Anda di halaman 1dari 2

Benih yang berkualitas baik diperoleh dengan cara uji visiologis benih yang terdiri dari

uji viabilitas benih. Viabilitas benih adalah daya perkecambahan benih untuk melakukan
pertumbuhan secara normal. Berbagai macam uji kekuatan tumbuh untuk perkecambahan yaitu
uji kertas gulung didirikan, dan uji kertas digulung didirikan dalam plastik. Uji viabilitas benih
dilakukan agar dapat mengetahui daya kecambah benih yang tumbuh secara normal, tidak
normal, dan mati pada setiap benih. Daya kecambah atau viabilitas dapat dilihat dari panjang
akar, panjang tunas, panjang bibit yang diamati.

Viabilitas benih merupakan kemampuan benih untuk melakukan perkecambahan.


Pengujian viabilitas benih dilakukan pada media kertas buram yang dilembapkan oleh air. Kertas
buram dipilih karena harganya yang murah dan mudah didapatkan. Kertas buram juga dapat
mempertahankan kelembapan sehingga tingkat viabilitas pada benih cukup tinggi, namun
menurut Yuniarti dkk (2017) kertas koran lebih baik dari pada kertas buram untuk proses
perkecambahan atau pengujian viabilitas benih, dikarenakan kertas koran sifat mudah basah dan
mudah kering untuk perkecambahan. Kertas koran juga memiliki beberapa kandungan seperti
selulosa, lignin,, kalium, fosfor dan lain-lain untuk membantu proses perkecambahan.

Metode Uji Kertas Digulung dengan Plastik (UKDdp)

Metode ini dimaksudkan untuk menguji benih dengan cara menanam benih diantara
lembar substrat, kemudian digulung. Dapat digunakan untuk benih yang tidak peka cahaya untuk
perkecambahannya

Metode UKDdp dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Lembapkan 8 lembar kertas koran dengan menggunakan air suling.

- Tempatkan 1 lembar plastik di bawah 4 lembar kertas koran yang sudah lembap.

- Tanam sebanyak 100 butir benih pada kertas.

- Tutup kertas yang telah ditanam dengan 4 lembar kertas koran sisanya.

- Gulung kertas dengan rapi dan simpan pada alat perkecambahan sesuai dengan waktu
pengamatan.
Perkecambahan antara kertas saring gulung Perkecambahan dan pertumbuhan awal semai dibandingkan
pada suhu 18 ° C (suhu rendah, suhu simulasi produksi transplantasi) dan 25 ° C (suhu optimal) dalam
gelap. Tiga kertas saring (20 × 20 cm, Filtrak, Jerman) dibasahi dengan air suling 18 ml. Dua puluh lima
biji dari masing-masing lot ditempatkan di antara kertas saring, dua kertas di bawah biji dan satu di atas.
Setiap lot diulang tiga kali (25 biji x 3 ulangan) pada setiap temperatur. Kertas digulung dan ditempatkan
ke dalam kantong tahan lembab yang tertutup rapat dan disimpan dalam inkubator dalam gelap. Hitungan
dilakukan perkecambahan dua kali sehari (08.00, 18.00) untuk kedua suhu. Kriteria perkecambahan
adalah penonjolan radikula 2 mm. Menggunakan hitungan harian, waktu perkecambahan rata-rata (MGT)
dihitung untuk setiap lot menggunakan rumus yang dikutip oleh Ellis dan Roberts (1980) yang diberikan
di bawah ini,

Anda mungkin juga menyukai