Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN PERSYARATAN DAN PROSES PERIZINAN

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK UTAMA


DI KOTA TASIKMALAYA

Oleh:
Ayu Rahmawati
NIM. 20344020

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
DEFINISI

1. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. (Undang-undang No 44 Tahun 2009)
2. Klinik utama adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik
(PMK No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 1 ayat 1)
3. Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang diberikan kepada pelaku usaha untuk
memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatan dan diberikan dalam bentuk
persetujuan yang dituangkan dalam bentuk surat/keputusan atau pemenuhan persyaratan
dan/atau komitmen.
4. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang
selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh lembaga
OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota
kepada pelaku usaha melalui elektronik yang terintegrasi.
5. Pelaku Usaha adalah perseorangan atau non perseorangan yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
6. Pendaftaran adalah pendaftaran usaha dan/atau kegiatan oleh Pelaku Usaha melalui OSS.
7. Izin Usaha adalah izin yang diterbitkan oleh lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota setelah Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran dan untuk memulai usaha dan/atau kegiatan sampai sebelum pelaksanaan
komersial atau operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau komitmen.
8. Izin Komersial atau Operasional adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk
dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota setelah Pelaku
Usaha mendapatkan Izin Usaha dan untuk melakukan kegiatan komersial atau
operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau komitmen.
9. Komitmen adalah pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhi persyaratan Izin Usaha
dan/atau Izin Komersial atau Operasional.
10. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS yang selanjutnya disebut Lembaga OSS
adalah lembaga pemerintahan non kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal.
11. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas Pelaku Usaha
yang diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran.
12. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.
13. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
system elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta,
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, perforasi yang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
14. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yangterdiri atas informasi elektronik yang
dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan
sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
15. E-Farmasi adalah elektronik yang digunakan dalam penyelenggaraan kefarmasian.
16. Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi yang selanjutnya disingkat PSEF adalah badan
hukum yang menyediakan, mengelola, dan/ atau mengoperasikan e-farmasi untuk
keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain.

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN SECARA HIRARKI


1. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. PMK No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. PMK No.56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan RS
4. PMK No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di RS
5. PMK No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Beusaha Terintegritas Secara
Elektronik Sektor Kesehatan

JENIS DAN CONTOH IZIN YANG DIPERLUKAN


No Aspek IFRS Klinik Utama
1. Jenis dan PMK No.56 tahun 2014 tentang PMK No.9 tahun 2014 tentang
Contoh Izin Klasifikasi dan Perizinan RS Klinik Utama
yang di Jenis Izin: Pasal 25
perlukan Pasal 1 ayat 4 Jenis Izin:
Izin Mendirikan Rumah Sakit, yang 1) Setiap penyelenggaraan Klinik
selanjutnya disebut Izin Mendirikan wajib memiliki izin mendirikan
adalah izin yang diberikan oleh dan izin operasional.
pejabat yang berwenang kepada 2) Izin mendirikan sebagaimana
instansi Pemerintah, Pemerintah dimaksud pada ayat (1) diberikan
Daerah atau badan swasta yang oleh pemerintah daerah
akan mendirikan bangunan atau kabupaten/kota.
mengubah fungsi bangunan yang 3) Izin operasional sebagaimana
telah ada untuk menjadi rumah dimaksud pada ayat (1) diberikan
sakit setelah memenuhi persyaratan oleh pemerintah daerah
yang ditetapkan dalam Peraturan kabupaten/kota atau kepala dinas
Menteri ini. kesehatan kabupaten/kota.

Pasal 1 ayat 5 Contoh izin:


Izin Operasional Rumah Sakit, Pasal 26 dan 27
yang selanjutnya disebut Izin Izin mendirikan dan operasional
Operasional adalah izin yang lokasi, bangunan, prasarana,
diberikan oleh pejabat yang ketenagaan, peralatan, kefarmasian,
berwenang sesuai kelas rumah sakit dan laboratorium .
kepada penyelenggara/pengelola
rumah sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit setelah
memenuhi persyaratan dan standar
yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri ini.

Contoh izin:
Contoh izin mendirikan : Pasal 66
Izin Mendirikan diberikan untuk
mendirikan bangunan baru atau
mengubah fungsi bangunan lama
untuk difungsikan sebagai Rumah
Sakit.

Contoh izin operasional : Pasal 72


ayat 3
Dokumen administrasi dan
manajemen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf k meliputi:
a. badan hukum atau kepemilikan;
b. peraturan internal Rumah Sakit
(hospital bylaws);
c. komite medik;
d. komite keperawatan;
e. satuan pemeriksaan internal;
f. surat izin praktik atau surat izin
kerja tenaga kesehatan;
g. standar prosedur operasional
kredensial staf medis;
h. surat penugasan klinis staf
medis; dan
i. surat keterangan/sertifikat hasil
uji/kalibrasi alat kesehatan.

MASUKAN, KEGIATAN, PROSES DAN HASIL YANG ADA UNTUK PERIZINAN

No Aspek IFRS Klinik Utama


1. Masukan/In PMK No.56 tahun 2014 tentang PMK No.9 tahun 2014 tentang
put Klasifikasi dan Perizinan RS Klinik
Izin mendirikan bangunan Pasal 26 ayat 1
Pasal 67 ayat 1 Untuk mendapatkan izin mendirikan,
Pemilik atau pengelola yang akan penyelenggara Klinik harus
mendirikan Rumah Sakit melengkapi persyaratan:
mengajukan permohonan Izin a. identitas lengkap pemohon;
Mendirikan kepada pemberi izin b. salinan/fotokopi pendirian badan
sesuai dengan klasifikasi Rumah hokum atau badan usaha, kecuali
Sakit yang akan didirikan untuk kepemilikan perorangan;
sebagaimana dimaksud dalam c. salinan/fotokopi yang sah
Pasal 64 sertifikat tanah, bukti
secara tertulis dengan kepemilikan lain yang disahkan
melampirkan: oleh notaris, atau bukti surat
a. Fotokopi akta pendirian badan kontrak minimal untuk jangka
hukum yang sah sesuai dengan waktu 5 (lima) tahun;
ketentuan peraturan d. dokumen SPPL untuk Klinik
perundang-undangan, kecuali rawat jalan, atau dokumen UKL-
instansi Pemerintah atau UPL untuk Klinik rawat inap
Pemerintah Daerah; sesuai ketentuan peraturan
b. Studi kelayakan; perundang-undangan; dan
c. master plan; e. profil Klinik yang akan didirikan
d. Detail Engineering Design; meliputi pengorganisasian,
e. Dokumen pengelolaan dan lokasi, bangunan, prasarana,
pemantauan lingkungan; ketenagaan, peralatan,
f. Fotokopi sertifikat tanah/bukti kefarmasian, laboratorium, serta
kepemilikan tanah atas nama pelayanan yang diberikan;
badan hukum pemilik rumah f. persyaratan lainnya sesuai
sakit; dengan peraturan daerah
g. Izin undang-undang gangguan setempat.
(Hinder Ordonantie/HO);
h. Surat IzinTempat Usaha
(SITU);
i. Izin Mendirikan Bangunan
(IMB);
j. Izin operasional

Pasal 72 ayat 1
Untuk memperoleh Izin
Operasional, pengelola mengajukan
permohonan secara tertulis kepada
pejabat pemberi izin sesuai dengan
klasifikasi Rumah Sakit dengan Pasal 27
melampirkan dokumen: 1) Untuk mendapatkan izin
a. Izin Mendirikan Rumah Sakit, operasional, penyelenggara Klinik
bagi permohonan Izin harus memenuhi persyaratan teknis
Operasional untuk pertama kali; dan administrasi.
b. Profil RumahSakit, meliputi visi 2) Persyaratan teknis meliputi
dan misi, lingkup kegiatan, persyaratan lokasi, bangunan,
rencana strategi, dan struktur prasarana, ketenagaan, peralatan,
organisasi; kefarmasian, dan laboratorium.
c. Isian instrument self assessment 3) Persyaratan administrasi meliputi
sesuai klasifikasi Rumah Sakit izin mendirikan dan rekomendasi
yang meliputi pelayanan, dari dinas kesehatan
sumber daya manusia, peralatan, kabupaten/kota.
bangunan dan prasarana;
d. Gambar desain (blue print) dan
foto bangunan serta sarana dan
prasarana pendukung;
e. Izin penggunaan bangunan
(IPB) dan sertifikat fungsi;
f. Dokumen pengelolaan
lingkungan berkelanjutan;
g. daftar sumber daya manusia;
h. daftar peralatan medis dan non
medis;
i. daftar sediaan farmasi dan alat
kesehatan;
j. berita acara hasil uji fungsi
peralatan kesehatan disertai
kelengkapan berkas izin
pemanfaatan dari instansi
berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk peralatan
tertentu;
k. dokumen administrasi dan
manajemen.

2. Kegiatan/Pr PMK No.56 tahun 2014 tentang PMK No.9 tahun 2014 tentang
oses Klasifikasi dan Perizinan RS klinik utama
Izin mendirikan : Pasal 68 Izin medirikan : Pasal 26 ayat 1 dan 2
1) Pemberi izin harus 1) Izin mendirikan diberikan untuk
menerbitkan bukti penerimaan jangka waktu 6 (enam) bulan, dan
berkas permohonan yang telah dapat diperpanjang paling lama 6
lengkap atau memberikan (enam) bulan apabila belum dapat
informasi apabila berkas memenuhi persyaratan.
permohonan belum lengkap 2) Apabila batas waktu sebagaimana
kepada pemilik atau pengelola dimaksud pada ayat (2) habis dan
yang mengajukan permohonan pemohon tidak dapat memenuhi
Izin Mendirikan sebagaimana persyaratan, maka pemohon
dimaksud dalam Pasal 67 harus mengajukan permohonan
dalam jangka waktu paling izin mendirikan yang baru
lama 6 (enam) hari kerja sejak sebagaimana dimaksud pada ayat
berkas permohonan diterima. (1).
2) Dalam hal berkas permohonan
belum lengkap sebagaimana Izin operasional : Pasal 29
dimaksud pada ayat (2), (1) Apabila dalam permohonan izin
pemohon harus mengajukan operasional, pemohon dinyatakan
permohonan ulang kepada masih harus melengkapi
pemberi izin. persyaratan sesuai ketentuan
3) Dalam jangka waktu 14 (empat Pasal 29 ayat (3), maka
belas) hari kerja setelah bukti Pemerintah daerah
penerimaan berkas diterbitkan, kabupaten/kota atau kepala dinas
pemberi izin harus menetapkan kesehatan kabupaten/kota harus
untuk memberikan atau segera memberitahukan kepada
menolak permohonan Izin pemohon dalam jangka waktu 1
Mendirikan. (satu) bulan.
4) Dalam hal terdapat masalah (2) Pemohon sebagaimana dimaksud
yang tidak dapat diselesaikan pada ayat (1) dalam jangka waktu
dalam kurun waktu 60 (enam puluh) hari sejak
sebagaimana dimaksud pada pemberitahuan disampaikan,
ayat (3), pemberi izin dapat harus segera melengkapi
memperpanjang jangka waktu persyaratan yang belum dipenuhi.
pemrosesan izin paling lama (3) Apabila dalam jangka waktu
14 (empat belas) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
dengan menyampaikan (2) pemohon tidak dapat
pemberitahuan tertulis kepada memenuhi persyaratan,
pemohon. pemerintah daerah
5) Penetapan pemberian atau kabupaten/kota atau kepala dinas
penolakan permohonan Izin kesehatan kabupaten/kota
Mendirikan dilakukan setelah mengeluarkan surat penolakan
pemberi izin melakukan atas permohonan izin operasional
penilaian dokumen dan dalam jangka waktu 7 (tujuh)
peninjauan lapangan. hari.
6) Dalam hal permohonan Izin Pasal 30
Mendirikan ditolak, pemberi (1) Perpanjangan izin operasional
izin harus memberikan alasan sebagaimana dimaksud dalam
penolakan yang disampaikan Pasal 27 ayat (4) harus diajukan
secara tertuliskepada pemohon paling lama 3 (tiga)
pemohon. bulan sebelum habis masa
7) Apabila pemberi izin tidak berlaku izin operasional.
menerbitkan Izin Mendirikan (2) Dalam waktu 1 (satu) bulan sejak
atau tidak menolak permohonan perpanjangan izin
permohonan hingga sebagaimana dimaksud pada ayat
berakhirnya batas waktu (1) diterima, pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada kabupaten/kota atau kepala dinas
ayat (3) dan ayat (4), kesehatan kabupaten/kota harus
permohonan Izin Mendirikan memberi keputusan berupa
dianggap diterima. penerbitan izin atau penolakan
izin.
Izin operasional : pasal 74 (3) Dalam hal permohonan
Ketentuan mengenai tata cara perpanjangan izin sebagaimana
proses pengajuan, penerimaan, dimaksud pada ayat (2) ditolak,
penerbitan,dan penolakan pemerintah daerah kabupaten/
IzinOperasional sebagaimana kota atau kepala dinas kesehatan
dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) kabupaten/kota wajib
sampai dengan ayat (10) berlaku memberikan alasan penolakan
secara mutatis mutandis terhadap secara tertulis.
tata cara proses pengajuan,
penerimaan, penerbitan, dan
penolakan atas permohonan
perpanjangan dan perubahan Izin
Operasional.

3. Hasil PMK No.56 tahun 2014 tentang PMK No.9 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan RS klinik
Pasal 66 ayat 3 Pasal 28ayat 1
Izin Mendirikan diberikan untuk Pemerintah daerah kabupaten/kota
jangka waktu 1 (satu) tahun dan atau kepala dinas kesehatan
hanya dapat diperpanjang untuk 1 kabupaten/kota harus mengeluarkan
(satu) tahun. keputusan atas permohonan izin
Pasal 70 operasional, paling lama 1 (satu)
(1) Izin Operasional merupakan bulan sejak diterima permohonan izin.
izin yang diberikan kepada
pengelola rumah sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
(2) Izin Operasional berlaku untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.

KESIMPULAN

1. Izin Mendirikan Rumah Sakit diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada instansi
Pemerintah, Pemerintah Daerah atau badan swasta yang akan mendirikan bangunan.
2. Izin Operasional Rumah Sakit diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai kelas
rumah sakit kepada penyelenggara/pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Izin mendirikan Klinik diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
4. Izin operasional Klinik diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota.
5. Untuk mempercepat pelaksanaan berusaha di Indonesia, Pemerintah pada tanggal 26
september 2017 telah mengeluarkan Perpres no 91 tahun 2017 tentang percepatan
berusaha melalui instrument
- Pembentukan satuan tugas di kementrian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
pemerintah daerah Kabupaten/kota yang bertugas mengawal pelaksanaan
investasi /berusaha dan membantu penyelesaian perizinan yang diperlukan.
- Menyederhanakan regulasi dan mempermudah birokrasi perizinan berusaha.
- Menggunakan data atau dokumen bersama dalam perizinan berusaha, serta
- Menyatukan pengajuan, proses, dan pengeluaran perizinan berusaha melalui system
pengelolaan perizinan secara terpadu secara elektronik (Online Single
Submission/OSS).

Anda mungkin juga menyukai