Anda di halaman 1dari 37

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum 2013

1. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan


tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar
antar matapelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.


Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing
mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:

1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam


rangka menjabarkan KI 1;
2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI 2;

21
3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI 3; dan
4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI 4.

Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas I Kelas II Kelas III

1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan


menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang agama yang
dianutnya dianutnya
2. Memiliki perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, jawab, santun,
percaya diri dalam dan percaya diri peduli, dan percaya
berinteraksi dengan dalam berinteraksi diri dalam
keluarga, teman, dan dengan keluarga, berinteraksi dengan
guru teman, dan guru keluarga, teman,
guru dan
tetangganya
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dengan cara dengan cara dengan cara
mengamati mengamati mengamati
[mendengar, melihat, [mendengar, melihat, [mendengar,
membaca] dan membaca] dan melihat, membaca]
menanya berdasarkan menanya berdasarkan dan menanya
rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu berdasarkan rasa
dirinya, makhluk tentang dirinya, ingin tahu tentang
ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan dirinya, makhluk
kegiatannya, dan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
benda-benda yang kegiatannya, dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah benda-benda yang benda-benda yang
dan di sekolah dijumpainya di rumah dijumpainya di
dan di sekolah rumah dan di
sekolah
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dalam bahasa yang dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam jelas dan logis, dalam jelas, sistematis dan

22
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III

karya yang estetis, karya yang estetis, logis, dalam karya


dalam gerakan yang dalam gerakan yang yang estetis, dalam
mencerminkan anak mencerminkan anak gerakan yang
sehat, dan dalam sehat, dan dalam mencerminkan anak
tindakan yang tindakan yang sehat, dan dalam
mencerminkan perilaku mencerminkan tindakan yang
anak beriman dan perilaku anak mencerminkan
berakhlak mulia beriman dan perilaku anak
berakhlak mulia  beriman dan
berakhlak mulia

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas IV Kelas V Kelas VI

1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,


menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang agama yang
dianutnya. dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, jawab, santun,
percaya diri dalam dan percaya diri peduli, dan percaya
berinteraksi dengan dalam berinteraksi diri dalam
keluarga, teman, guru, dengan keluarga, berinteraksi dengan
dan tetangganya teman, guru, dan keluarga, teman,
tetangganya serta guru, dan
cinta tanah air. tetangganya serta
cinta tanah air.
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dengan cara dan konseptual dan konseptual
mengamati dan dengan cara dengan cara
menanya berdasarkan mengamati, menanya mengamati,
rasa ingin tahu tentang dan mencoba menanya dan
dirinya, makhluk berdasarkan rasa mencoba
ciptaan Tuhan dan ingin tentang dirinya, berdasarkan rasa
kegiatannya, dan makhluk ciptaan ingin tahu tentang
benda-benda yang Tuhan dan dirinya, makhluk

23
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI

dijumpainya di rumah, kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan


di sekolah dan tempat benda-benda yang kegiatannya, dan
bermain dijumpainya di benda-benda yang
rumah, di sekolah dan dijumpainya di
tempat bermain rumah, di sekolah
dan tempat bermain
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dan konseptual dalam dan konseptual
jelas, sistematis dan bahasa yang jelas, dalam bahasa yang
logis, dalam karya sistematis, logis dan jelas, sistematis,
yang estetis, dalam kritis, dalam karya logis dan kritis,
gerakan yang yang estetis, dalam dalam karya yang
mencerminkan anak gerakan yang estetis, dalam
sehat, dan dalam mencerminkan anak gerakan yang
tindakan yang sehat, dan dalam mencerminkan anak
mencerminkan perilaku tindakan yang sehat, dan dalam
anak beriman dan mencerminkan tindakan yang
berakhlak mulia perilaku anak mencerminkan
beriman dan perilaku anak
berakhlak mulia beriman dan
berakhlak mulia

3. Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok


A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum
kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Khusus untuk MI,

24
dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh
Kementerian Agama.

Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut :

Tabel 3: Struktur Kurikulum SD/MI

ALOKASI WAKTU PER MINGGU


MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan
4 4 4 4 4 4
Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila
5 5 6 5 5 5
dan Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan
4 4 4 4 4 4
Prakarya
2. Pendidikan Jasmani,
4 4 4 4 4 4
Olahraga, dan Kesehatan
3. Muatan Lokal (Mulok)
a. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
b.Mulok Seni Suara
1 1 1 2 2 2
Daerah
c. Mulok Pertanian - - - 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per
33 35 37 42 42 42
minggu

Keterangan:

 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran


yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan/konten lokal.

25
 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan
lokal yang berdiri sendiri.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Jawa, SSD, Pertanian
(Palawija)
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4
aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek
yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat
diganti setiap semesternya.
 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh
Kementerian Agama.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan
(wajib), BTA, Bahasa Inggris, Tari, Membatik, Olahraga dan
lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan
pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-
Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
 Selama masa transisi menuju masa kebiasaan baru (new normal)
sesuai dengan surat edaran menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 4 tahun 2020 sekolah tidak melakukan pembelajaran tatap
muka, tetapi melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR)

26
 Belajar dari Rumah (BDR) dilaksanakan dalam dua pendekatan,
yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan
pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring)
 Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum.
 BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara
mengenai pandemi Covid-19
 Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia/kelas,
konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik
 Aktivitas dan penugasan BDR bervariasi
 Hasil belajar peserta didik selama BDR diberikan umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif
 Mengedepankan pola interaksidan komunikasi yang positif antara
guru dengan orang tua/wali (ada paguyuban kelas dan berungsi)
 Pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan setelah mendapatkan
ijin dari Pemerintah Kabupaten, terpenuhinya ceklist protokol
kesehatan, dan mendapat ijin dari komite dan orang tua.
 Tahapan pembelajaran tatap muka akan disesuaikan dengan
panduan dari Pemerintah Daerah dan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

4. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti


peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pelajaran.

a. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran


per minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 33 jam pelajaran.

27
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 35 jam pelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 37 jam
pelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 42
jam pelajaran.

b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu minggu efektif.

c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18


minggu minggu efektif.

d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14


minggu minggu efektif.

B. Muatan Kurikulum 2013

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran


dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III

1.Diriku 1.Hidup rukun 1.Perkembangbiakan


hewan dan tumbuhan
2.Kegemaranku 2.Bermain di lingkunganku 2.Perkembangan teknologi
3.Kegiatanku 3.Tugasku sehari-hari 3.Perubahan di alam
4.Keluargaku 4.Aku dan sekolahku 4.Peduli lingkungan
5.Pengalamanku 5.Hidup bersih dan sehat 5.Permainan tradisional
6.Lingkungan bersih, sehat, 6.Air, bumi, dan matahari 6.Indahnya persahabatan
dan asri

28
KELAS I KELAS II KELAS III

7.Benda, hewan, dan tanaman 7.Merawat hewan dan 7.Energi dan perubahannya
di sekitarku tumbuhan
8.Peristiwa alam 8.Keselamatan di rumah dan 9.Bumi dan alam semesta
perjalanan

Tabel 5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI


1.Indahnya kebersamaan 1.Benda-benda di lingkungan 1.Selamatkan makhluk hidup
sekitar
2.Selalu berhemat energi 2.Peristiwa dalam kehidupan 2.Persatuan dalam perbedaan

3.Peduli terhadap lingkungan 3.Kerukunan dalam 3.Tokoh dan penemu


hidup bermasyarakat
4.Berbagai pekerjaan 4.Sehat itu penting 4.Globalisasi
5.Pahlawanku 5.Bangga sebagai bangsa 5.Wirausaha
Indonesia
6.Indahnya negeriku 6.Organ tubuh manusia dan 6.Kesehatan masyarakat
hewan
7.Cita-citaku 7.Sejarah peradaban indonesia 7.Organisasi di sekitarku
8.Tempat tinggalku 8.Ekosistem 8.Bumiku
9.Makananku sehat dan bergizi 9.Lingkungan sahabat kita 9.Menjelajah angkasa luar
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari
berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner,
dan transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi


sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di
setiap mata pelajaran.

Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi


Dasar-Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan
yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya
tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.

29
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar
tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi
Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata


pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual.Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial.Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti
dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan


penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai
pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok
bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.

Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh


melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa
Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan
semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan
pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini
diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).

30
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika.

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke


Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.

Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri
sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas
dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,


keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya.Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

C. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan muatan lokal wajib Provinsi Jawa
Tengah. Hal ini sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 895.5/01/2005 tanggal 23 Februari 2005 dan Perbup No. 18 Th.
2013 tanggal 27 Mei 2013.

1) Tujuan

31
Mata pelajaran bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Jawa.
b) Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra
Jawa.
c) Memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya
daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional.
d) Mengembangkan keterampilan sesuai karakteristik daerah sebagai
daerah jasa dan industri.
e) Mengembangkan karakter dan jati diri peserta didik sebagai bagian
dari masyarakat Jawa.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Jawa mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang
meliputi aspek- aspek sebagai berikut.
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis

2. Seni Suara Daerah


Kepedulian pada Seni Suara Daerah merupakan muatan lokal wajib
untuk Kabupaten Pati. Muatan lokal ini diberikan mulai dari siswa kelas 1
sampai dengan kelas 6. Tujuan pengajaran Seni Suara Daerah adalah
sebagai berikut :
a. Memiliki budi pekerti yang luhur.
b. Memiliki kepedulian untuk melestarikan budaya daerah.
c. Memiliki rasa cinta terhadap budaya daerah

3. Mulok Pertanian (Palawija)

32
Mulok Pertanian merupakan muatan lokal pilihan sekolah. Muatan
lokal ini wajib diberikan kepada siswa sejak kelas 4 sampai dengan kelas
6. namun demikian, untuk membekali siswa agar trampil dalam bidang
pertanian
1) Tujuan
Mata pelajaran Mulok Pertanian bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenalkan berbagai tanaman yang cocok untuk ditanam di tanah
kering
b. Membekali siswa untuk trampil cara bertani yang baik
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Mulok Pertanian di SD/MI yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Jenis tanaman yang di tanam di lahan kering
b. Cara mengolah tanah pertanian
c. Cara merawat tanaman
d. Manfaat dari hasil pertanian

D. Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.

1. Layanan Bimbingan Konseling


Layanan yang diberikan di SD Negeri Wonorejo 01 meliputi:

a) Bimbingan Belajar
Bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik, yaitu :
pengenalan kurikulum, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan.

33
b) Bimbingan Sosial
Bimbingan ini untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah sosial, meliputi masalah hubungan dengan sesama
teman, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan
masyarakat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.

c) Bimbingan Pribadi
Bimbingan ini untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah pribadi, meliputi masalah hubungan dengan
sesama teman, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian
diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat mereka tinggal,
dan penyelesaian konflik.

d) Bimbingan karier
Bimbingan ini untuk membantu individu dalam memecahkan
masalah karier seperti : mengenalkan berbagai pekerjaan di
lingkungan, mengenalkan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan
dengan pekerjaan tertentu, melatih siswa melihat hubungan antara
minat dan kemungkinan pekerjaan.

2. Teknik Layanan Bimbingan Konseling di SD Negeri Wonorejo 01


Layanan bimbingan dilaksanakan dalam beberapa cara tergantung kepada
sifat permasalahan, jumlah peserta didik, kesiapan tenaga pembimbing,
tersedianya waktu dan tempat serta fasilitas yang tersedia. Teknik yang
ditempuh SD Negeri Wonorejo 01 untuk memberikan layanan bimbingan
kepada peserta didik adalah :

a) Klasikal : yaitu untuk melayani peserta didik yang sama kebutuhannya


tanpa perlu pemisahan.
b) Kelompok : yaitu untuk melayani peserta didikyang sama
kebutuhannya, namun tidak sesuai untuk sebagian peserta didik,
misalnya karena perbedaan jenis kelamin, usia, agama, dan
sebagainya.

34
c) Induvidu : yaitu pelayanan secara individual sesuai dengan keadaan
masalah dan karakteristiknya.
d) Dengan cara alih tangan: yaitu meminta bantuan pihak lain yang
dipandang lebih berwenang, misalnya : dokter, psikolog.
e) Kunjungan Rumah : untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terselesainya permasalahan peserta didik.
Kegiatan ini perlu adanya kerja sama dengan keluarga karena keluarga
memegang peran dalam perkembangan peserta didik.
3. Waktu Pelaksanaan
Alternatif waktu yang dapat digunakan untuk layanan bimbingan di SD
Negeri Wonorejo 01

a) Terjadwal seperti jam pelajaran. Cara ini digunakan terutama untuk


memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh semua peserta didik
secara klasikal atau kelompok. Misalnya ditetapkan seminggu sekali
atau dua minggu sekali.
b) Terjadwal sendiri secara individual. Biasanya digunakan untuk
membimbing peserta didik tertentu yang membutuhkan perhatian
khusus
c) Mengambil waktu di luar jam pelajaran akan tetapi pada hari-hari
sekolah.
4. Pelaksana Layanan Bimbingan Konseling
Di SD Negeri Wonorejo 01 tidak ada guru khusus Bimbingan konseling
sehingga layanan Bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru kelas
untuk masing-masing kelas dengan melibatkan guru mata pelajaran
Agama, dan pihak-pihak yang mungkin dibutuhkan.

E. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SD Negeri
Wonorejo 01 meliputi kegiatan bimbingan dan konseling siswa dan beragam
kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini yang bersifat wajib dan

35
bersifat pilihan. Ekstrakurikuler yang bersifat pilihan dilakukan dengan cara
siswa memilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Pengembangan tersebut
diuraikan sebagai berikut :
a. Ekstrakurikuler wajib
1. Pramuka
Kegiatan Pramuka dilaksanakan berdasarkan dua kelompok
yaitu kelompok siaga dan penggalang. Kelompok siaga diikuti oleh
siswa yang berumur 7 s.d. 9 tahun atau siswa kelas 2, 3, dan 4. Namun
demikian, Pramuka merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua
siswa kelas tersebut. Kelompok penggalang diikuti oleh siswa berumur
10 s.d. 13 tahun atau siswa kelas 5 dan 6.
Pelaksanaan kegiatan Pramuka memerlukan waktu satu hari
yaitu Sabtu. Hari minggu I dan III untuk kelompok Siaga dan hari
Sabtu minggu II dan IV untuk kelompok Penggalang. Masing-masing
kelompok dibina oleh empat kakak pembina berdasarkan satuan
terpisah.

b. Ekstrakurikuler Pilihan
1. Baca Tulis Al Quran (BTA)
Tujuan:
1). Peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis Al
Qur’an
2). Peserta didik menguasai ilmu tajwid
Pelaksanaan : Senin dan Selasa
Sistem Penilaian : Bentuk Tagihan

a. membaca dan menulis Al Qur’an


b. menjawab pertanyaan tentang ilmu tajwid

36
2. Bahasa Inggris
Mata Pelajaran bahasa Inggris dapat mengembangkan kompetensi
untuk mewujudkan kecakapan hidup dan keterampilan bahasa Inggris.
Tujuan :

a. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi


internasional
b. Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka
menyongsong era globalisasi sebagai daerah industri dan wisata.
Pelaksanaan : Hari Sabtu Setelah pembelajaran selesai

3. Seni Tari
Tujuan :
1. Peserta didik dapat mempraktikkan seni tari
2. Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang seni tari Jawa dan
klasik
3. Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni. Budaya Jawa dan
budaya Lokal
Pelaksanaan : setiap hari Selasa, pukul. 15.00 – 17.00 WIB
Sistem Penilaian : penilaian dilakuan dengan teknik praktik
4. Membatik
Tujuam :
1. Peserta didik dapat mempraktikkan cara membatik
2. Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang membatik
3. Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni batik Indonesia

Pelaksanaan : Setiap Sabtu, Pukul 13.30 -15.00

5. Olahraga
Cabang olahraga yang dikembangkan di SDN Wonorejo 01 meliputi :
a. Atletik

37
b. Sepak bola
c. Voli
d. Tenis Meja
e. Catur
Tujuan :
1) Peserta didik memiliki mempraktikkan olahraga atletik, sepakbola,
voli, tenis meja, maupun catur.
2) Peserta didik dapat berprestasi dalam cabang atletik, sepakbola,
voli, tenis meja,maupun catur
Pelaksanaan : Setiap hari Rabu, pukul 15.00 – 17.00
Sistem penilaian :
1) penilaian dilakukan dengan teknik praktik
2) meraih prestasi dalam setiap perlombaan

F. Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan Rutin
Pembiasaan rutin merupakan proses pembentukan akhlak dan
penanaman/ pengamalan ajaran agama dan semangat kebangsaan.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi:
1) Bersalaman
2) Membaca do’a asma’ul Husna
3) Menyanyikan lagu nasional
4) Mengisi bumbung kurban dan bumbung sosial
5) Upacara Bendera
b. Pembiasaan Terprogram
Pembiasaan terprogram merupakan proses pembentukan akhlaq dan
penanaman/ pengalaman ajaran agama dan semangat kebangsaan. Adapun
kegiatan pembiasaan meliputi :
1) Kegiatan Keagamaan :
 Pesantren Kilat di bulan Ramadhan
 Zakat fitrah

38
 Pelaksanaan Idul Fitri (Halal Bihalal)
 Pelaksanaan Idul Qurban
2) Kegiatan Keteladanan :
 Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah
 Pembinaan Kedisiplinan
 Penanaman Nilai Akhlak Islami
(Mengucapkan salam, cium tangan terhadap orang tua dan
guru, makan dan minum tidak sambil berdiri, menjaga
kebersihan pribadi dan berdoa bersama sebelum dan sesudah
pelajaran, membuang sampah di tempah sampah)
 Penanaman Budaya Minat Baca
(Membaca buku-buku pustaka di Perpustakaan dan dilaksanakan
setiap hari 15 menit sebelum / setelah KBM)
 Penanaman Budaya Keteladanan yang meliputi :
a) Penanaman Budaya Bersih Diri (Pemeriksaan kuku, rambut,
bersama setiap seminggu sekali, setiap Jum’at sikat gigi
bersama)
b) Penanaman Budaya Bersih Lingkungan Kelas dan Sekolah
(membuang sampah di tempah sampah, setiap lima hari sekali
mencari jentik bersama dilaksanakan 15 menit sebelum
KBM )
c) Penanaman Budaya Lingkungan Hijau.
d) Peringatan Hari Bumi dan Lingkungan Hidup.
1) Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme :
 Peringatan Hari Kemerdekaan RI.
 Peringatan Hari Pahlawan.
 Peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan kegiatan :
 Upacara Bendera.
 Seminar Pendidikan.
 Bedah Buku.

39
2) Pekan Kreativitas Siswa dengan kegiatan:
 Lomba Kreativitas dan Karya cipta.
 Ekskul on the road
5) Pembinaan dan Bimbingan Calon Siswa Berprestasi, OSN (Olimpiade
MIPA)
6) Outdoor Learning & Training :
 Kunjungan Belajar.
 Karyawisata
7) Gerakan Literasi Sekolah ( GLS )
GLS di SD dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kesiapan masing-masing sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan
kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi),
kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan
komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya
(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan
yang relevan).

Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS


SD dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan, dan pembelajaran.

Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran


1. Apa kecakapan literasi yang 1. Menyediakan a. Menyediakan
ditumbuhkan pada tahap beragam pengalaman pembelajaran
pembiasaan? membaca terpadu berbasis
2. Apa fokus dan prinsip kegiatan di 2. Warga sekolah gemar literasi
tahap pembiasaan? membaca b. Menata kelas
3. Apa prinsip-prinsip kegiatan 3. Warga sekolah gemar berbasis literasi
membaca ditahap pembiasaan? menulis c. Mengorganisasika
4. Kegiatan membaca dan penataan 4. Memilih buku material
lingkungan kaya literasi di tahap pengayaan fiksi dan d. Melaksanakan
pembiasaan. nonfiksi literasi terpadu
5. Langkah-langkah kegiatan: 5. Langkah-langkah sesuai dengan tema
a. Membaca 15 menit sebelum kegiatan: dan mata pelajaran
pelajaran dimulai a. Membaca terpadu e. Membuat jadwal
b. Menata sarana dan lingkungan b. Membaca bersama f. Asesmen dan
kaya literasi c. Aneka kaya Evaluasi
c. menciptakan lingkungan kaya kreativitas seperti g. Konferensi literasi

40
teks Workbook, Skill warga sekolah
d. Memilih buku bacaan di SD Sheets (Triarama,
e. Pelibatan publik Easy slit book,
6. Indikator pencapaian di tahap One sheet book,
pembiasaan Flip flop book)
7. Ekosistem sekolah literat d. Mari berdiskusi
menjadikan guru literat dengan tentang buku
menunjukkan ciri kinerja sebagai e. Story-map outline
berikut. 6. Indikator pencapaian
a. Membaca buku di tahap
cerita/pengayaan selama 15 pengembangan
menit sebelum pelajaran dimulai
b. Memperkaya koleksi bacaan
c. Memfungsikan lingkungan fisik
seklah melalui pemanfaatan
sarpras
d. Melibatkan komunitas diluar
sekolah
e. Memilih buku bacaan yang baik

G. Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum yaitu sebagai berikut :

Satu jam Jumlah jam Minggu Waktu


Kls pembelajaran pembelajaran/ efektif/tahun pembelajaran
tatap mgg ajaran /jam/th
muka/menit
I 35 33 35 673
II 35 35 35 714
III 35 37 35 755
IV 35 42 35 857
V 35 42 35 857
VI 35 42 35 857

41
H. Ketuntasan Belajar
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL TIAP-TIAP KELAS
N Kreteria Ketuntasan Minimal
Mata Pelajaran
o I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 75 75 75
2 Pendd. Kewarganegaraan 73 72 70 73 70 75
3 Bahasa Indonesia 73 73 72 74 75 75
4 Matematika 70 71 70 70 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 73 74 73
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 72 70 70
7 Seni Budaya dan Prakarya 74 74 75 75 75 75
8 Pendd. Jasmani Olahraga dan 75 75 75 75 75 75
Kesehatan
9 Mulok :
a. Bahasa Jawa 67 70 70 68 69 70
b. SSD 70 70 70 69 68 70
c. Pertanian - - - 65 65 70
 Kriteria Ketuntasan Minimal

KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan


pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan.
SD Negeri Wonorejo 01 menentukan KKM pada awal tahun pelajaran
melalui musyawarah antara guru, pengawas sekolah, dan stake holder
lainnya. KKM ditetapkan dengan memperhatikan:
(1) Intake (Kemampuan rata-rata peserta didik)
(2) Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar)
(3) Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar) SD
Negeri Wonorejo 01 berharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan
belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Bila peserta didik belum mencapai KKM, guru kelas/mata pelajaran wajib
melaksanakan kegiatan pembelajaran remedi yang berbentuk pengulangan
materi yang belum dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik
menempuh penilaian lagi dan peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan.

42
 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas I s.d VI
Penilaian pada kurikulum 2013 didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap
kriteria yang ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal diperlukan agar guru mengetahui


kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru
mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak
sempat merasa frustasi, kehilangasn motivasi, dan sebaliknya peserta
didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang
berharga dalam proses pembelajarannya.

Kriteria Ketuntasan Minimal SDN Wonorejo 01 untuk seluruh


kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yaitu 65 untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4,
peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila menunjukkan
pencapaian nilai lebih besar atau sama dengan 65 dari hasil tes.

Rentang nilai = (100 – 65) : 3 = 11,6; dengan predikat (sebutan):


Konversi Nilai Akhir Predikat Sikap

89-100 A Sangat Baik


77-88 B Baik
65-76 C Cukup
Kurang dari 65 D Kurang
Kriteria Ketuntasan Minimal
I II III IV V VI
Komponen
1 Pendd. Jasmani dan Kesehatan 75 75 75 75 75 75
2 Mulok : Nilai KKM
a. Bahasa Jawa 67 70 70 68 69 70
b. SSD 70 70 70 69 68 70
c. Pertanian (Palawija) 65 65 70
3 Pengembangan Diri Nilai KKM

43
a. Pramuka B B B B
b. BTA B B B B
c. Seni Tari B B B
d Membatik B B B
e.Olahraga B B B
f.Bahasa Inggris B B B

Bila peserta didik belum mencapai KKM, guru kelas/mata pelajaran wajib
melaksanakan kegiatan pembelajaran remedi yang berbentuk pengulangan
materi yang belum dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik menempuh
penilaian lagidan peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan.

Keterangan :

1) Kriteria Ketuntasan Minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada


kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 65

2) Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan
tuntas belajar apabila menunjukkan pencapaian nilai ≥ 65 dari hasil tes
formatif.

3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilihat
dari sikap seluruh matapelajaran, jika profil sikap peserta didik secara
umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan
satuan pendidikan yang bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas.

Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai


dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari
65 ;

44
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 65 atau lebih dari 65; dan
3. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 65
4. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, peserta didik yang secara umum profil
sikapnya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara
holistik (paling tidak oleh guru kelas, guru agama , dan orang tua). Secara
ringkas penjelasan tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Capaian
Kompetensi
NO Rata-rata Tindakan
Dasar dari Individual
Kelas
1 KI3dan KI 4 65 Remidial secara individual
< 65 (75% Remedial secara klasikal
siswa)
 Melanjutkan ke KD berikutnya
≥ 65 ≥ 65

2 KI 1 dan KI 2 < Baik Pembinaan

I. Kenaikan dan Kelulusan


1. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Adapun kriteria kenaikan kelas adalah sebagai berikut :
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai di bawah KKM untuk mata pelajaran pendd.
Agama, pendd. Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
a. Nilai di bawah KKM tidak lebih dari tiga.

45
b. Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian.
Bila siswa belum mencapai KKM, guru kelas/mata pelajaran
wajib melaksanakan kegiatan remedial yang berbentuk pengulangan
materi yang belum dikuasai oleh siswa dan kegiatan pengayaan
dilaksanakan oleh guru yang berbentuk pemberian tugas-tugas
individual/klasikal untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih cepat
dari siswa lainnya. Selain beban belajar dalam bentuk tatap muka
( pertemuan di kelas ) yang disajikan dalam bentuk tabel, beban belajar
diberikan juga dalam bentuk tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak
terstruktur dan porsi waktu.
Contoh : Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain :
 Pengerjaan soal/ latihan di rumah ( PR )
 Penugasan proyek secara berkelompok
 Membuat hasil karya produk
Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan
dalam bentuk antara lain :
 Membuat ringkasan buku / cerita pendek
 Mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik
aktual
 Mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara
tertulis
Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40 % dari
jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran yang
bersangkutan.

2. Kriteria Kelulusan
a. Kelulusan Ujian Sekolah.
1) Peserta didik dinyatakan lulus US apabila peserta didik telah
memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan satuan pendidikan
berdasarkan perolehan nilai US.

46
2) Kriteria kelulusan US ditetapkan melalui rapat pendidik sebelum
pelaksanaan US yang mencakup :
a) Nilai minimal setiap mata pelajaran US
b) Nilai rata-rata minimal setiap mata pelajaran US
b.Kelulusan dari Satuan Pendidikan
1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b) Memperoleh nilai sikap/ perilaku minimal baik
c) Lulus US
2) Kriteria peserta didik telah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran ditentukan oleh satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik berdasarkan laporan hasil belajar dari kelas 1
semester 1 sampai kelas VI semester 2.
3) Kriteria nilai sikap/ perilaku peserta didik ditentukan oleh satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
4) Kriteria peserta didik lulus dari US ditentukan satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik.
STANDAR KELULUSAN UJIAN SEKOLAH

N Mata Pelajaran Nilai lulus


O

1. Pendidikan Agama Islam 70

2. PKn 70

3. B.Indonesia 60

4. Matematika 45

5. IPA 55

6. IPS 60

7. Seni Budaya dan Prakarya 70

8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan 70


Kesehatan

47
9. Mulok

Bahasa Jawa 60

SSD 65

Pertanian 65

Rata-Rata Nilai Minimal 60

KUALIFIKASI NILAI

No. Nilai angka Kualifikasi Ket.

1. 81,0 – 100,0 Sangat Baik

2. 61,0 – 80,0 Baik

3. 41,0 – 60,0 Cukup

4. 0 – 40,0 Kurang

J. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup dalam pengembangannya terintegrasi
dengan semua mata pelajaran. Aspek kecakapan hidup yang dikembangkan
meliputi Kecakapan Personal, Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik,
dan Kecakapan Vokasional
1. Kecakapan Personal meliputi :
a. Kesadaran diri antara lain :
 Jujur
 Disiplin
 Bekerja Keras
 Bertanggung jawab
 Toleran
 Suka menolong
 Peduli Lingkungan
b. Kecakapan berpikir antara lain :

48
Mencari informasi dilakukan dengan kegiatan observasi, membaca,
bertanya, dan menganalisa.
2. Kecakapan Sosial meliputi :
a. Kecakapan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
b. Kecakapan bekerja sama.
3. Kecakapan Akademik
Kecakapan akademik merupakan kecakapan untuk berpikir
rasional yaitu kecakapan mengidentifikasi, merumuskan hipotesa.
4. Kecakapan Vokasional
Kecakapan vokasional merupakan kecakapan yang diikutkan
dengan bidang pekerjaan

K. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal
Kabupaten Pati memiliki kekhasan daerah wisata dan pertanian maupun
perdagangan, maka untuk menyikapi tantangan yang dihadapi saat ini serta
melestarikan keunggulan di Kabupaten Pati, peserta didik dituntut
memiliki kemampuan pendidikan berwawasan lokal :
a. Bidang pariwisata memiliki peninggalan sejarah berupa Sendang Sani,
Pintu Gerbang Majapahit. Kemudian wisata alam berupa Waduk
Gunung Rowo, Genuk Kemiri, Kebon Kopi Jolong dan hutan wisata
Regaloh.Tempat wisata diusahakan secara maksimal untuk menjadi
media belajar untuk mata pelajaran yang relevan.
b. Penerapan Bahasa Jawa setiap hari Kamis dalam pergaulan maupun
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c. Bidang pertanian
Dengan adanya kebun sekolah diharapkan dapat mengelola lahan
pertanian di daerahnya sebagai sumber kehidupan sehari-hari dan dapat
kearifan lokal khususnya Botani sebagai unggulan di SDN Wonorejo 01

2. Pendidikan berbasis keunggulan Global.

49
Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar,arus informasi
semakin cepat dan persaingan semakin kuat,maka dipersiapkan sejak dini
berbagai kegiatan yang menunjang diantaranya :
Pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional lebih
ditingkatkan :
a. Memberikan pemahaman dampak informasi dari media massa.
b. Pemahaman penggunaan media elektronik/ TI
c. Akses informasi lewat teknologi komunikasi/ E-Learning
Dalam pemahaman dan penguasaan di bidang teknologi Informatika dan
komputer supaya dapat mengakses ilmu pengetahuan sesara global sesuai
kemajuan jaman.

L. Pendidikan Kewirausahaan
Nilai-nilai Pokok dalam Pendidikan Kewirausahaan
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah
pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli
kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki
oleh peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam
pengembangan model naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai
kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta
diskripnya yang akan diintegrasikan melalui pendidikan kewirausahaan adalah
sebagai berikut :

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan


NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

50
NILAI DESKRIPSI
dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai
habatan
4, Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada
5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan
6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam
melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap
saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan
mengarahkan orang lain.
10. Ulet Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah
untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternative

11. Berani Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang


Menangung menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja
Resiko
12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain.
13. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.

51
NILAI DESKRIPSI
14. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang yang
dipelajari, dilihat, dan didengar
15. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain
16.Menghargai akan Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain

Berdasarkan tujuan, fungsi dan ciri-ciri perkembangan siswa


SD, dapat disusun rancangan nilai-nilai kewirausahaan yang dapat diintegrasikan
dan kompetensi kewirausahaan pada pendidikan anak SD.

Nilai-nilai Kewirausahaan yang Dapat Diintegrasikan dan


Kompetensi Kewirausahaan
NILAI-NILAI
KEWIRAUSAHAAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
YANG
DIINTEGRASIKAN
1. Percaya diri  Berani tampil di depan kelas
 Berani menjelaskan tentang materi pelajaran
di depan kelompok

2. Disiplin  Masuk kelas tepat waktu


 Menyelesaikan tugas tepat waktu
 Mentaati peraturan sekolah
 Tertib berpakaian

3. Jujur  Menghasilkan sesuatu dengan gagasan


sendiri

52
 Tidak nyontek hasil karya orang lain
 Menjawab pertanyaan guru tentang sesuatu
berdasarkan apa yang diketahuinya

4. Mandiri  Mampu melakukan tugas tanpa bantuan


orang lain
 Mampu mencari sumber belajar di
perpustakaan sendiri
 Mampu mengerjakan ujian sendiri

5. Kreatif  Membuat suatu karya tulis/seni dari bahan


tersedia
 Membuat berbagai kalimat baru dengan kata-
kata sendiri
 Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas

6. Tanggung Jawab  Mampu melaksanakan tugas yang menjadi


kewajibannya
 Mengerjakan semua tugas dengan sungguh-
sungguh

7. Kepemimpinan  Mampu mengkoordinir teman-teman dalam


kelompok
 Mampu menerima kritik dari teman
 Mampu menerima saran dari teman

8. Kerja keras  Mencari informasi dari sumber di luar buku


pelajaran
 Menggunakan sebagian besar waktu di kelas
untuk belajar maupun di luar kelas

9. Rasa ingin tahu  Bertanya kepada guru dan teman tentang

53
materi pelajaran
 Bertanya atau membaca sumber di luar buku
teks tentang materi yang terkait dengan
pelajaran
 Bertanya tentang sesuatu yang terkait
dengan materi pelajaran tetapi di luar yang
dibahas di kelas

10. Komunikatif:  Mendengarkan pendapat orang lain secara


aktif
 Memberikan pendapat dalam kerja kelompok
di kelas

M. Penumbuhan Budi Pekerti


Dalam rangka mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015
tentang penumbuhan budi pekerti, SDN Wonorejo 01 melalui pembiasaan
umum dan pembiasaan harian, mingguan , bulanan, tengah tahunan dan
pembiasaan tahunan.
1. Pembiasaan umum
a. memberi salam, senyum, dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah;
b. membersihkan lingkungan sekolah dari limbah fisik dan visual;
c. santun dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku;
d. berpakaian sopan sesuai norma dan budaya nasional dan/atau lokal;
e. menggunakan sumber daya sekolah (air, listrik, telpon, dsb.) secara
efisien untuk mencegah berbagai bentuk pemborosan;
f. mengurangi penggunaan plastik/bahan lain yang tidak mudah terurai;
g. mematikan lampu dan semua alat yang menggunakan listrik saat tidak
diperlukan;
h. mematikan kran air saat tidak diperlukan;
i. membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;

54
j. Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau
saluran air sekolah;
k. Menjaga ketertiban dan kenyamanan layanan sekolah;
l. menyanyikan lagu-lagu bermuatan moral;
m. Setiap warga sekolah menjenguk warga sekolah lainnya yang
mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan sebagainya;
n. Siswa membiasakan membuat skala prioritas kebutuhan sesuai dengan
tingkat kepentingannya; dan
o. Siswa membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai
bentuk (misalnya bank, celengan, dan sejenisnya).

2. Pembiasaan Harian
a. siswa mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali sebelum
berangkat ke sekolah;
b. Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut
kedatangan siswa sesuai dengan tata nilai yang berlaku;
c. siswa berbaris menjelang masuk kelas yang dipimpin oleh satu orang
siswa secara bergantian;
d. Secara bersama siswa mengucapkan salam hormat kepada guru
sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang siswa secara
bergantian;
e. Siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, dipimpin
oleh seorang siswa secara bergantian berdasarkan kesepakatan kelas;
f. Siswa dan warga sekolah harus membaca buku bacaan minimal 15
(lima belas) menit setiap hari sebelum/setelah selesai pembelajaran di
sekolah;
g. Siswa membiasakan diri untuk bertanya kepada guru selama proses
pembelajaran dan/atau setelah selesai pembelajaran, dengan
mengangkat tangan untuk memohon ijin terlebih dahulu;

55
h. Siswa selalu merapikan bangku masing-masing sebelum
meninggalkan ruang kelas diakhir proses pembelajaran;
i. warga sekolah menyanyikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/
atau lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung,
Pancasila Rumah Kita, Kebyar– Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku,
dan lain-lain;
j. Siswa melaksanakan piket kebersihan kelas secara beregu dan
bergantian regu;
k. warga sekolah menunaikan ibadah bersama di sekolah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya; dan
l. setiap siswa dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama,
seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan
sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti.

3. Pembiasaan Mingguan
a. melaksanakan apel bendera setiap hari Senin dengan berpakaian
seragam sekolah;
b. melaksanakan senam nasional bersama dan/atau senam yang
diciptakan oleh daerah masing-masing;
c. pemeriksaan kebersihan pakaian, gigi, kuku, dan rambut oleh Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS);
d. pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) siswa secara acak;
e. menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan; dan
f. melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas
kebersihan setempat.
4. Pembiasaan Bulanan
a. menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah;
b. melaksanakan kerja bakti;
c. penataan ruang kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas;
d. membuat buletin dan/atau majalah dinding;

56
e. Siswa melakukan diskusi kelompok dihadiri oleh guru dan tenaga
kependidikan; dan
f. Sekolah menyediakan ruang publik untuk berkreasi siswa secara bebas
dan bertanggung jawab.
5. Pembiasaan Tengah Tahunan
a. melaksanakan kerja bakti untuk lingkungan sekitar sekolah;
b. melaksanakan berbagai jenis lomba antar kelas;
c. menyelenggarakan forum diskusi siswa dengan narasumber berasal
dari siswa dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan;
d. memelihara bangku kelas dan fasilitas sekolah lainnya agar selalu
tetap bersih dari coretan dalam bentuk apapun; dan
e. siswa berlatih membuat produk kreatif yang dapat dijual.
6. Pembiasaan Tahunan
a. memperingati hari besar nasional dan keagamaan;
b. melaksanakan kerja bakti bersama warga lingkungan sekitar sekolah;
c. melaksanakan lomba kelas sehat secara berkelanjutan;
d. mengikutsertakan perwakilan siswa dalam penyusunan tata tertib
sekolah;
e. melaksanakan pentas seni dan/atau pameran karya siswa; dan
f. mengikuti kegiatan perlombaan dan festival di luar sekolah baik
tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, atau nasional.

57

Anda mungkin juga menyukai