OLEH:
INDAH WISMAYANTI
170440065
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
TEKNIK MITIGASI RESIKO STRATEGIK
Ada 5 langkah yang harus dilakukan pebisnis dalam menghadapi perubahan bisnis :
2. Responsif
Cepat tanggap dan responsif terhadap perubahan yang mendadak terjadi dapat dihadapi
jika Anda memiliki SDM yang berkualitas dan tangguh. Kejelian Anda dalam melihat
peluang baru, kecepatan dalam menangani keluhan konsumen, tanggap terhadap serangan
kompetitor membutuhkan strategi yang jitu dalam menghadapinya. Jika Anda salah dalam
menangani keluhan konsumen, maka konsumen akan semakin kecewa, meninggalkan Anda,
dan beralih ke kompetitor.
3. Upgrade teknologi
Perkembangan teknologi yang berjalan cepat tidak boleh diabaikan. Anda harus
memperhatikan perkembangan teknologi yang dapat mendukung jalannya bisnis Anda.
Sarana dan prasarana produksi memiliki peran yang sangat besar untuk
mendukungpeningkatan kualitas produk. Teknologi terbaru atau canggih memungkinkan
dihasilkannya berbagai mesin atau alat produksi yang lebih efisien dan efektih sehingga dapat
menekan ongkos produksi. Upgrade teknologi, sarana dan prasarana ini juga membutuhkan
tenaga kerja yang handal karena tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Meningkatkan akses informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting saat ini. Begitu juga dalam jalannya sebuah
usaha, keterbatasan akses informasi akan membuat bisnis Anda ketinggalan jaman. Untuk itu
tingkatkan akses informasi yang Anda gunakan. Jika sebelumnya hanya menggunakan
televisi atau surat kabar sebagai sumber informasi, maka sekarang gunakan internet, sosial
media untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Selain dari media online dan offline,
informasi juga bisa Anda dapatkan melalui orang-orang yang berkompeten dibidangnya.
Memperluas jaringan dan membangun relasi dengan mereka yang memiliki pengalaman di
bidang tertentu akan memperluas wacana dan wawasan Anda.
Dalam strategic management process atau proses manajemen strategi kita harus
membuat rencana, menjalankan rencana, mengevaluasi rencana, membuat rencana yang
diperbaharui dan seterusnya sehingga strategi manajemen terus berkembang dan dapat
mengantisipasi perkembangan internal dan eksternal perusahaan.
Cara mengatasi formulasi strategis yang tidak tepat yaitu dengan menetapkan visi dan
misi dalam tahap awal suatu proses manajemen strategi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
analisis internal baik dari sisi kekuatan (S= strength) maupun sisi kelemahan (W=weakness), dan
juga melakukan analisis eksternal baik berupa kesempatan (O=opportunity) maupun yang berupa
ancaman (T=threat) terhadap bisnis yang dijalani, maka langkah berikutnya adalah seorang
entrepreneur perlu melakukan formulasi strategi bisnis dengan cara mempertemukan faktor-faktor
analisis internal dengan eksternal. Analisis ini akan menghasilkan alternatif-alternatif formulasi
strategi, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
Strategi SO adalah suatu strategi dimana seorang entrepreneur menggunakan kekuatan
yang ada pada bisnisnya untuk memanfaatkan peluang pasar. Sedangkan strategi ST adalah suatu
strategi dimana seorang entrepreneur kekuatan yang ada pada bisnisnya untuk melawan atau
menghadapi ancaman bisnis. Kemudian strategi WO adalah suatu strategi dimana seorang
entrepreneur menggunakan kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki, dan
strategi WT adalah suatu strategi bertahan dimana seorang entrepreneur melakukan usaha untuk
meminimalisir kelamahan serta ancaman yang ada. Jadi dapat dikatakan bahwa perumusan
strategi atau formulasi strategi ini merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang
dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value
terbaik.Secara umum ada 4 kelompok besar jenis strategi yaitu strategi Integrasi, yaitu
membangun atau berintegrasi dengan bisnis lain yang saling support. Kelompok strategi yang
kedua adalah strategi intensif yang fokus agar produk kita dapat menjangkau konsumen
semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis.Yang ketiga adalah strategi
diversifikasi yaitu mendirikan sebuah usaha lain baik sejenis atau tidak. Dan yang terakhir adalah
strategi defensif dimana strategi ini bertujuan mempertahankan keberlangsungan bisnis atau ingin
berhenti berbisnis.
Secara umum diamati bahwa ketika ekonomi menyaksikan pertumbuhan dari periode ke
periode, yang ditunjukkan dalam tingkat pertumbuhan PDB, tingkat pengangguran cenderung
rendah. Hal ini karena dengan meningkatnya (tingkat PDB, output lebih tinggi, dan karenanya
lebih banyak pekerja diperlukan untuk mengikuti tingkat produksi yang lebih besar. Secara
umum, lebih baik ekonomi, lebih rendah adalah tingkat pengangguran dan sebaliknya.
Di sini, beberapa harga naik lebih dari rata-rata, beberapa naik sedikit, dan beberapa
bahkan menurun. Inflasi adalah masalah karena:
1. Karena ada kenaikan harga barang dan jasa, daya beli uang menurun. Ini pada gilirannya
mengurangi kekayaan finansial dan menurunkan standar hidup.
2. Ketidakpastian yang lebih besar melingkupi perencanaan jangka panjang.
3. Pendapatan dan kekayaan cenderung didistribusikan secara sembarangan di antara berbagai
sektor ekonomi dan di antara pemilik sumber daya.
Siklus Bisnis
Pengangguran dan inflasi cenderung muncul pada fase-fase yang berbeda dari siklus
bisnis. Probabilitas masalah ini akan bervariasi. Pada beberapa waktu, pengangguran lebih sedikit
masalah dan inflasi lebih banyak. Di lain waktu, pengangguran lebih merupakan masalah dan
inflasi lebih sedikit. Sekarang kita akan memahami bagaimana kedua masalah ini terhubung ke
dua fase utama dari siklus bisnis. Fase Kontraksi: Selama fase kontraksi bisnis siklus ada
penurunan umum dalam kegiatan ekonomi. Permintaan agregat keseluruhan lebih sedikit yang
berarti bahwa ada lebih sedikit output yang dihasilkan, dan dengan demikian lebih sedikit sumber
daya yang digunakan untuk hal yang sama. Untuk alasan ini, pengangguran cenderung menjadi
masalah utama di sini.
Tetapi pada saat yang sama karena pasar cenderung memiliki surplus lebih banyak
daripada kekurangan, inflasi cenderung menjadi kurang masalah selama fase ini. Fase
Ekspansi:Selama fase ekspansi dari siklus bisnis ada peningkatan umum dalam kegiatan
ekonomi. Dengan demikian, keseluruhan permintaan agregat meningkat sehingga menghasilkan
lebih banyak produksi dan sumber daya dipekerjakan pada tingkat yang lebih tinggi. Permintaan
lebih dari pasokan. Oleh karena itu, pasar lebih cenderung memiliki kekurangan daripada surplus.
Jadi inflasi cenderung menjadi masalah utama selama fase ini. Namun, dengan produksi yang
kuat, lebih banyak orang dibutuhkan untuk mengatasi permintaan Ayub dan dengan demikian
pengangguran cenderung kurang masalah
Ada beberapa hal yang tidak pernah kita sadari salah satunya yaitu istilah yang sering
muncul dan sering kita dengar : “Stakeholder”. Sebenarnya apakah arti dari stakeholder itu?
Istilah yang tidak asing namun terasa asing jika kita tidak mengetahui artinya. Stakeholder adalah
pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang yang memiliki kepentingan di dalam
perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara
keseluruhan. Stakeholder dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholder internal dan stakeholder
eksternal. Stakeholder internal meliputi organisasi / industri itu sendiri, pemegang saham, pemilik
bisnis, dan para karyawan. Sedangkan stakeholder eksternal meliputi konsumen, supplier,
pesaing, investor, pemerintah, sebuah komunitas lokal di suatu daerah, media, masyarakat secara
umum, dll.
Dalam hal menyeimbangkan peran dan hubungan antara stakeholder, maka perusahaan
harus memiliki tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR (Corporate
Social Responsibility) kepada para stakeholdernya jika menginginkan perusahaannya terus
beroperasi dalam jangka panjang, terlebih lagi dalam hal memaksimalkan keuntungan. Dibawah
ini merupakan Beberapa cara mrngatasi perubahan stakeholder dengan cara tanggung jawab
sosial yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Jika dahulu kita sering mendengar pernyataan “konsumen adalah Raja”, sekarang
pernyataan tersebut berubah menjadi “konsumen adalah mitra”. Seperti pernyataan bahwa
konsumen adalah mitra berarti perusahaan harus bisa menjadi rekan baik bagi para konsumen
mereka. Lewat pendekatan CRM (Customers Relation Management), perusahaan berusaha
memberikan manfaat yang baik dengan menjual produk / jasa kepada para konsumennya dengan
harapan adanya Repeat Order dari mereka.
Kerja sama antara perusahaan dengan para supplier harus dijaga dengan adanya tindakan
kejujuran dalam penetapan harga dan hak untuk menjual, mengedepankan rasa toleransi agar
tercipta hubungan jangka panjang dalam bisnis, selalu bertukar informasi dengan supplier, dan
melakukan pembayaran secara tepat waktu pada para supplier.
4. Tanggung jawab sosial pemegang saham
Tanggung jawab sosial di sini berkaitan dengan hal kelestarian lingkungan. Beberapa hal
yang biasanya dilakukan perusahaan adalah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar
seperti di bidang pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan bantuan sosial. Penting bagi individu
yang berkecimpung di dunia entrepreneur atau calon entrepreneur untuk mengetahui tentang para
stakeholder mereka dan bagaimana tanggung jawab sosial kepada para stakeholder agar
terbangun kerjasama yang kuat antara keduanya demi mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan
agar maksimal.