Anda di halaman 1dari 9

RESUME MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

OLEH:

INDAH WISMAYANTI

170440065

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2019
TEKNIK MITIGASI RESIKO STRATEGIK

 Cara Mengatasi Perubahan Langkap Bisnis

Ada 5 langkah yang harus dilakukan pebisnis dalam menghadapi perubahan bisnis :

1. Meningkatkan mutu SDM


Sebuah bisnis yang berkembang tidak terlepas dengan persaingan yang semakin ketat.
Agar bisnis Anda tetap survive dan mampu bersaing maka meningkatkan mutu SDM adalah
langkah pertama yang harus Anda lakukan. Seluruh personel yang terlibat dalam bisnis Anda,
termasuk juga Anda selaku owner harus meningkatkan kualitas diri. Tantangan bisnis yang
akan Anda hadapi di kemudian hari akan semakin berat. Jika Anda dan tim tidak segera
memperbaiki diri dan meningkatkan mutu personel tentunya akan menurunkan performa dan
kredibilitas usaha Anda. Senantiasa meningkatkan kualitas diri akan membuat bisnis Anda
tetap bertahan di berbagai keadaan.

2. Responsif
Cepat tanggap dan responsif terhadap perubahan yang mendadak terjadi dapat dihadapi
jika Anda memiliki SDM yang berkualitas dan tangguh. Kejelian Anda dalam melihat
peluang baru, kecepatan dalam menangani keluhan konsumen, tanggap terhadap serangan
kompetitor membutuhkan strategi yang jitu dalam menghadapinya. Jika Anda salah dalam
menangani keluhan konsumen, maka konsumen akan semakin kecewa, meninggalkan Anda,
dan beralih ke kompetitor.

3. Upgrade teknologi
Perkembangan teknologi yang berjalan cepat tidak boleh diabaikan. Anda harus
memperhatikan perkembangan teknologi yang dapat mendukung jalannya bisnis Anda.
Sarana dan prasarana produksi memiliki peran yang sangat besar untuk
mendukungpeningkatan kualitas produk. Teknologi terbaru atau canggih memungkinkan
dihasilkannya berbagai mesin atau alat produksi yang lebih efisien dan efektih sehingga dapat
menekan ongkos produksi. Upgrade teknologi, sarana dan prasarana ini juga membutuhkan
tenaga kerja yang handal karena tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Meningkatkan akses informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting saat ini. Begitu juga dalam jalannya sebuah
usaha, keterbatasan akses informasi akan membuat bisnis Anda ketinggalan jaman. Untuk itu
tingkatkan akses informasi yang Anda gunakan. Jika sebelumnya hanya menggunakan
televisi atau surat kabar sebagai sumber informasi, maka sekarang gunakan internet, sosial
media untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Selain dari media online dan offline,
informasi juga bisa Anda dapatkan melalui orang-orang yang berkompeten dibidangnya.
Memperluas jaringan dan membangun relasi dengan mereka yang memiliki pengalaman di
bidang tertentu akan memperluas wacana dan wawasan Anda.

5. Evaluasi pencapaian target


Evaluasi pada sebuah bisnis mutlak dilakukan untuk mengetahui apakah strategi yang
dijalankan sudah berjalan dengan baik atau masih ada kekurangan. Melakukan evaluasisecara
berkala akan menciptakan sistem dalam organisasi semakin baik. Dengan sistem manajeman
yang baik dan tertata maka bisnis akan lebih siap dalam menghadapi perubahan.

 Teknik mengatasi formulasi strategis yang tidak tepat

Dalam strategic management process atau proses manajemen strategi kita harus
membuat rencana, menjalankan rencana, mengevaluasi rencana, membuat rencana yang
diperbaharui dan seterusnya sehingga strategi manajemen terus berkembang dan dapat
mengantisipasi perkembangan internal dan eksternal perusahaan.
Cara mengatasi formulasi strategis yang tidak tepat yaitu dengan menetapkan visi dan
misi dalam tahap awal suatu proses manajemen strategi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
analisis internal baik dari sisi kekuatan (S= strength) maupun sisi kelemahan (W=weakness), dan
juga melakukan analisis eksternal baik berupa kesempatan (O=opportunity) maupun yang berupa
ancaman (T=threat) terhadap bisnis yang dijalani, maka langkah berikutnya adalah seorang
entrepreneur perlu melakukan formulasi strategi bisnis dengan cara mempertemukan faktor-faktor
analisis internal dengan eksternal. Analisis ini akan menghasilkan alternatif-alternatif formulasi
strategi, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
Strategi SO adalah suatu strategi dimana seorang entrepreneur menggunakan kekuatan
yang ada pada bisnisnya untuk memanfaatkan peluang pasar. Sedangkan strategi ST adalah suatu
strategi dimana seorang entrepreneur kekuatan yang ada pada bisnisnya untuk melawan atau
menghadapi ancaman bisnis. Kemudian strategi WO adalah suatu strategi dimana seorang
entrepreneur menggunakan kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki, dan
strategi WT adalah suatu strategi bertahan dimana seorang entrepreneur melakukan usaha untuk
meminimalisir kelamahan serta ancaman yang ada. Jadi dapat dikatakan bahwa perumusan
strategi atau formulasi strategi ini merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang
dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value
terbaik.Secara umum ada 4 kelompok besar jenis strategi yaitu strategi Integrasi, yaitu
membangun atau berintegrasi dengan bisnis lain yang saling support. Kelompok strategi yang
kedua adalah strategi intensif yang fokus agar produk kita dapat menjangkau konsumen
semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis.Yang ketiga adalah strategi
diversifikasi yaitu mendirikan sebuah usaha lain baik sejenis atau tidak. Dan yang terakhir adalah
strategi defensif dimana strategi ini bertujuan mempertahankan keberlangsungan bisnis atau ingin
berhenti berbisnis.

 Teknik mengatasi perubahan kondisi makro ekonomi


1. Pentingnya Makro ekonomi
Ini membantu dalam memahami fungsi sistem ekonomi modern yang kompleks.
Makroekonomi memberi kita petunjuk tentang bagaimana fungsi ekonomi secara keseluruhan
dan bagaimana tingkat pendapatan nasional dan pekerjaan ditentukan berdasarkan permintaan
agregat dan penawaran agregat. Dalam cara tertentu, makroekonomi memang membantu dalam
mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi , tingkat PDB yang lebih tinggi dan tingkat pekerjaan
yang lebih tinggi. juga menganalisa kekuatan yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Memahami masalah makroekonomi memberi isyarat tentang bagaimana mencapai
kondisi tertinggi pertumbuhan ekonomi dan mempertahankannya. Membawa stabilitas dalam
tingkat harga dan analisis fluktuasi dalam kegiatan bisnis adalah serangkaian masalah
makroekonomi lainnya yang diurus dengan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi makro.

2. Masalah dan Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Makro


Masalah-masalah makroekonomi muncul ketika ekonomi tidak cukup mencapai sasaran
pekerjaan penuh, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya ada efek kaskade yang
mengikuti. Pengangguran hasil ketika pekerjaan penuh tidak tercapai. Inflasi merayap ketika
ekonomi gagal mencapai tujuan stabilitas. Fase pertumbuhan stagnan muncul ketika ekonomi
tidak cukup mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi. Semua masalah ini disebabkan oleh terlalu
sedikit atau terlalu banyak permintaan untuk produksi kotor. Misalnya, hasil pengangguran dari
terlalu sedikit permintaan dan inflasi muncul dengan terlalu banyak permintaan. Ada lima cara
mengatasi masalah ekonomi makro yaitu:

 Ciptakan Lapangan Kerja Untuk Pengangguran


Pengangguran muncul ketika faktor-faktor produksi yang mau dan mampu menghasilkan
barang dan jasa tidak secara aktif terlibat dalam produksi. Pengangguran berarti ekonomi tidak
mencapai tujuan ekonomi makro dari pekerjaan penuh. Pengangguran adalah masalah karena:
1. Kurang output diproduksi dan dengan demikian timbul masalah kelangkaan dalam ekonomi.
2. Karena yang pemilik sumber daya menganggur menerima pendapatan lebih sedikit. Ini secara
bertahap mengurangi standar hidup.
3. Jadi tingkat pengangguran pada akhirnya memberi tahu kita berapa banyak orang dari kumpulan
tenaga kerja yang tersedia tidak dapat menemukan pekerjaan.

Secara umum diamati bahwa ketika ekonomi menyaksikan pertumbuhan dari periode ke
periode, yang ditunjukkan dalam tingkat pertumbuhan PDB, tingkat pengangguran cenderung
rendah. Hal ini karena dengan meningkatnya (tingkat PDB, output lebih tinggi, dan karenanya
lebih banyak pekerja diperlukan untuk mengikuti tingkat produksi yang lebih besar. Secara
umum, lebih baik ekonomi, lebih rendah adalah tingkat pengangguran dan sebaliknya.

 Kendalikan Masalah Inflasi


Kenaikan yang konsisten dan terus-menerus di tingkat harga rata-rata dalam ekonomi
menyebabkan inflasi. Dengan kata sederhana, selama Inflasi ada kenaikan umum dalam harga
barang dan jasa dari waktu ke waktu. Dalam kasus seperti itu, harga umumnya naik dari bulan ke
bulan dan tahun ke tahun dan dengan demikian dengan beban inflasi ini ekonomi tidak mencapai
tujuan stabilitasnya. Inflasi menyebabkan kenaikan harga rata-rata.

Di sini, beberapa harga naik lebih dari rata-rata, beberapa naik sedikit, dan beberapa
bahkan menurun. Inflasi adalah masalah karena:
1. Karena ada kenaikan harga barang dan jasa, daya beli uang menurun. Ini pada gilirannya
mengurangi kekayaan finansial dan menurunkan standar hidup.
2. Ketidakpastian yang lebih besar melingkupi perencanaan jangka panjang.
3. Pendapatan dan kekayaan cenderung didistribusikan secara sembarangan di antara berbagai
sektor ekonomi dan di antara pemilik sumber daya.

 Siklus Bisnis
Pengangguran dan inflasi cenderung muncul pada fase-fase yang berbeda dari siklus
bisnis. Probabilitas masalah ini akan bervariasi. Pada beberapa waktu, pengangguran lebih sedikit
masalah dan inflasi lebih banyak. Di lain waktu, pengangguran lebih merupakan masalah dan
inflasi lebih sedikit. Sekarang kita akan memahami bagaimana kedua masalah ini terhubung ke
dua fase utama dari siklus bisnis. Fase Kontraksi: Selama fase kontraksi bisnis siklus ada
penurunan umum dalam kegiatan ekonomi. Permintaan agregat keseluruhan lebih sedikit yang
berarti bahwa ada lebih sedikit output yang dihasilkan, dan dengan demikian lebih sedikit sumber
daya yang digunakan untuk hal yang sama. Untuk alasan ini, pengangguran cenderung menjadi
masalah utama di sini.

Tetapi pada saat yang sama karena pasar cenderung memiliki surplus lebih banyak
daripada kekurangan, inflasi cenderung menjadi kurang masalah selama fase ini. Fase
Ekspansi:Selama fase ekspansi dari siklus bisnis ada peningkatan umum dalam kegiatan
ekonomi. Dengan demikian, keseluruhan permintaan agregat meningkat sehingga menghasilkan
lebih banyak produksi dan sumber daya dipekerjakan pada tingkat yang lebih tinggi. Permintaan
lebih dari pasokan. Oleh karena itu, pasar lebih cenderung memiliki kekurangan daripada surplus.
Jadi inflasi cenderung menjadi masalah utama selama fase ini. Namun, dengan produksi yang
kuat, lebih banyak orang dibutuhkan untuk mengatasi permintaan Ayub dan dengan demikian
pengangguran cenderung kurang masalah

 Mengendalikan Peningkatan Suku bunga


Suku bunga adalah biaya yang dipungut oleh bank untuk meminjamkan pinjaman. Ketika
bisnis meminjam uang dari bank dari waktu ke waktu, kenaikan suku bunga akan secara langsung
mempengaruhi bisnis. Dengan kenaikan suku bunga akan menyebabkan kenaikan biaya bunga.
Dalam kasus seperti itu, bisnis harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk membayar kembali
pinjaman. Seiring dengan bisnis, perubahan suku bunga juga mempengaruhi pelanggan yang pada
gilirannya akan mempengaruhi bisnis. Individu dalam kasus seperti itu harus membayar jumlah
yang lebih tinggi untuk meminjam uang, pada akhirnya menurunkan permintaan untuk produk
besar.

 Atasi Pertumbuhan Stagnan


Pertumbuhan yang stagnan terjadi ketika Pasokan produk tidak meningkat atau menurun
di bawah tolok ukur. Peningkatan total produksi barang dan jasa umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan ekonomi. Ini diperlukan untuk mengimbangi peningkatan populasi dan harapan
standar hidup yang meningkat. Pertumbuhan yang stagnan ada jika produksi total tidak sesuai
dengan harapan ini. Oleh karena itu tujuan ekonomi makro pertumbuhan ekonomi tidak tercapai.
Alasan yang mungkin untuk pertumbuhan stagnan dapat dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas
sumber daya yang digunakan untuk produksi.
Jadi mari kita pahami alasannya secara detail. Kuantitas dari empat faktor produksi dapat
membatasi pertumbuhan produksi. Faktor-faktor ini adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan
kewirausahaan. Jika orang yang malas memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan
menghabiskan waktunya untuk tidak melakukan apa pun selain tidur di sofa ruang tamu orang
tuanya, maka jumlah total tenaga kerja menurun. Dengan demikian kuantitas tenaga kerja
didasarkan pada populasi keseluruhan dan bagian dari populasi yang mau dan mampu bekerja.
Jika misalnya, peraturan Pemerintah dan pajak tinggi menghambat beberapa industri untuk
membangun pabrik baru di sektor manufaktur, itu akan benar-benar menurunkan kuantitas modal.

 Teknik mengatasi perubahan pada stakeholder

Ada beberapa hal yang tidak pernah kita sadari salah satunya yaitu istilah yang sering
muncul dan sering kita dengar : “Stakeholder”. Sebenarnya apakah arti dari stakeholder itu?
Istilah yang tidak asing namun terasa asing jika kita tidak mengetahui artinya. Stakeholder adalah
pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang yang memiliki kepentingan di dalam
perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara
keseluruhan. Stakeholder dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholder internal dan stakeholder
eksternal. Stakeholder internal meliputi organisasi / industri itu sendiri, pemegang saham, pemilik
bisnis, dan para karyawan. Sedangkan stakeholder eksternal meliputi konsumen, supplier,
pesaing, investor, pemerintah, sebuah komunitas lokal di suatu daerah, media, masyarakat secara
umum, dll.
Dalam hal menyeimbangkan peran dan hubungan antara stakeholder, maka perusahaan
harus memiliki tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR (Corporate
Social Responsibility) kepada para stakeholdernya jika menginginkan perusahaannya terus
beroperasi dalam jangka panjang, terlebih lagi dalam hal memaksimalkan keuntungan. Dibawah
ini merupakan Beberapa cara mrngatasi perubahan stakeholder dengan cara tanggung jawab
sosial yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab sosial kepada karyawan


Dalam melakukan pekerjaan di perusahaan / organisasi para pemilik perusahaan harus
memiliki tanggung jawab sosial pada karyawan seperti memberikan fasilitas yang nyaman dan
sesuai bagi karyawan mereka, memberikan gaji sesuai dengan perjanjian kerja yang tertulis, dan
tidak melakukan diskriminasi dalam hal apapun pada karyawan.

2. Tanggung jawab sosial kepada konsumen

Jika dahulu kita sering mendengar pernyataan “konsumen adalah Raja”, sekarang
pernyataan tersebut berubah menjadi “konsumen adalah mitra”. Seperti pernyataan bahwa
konsumen adalah mitra berarti perusahaan harus bisa menjadi rekan baik bagi para konsumen
mereka. Lewat pendekatan CRM (Customers Relation Management), perusahaan berusaha
memberikan manfaat yang baik dengan menjual produk / jasa kepada para konsumennya dengan
harapan adanya Repeat Order  dari mereka.

3. Tanggung jawab sosial kepada supplier

Kerja sama antara perusahaan dengan para supplier harus dijaga dengan adanya tindakan
kejujuran dalam penetapan harga dan hak untuk menjual, mengedepankan rasa toleransi agar
tercipta hubungan jangka panjang dalam bisnis, selalu bertukar informasi dengan supplier, dan
melakukan pembayaran secara tepat waktu pada para supplier.
4. Tanggung jawab sosial pemegang saham

Perusahaan harus melibatkan pemegang saham (investor) dalam pembuatan sebuah


keputusan di perusahaan. Karena perusahaan memiliki tanggung jawab berkaitan dengan
kepuasan investor dan semua keputusan yang diambil oleh perusahaan adalah demi kepentingan
investor. Hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan ini harus tetap terjaga agar tujuan
obyektif perusahaan dapat tercapai dengan maksimal.

5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan

Tanggung jawab sosial di sini berkaitan dengan hal kelestarian lingkungan. Beberapa hal
yang biasanya dilakukan perusahaan adalah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar
seperti di bidang pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan bantuan sosial. Penting bagi individu
yang berkecimpung di dunia entrepreneur atau calon entrepreneur untuk mengetahui tentang para
stakeholder mereka dan bagaimana tanggung jawab sosial kepada para stakeholder agar
terbangun kerjasama yang kuat antara keduanya demi mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan
agar maksimal.

Anda mungkin juga menyukai