 06

B.J HABIBIE

Prof. DR. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang sering disapa B.J
Habibie adalah Presiden ketiga RI sekaligus salah satu tokoh panutan yang
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Selain kisah cintanya bersama sang istri
yaitu Ibu Ainun yang cukup dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia, B.J
Habibie juga dikenal akan kecerdasannya. Beliau telah membanggakan Bangsa
Indonesia di kancah Internasional dengan kecerdasannya. Caci maki yang didapat
tidak serta merta membuat seorang B.J Habibie menjadi patah semangat. Justru
hal itulah yang membangun semangat beliau untuk terus maju. Kisah hidup B.J
Habibie yang penuh dengan perjuangan dan inspirasi inilah yang layak ditiru oleh
seluruh kalangan masyarakat Indonesia.
B.J Habibie menjadi presiden pada usia 62 tahun. Beliau lahir pada 25
Juni 1935 di Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Beliau merupakan anak keempat
dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti
Marini Puspowardojo. Sang ayah merupakan seorang ahli pertanian dari
Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis. Sedangkan sang ibu berasal dari Jawa
dan merupakan anak dari dokter spesialis mata di Yogyakarta. Masa kecil B.J
Habibie di habiskan di Kota Pare-Pare. Kecintaan beliau terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi telah ditunjukkan sejak beliau kanak-kanak. Hal ini
ditunjukkan oleh prestasi beliau sewaktu bersekolah SMA di Bandung yang
prestasinya selalu menonjol terutama pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Selepas SMA, beliau berkuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung)
dengan mengambil studi Teknik Mesin pada tahun 1954. Beliau kemudian
mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Jerman dengan mengambil
studi Kontruksi Pesawat Terbang. Dengan tekad yang bulat untuk bekerja keras
dan meraih kesuksesan, beliau selalu menggunakan waktu liburnya sebaik
mungkin untuk terus belajar. Sehingga, beliau lulus pada tahun 1960 dan
mendapat gelar Diploma Ing di Jerman dengan nilai sempurna. Setelah itu beliau
bekerja di industri kereta api di Jerman. Kemudian, beliau menikah dengan Hasri
Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 dan dikaruniai dua orang putra yaitu
Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Mereka kemudian diboyong ke Jerman
mengikuti B.J Habibie. Tahun 1965 B.J Habibie mendapat gelar Dr. Ingenieur
dengan nilai sangat sempurna. B.J Habibie kemudian bekerja di industri pesawat
terbang Jerman dan berhasil menduduki jabatan bergengsi di perusahaan tersebut.
Tahun 1968, B.J Habibie mengundang 40 insinyur Indonesia untuk
bekerja di perusahaan pesawat terbang Jerman guna mempersiapkan keterampilan
dan pengalaman mereka dalam membuat produk industri dirgantara, maritim, dan
darat di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1974 beliau diminta pulang ke
Indonesia dan menjadi penasihat pemerintah di bidang teknologi pesawat terbang.
Beliau menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi selama 20 tahun dan
memimpin perusahaan BUMN Industri Strategis selama 10 tahun. Lalu, 14 Maret
1998 beliau terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Kabinet
Pembangunan VII. Sampai akhirnya, pada tahun 1998 Soeharto menyerahkan
kepresidenan kepada B.J Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Kemudian pada
tanggal 21 Mei 1998 - Oktober 1999, B.J Habibie menjadi Presiden Republik
Indonesia. Beliau menjadi Presiden ketiga di Indonesia hanya menjabat sekitar
satu tahun saja. Namun demikian, beliau tetap berusaha sebaik mungkin untuk
tetap membangun Indonesia. Kemudian beliau dan keluarga menjadi seorang
warga negara biasa dan kembali menetap di Jerman.
B.J Habibie menyumbang berbagai penemuan dan sejumlah teori di
bidang kontruksi pesawat terbang, seperti “Habibie Factor”, “Habibie Theorem”
dan “Habibie Method” yang sampai sekarang masih banyak dipakai oleh
universitas di seluruh dunia. Beliau dijuluki sebagai “Mr. Crack” karena
menemukan rumus untuk menghitung cacat badan pesawat terbang. Beliau juga
mendapatkan banyak penghargaan dan prestasi yang telah diakui di berbagai
lembaga internasional di dunia. Tahun 1976, B.J Habibie mendirikan industri
pesawat terbang dan beberapa industri strategis lainnya. Industrinya berhasil
memproduksi beberapa broduk, terutama produk yang berkaitan dengan keperluan
sipil maupun militer seperti, pesawat terbang, helikopter, senjata, amunisi, kapal,
tank, kendaraan tempur, dan masih banyak lagi. Selain di tingkat Nasional, beliau
juga aktif terlibat dalam berbagai proyek tingkat dunia, seperti proyek desain dan
kontruksi pesawat terbang, proyek perhitungan dan desain helikopter, pesawat
tempur multifungsi, beberapa peluru kendali, dan satelit tingkat dunia.

Anda mungkin juga menyukai