Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945

1. Pasal 28B Ayat 2

“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

Bunyi dari pasal tersebut memiliki dua penggambaran hak asasi manusia, terutama
hak seorang anak. Hak yang pertama kita bisa ambil yaitu Setiap anak berhak atas
keberlangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.

Sudah menjadi perkara yang sangat penting dalam mengurus buah hati dalam
keluarga, namun dalam konteks pasal ini dijelaskan bahwa disini, seluruh masyarakat perlu
saling mambantu menjaga kondisi kelangsungan hidup anak-anak. Mungkin yang dimaksud
“anak” disini ialah seseorang yang berumur 0-12 tahun, atau bisa dikatakan seorang anak
yang belum mengalami masa pubernya. Terkait akan hal poin ini, dimana bangsa Indonesia
sebagai tempat mereka lahir juga dibesarkan harus menjadi tempat yang nyaman hingga
seorang anak menjadi dewasa kelak. Rasa nyaman, rasa aman, dan tumbuh berkembang
seorang anak adalah sebuah hak anak yang harus dipenuhi, baik dari lingkungan keluarganya
hingga saat berada dalam lingkungan masyarakat.

Setelah itu, bagaimana dengan peran pemerintah? Peran pemerintah juga sangat
mendukung untuk keberlangsungan hidup, tumbuh dan berkembangnya anak, contohnya
seperti mendukung program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) sebagai wadah pemerhati
kondisi anak pada suatu lingkungan masyarakat.

 Beberapa daerah di Indonesia sekarang sudah tersebar luas program ini, dari banyak
artikel mulai dari kota-kota besar hingga ada beberapa daerah terpencil sudah
melaksanakannya dengan baik. Guna mengapresiasi kinerja Posyandu, contoh di
Banyuwangi, Jawa Timur ada Festival Posyandu Kreatif, dimana Pemkab
Banyuwangi ingin memberikan apresiasi tinggi bagi sekitar 1000 lebih kader yang
hadir karena peran mereka dalam menjaga dan memantau tumbuh kembang generasi
penerus bangsa.

 Namun dari kinerja mereka, ada saja oknum yang menghalangi seperti di Kelurahan
Slerok dimana saat ada tim medis puskesmas yang akan dimutasi, para kader
posyandu disana harus iuran 50 ribu rupiah. Di Bekasi Timur, gaji kader Posyandu
tak kunjung dibayarkan dari informasi di Kota Bekasi honorium kader tak lagi cari
terakhir bulan Maret 2019 dengan alasan yang tidak ada. Ada juga di Kabupaten
Jember, tercatat sudah 9 bulan belum menerima honor pada tahun 2019 ini dengan
alasan ada kendala di pendataan.

Kemudian, penggambaran yang kedua ialah hak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

Perlindungan anak sangat sensitif sekali mengingat hak ini sangat rentan dan rapuh jika
kita tidak begegas dalam berupaya penuh untuk melindungi hak anak. Spekulasi ini langsung
teringat akan banyaknya kasus yang sudah terjadi di negri tercinta ini. Tidak heran menurut
survei Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
tahun 2018, mengatakan bahwa 1 dari 17 anak laki-laki dan 1 dari 11 anak perempuan pernah
mengalami kekerasan seksual. 1 dari 2 anak laki-laki dan 3 dari 5 anak perempuan pernah
mengalami kekerasan emosional. Lalu, 1 dari 3 anak laki-laki dan 1 dari 5 anak perempuan
mengalami kekerasan fisik. Kemudian bisa disimpulkan bahwa 2 dari 3 anak dan remaja
perempuan dan laki-laki di Indonesia pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.

Kemudian hak perlindungan anak atas diskriminasi, negara kita memiliki banyak sekali
suku dan budaya serta agama tak heran bahwa diskriminasi bisa terjadi oleh banyak kalangan
bahkan dalam lingkup anak bisa saja terjadi tanpa sepengetahuan orang dewasa atau orang
tua mereka. Lantas hal ini perlu di edukasi lebih lanjut mengenai dampak diskriminasi sejak
dini, mulai dari keluarga, masyarakat hingga instansi Pendidikan harus bisa membimbing
anak agar tidak terjadi hal tersebut, baik itu dengan perkatan hingga teori-teori yang bisa
diungkapkan kepada anak-anak.

 Melihat banyaknya kasus yang diberitakan melalui media, kekerasan anak sungguh
sudah tak terhitung jumlahnya. Puncaknya adalah ketika kasus kekerasan seksual di
JIS (Jakarta International School) sekitar tahun 2015 atau si Emon sang predator
seksual anak (2014) yang hanya divonis 17 tahun sedangkan korbannya saja yang
terhitung ada 114 anak. Dari kedua kasus yang sangat menggentarkan Indonesia saat
itu, sudah menggambarkan buruknya perlindungan anak terhadap kekerasan di
Indonesia. Untuk terciptanya keamanan dan kenyamanan, tidak bisa terus menerus
menyalahkan pemerintah, namun dari kita lingkungan masyarakat juga harus ikut
andil jangan sampai terulang kembali. Pemerintah juga dalam hal tersebut harus terus
menindaklanjuti dan mengawasi setiap aktifitas perlindungan anak.

2. Pasal 28 C Ayat 1

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”

Bunyi dari pasal diatas memiliki penggambaran beberapa hak asasi manusia yang
mewakili dari segi pengembangan diri. Pertama bisa kita ambil yaitu hak mengembangkan
diri melalui kebutuhan dasarnya.

Poin pertama dalam bunyi disini adalah sebuah hak sesorang dalam mengembangkan diri,
dalam konteks disini apapun kegiatan pengembangan diri di negara Indonesia merupakan hak
pribadi masing-masing yang harus terpenuhi. Segala usaha meningkatkan kesadaran,
mengembangkan bakat dan potensi, membangun SDM dan memfasilitasi, meningkatkan
hidup dan memberikan kontribusi dalam mewujudkan cita-cita, dari semua itu merupakan
penjelasan mengembangkan diri. Tidak ada kerterpaksaan maupun batasan profesi untuk
mengembangkan diri, maka dari itu pengembangan diri juga harus sesuai kebutuhan pribadi
manusia.

 Contoh program pengembangan diri di Indonesia bisa dilihat dengan adanya program
GenRe (Generasi Berencana) dimana program tersebut direalisasi untuk mengedukasi
para remaja agar bisa bertindak bijak dengan meningkatkan prestasi diri.

 Tentunya dari program yang bagus tersebut ada saja kasus yang terjadi seperti kasus
korupsi dana pengembangan olah raga dan atlet mantan ketua KONI (Komite
Olahraga Nasional Indonesia) untuk kepentingan pribadi, terdakwa menyatakan
bahwa telah menggunakan sebanyak 65 juta rupiah pada Juni 2015. Pekanbaru, Riau
akhir-akhir ini ada kasus pembullyan di SMP 38 Kota Pekanbaru, dimana korban
menjadi bahan ejekan dan mengalami luka yang kemudian kurang adanya tindakan
guru yang tegas.

Selanjutnya, setelah poin pertama ada satu lagi yang menjadi pelengkap pada pasal ini
dan juga pelengkap poin pertama yaitu hak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan umat manusia. Selain mengembangkan diri saja, kita
harus berpendidikan demi kualitas hidup maupun kesejahteraan umat, berikut penjelasan
lebih lanjut.

 Persoalan pendidikan di Indonesia hampir setiap tahun terus dibedah dan dibenah
demi pendidikan yang layak maupun berkualitas. Contoh yang sudah berjalan
diantaranya seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah), BSM (Bantuan Siswa
Miskin), KIP (Kartu Indonesia Pintar), BIDIK MISI (Beasiswa Pendidikan Siswa
Miskin), LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Dari semua program diatas
membantu secara finansial kepada masyarakat untuk mendapat pendidikan yang
layak.

 Namun dalam perjalanannya, ada saja yang mengkorupsi dana tersebut seperti, di
Kalimantan Tengah korpusi berjamaah sekitar 5,2 miliar rupiah tersebut dikabarkan
menyeret belasan tersangka. Dari honorer hingga mantan Kepala Dinas Pendidikan
mengembat sebagian uang negara yang dianggarkan 16 miliar rupiah.

Anda mungkin juga menyukai